BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total
dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi maupun pemerataan
bagi
penduduk
suatu
negara.
Mudarajat
Kuncoro
(2004)
mendefenisikan pembangunan sebagai suatu proses yang bersifat multidimensional. Perubahan yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia seperti dalam hal struktur sosial, sikap mental, dan lembaga-lembaga sosial. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu negara pada umumnya cenderung difokuskan terhadap pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Kenaikan total produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara pada suatu waktu tertentu disebut dengan pendapatan nasional. Indikator yang umum digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah Gross DomesticProduct (GDP) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat regional. Dalam perkembangannya pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari adanya peningkatan di dalam GDP (Gross Domestic Product) atau GNP (Gross National
Universitas Sumatera Utara
Product). Adanya peningkatan dalam GDP berarti menunjukkan adanya peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita merupakan pendapatan masyarakat per individu. GDP juga merupakan angka yang menunjukkan total produksi suatu negara. Semakin tinggi GDP berarti total produksi semakin besar. Pendapatan nasional diperoleh melalui perhitungan dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan pengeluaran (expenditure approach), pendekatan pendapatan (income approach), dan pendekatan produksi (production approach). Penjelasan untuk ketiga pendekatan tersebut, sebagai berikut: 1) Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) Seluruh pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran keseluruhan sektor rumah tangga dalam perekonomian. Dalam bentuk formulasi ditulis sebagai: GNP (Y) = C + I + G + (X-M) Dimana: C = consumption spending (household sector) I = investment spending (business sector) G = governmentspending (government sector) (X-M) = net export 2) Pendekatan pendapatan (income approach) Pendapatan nasional yang diperoleh dari pemilik sumberdaya sebagai imbalan berikut kesertaannya dalam pembentukan produksi nasional. Dengan menggunakan formula ditulis sebagai: Y=w+r+i+Ο Dimana: w r i Ο
= wage rate = rent = interest rate = profit
Universitas Sumatera Utara
3) Pendekatan produksi (production approach) Pendapatan nasional sebagai hasil akhir dari barang-barang dan jasa yang diperoleh dari sektor kegiatan ekonomi. Dalam formulasi ditulis sebagai: NI = P1Q1 + P2Q2 + ... + PnQn Atau π
π = β(ππ’ ππ’ ) π=π
Dimana: Pi
= satuan harga barang
Qi
= jumlah produk
Perdagangan
luar
negeri
dapat
memberi
sumbangan
yang
positif
terhadapkegiatan ekonomi negara telah disadari oleh ahli-ahli ekonomi sejak beberapa abad yang lalu. Ahli-ahli ekonomi yang tergolong di dalam mazhab Merkantilis, yang hidup sekitar abad ke-16 dan ke-17 berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan bagi suatu negara. Maka menurut pendapat mereka, apabila suatu negara ingin mencapai kemakmuran yang lebih tinggi, wajiblah mereka menggalakkan perdagangan luar negeri. Ahli-ahli ekonomi Klasik, terutama David Ricardo, telah mengemukakan pandanganpandangan yang lebih meyakinkan lagi mengenai pentingnya peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian (Sukirno, 1981: 273).
Universitas Sumatera Utara
Banyak negara di dunia khususnya negara sedang berkembang tidak memiliki banyak keleluasaan dalam memilih untuk terlibat secara penuh, membatasi atau menjauhi perdagangan dunia. Karena adanya berbagai perbedaan seperti: ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya bahan baku dan penggunaan teknologi menyebabkan perbedaaan produksi/output tiap negara. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri memaksa negara untuk terlibat dalam perdagangan internasional, apapun resikonya. Bagi sebagian besar negara-negara berkembang, permintaan impor acapkali melampaui kapasitas mereka dalam menciptakan pendapatan devisa yang mencukupi dari kegiatan-kegiatan ekspor. Hal ini telah mengakibatkan krisis yang kronis pada neraca pembayaran mereka. Oleh karena defisit pada pos neraca transaksi berjalan (current account) tidak bisa lagi ditutupi dengan surplus pada pos neraca modal (capital account) maka negara yang bersangkutan terpaksa mencari tambahan utang atau pinjaman, khususnya dari luar negeri, guna menutupi defisit neraca pembayarannya tersebut. Dalam menghadapi defisit neraca pembayaran, pemerintah memiliki beberapa macam pilihan kebijakan. Todaro dan Smith (2004:124) mengemukakan ada 3 (tiga) alternatif untuk memperbaiki kondisi neraca pembayaran yakni: (1) Pemerintah dapat berusaha memperbaiki kondisi neraca pembayaran melalui promosi ekspor atau pembatasan impor atau dengan melaksanakan kedua-duanya. (2) Mengubah kurs resminya melalui pendevaluasian mata uangnya sehingga harga ekspor relatif lebih rendah sedangkan harga impor menjadi lebih tinggi sehingga akan teredam dengan sendirinya paling tidak dalam jangka pendek. (3) Melalui
Universitas Sumatera Utara
peningkatan jumlah cadangan moneter resmi (cadangan devisa)
dengan cara
menambah penarikan βemas kertasβ internasional baru terbitan Dana Moneter Internasional (IMF) yang dikenal dengan sebutan Special Drawing Rights (SDR) Surat utang negara merupakan salah instrumen investasi portofolio bagi investor, baik investor dalam negeri maupun investor asing. Surat utang negara dipilih karena dianggap minimum resiko atau bahkan tidak beresiko (no risk/default) sama sekali. UU No.24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara memperkenalkan surat utang negara diterbitkan dalam valuta asing. Investor asing tentunya dapat memanfaatkan valuta asing yang dimilikinya untuk membeli surat utang negara dalam valuta asing. Atau alternatif lainnya yang tersedia adalah investor asing merupiahkan valuta asingnya, dan selanjutnya hasil dari konversi valuta asing tersebut dipergunakan untuk membeli surat utang negara dalam valuta rupiah. Dengan adanya surat utang negara diharapkan sebagai sumber pembiayaan untuk menutupi defisit neraca pembayaran yang terjadi (Sihombing, 2007:5). Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, penulis memandang perlu untuk melakukan sebuah penelitian guna mendapatkan jawaban sejauh mana pengaruh tingkat bunga surat utang negara, inflasi, dan cadangan devisa terhadap posisi neraca pembayaran Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan pada bagian terdahulu, maka penulis membuat perumusan masalah agar penelitian dapat terlaksana secara
Universitas Sumatera Utara
terarah. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Apakah tingkat bunga (kupon) Surat Utang Negara berpengaruh terhadap Neraca Pembayaran Indonesia? b. Apakah inflasi berpengaruh terhadap Neraca Pembayaran Indonesia? c. Apakah cadangan devisa berpengaruh terhadap Neraca Pembayaran Indonesia? d. Apakah tingkat bunga (kupon) Surat Utang Negara, inflasi dan cadangan devisa berpengaruh terhadap Neraca Pembayaran Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitiaan ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga (kupon) Surat Utang Negara terhadap Neraca Pembayaran Indonesia. b. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap Neraca Pembayaran Indonesia. c. Untuk
mengetahui
pengaruh
cadangan
devisa
terhadap
Neraca
Pembayaran Indonesia. d. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga Surat Utang Negara, inflasi, dan cadangan devisa terhadap Neraca Pembayaran Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan instansi terkait dalam mengambil kebijakan ekonomi, khususnya bidang moneter. 2. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni. 3. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihakpihak/peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara