BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan ibu kota dari negara Indonesia dan menjadi salah satu kota megapolitan yang ada di dunia. Kemegapolitaan Jakarta dapat dilihat dengan berdirinya beberapa gedung pencakar langit sebagai lahan perkantoran. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan keuangan. Berbagai gedung lembaga pemerintah pusat yang berada di wilayah perkotaan berimbas pada gedung Perusahaan. Muncul kepemilikan atau penyewaan gedung di pusat kota atau di jalan-jalan utama untuk dimiliki oleh Perusahaan besar. Pembangunan Gedung sebuah perusahaan juga merupakan bentuk identitas dari perusahaan atau lembaga tersebut. Eksistensi perusahaan bahkan citra bisa terbentuk dari kepemilikan gedung perusahaan. Kondisi
tersebut
membuat
perusahaan-perusahaan
berlomba
untuk
membangun, menyewa gedung-gedung yang megah di jalan-jalan pusat kota yang mudah diakses dan berada di pusat bisnis. Bahkan terkesan ada persaingan pembangunan atau kepemilikan gedung-gedung dengan keunikan, kemegahan dan bersaing untuk jadi yang tertinggi.
1
2
Dari studi kepustakaan data awal yang dilakukan oleh peneliti, tercatat ada 10 gedung tertinggi yang berada di Jakarta yaitu:1 1.
Wisma 46, adalah sekarang ini menjadibangunan tertinggi Indonesia yang
memiliki tinggi 262 meter (hingga pucuk antena). Gedung ini terletak di Jalan Sudirman, Jakarta. Menara perkantoran bertingkat 46 ini selesai tahun 1996 yang dirancang oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd. Menara ini Keunikan gedung ini berisi 23 elevator yang dapat mencapai kecepatan 360mpm dalam model berkecepatan super tinggi. Wisma 46 adalah bangunan tertinggi ke-147 di dunia bila dihitung hingga puncak. Juga bangunan tertinggi kedua dibelahan Bumi selatan. Bila dihitung hingga keatap, menara ini setinggi 228 meter dan bila dihitung hingga atap terendah, tingginya hanya 200 meter. 2.
Menara BCA, berada di kawasan Bundaran HI Jakarta. Gedung ini
memiliki tinggi 230 meter dan punya 56 lantai. Menara BCA dibangun pada tahun 2004 dan selesai tahun 2007. Gedung ini ditempati sebagai pusat perkantoran, restoran, mal hingga fitness center. 3.
The Peak adalah sebuah apartemen di Jakarta yang memiliki 2 tower.
Model menara kembar The Peak selintas memang mirip dengan menara kembar Petronas di Malaysia. Selain itu, The Peak memiliki 55 lantai dengan tinggi gedung 218. 5 meter. Gedung ini dibangun sejak tahun 2003 dan selesai dibangun pada Juni 2006. Bangunan ini didesain oleh DP Architects.
1
http://artikel-ngantuk.blogspot.com/2013/03/10-gedung-pencakar-langit-tertinggi-di.html
3
4.
Graha Energi, Gedung ini selesai dibangun pada tahun 2008 dan
memiliki 55 lantai. Lokasinya berada di kawasan Sudirman, Jakarta. Bangunan tinggi ini dipakai sebagai perkantoran dan restoran. Graha Energi memiliki tinggi 217 meter, dibangun oleh PT Api Metra Graha. Sedangkan untuk desain arsitekturnya dibuat oleh Kohn Pederson Fox Association. 5.
Kempinski Residences, Pembangunan apartemen yang menjadi satu
dengan bekas Hotel Indonesia ini, selesai pada tahun 2009. Gedung ini dibangun dengan ketinggian 217 meter dengan jumlah 57 lantai. Bangunan ini tepat berada di jantung kota Jakarta, yakni kawasan Bundaran HI. 6.
