Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin meningkat setiap harinya membuat manusia selalu berusaha untuk melakukan dan mendapatkan yang terbaik. Adanya perkembangan teknologi ini tentu saja berorientasi/berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat modern yang selalu berkembang secara dinamis. Teknologi ini dapat pula dimaksudkan untuk menyempurnakan apa yang telah mereka dapatkan sehingga efisiensi dan efektifitas dapat direalisasikan oleh perusahaan manufacturing atau perusahaan lainya.
Perkembangan yang saling mengungguli ini membuat manusia semakin sadar untuk selalu melakukan penelitian agar apa yang menjadi tujuan hidupnya diharapkan dapat tercapai. Adanya keterbatasan dan kemampuan
menciptakan
suatu
produk
membuat
manusia
harus
berkompetisi untuk lebih menyempurnakannya sehingga mampu untuk merebut pangsa pasar didunia. Produk yang mempunyai nilai tambah lebih baik, inovasi yang selalu baru dan harga yang cukup kompetitif tentu saja akan banyak diminati oleh konsumen. Untuk mencapai hal tersebut, maka perusahaan pembuat perlengkapan kebutuhan manusia ini haruslah mempunyai sumbar daya manusia dan mampu mengorganisasikan sumber dayanya sebaik mungkin. Untuk itu diperlukan suatu kerjasama yang terarah -1-
Pendahuluan
dan baik, tanpa kerja sama yang baik antar sumber daya (meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber day apmbantu lainya) tidak akan dapat tercapai tujuan dengan sempurna.
Setiap perusahaan mempunyai policy (kebijakan) yang berlainan dalam usahanya menjalankan roda perusahaannya, banyak sekali pengusahan yang bermain dalam bidang plastic. Industri plastik merupakan industri yang sedang berkembang di
era-globalisasi dan sangat berpotensi karena
manusia semakin lama semakin bertambah sehingga kebutuhan akan plastik pun semangkin bertambah
Perkembangan
industri
plastik
di
Indonesia
terus
tumbuh
dan
berkembang cukup meyakinkan dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir
diatas 8% atau lebih dari dua kali angka pertumbuhan
ekonomi nasional yang rata-rata masih dibawah 4%. Industri palstik merupakan salah satu sector yang mengalami pemulihan tercepat setelah industri makanan dan minuman.
Untuk ikut terus mengikuti perkembangan dan Untuk menghadapi tantangan yang berat di tahun-tahun mendatang, diperlukan persiapan-persiapan dan perbaikan-perbaikan disegala bidang salah satunya adalah bagaimana peran serta perusahaan dalam pemborosan (WASTE) karena tampa disadari dalam sebuah perusahaan pasti mengalami permborosan, entah itu pemborosan -2-
Pendahuluan
yang berasal dari pemborosan pada produksi yang berlebihan, pemborosan pada saat waktu menunggu, pemborosan pada transportasi, pemborosan pada proses kerja, pemborosan pada persediaan, pemborosan pada gerakan dan pemborosan pada karena produk cacat,
Pada industri plastik di PT Berlina Tbk ini adalah industri tentang manufacturing plastik packaging seperti botol sunslik, betadine, baygon dll. Pada awalnya fokus perusahaan ini adalah melayani industri kosmetik (Botol sunlik, cudel, cuson, dll) dan farmasi (botol betadine, baygon, visin dll) dan memiliki pelanggan utama diantaranya perusahaan-perusahaan multinational seperti Unilever, L’oreal, Kao, Pfizer, Jonson,
Avon dll, tapi karena
kebutuhan customer terus menerus meningkat maka jenis produksinya bertambah banyak, dan juga mempunyai rencana untuk meraih teknologi untuk memasuki pasar engineering plastik yang menguntungkan dan terus berkembang pesat. Untuk terus mengikuti perkembangan tersebut diperlukan juga sasaran yang harus dicapai oleh PT Berlina, dan salah satu sasaran yang tidak dapat tercapai di tahun 2003 adalah mengenai “WASTE” waste di sini artinya adalah suatu material/botol/produk yang tidak dapat dipergunakan lagi/tidak dapat diproses lagi menjadi botol/produk, jadi waste disini adalah sampah (botol reject, matrial) yang akan dibuang. Jadi waste disini merupakan pemborosan karena produk cacat, dan akibat proses produksi.
-3-
Pendahuluan
Pengukuran waste (scrap) di PT berlina pada tahun 2003 adalah sebesar 2.52% dari matrial yang dipergunakan untuk proses produksi, sedangkan targat yang diberikan PT Berlina adalah sebesar 0.2 %
I.
Pokok Permasalah
Memberikan informasi kepada perusahaan tentang waste yang ditimbulkan
dari
proses
produksi
dan
seberapa
besar
kerugiannya Penulis melakukan analisa terhadap waste yang dapat timbul dari berbagai macam faktor dan juga mencari tau dimanakah faktor terbesar timbulnya waste, salah satu contoh yang akan dibahas oleh penulis adalah waste (scrap) dalam matrial.
Scrap
yang
penulis
maksud
adalah
salah
satu
jenis
waste
(pemborosan) yang di asumsikan dengan matrial, jadi scrap adalah pemborosan (waste) matrial yang terbuang (Tidak dapat terpakai lagi) karena akibat dari proses produksi/hasil produksi, adapun penghasil scrap (Waste) tersebut banyak di ditemukan pada:
1. Gumpalan ex produksi 2. Matrial yang jatuh, tidak bisa terpakai akibat kotor 3. Produk yang sudah diprinting -4-
Pendahuluan
4. Botol kotor oli 5. Selang terbakar dll. Analisa ini akan dijadikan dasar penyelesaian dari masalah (waste), sehingga jumlah waste yang ada sekarang ini menjadi perhatian khusus untuk semua Departemen agar ikut serta berperan aktip dalam mengendalikan dan mengurangi waste tersebut. Berkaitan degan hal tersebut untuk selanjutnya pengertian scrap kami sebut WASTE saja.
II.
Pembatasan Masalah.
Perbatasan permasalahan waste di PT Berlina dibatasi pada elemenelemen
Bahwa pemborosan banyak terjadi pada perusahaan seperti yang telah penilis tulis, tetapi yang penulis bahas sebagai pengolahan data ini adalah hanya waste (Pemborosan material/produk reject yang telah diprinting) dalam arti scrap
Karena keterbatasan informasi yang berhubungan dengan keuangan, maka penelitian ini tidak melakukan perhitungan terhadap dampak keuangan dari implementasi pemecahan masalah.
-5-
Pendahuluan
III.
Tujuan Penelitian
a. Untuk menemukan penyebab sumber waste terbesar b. Mencari akar penyebab masalah sumber terbesar penghasil waste.
IV.
Langkah-langkah pemecahan masalah
Analisa penyebab waste terbesar Analisa dari sumber penyebab waste terbesar Analisa sebab akibat dari waste yang terbesar Menentukan rencana tindakan perbaikan Mengimplementasikan rencana tindakan perbaikan Memonitoring keefektifitas dari rencana tindakan perbaikan
V.
ASUMSI
Penangulangan waste yang ada sudah maxsimal Waste yang ditimbulkan tidak mempengaruhi kerugian sehingga yang terkait kurang perduli Waste tidak mungkin tidak ada, tapi waste dapat di kurangi (minimumkan)
-6-