BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan Asia pada khususnya serta resesi dan ketidakseimbangan ekonomi global pada umumnya adalah suatu bukti bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam sistim yang kita anut selama ini termasuk dalam hal perbankan,yang dewasa ini kebutuhan perbankan merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan,tidak adanya nilainilai ilahiyah yang melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan lainnya telah menjadikan lembaga perbankan sebagai sarang-sarang koruptor yang merusak sendi-sendi perekonomian bangsa. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa 63 bank sudah ditutup, 14 bank telah ditake over dan 9 bank lagi harus direkapitulasi dengan biaya ratusan triliyun rupiah.1 Rasanya amatlah dosa besar jika para bankir, pelaku ekonomi tetap berdiam diri dan berpangku tangan tidak melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Lahirnya Undang-Undang No.10 tahun 1998 ” tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan pasal 1 ayat 3 menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasar prinsip syariah”2 Dengan landasan utama operasionalnya berdasar hukum Islam yang
1
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Gema Insani, Jakarta, 2001 hlm. 2 2
109
Susilo Sri Y., Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm
1
2 bersumber dari Alqur’an dan Hadispatut disyukuri dan disambut gembira oleh segenap bangsa Indonesia dimana mayoritas penduduknya beragama Islam yang tentunya menginginkan syari’ah Islam dijalankan, diaplikasikan dalam berbagai kegiatan termasuk dalam hal perbankan dan diharapkan dapat meminimumkan dampak negatif dari krisis yang mungkin saja dapat dialami oleh ekonomi Indonesia pada masa mendatang. Berkembangnya Bank Syari’ah dinegara-negara Islam berpengaruh di Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai perbankan sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan, tokoh-tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut antara lain, Karnaen A Purwataatmaja, M Dawan Raharjo, AM Saefudin, M Amin Aziz dan lain-lain. Prakarsa mendirikan Bank Islam Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990 lewat Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) pada tanggal 18-19 Agustus 1990 yang menyelenggarakan lokakarya “Bunga Bank Dan Perbankan” di Cisarua, Bogor Jawa Barat.3 Dari hasil lokakarya itu dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan Bank Syariah, yang terdiri dari Tim Majelis Ulama’ Indonesia dan telah berhasil mendirikan Bank Muamalat. sebagai dukungan lokakarya ini berlakunya UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan syari’ah. Selain itu UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang mempersiapkan perangkat aturan dan fasilitas penunjang untuk mendukung opersasinal bank syari’ah, kedua undang-undang tersebut ( UU No.10 tahun 1998 dan UU No.23 tahun 1999 ) menjadi dasar hukum penerapan dual
3
Muhammad Syafi’i Antonio, Op.Cit hlm. 25
3 banking sistim di Indonesia yakni terselenggaranya dua sistim perbankan konvensional dan syari’ah secara berdampingan. Bagaikan gayung bersambut, selain Bank Muamalat Indonesia sebagai pelapor, saat ini mulai bermunculan beberapa bank yang menerapkan sistim syariah, diantaranya Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, Bank IFI Syariah dan lainnya.4 Dalam diskusi sehari “Bank Syari’ah, Problem Hukum dan Operasionalnya”, yang diselenggarakan oleh Kongsa Training dan Edukation, 19 Juli 2000 di Hotel Kartika Candra Jakarta, Djoko Nugroho, kepala divisi syariah Bank IFI menyatakan bahwa prospek bank syariah dimasa depan sangat baik. Beberapa faktor yang mendukung keyakinan tersebut adalah adanya potensial market penduduk Indonesia yang lebih dari 80% muslim.Selain itu pengalaman selama krisis ekonomi yang masih dirasakan hingga saat ini menunjukkuan bahwa bank syariah masih dapat survive bahkan tetap dapat berekspansi. Sementara bank-bank konvensional banyak yang berguguran. Adapun faktor lain adalah tidak adanya negative spread karena tidak mengenal bunga. Dukungan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia juga sangat baik dalam pengembangan bank syariah di Indonesia .5 Perbankan Islam adalah konsep perbankan yang baru bagi masyarakat Indonesia, termasuk bagi masyarakat muslim itu sendiri. Walaupun pemikiran