Bakrie Tower, Gedung pencakar langit ini berada di kompleks Rasuna
Epicentrum. Gedung ini memiliki tinggi 215 meter dan jumlah lantai sebanyak 40. Gedung Bakrie Tower sebagian digunakan perkantoran untuk perusahaan di grup Bakrie. Bakrie Tower rampung dibangun pada Januari 2009. Gedung inia dalah pembangunan tahap pertama dari megaproyek Rasuna Epicentrum yang dikerjakan oleh PT.Bakrieland Development. Untuk pengamanannya, gedung ini menggunakan perangkat lunak yang disebut Visitor Management System (VMS). 7.
Ritz Carlton Tower B, Ketinggian gedung pencakar langit yang dijadikan
sebagai hotel ini mencapai 212 meter. Gedung ini memiliki 48 lantai. Selain dipakai sebagai hotel, gedung ini juga digunakan sebagai tempat hunian. Gedung ini berlokasi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Bangunan ini pernah terkena ledakan bom bersama dengan Hotel JW Marriott tahun 2009.
4
8.
Plaza Indonesia Extension, Bangunan baru di kompleks Plaza Indonesia
ini memiliki tinggi 210 meter dengan jumlah lantai 48. Gedung ini selesai dibangun tahun 2009, terletak di Jalan Thamrin Jakarta Pusat. Selain sebagian pusat perbelanjaan, gedung ini juga dipakai sebagai pusat perkantoran. 9.
Icon Residences, Gedung pencakar langit ini memiliki ketinggian 200
meter. Jumlah lantainya sebanyak 47. Gedung ini dibangun oleh Duta Anggada Realty dan didesain oleh DiMarzio Kato Architecture, Skidmore, Owings & Merrill LLP. Gedung ini berlokasi di Jalan Sudirman Jakarta. Bangunan ini selesai dibangun tahun 2008. 10. WismaMulia, Wisma Mulia memiliki tinggi 195,1 meter. Gedung ini memiliki 54 lantai dan selesai dibangun tahun 2003. Lokasinya terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Wisma Mulia digunakan sebagai gedung perkantoran. Dari data di atas gedung-gedung tertinggi di Jakarta tersebut mayoritas adalah gedung perkantoran, hotel, mall dan bank. Fungsi gedung-gedung tinggi tersebut selain untuk perkantoran, mall dan hotel dapat juga sebagai identitas perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap citra perusahaan. Semakin tinggi dan mewah gedung tersebut maka semakin besar perhatian masyarakat terhadap perusahaan itu dan dapat berdampak pada citra perusahaan. Maraknya pembangunan gedung-gedung tinggi di Jakarta saat ini juga dilakukan oleh Artha Graha Network yang dimiliki oleh Tomy Winata Cs. Tomy
5
Winata Cs yang berencana membangun gedung tertinggi no 5 didunia yaitu Signature Tower. Proses pembangunan tersebut di rencanakan akan dimulai pada Maret 2013. Adapun konstruksi tersebut direncanakan berakhir pada Mei 2020.2 Dari beberapa informasi di media online sekarang ini pembangunan Signature Tower sudah sampai pada tahap uji tanah. 3 Dari sisi kajian Public relations, hal yang direncanakan oleh Artha Graha Network ada kaitannya dengan memunculkan citra perusahaan. Karena proses pembangunan tower ini diberitakan oleh media. Publisitas media bisa memunculkan citra perusahaan, seperti dijelaskan oleh Renald Kasali dalam buku manajemen Public Relations yaitu konsensus (opini) biasanya akan berkembang lebih pesat lagi apabila suatu kejadian di ekspos oleh media massa. Bahkan, media massa sering disebut sebagai alat pembentukan opini publik. 4 Pencitraan sebuah perusahaan atau produk serta lembaga di media massa juga pernah di bahas pada peneliti-peneliti sebelumnya yaitu Sri Hartika Bina Nusantara yang berjudul “Analisis Strategi Penggunaan Media Online Dalam Meningkatkan Citra Majalah, Studi kasus website HAI online. 5 Rumusan masalahnya yaitu bagaimana strategi media online dalam meningkatkan citra pada majalah HAI?. Dalam penelitian tersebut menggunakan beberapa konsep yaitu Strategi PR, komunikasi massa, media online dan citra. Metode penelitian yang digunakan kualitatif, wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, studi 2
