BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Sektor kewirausahaan sedang gencar digalakan oleh pemerintah Indonesia
karena mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran dan memeratakan kesejahteraan. Ada banyak definisi tentang kewirausahaan,
berikut
adalah
Kewirausahaan
merupakan
beberapa
kendaraan
definisi untuk
dari
kewirausahaan:
pertumbuhan
ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran (Fatoki, 2014). Berwirausaha adalah praktek untuk memulai organisasi baru terutama organisasi bisnis, sebagai respon dari hasil identifikasi peluang yang ada (Uddin, 2012). Berwirausaha merupakan suatu proses kreatif dan inovatif yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat untuk masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan (Siswoyo, 2009). Menteri Koperasi dan UMK Republik Indonesia periode 2009-2014, Syarif Hasan, mengatakan bahwa sebuah negara maju adalah negara yang memiliki 2 persen wirausahawan dari total jumlah penduduk, sehingga dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa maka dibutuhkan wirausaha dengan jumlah minimal 4,7 juta (Primartantyo, 2011). Menurut Prakoso Budi Susetyo sebagai Deputi Sumber Daya Manusia Kementerian
1
Koperasi dan UMKM, pada tahun 2013 jumlah wirausaha secara nasional sebesar 1,65 persen dari total penduduk Indonesia (dikutip dari Hardum, 2014). Dilansir dari laporan tahunan Global Entrepreneurship Monitor (Singer et al., 2014: 35-37) yang melakukan survei untuk tingkat kepemilikan bisnis baru dengan kriteria individu berusia 18-64 tahun yang tengah menjadi pemilik dan pengelola sebuah bisnis baru dan telah membayar gaji, upah dan pembayaran lainnya selama lebih dari tiga bulan, tetapi tidak lebih dari 42 bulan. Indonesia menjadi negara yang menempati urutan kelima di regional Asia dan Oceania dalam tingkat kepemilikan bisnis baru dengan persentase sebesar 10,2%; Diurutan pertama dalam survei tersebut ada Thailand dengan 16,7%, disusul Vietnam dengan 13,3%; Filipina dengan 10,5% dan Tiongkok 10,2%. Pada regional Amerika Utara, Kanada memiliki persentase 5,6% dan Amerika Serikat 4,3%. Sedangkan regional Eropa, Romania mendapat persentase tertinggi yaitu 6,2%; disusul Lithuania pada 5,3%; sedangkan Inggris dan Belanda memiliki persentase yang sama, yaitu 4,5%. Dari data tersebut terlihat bahwa Indonesia masih berada dibelakang Thailand, Vietnam, Filipina dan Tiongkok dalam kepemilikan bisnis baru pada tahun 2014. Pemerintah
Indonesia
terus
berusaha
mendorong
pertumbuhan
kewirausahaan nasional, salah satu bukti nyata pemerintah adalah dengan memberikan suatu wadah yang bernama Gerakan Kewirausahaan Nasional yang diusung oleh Kementerian Koperasi dan UMKM Negara Republik Indonesia sejak 2 Februari 2011. Prakoso Budi Susetyo mengatakan, pada tahun 2013 Kementerian Koperasi menyalurkan dana bantuan sosial untuk para wirausahawan
2
Indonesia sebesar Rp 5 miliar yang disalurkan untuk 3.860 orang dan pada tahun 2014 dianggarkan dana bantuan sosial serupa sebesar Rp 54 miliar untuk sekitar 5.000 orang ingin berwirausaha (Hardum, 2014). Sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia seharusnya mampu membuat para sarjana muda terinspirasi untuk menciptakan lapangan kerjanya sendiri. Sebagian besar dari sekitar 10 juta pengangguran yang ada di Indonesia telah 2 tahun lebih menganggur, ditambah dengan jumlah pengangguran dari PHK dan TKI yang kembali dari luar negeri serta dua juta angkatan kerja baru maka pengangguran lama akan menjadi semakin frustasi karena merasa kesempatan memperoleh pekerjaan semakin menipis (Suryana, 2013: 13). Maka lulusan perguruan tinggi, seharusnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Penelitian Moiz (2011) menemukan peningkatan jumlah rata-rata lulusan S2 yang berwirausaha di negara maju dan negara berkembang yang dikarenakan isu self-employment. Kailer et al. (2014) menganggap institusi pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan minat berwirausaha karena dapat menyebarkan semangat kewirausahaan dengan sikap positif kepada para peserta ajar, melalui pengembangan kompetensi dalam bidang kewirausahaan dan mendukung kegiatan akademik yang berkaitan dengan kewirausahaan. Fatoki (2014) mengemukakan pendapatnya bahwa sekolah bisnis merupakan jembatan antara pengetahuan teoritis dan keterlibatan praktis di lapangan. Hofer et al. (2013) menganggap kewirausahaan seharusnya menjadi hal yang menarik bagi mahasiswa, baik sebagai topik dalam diskusi maupun sebagai pilihan karir. Untuk