4
Aryawan, Bank Syari’ah sebagai Alternatif dalam Nuansa Persada, DPP LPU Jakarta, September Oktober, 2000, hlm. 7 5
Ibid, hlm 11
4 konsep perbankan Islam mulai pada tahun 1992.6 Berdasar kenyataan bahwa praktek perbankan Islam itu baru tahap awal ,adalah wajar bila sistim perbankan itu masih kurang dimengerti oleh masyarakat, sehingga sebagian dari mereka memandang dengan penuh keragaman dan banyak pernyataan. Hal ini bukan saja disebabkan oleh karena masih terbatasnya jaringan pelayanan perbankan Islam tetapi juga karena masih kurangnya kajian-kajian ekonomi tentang perbankan Islam. Pemahaman sistim perbankan Islam tidak cukup hanya dilakukan melalui sosialisasi tehnis, latar belakang dan sejarah perkembangan
pemikiran
ulama’
dan
cendekiawan
muslim
sampai
terwujudnya mekanisme kerja perbankan Islam, namun perlu juga dipublikasikan agar masyarakat dapat memahami penuh peran dan fungsi perbankan syariah dengan benar. Meskipun bank syariah dapat bersifat universal banking, namun mereka tetap tidak akan dapat menghindar dari keharusan memilih segmen pasar tertentu. Pemilihan itu tidak hanya ditentukan oleh adanya potensi pasar yang dapat mereka jangkau, tetapi juga dipengaruhi oleh kapasitas masingmasing bank, seperti permodalan, kapasitas SDM, sistim dan tehnologi yang mereka miliki dan sebagainya. Bank syariah wajib memiliki sistim organisasi, sistim administrasi dan manajemen yang baik, serta sumber daya insani yang berakhlak mulia, siddiq, amanah, fathonah (Profesional ) Bank wajib melakukan analisis dan penilaian yang terus menerus mengenai sektor ekonomi,segmen pasar, kegiatan usaha dan nasabah yang
6
Dr. Ir. H.M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia, Bankit, Jakarta, 2002
5 beresiko tinggi. Paling tidak bank harus menghindarkan melakukan kegiatan pembiayaan dan investasi pada : 1. Usaha yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, 2. Usaha yang bersifat spekulatif (maisir) dan mengandung ketidakpastian yang tinggi (gharar). 3. Usaha yang tidak mempunyai informasikeuangan yang memadai. 4. Bidang usaha yang memerlukan keahlian khusus sedang aparat bank tidak memiliki keahlian atau menguasai bidang usaha tersebut. 5. Pengusaha bermasalah.7 Sejalan dengan pengertian Bank Syariah yang melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah maka pelaku Bank Syariah harus melandaskan agama dalam operasionalnya dengan berdasar prinsip kejujuran,keadilan, larangan riba serta berpijak pada sendi-sendi ekonomi Islam.8 Dari pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti sejauhmana praktek sistim jual beli dalam perbankan syariah khususnya di BNI Syariah Cabang Jepara yang salah satu produknya adalah jual beli murabahah. B. RUANG LINGKUP PERMASALAHAN Dari latar belakang belakang di atas maka dibuat perumusan masalah sebagai berikut :
7
Zainul Arifin, Mekanisme Kerja perbankan Islam dan Permasalahannya, dalam Jurnal Hukum Bisnis YPHB, 2000, hlm. 48 8
hlm. 23
Rizqullah, Konsep dasar Oprasi Bank Syari’ah dalam Gema Swadarna, Agustus, 2002,
6 1. Bagaimana praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Cabang Jepara, yang secara khusus penulis akan meneliti tetang konsep jaminan yang digunakan sebagai syarat dalam pembiayaan bank yang sebenarnya dalam perbankan syariah tidak mengenal konsep jaminan 2. Apakah praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara dalam aplikasinya sesuai dengan konsep syariah, dalam hal ini penulis akan mengkaji apakah jual beli tersebut mengandung unsur gharar,maisir dan riba. 3. Bagaimana perkembangan produk jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang hendak dicapai antara lain : 1. Untuk mengetahui praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara, terutama menyangkut pemakaian jaminan dengan pembiayaan yang dibiayai bank. 2. Untuk mengetahui sejauhmana penerapan konsep syariah pada praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara., dilihat dari unsur gharar,maisir dan riba. 3. Untuk mengetahui perkembangan produk jual beli murabahah diBNI syariah Jepara.
