BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and beverages) mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Industri makanan dan minuman dalam negeri terus dipersiapkan terutama untuk menghadapi gelaran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 ini, dimana sektor pangan merupakan salah satu yang akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya. Industri makanan dan minuman (foods and beverages) saat ini mengalami perkembangan dan menjadi perhatian banyak investor untuk menanamkan modalnya. Nilai penanaman modal akan terus meningkat terutama pada perusahaan makanan dan minuman terbuka atau yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), oleh karena itu diperlukan suatu pengelolaan yang efektif, efisien dan produktif terhadap semua bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik. Dalam memutuskan investasi terhadap suatu perusahaan, investor memandangnya dari nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi merupakan cita-cita yang diinginkan oleh para pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan memberikan kepercayaan kepada pasar bahwa tidak
1
2
hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga nilai buku (price book value). Price
book value (PBV) merupakan salah satu indikator dalam menilai
perusahaan yang diberikan pasar keuangan pada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. PBV merupakan perbandingan dari harga suatu saham dengan nilai buku, dimana PBV menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif dengan jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio PBV menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Data rata-rata Price book value (PBV) perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007 – 2012 dapat disajikan pada Gambar 1.1 di bawah ini
Gambar 1.1 Grafik Rata-rata Price Book Value Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 – 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012
3
Berdasarkan Gambar 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang diproksi dengan Price Book Value (PBV) periode tahun 2007-2012 menunjukkan bahwa rasio PBV memiliki nilai lebih dari satu. Nilai rata-rata rasio PBV perusahaan makanan dan minuman periode 2007–2012 cenderung berfluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan mengalami pertumbuhan naik dan turun, namun nilai pasar saham perusahaan-perusahaan tersebut masih di atas nilai nominalnya. Tinggi rendahnya nilai perusahaan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik akan menghasilkan laba yang maksimal sehingga memiliki tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai atau diukur dari rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan terdiri dari berbagai macam rasio sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Rasio keuangan yang paling dominan yang dapat dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan dan dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah rasio provitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aktivitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Untuk memperoleh laba di atas rata-rata, perusahaan harus mampu meningkatkan pendapatan (revenue) dan mengurangi semua beban (expenses) atas pendapatan. Semakin tinggi margin laba bersih menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik dan akan menaikkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini rasio profiabilitas diprosikan dengan Reun On Asset (ROA)
4
Fenomena yang terjadi antara lain kondisi ROA pada perusahaan food and beverages mengalami ketidakstabilan sehingga mengalami fluktuasi dan dalam tampilan laporan keuangan yang dipublikasikan tampak adanya perubahan laba perusahaan. Secara grafik data rata-rata Return on Assets (ROA) perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan periode 6 tahun yaitu 2007– 2012 dapat disajikan pada Gambar 1.2 di bawah ini
Gambar 1.2 Grafik Rata-rata Return on Assets Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 – 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012
Berdasarkan Gambar 1.2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata Return on Assets (ROA) perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007–2012 mengalami perubahan setiap tahunnya dengan kecenderungan meningkat, namun pada tahun 2012 rasio tersebut sedikit mengalami penurunan menjadi 13,11%. Rasio yang tinggi menunjukkan adanya manajemen yang efisien melalui organisasi perusahaan yang menguntungkan sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, rasio profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas
5
jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya. Salah satu analisa dalam mengukur likuiditas dapat dipergunakan rasio lancar atau current ratio (CR). Perusahaan yang memiliki rasio lancar tinggi dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika rasio lancar terlalu tinggi dianggap tidak baik. Setiap nilai ekstrem dapat mengindikasikan adanya masalah misalnya penimbunan kas, banyaknya piutang yang tidak tertagih, penumpukan persediaan, rendahnya pinjaman jangka pendek dan lain-lain. Sebaliknya, rasio lancar yang rendah relatif
lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah
mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Kondisi rasio lancar perusahaan yang baik berdasarkan standar umum pada rasio rata-rata industri makanan dan minuman dapat meningkatkan penilaian perusahaan tersebut. Data rata-rata current ratio (CR) perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007–2012 dapat disajikan pada Gambar 1.3 di bawah ini
Gambar 1.3 Grafik Rata-rata Current Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 – 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012
6
Berdasarkan Gambar 1.3 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata current ratio (CR) perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007–2012 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 rasio lancar atau current ratio perusahaan makanan dan minuman mengalami kenaikan yang signifikan dari 235,26 % hingga mencapai 1152,75 %. Namun demikian pada tahun berikutnya sampai dengan tahun 2012 curent ratio perusahaan makanan dan minuman tersebut terus menerus mengalami penurunan menjadi 403,89 %. Rasio lancar atau current ratio yang baik menunjukkan bahwa perusahaan mampu mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan efektif sehingga meningkatkan nilai perusahaan, sehingga rasio likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali hutangnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka panjangnya. Salah satu analisa dalam melihat dan mengukur solvabilitas dapat dipergunakan rasio utang atau debt ratio (DR). Kondisi rasio utang perusahaan yang baik berdasarkan standar umum pada rasio rata-rata industri manufaktur dapat meningkatkan penilaian perusahaan tersebut. Data rata-rata debt ratio (DR) perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007 – 2012 dapat terlihat pada Gambar 1.4 di bawah ini
7
Gambar 1.4 Grafik Rata-rata Debt Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007–2012 Sumber : BEI periode 2007-2012