http://property.okezone.com/read/2013/01/01/474/739790/konstruksi-signature-tower-mulaimaret-2013 3 http://finance.detik.com/read/2013/02/01/130826/2158571/1016/proyek-gedung-tertinggi-miliktomy-winata-masuk-tahap-uji-tanah-di-scbd 4 Rhenald Kasali, Manajemen Public relations, PT. Pustaka Utama Grafika, Jakarta, hal 22 5 http://thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-00697-MC%20Ringkasan001.pdf
6
pustaka objek-objek yang dilihat dan diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut ialah citra majalah berhasil ditingkatkan dengan strategi menggunakan media online. Sedangkan Endro Bayu kusumo mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional - veteran yang berjudul “ Pencitraan Lembaga Kepolisian RI Terkait Kasus Terorisme DI Indonesia Yang Dimuat Dalam SKH Kompas. Analisis isi berita pencitraan lembaga kepolisian di RI di SKH Kompas priode 2009-2010. Rumusan masalahnya yaitu bagaimana citra Kepolisian dalam berita SKH Kompas periode tahun 2009 – 2010 terkait kasus terorisme di Indonesia?. Dalam jurnal tersebut menggunakan beberapa konsep yaitu Citra, Identitas, dan Reputasi, Pembentukan Citra Lewat Berita di Media Cetak, dan Penelitian sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis isi kuantitatif. Adapun kategori yang digunakan adalah letak halaman, sifat berita, narasumber, tipe liputan, jenis berita dan dimensi berita. Dan hasil dari penelitian menunjukkan letak halaman di depan adalah 11 berita atau 36,66%, itu menunjukkan media berusaha untuk menampilkn berita tentang teroris sebagai headline. Sifat berita yang paling banyak digunakan adalah kombinasi dengan 17 berita atau 56,67%. Melalui kombinasi sifat berita tersebut diharapkan mampu memberikan informasi terkini disertai dengan data-data yang akurat. Kompas lebih banyak menggunakan sumber berita dari pihak pemerintah sebanyak 14 berita atau 46,66%, hal itu dapat memberikan citra positif kepada Lembaga Kepolisian RI. Tipe liputan yang digunakan sebagian besar dengan menggunakan tipe liputan satu sisi sebanyak 21 berita atau 70%. Hal itu menunjukkan bahwa media hanya melihat dari satu sisi
7
saja sehingga Kepolisian RI tentu saja mendapatkan citra positif dari pemberitaan SKH Kompas. Jenis berita yang banyak digunakan adalah straight news sebanyak 18 berita atau 60%. Hal itu menunjukkan media memberitakan berita secara faktual dan obyektif. Dimensi berita yang banyak digunakan adalah Citra Yang Diharapkan sebanyak 13 berita atau 43,34%. Hal tersebut menunjukkan bahwa media ingin memberikan citra positif kepada Lembaga Kepolisian dalam hal penanganan terorisme di Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut, pemberitaan yang ada cenderung positif. Untuk itu, peneliti melihat media punya kebebasan dalam menentukan sudut pemberitaan. Seperti dalam pemberitaan rencana pembangunan gedung Signature Tower yang dibangun oleh Tomy Winata Cs. Khususnya di media online DetikCom . Dari beberapa situs berita yang peneliti amati, detik.com yang paling sering menurunkan berita tentang proses pembangunan Signature Tower ini. Peneliti mengungkap apa yang ditonjolkan detik.com dari proses pembangunan Signature Tower, juga hal dari isu yang di hilangkan atau dikurangi. Salah satu contoh dari pemberitaan media massa yaitu Menara 111 Lantai Tomy Winata, Bakal Jadi Kebanggan RI 6 yang memberitakan dari sisi positif dan Menara Tomy Winata & Adhi Karya Bakal Tak Laku. 7 Dari pemberitan media tersebut dapat berkaitan dengan memunculkan wacana tertentu tentang realitas yang sedang terjadi. Menurut Burhan Bungin dapat 6
dilihat
bahwa
analisa
wacana
sebagai
alternatif
seseorang
http://finance.detik.com/read/2012/01/09/153240/1810591/1016/menara-111-lantai-tomy-winatabakal-jadi-kebanggaan-ri 7 http://finance.detik.com/read/2012/01/15/120152/1815862/1016/menara-tomy-winata-adhi-karyabakal-tak-laku