7 D. TELAAH PUSTAKA Berdasar hasil penelitian yang penulis lakukan baik di BNI Syariah Jepara maupun studi kepustakaan
berkaitan dengan judul “studi analisis
terhadap praktek jual beli murabahah di bni syariah jepara”, dalam hal ini penulis tidak menemukan kesamaan judul maupun permasalahan yang sama berkaitan dengan judul tersebut. Sehingga
dalam hal ini penulis dapat
menemukan pemahaman baru hasil studi analisis di bni syariah jepara terhadap praktek jual beli murabahah. Bank Islam adalah bank tanpa bunga, itulah pernyataan masyarakat bila ditanya
tentang bank Islam.pernyataan itu tidak salah, namun bank
syariah bukan merupakan produk yang aneh dan sebenarnya telah diperuntukkan atau hanya dapat diterima oleh masyarakat muslim saja. Sistim keangan dan perbankan Islam merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi Islam, dimana tujuannya sebagaimana dianjurkan ulama’ adalah untuk memperkenalkan sistim, nilai, etika Islam kedalam lingkungan ekonomi. Pemberlakuan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap perbankan Islam. Dengan demikian pemerintah telah menyejajarkan dan memberikan kesempatan yang sama kepada bank yang melaksanakan usaha prinsip syariah dengan bank konvensional, oleh karena
8 itu perlu dikaji bagaimana bank yang melaksanakan usaha berdasar prinsip syariah. Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah. Yang dimaksud prinsip syariah berdasar UU No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 13 adalah penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha.9 Perbedaan kegiatan usaha bank syariah dengan bank konvensional terletak pada kegiatan pembiayaaan dan pendanaan.sedang kegiatan jasa pada dasarnya sama.jadi disini akan diuraikan tentang kegiatan jual beli murabahah yang merupakan bagian produk pembiayaan dalam bank syariah, yang secara khusus penulia akan menelaah tentang praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara. BNI syariah yang secara resmi hadir memberikan layanan maasyarakat pada bulan April tahun 2000 menghasilkan berbagai produk perbankan syariah yang salah satunya produk murabahah (sistim jual beli) yang telah menjadi karakteristik bank Islam. Secara tehnis murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan atas
9
Ibid, hlm. 22
9 kesepakatan bersama. Pengikatan jaminan tidak lazim terdapat dalam transaksi murabahah.10 Suhrawardi K. Lubis berpendapat murabahah adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi dengan kesepakatan sistim pembayaran tangguh. Menurut pendapatnya operasi bank Islam pada dasarnya tidak mengutamakan jaminan kebendaan dari peminjam.11 Muhammad Syafe’i Antonio berpendapat, murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati bersama di mana dalam pendapatnya jaminan bukan merupakan syarat yang mutlak harus dipenuhi dalam transaksi tersebut.12 Zaenul Arifin berpendapat murabahah adalah jual beli di mana harga dan keuntungan disepakati antara penjual dan pembeli. Penilaian kelayakan pembiayaan didasarkan pada pertimbangan syari’ah wise dan business wise, artinya bisnis tersebut layak dibiayai dari segi usahaya dan dari segi syari’ahnya.13 Demikian beberapa pendapat tentang murabahah, dalam hal ini para sarjana berpendapat bahwa murabahah adalah akad jual beli antara nasabah dengan bank berupa barang dengan pembayaran tangguh serta tidak adanya 10
Tim Pengembangan Perbakan Syari’ah, Konsep, Produk dan Impelmentasi Oprasional Bank Syari’ah, djambatan Press, hlm. 66 11
Suhrawardi K. Labis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Garafika, hlm. 53 12
hlm. 149 13
Muhammad Syafe’i Antonio, Bank Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, Taskia Institut,
Zaenul Arifin, Memahami Bank Syari’ah Lingkup Peluang, Tantangan dan Prospek, Alfabet Jakarta, November 2000, hlm. 115
10 jaminan (agunan) dari nasabah. Karena dalakukan oleh para pihak berdasarkan kepercayaan,dimana kepercayaan adalah unsur terpenting dalam transaksi ini. Sikap pengelola bank yang masih cenderung berusaha menyetarakan tingkat keuntungan yang bersangkutan dengan tingkat bunga bank konvensional serta adanya jaminan yang diberikan nasabah menjadi penting untuk dikaji dalam skripsi ini. E. METODE PENULISAN SKRIPSI Penulisan
Skripsi ini berdasar suatu penelitian lapangan yang
dilakukan di BNI Syariah Jepara. Disamping itu penulis juga menggunakan studi kepustakaan yang ada hubungannya dengan sistim praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara. 1. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data penulis menggunakan metode : a. Library Research Yaitu suatu riset kepustakaan dengan14 mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan dengan pokok-pokok pembahasan dalam skripsi. Dalam research ini, penulis mengkaji buku-buku tentang perbankan maupun perbankan syariah. Metode ini penulis terapkan dalam bab II yaitu ketentuan umum bank syariah.