Berdasarkan Gambar 1.4 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata debt ratio (DR) perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007–2012 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 debt ratio mengalami sedikit kenaikan dari 0,54 menjadi 0,56. Namun demikian pada tahun berikutnya sampai dengan tahun 2011 debt ratio tersebut terus menerus mengalami penurunan menjadi 0,49. Pada tahun 2012 debt ratio tersebut kembali meningkat menjadi 0,51. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin kecilnya kegiatan perusahaan dibiayai dengan utang. Perusahaan dapat mengelola rasio utangnya dengan baik dengan melakukan kebijakan penggunaan utang berdasarkan proporsi dan prioritasnya dimana kebutuhan utang jangka pendek bersumber dari utang jangka pendek dan kebutuhan utang jangka panjang bersumber dari utang jangka panjang. Rasio utang atau debt ratio yang baik menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan mengelola utang sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, rasio solvabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang
8
aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini untuk mengukur aktivitas dipergunakan rasio perputaran aktiva (total assets turn over). Rasio perputaran aktiva merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif. Data rata-rata Total Assets Turn Over perusahaan makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 6 tahun yaitu 2007 – 2012 dapat terlihat pada Gambar 1.5 di bawah ini
Gambar 1.5 Grafik Rata-rata Total Assets Turnover pada Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Tahun 2007 – 2012 Sumber : BEI periode 2007-2012
Berdasarkan Gambar 1.5 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata total assets turn over perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2007–2012 cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 rasio perputaran total aktiva perusahaan makanan dan minuman adalah sebesar 1,28 dan pada tahun berikutnya naik menjadi 1,32. Namun demikian rasio tersebut sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 1,10 kemudian kembali naik pada tahun 2011
9
menjadi 1,20. Pada tahun 2012 total assets turn over perusahaan tersebut mengalami penurunan hingga mencapai 0,88. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, rasio aktivitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul yaitu : “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
1.2. Identifikasi, Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti ingin mengajukan pokok-pokok identifikasi masalah yaitu sebagai berikut : 1.
ROA (vaiabel proksi dari rasio profitabilitas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 sedikit mengalami penurunan menjadi 13,11% dari tahun sebelumnya. Penurunan ROA tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak begitu berhasil karena tidak efisien dan tidak efektifnya produksi, distribusi, keuangan atau manajemen umum, yaitu kondisi umum perusahaan yang tidak menguntungkan atau kelebihan investasi dalam aktiva.
2.
CR (vaiabel proksi dari rasio likuiditas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 403,89% dari 1152,75%
10
pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari perusahaan tersebut belum mampu untuk melunasi kewajiban-kewajibannya yang bersifat jangka pendek secara tepat waktu karena kekurangan modal untuk membayar utang. 3.
DR (vaiabel proksi dari rasio solvabilitas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 sedikit mengalami sedikit peningkatan menjadi 0,51 dari 0,49 pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan belum memiliki sumber cadangan lainnya untuk membayar utang.
4.
TATO (vaiabel proksi dari rasio aktivitas) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 sedikit mengalami penurunan menjadi 0,88 dari 1,20 pada tahun sebelumnya. Penurunan rasio perputaran aktiva tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih belum dapat memanfaatkan aktiva yang produktif secara optimal.
5.
Nilai rata-rata PBV perusahaan makanan dan minuman periode 2007–2012 cenderung berfluktuatif, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan nilai perusahaan makanan dan minuman naik turun.
1.2.2. Perumusan Masalah Mengacu pada identifikasi masalah yang telah diuraikan, serta untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
11
1.
Bagaimanakah pengaruh rasio profitabilitas (ROA) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2.
Bagaimanakah pengaruh rasio likuiditas (CR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
3.
Bagaimanakah pengaruh rasio solvabilitas (DR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
4.
Bagaimanakah pengaruh rasio aktivitas (TATO) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
5.
Bagaimanakah pengaruh rasio profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), solvabilitas (DR), dan aktivitas (TATO) secara simultan terhadap nilai perusahaan (PBV) makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.2.3. Batasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan mengenai kinerja keuangan perusahaan, maka penelitian ini dibatasi pada : 1.
Kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap nilai perusahaan. Rasio profitabilitas menggunakan indikator return on assets (ROA), rasio likuiditas dalam penelitian ini menggunakan indikator current ratio (CR), rasio solvabilitas menggunakan indikator debt ratio (DR), rasio
12
aktivitas menggunakan indikator total assets turnover (TATO), sedangkan nilai perusahaan menggunakan indikator price book value (PBV). 2.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 15 perusahaan.
3.
Periode data penelitian selama 6 (enam) tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkaji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdatar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas (ROA) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas (CR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas (DR) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
13
4.
Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas (TATO) secara parsial terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5.
Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas secara simultan terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang penilaian kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
1.4.2. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberi kegunaan secara teoritis dan praktis bagi beberapa pihak terkait, antara lain sebagai berikut : 1.
Secara teoritis Penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap pengembangan ilmu ekonomi manajemen spesifik pada manajemen keuangan terutama teori mengenai rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan nilai perusahaan.
2.
Secara praktis
14
a.
Bagi perusahaan pengolahan makanan dan minuman, penelitian ini dapat sebagai bahan acuan atau pertimbangan bagi manajer keuangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan terkait dengan rasio keuangan profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas dalam meningkatkan nilai perusahaan.
b.
Bagi masyarakat, penelitian ini dapat sebagai bahan informasi dan masukan khususnya bagi para investor dan kreditor yang ingin mengetahui situasi dan kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan, penggunaan dana yang diberikan, menilai kelayakan perusahaan menerima kredit dan lain-lain.
c.
Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan manajemen keuangan khususnya tentang pengaruh kinerja keuangan ditinjau dari rasio keuangan profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap nilai perusahaan.
d.
Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat sebagai pembanding dalam meneliti topik sejenis terkait dengan profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan nilai perusahaan.