3
itu mahasiswa harus dibuat sadar akan kewirausahaan. Setelah kesadaran akan kewirausahaan mahasiswa terbangun, maka akan muncul partisipasi dari mereka dengan mengikuti kegiatan kewirausahaan yang membangun pikiran mereka tentang peran kewirausahaan dalam kehidupan profesional. Hofer et al. (2013) mengemukakan bahwa menciptakan kesadaran akan kewirausahaan merupakan kegiatan yang penting di setiap universitas. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mempromosikan kewirausahaan secara sistematis dengan berdasarkan konsep AIDA (Attention, Interest, Desire and Action) yang dipaparkan sebagai berikut (Hofer et al., 2013): 1) Mendapat perhatian dari mahasiswa: Langkah pertama dalam menciptakan kesadaran akan kewirausahaan mahasiswa adalah dengan mendapatkan perhatian mereka. Mahasiswa dibuat sadar kewirausahaan dengan melalui kegiatan formal maupun informal di dalam universitas. Ini dapat terjadi apabila kewirausahaan dalam universitas dijadikan sebagai budaya dan kewirausahaan sendiri dipromosikan dalam setiap kegiatan universitas. 2) Mendapat ketertarikan dari mahasiswa: Langkah kedua merupakan tindak lanjut dari penciptaan kesadaran. Setelah mahasiswa sadar terhadap kewirausahaan, maka muncul pertanyaan ‘apakah kewirausahaan itu berguna bagi mereka?’ Untuk menjawab hal ini maka kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan kewirausahaan dapat dilaksanakan dengan cara yang sistematis, contohnya dengan sebuah kompetisi rencana bisnis yang dapat menjadi alat untuk menciptakan kesadaran dan memprorosikan
4
kewirausahaan, seminar kewirausahaan oleh para pengusaha sukses, dan workshop kewirausahaan untuk mahasiswa guna memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kewirausahaan. Dengan begitu universitas dapat memacu pertumbuhan wirausahawan baru yang dapat sukses dalam menghadapai tantangan global. Edukasi formal tentang kewirausahaan telah ditawarkan pada tiap jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Ini merupakan salah satu usaha dalam mendorong minat mahasiswa dalam meniti karir dalam dunia wirausaha. Remeikiene et al. (2013) menemukan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi
Kaunas
University of Technology Lithuania memiliki
sikap
berwirausaha yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Mesin dikarenakan dukungan dari pendidikan yang diperoleh mahasiswa Fakultas Ekonomi. Indrati (2008) menemukan bahwa mahasiswa Indonesia dengan latar belakang ekonomi dan bisnis tidak terlalu berminat terjun menjadi wirausahawan karena orientasi pendidikan atau kurikulum pendidikan yang ditawarkan tidak mengarahkan mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan. Kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan perhatian mahasiswa tentang kewirausahaan di FEB Unud telah dilaksanakan dalam tahun-tahun terakhir, beberapa diantaranya adalah BPC (Bussiness Plan Competition) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen FEB Unud setiap tahunnya, lalu ada EQUITECH (Equilibrium Entrepreneur Challenge) yang diadakan setiap tahun oleh SMFEB Unud (Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
5
Universitas Udayana), serta seminar-seminar tentang kewirausahaan yang mengundang pengusaha yang telah sukses guna meningkatkan hasrat mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan. Sehingga penting untuk mengetahui tentang efektifitas kegiatan yang telah dilaksanakan FEB Unud dalam mempromosikan kewirausahaan dikalangan mahasiswa. Untuk mengetahui apakah mahasiswa telah memiliki hasrat terhadap kewirausahaan, maka intensi berwirausaha dapat diteliti guna mendapatkan gambaran hasil dari kegiatan promosi kewirausahaan yang sistematis di lingkungan FEB Unud. Intensi berwirausaha dapat ditunjukan dengan karakteristik kepribadian entrepreneur yang didalamnya terdapat variabel kebutuhan
akan
prestasi
yang
dipandang
sebagai
faktor
utama
yang
mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi entrepreneur (Chairy, 2011). Untuk pengaruh efikasi diri terhadap niat berwirausaha yang diteliti oleh Abrorry (2013), didapatkan kesimpulan bahwa seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki efikasi diri (keyakinan diri), kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai usaha. Dalam Chairy (2011) pandangan tentang Theory of Planned Behavior diasumsikan sebagai penangkap faktor-faktor motivasional seseorang untuk memengaruhi sikap berwirausaha, seberapa banyak usaha yang dilakukan individu untuk terus mencoba dalam suatu usaha untuk mewujudkan sikap berwirausaha. Berdasarkan Theory of Planned Behaviour (TPB), Kume et al. (2013) menyatakan bahwa niat berwirausaha dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu sikap berwirausaha, norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian yang
6
dapat memengaruhi intensi berwirausaha. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang berdasarkan TPB, yaitu sikap berwirausaha dan norma subjektif. Penelitian akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dengan responden mahasiswa S1 reguler angkatan 2012 yang terdaftar aktif pada periode 2014-2015 dari jurusan Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi Pembangunan. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana teori-teori tentang kewirausahaan yang telah dirumuskan dalam kurikulum di FEB Unud dapat diserap oleh mahasiswa, terutama jurusan manajemen, yang diharapkan dapat memiliki jiwa wirausahawan (FEB Unud, 2014:14). Dari penelitian ini juga dapat dilihat signifikansi dari faktor-faktor yang memengaruhi niat berwirausaha mahasiswa sehingga hasil dari penelitian akan dapat menjadi masukan bagi pihak pengambil kebijakan di FEB Unud dan institusi pendidikan lainnya dalam mengembangkan program pendidikan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan wirausahawan muda di Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah Penelitian Atas pemaparan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka
akan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1)
Bagaimana
pengaruh
sikap
berwirausaha
terhadap
intensi
berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?
7
2)
Bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?
3)
Bagaimana pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?
4)
Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?
5)
Bagaimana tingkat intensi berwirausaha antara mahasiswa S1 pada jurusan Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana?
1.3
Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
perbandingan intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Tujuan umum tersebut dispesifikkan menjadi tujuan khusus dan dijabarkan sebagai berikut: 1)
Mengetahui
pengaruh
sikap
berwirausaha
terhadap
intensi
berwirausaha mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
8
2)
Mengetahui pengaruh norma subjektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3)
Mengetahui pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4)
Mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5)
Mengetahui tingkat intensi berwirausaha antara mahasiswa S1 jurusan Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
1.4
Kegunaan Penelitian Atas dasar tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka dari penelitian
ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1
Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang dapat berguna bagi
dunia pendidikan dan untuk memperkuat teori-teori yang berhubungan tentang intensi berwirausaha.
9
1.4.2
Kegunaan Praktis Studi empirik ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian-
penelitian selanjutnya, serta memberikan masukan dalam perancangan kurikulum kewirausahaan dan membantu memberikan pandangan terhadap langkah-langkah praktis yang diperlukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Udayana untuk meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa.
1.5
Sistematika Penelitian Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara
bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi bagaimana gambaran yang ada dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistimatika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat untuk dapat mengakomodasi
argumentasi
yang
akurat
sesuai
dengan
pokok
permasalahan yang ada serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan.
10
BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV: DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu disajikan pula hasil pengujian hipotesis yang selanjutnya dibahas berdasarkan atas semua hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah ada tersebut, yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) terkait dengan topik penelitian yang telah dihasilkan ini.
11