14
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit fak. Pesikologi, Yogyakarta, 1987, hlm. 9
11 b. Field Research Yaitu research yang dilakukan ditempat atau medan terjadinya gejala-gejala.15 Dengan maksud mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Metode ini penulis gunakan dalam Bab III yaitu praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara. Untuk mengumpulkan data-data yang dilakukan penulis menggunakan metode : 1) Observasi Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap fenomena dan keadaan yang diselidiki.16 Digunakan untuk menghimpun data keadaan umum praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara. 2) Wawancara Yaitu untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung kepada orang yang diwawancarai.17 3) Dokumentasi Yaitu cara mengumpulkan data melalui benda-benda peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk
15
Ibid, hlm. 10
16
Hadari Nawawi, Metode penelitian Bidang Sosial, Gajah mada University Press, Yogyakarta, 1998, hlm. 100 17
Pang Hanitijo, Op. Cit., hlm. 47
12 buku-buku tentang pendapat-pendapat, teori-teori, dalil-dalil atau hukum lain yang berkaitan dengan penelitian ini.18 Metode ini akan penulis gunakan untuk mendapatkan datadata dari arsip-arsip yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi. 2. Metode Pengolahan Data Agar mendapat kesimpulan yang benar-benar valid, maka dari data yang telah terkumpul akan penulis olah dengan metode sebagai berikut: a. Metode Deskriptif Analitis Yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut masalah diatas.19 Metode ini akan penulis gunakan dalam Bab IV. Metode ini penulis gunakan setelah mengetahui ketentuan umum tentang hukum jual beli, penulis mencoba mengkaji dan meneliti kejadian atau praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara. b. Metode Histories Yaitu perlu diselidiki latar belakang atau sejarah berdirinya lembaga atau satu hal meliputi visi,misi maupun konsepnya.20 Metode ini akan penulis gunakan bab III.
45
18
Hadari Nawawi, Op. Cit., hlm 133
19
Pang Hanitijo, Op. Cit., hlm 97
20
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm
13 Konsep ini penulis gunakan untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara. penulis coba untuk mengembangkan secara lebih luas lagi. F. SISTIMATIKA PENULISAN SKRIPSI Sistimatika penulisan skripsi disusun sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang permasalahan dan ruang lingkupnya, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penulisan dan sistimatika penulisan.
Bab II : Hukum Jual Beli dalam Islam. Dalam bab ini penulis akan menguraikan segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum jual beli dalam Islam. Bab III : Praktek Jual Beli Murabahah diBNI Syariah Jepara. Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data tentang jual beli murabahah hasil survei di BNI Syariah Jepara. Bab IV : Analisis praktek jual beli murabahah di BNI syariah dalam perspektif hukum Islam. Dalam bab ini setelah mengetahui datadata atau konsep praktek jual beli murabahah di BNI Syariah Jepara, maka penulis akan menganalisis dengan konsep syariah yaitu unsur gharar, maisir dan riba. Selain itu mekanisme kerja jual beli murabahah. Bab V : Penutup. Dalam bab ini penulis paparkan kesimpulan dari pembahasan skripsi ini yang dilengkapi dengan saran-saran dan penutup.