BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan sebuah ilmu tentang memahami alam semesta dengan pengamatan yang tepat pada sasaran serta melalui prosedur dan dijelaskan melalui penalaran sehingga mendapatkan suatau kesimpulan Susanto (2013: 167).Dasar anggapan inilah yang memungkinkan mata pelajaran IPA untuk lebih fokus meneliti tentang keberadaan alam dan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan penelusuran sumber ilmu dari alam lebih bermakna kembali ketika para siswa lebih aktif dalam mencari ilmu pengetahuan itu sendiri dibandingkan dengan guru yang harus selalu mencari dan menyuapi semua ilmu yang ada. Penggunaan sebuah strategi dan metode pembelajaran IPA tersebut haruslah didasarkan oleh sebuah muatan dari mata pelajaran IPA yang sekaligus berfungsi pada sebuah sistem pembelajaran di kelas yang lebih membuat siswa aktif dan menyenangkan. Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan Depdiknas 2006 dalam journal yang ditulis yulianingsih (2012) menyatakan bahwa, IPA meliputi Aspek-aspek sebagai berikut : (a) mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan ,(b), Benda materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, gas (c)
1 Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
2
Energi
dan
perubahannya
meliputi
:gaya,bunyi,
panas,magnet
listrik,cahaya dan pesawat sederhana, (d), bumi dan alam semesta meliputi :tanah,bumi tata surya dan benda-benda langit lainnya. Sesuai dengan konsep dasar IPA dan sebuah masalah yang selalu menaungi mata pelajaran IPA tersebut, Peneliti juga mendapatkan sebuah masalah nyata yang ada di SD negeri kedondong kecamatan sokaraja tempat peneliti melakukan observasi. Masalah yang munculadalah belum dibuatnya sebuah media pembelajaran berupa periskop oleh siswa dan guru sehingga peneliti berkesempatan untuk memberikan materi dengan konsentrasi pembuatan media periskop yang dilakukan oleh siswa, selain itu masalah yang muncul adalah adanya siswa yang masih belum berani maju saat guru memberikan tugas.Siswa masih sering belum paham materi pada nyatanya guru sudah memberikan sebuah umpan balik. Siswa masih enggan untuk melalukan sebuah kegiatan diskusi dengan kelompok
dan terkesan yang
pandai yang mendominasi sehinggakeaktifan ketika pembelajaran berlangsung masih kurang. Segi positif dari masalah ini adalah, ketika siswa melakukan kegiatan diluar kelas untuk menemukan konsep secara mandiri siswa lebih menyukainya dan lebih senang terhadap pembelajaran tersebut. Observasi tetang adminsitrasi yaitu tentang nilai juga menyatakan hal yang hampir sama dengan observasi sikap siswa, pada observasi ini peneliti menemukan sebuah fenomena pada prestatasi belajar siswa sebagai berikut : Pada ulangan harian mata pelajaran IPA materi membuat karya/model periskop sederhana dengan memanfaatkan sifat cahaya siswa kelas V SD
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
3
Negeri Kedondong masih banyak mereka yang belum mencapai standar minimal KKM yaitu 68. Berdasarkan data yang peneliti himpun berikut persentase nilai ulangan harian materi membuat karya/model periskop sederhana melalui sifat cahaya untuk membuat karya sederhanasiswa kelas V SD Negeri Kedondong. Tabel 1.1 Presentase nilai ulangan harian IPA Materi Cahaya Data siswa kelas V SD Negeri Kedondong Tahun
Nilai rata-rata
Batas KKM
2011/2012
77,66
67
2012/2013
74,47
68
Sumber data : data nilai IPA materi sifat sifat cahaya dan pemanfaatnnya SD Negeri Kedondong,2011/2012-2012/2013. Tabel di atas menunjukan penurunan hasil rata-rata ujian yang dinyatakan dengan kelulusan siswa. Tahun 2011-2012 mengalami penurunan ditahun berikutnya yaitu dari semula 77,66 menjadi 74,47. Data yang dihimpun dari sebuah sumber dilapangan tentang mata pelajaran IPA perlu untuk ditingkatkan tentang prestasi belajar siswanya. Sebuah sumber ini menyatakan prestasi belajar siswa yang menurun, kekawatiran guru terjadi ketika prestasi menurun maka bisa pula disebabakan oleh faktor pemahaman yang masih rendah. Rangkuman permasalahan yang didapat oleh peneliti tersebut memungkinkan peneliti untuk mencetuskan ide masalah bahwa siswa memiliki rasa ingin tahu yang rendah. Penerapan pembelajaran dengan
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
4
penguasaan rasa ingin tahu yang rendah teresebut lebih cocok dengan sebuah metode pembelajaran eksperimen yang memungkinkan para siswa bebas mencari sumber materi dengan dibantu oleh guru seolah olah siswa menemukan
sendiri
konsep
belajar
mereka.
Pembelajaran
dengan
mumungkinkan siswa memperoleh pengetahuan secara mandiri dengan menggunakan sebuah pembelajaran metode ekseprimen. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Roestiyah, 2001:80) penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapinya sendiri dengan percobaan sendiri. Sejalan dengan toeri dalam bahan ajar CBSA, 1991 : 119) yang ditulis oleh paulina (.........) menyatakan bahwa: “Metode
eksperimen
dapat
dikembangkan
keterampilan-
keterampilanseperti : keterampilan mengamati, menghitung, mengukur, membuat
pola, membuat
hipotesis,
merencanakan
eksperimen,
mengendalikan variabel, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan sementara,
meramal, menerapkan, mengkomunikasikan dan mengajukan
pertanyaan.” Metode eksperimen erat kaitannya dengan sebuah metode yang memberikan siswa ruang gerak bebas mencari sebuah konsep materinya sendiri. Menurut sudirman dalam journal septi (2012 :191), metode eksperimen adalah cara penyajian, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
5
Pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
eksperimen
untuk
meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran IPA pada dasarnya merupakan suatu keseuaian dalam pembelajaran. Pembelajaran menggunakan teori IPA menekankan pada sebuah pencarian sutau konsep materi yang ada di alam. B. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan metode pembelajaran ekseperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi menerapkan sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya siswa kelas V SD Negeri kedondong? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Kedondong melalui metode eksperimen. D. Manfaat penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat yang besar yaitu dari segi : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih keilmuan dalam bidang pengajaran di sekolah dasar terkait dengan penggunaan metode pembelajaran tertentu pada penelitian tindakan kelas. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015
6
Sebagai bekal pengalaman belajar pada penggalian informasi masalah yang ada di alam dan pemecahan masalahnya
dengan
penerapann metode eksperimen b. Bagi guru Sebagai pedoman dan inormasi tambahan dalam mengatasi permasalahan siswa di kelas terkait dengan penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode eksperimen c. Bagi sekolah Sebagai alat bantu dalam mengatasi permasalahan prestasi belajar di kelas terutama pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. d. Bagi peneliti Menambah Khazanah keilmuan dan pengalaman belajar dalam meneiliti sebuah permasalahan yang dihadapi di Sekolah dasar pada khususnya dan menambah pengalaman mengajar dengan cara yang inovatif.
Peningkatan Prestasi Belajar..., Marvinda Rizki DD, FKIP UMP, 2015