8
menginterpretasikan sebuah pesan atau makna, baik secara lisan atau teks. Analisis sebagai alternatif justru berpretensi memfokuskan pada pesan yang tersembunyi. Yang menjadi titik perhatian bukan hanya pesan tetapi juga makna. 8 Dari observasi awal media massa mana saja yang pernah memberitakan tentang proses pembangunan Signature Tower ini, peneliti menemukan bahwa media online lebih banyak memberitakannya. www.detik.com yang paling sering karena dari durasi selama bulan Januari 2012 Sudah ada 20 item berita yang diturunkan. Urutan selanjutnya ada di www.okezone.com karena mempunyai rubrik khusus property. Pemberitaan proses pembangunan Signature Tower ini banyak di beritakan di DetikCom dan okezone.com. Selanjutnya di DetikCom menjadi pilihan obyek penelitian ini, karena DetikCom
menurunkan
pemberitaan
yang
paling
banyak.
Selanjutnya
bagaimanakah detik.com menggambarkan perusahaan Artha Graha Network khususnya dalam proses pembangunan gedung Signature Tower. Arah penggambaran perusahaan ini akan dianalisis dari sisi citra seperti apa tentang Bank Artha Graha Internasional. Tbk. Untuk itulah peneliti mencoba menggambarkan bagaimana Artha Graha Network yang merupakan induk perusahaan Bank Artha Graha Internasional . Tbk khususnya dalam proses pembangunan Signature Tower digambarkan di media Online? Isu tentang pembangunan Signature Tower apa yang lebih dimunculkan, ditonjolkan dalam pemberitaan dan isu apa tentang proses 8
Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal 165.
9
pembangunan
Signature
Tower
yang
dihilangkan?
Untuk
itu
peneliti
menggunakan analisis pemberitaan isi mediaya itu analisis isi kualitatif khususnya adalah framing Entman. Menurut Robert N. Entman framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. 9 Peneliti memilih bank sebagai obyek penelitian di karenakan Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, untuk itu di butuhkan kepercayaan publik atas perusahaan tersebut. Pemilihan obyek penelitian tentang pemberitaan pembangunan Signature Tower dikarenakan Bank Artha Graha Internasional. Tbk. yang termasuk dalam group Artha Graha Netwoork adalah salah satu bank swasta di Indonesia yang sedang berkembang. Dengan adanya rencana pembangunan gedung Signature Tower tertinggi no 5 dunia ini dan sekaligus menjadi ikon dari negara Indonesia, bisa membatu dalam proses pengembangannya untuk lebih di kenal masyarkat luas khususnya Indonesia bahkan dunia. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana pencitraan PT. Bank Artha Graha Internasional.Tbk dalam isi pemberitaan media online DetikCom mengenai rencana pembangunan salah satu gedung tertinggi di dunia Signature Tower pada bulan Januari 2012?
9
Robert N.entman. Analisis Framing. Lkis Yogyakarta. Yogyakarta :2002, hal 186
10
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran pencitraan PT. Bank Artha Graha Internasional.Tbk. dalam isi pemberitaan mengenai rencana pembangunan gedung Signature Tower di media online DetikCom pada bulan Januari 2012. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Secara teoritis atau akademis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan mengembangkan ilmu komunikasi, serta dapat menambah literatur ilmiah yang berkaitan dengan media online dalam pencitraan di bidang Pulbik Relations kuhususnya mengenai pencitraan di Media Massa. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Penelitian ini bisa bermanfaat pada pihak perusahaan Artha Graha Network untuk mengetahui bagaimana citra perusahaan di media online, khususnya di www.detik.com 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para praktisi humas dalam menjalankan tugasnya, khususnya yang berkaitan dengan media online.