BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam setiap
proses operasional, baik di sektor tradisional maupun modern. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 600 ribu orang meninggal akibat sakit dan kecelakan kerja atau 2,2 juta orang per tahun. Sebanyak 350.000 orang per tahun diantaranya meninggal akibat kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja juga berakibat pada biaya 100 miliar USD atau 20 kali dana bantuan umum yang diberikan ke Negara berkembang. Di Indonesia jumlah kecelakaan kerja mencapai angka 58.600 pada tahun 2008 dan mencapai angka 54.398 pada tahun 2009. Berdasarkan data pada PT Jamsostek pada tahun 2010, kecelakaan kerja mencapai angka 49.919 kasus dan diantaranya sebanyak 7.965 meninggal dunia yang diantaranya mungkin terjadi pada pekerja shift. Jumlah santunan yang dibayarkan sebesar Rp. 150.987 triliun.
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Menurut Suma’mur (1993) secara umum terdapat dua golongan penyebab kecelakaan kerja yaitu tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unfase human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unfase condition). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, faktor manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 80 - 85%. Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan manusia adalah stress dan kelelahan (fatique). Kelelahan kerja memberi kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan
kerja (Setyawati, 2007). Kelelahan bisa
terjadi oleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu sebab fatique adalah gangguan tidur (sleep distribution) yang antara lain dapat dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan gangguan pada circadian rhythms akibat shift kerja (Wicken,et al, 2004). Sudah dipercaya bahwa sebagian besar dari pekerja yang bekerja pada shift malam memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami kecelakaan kerja dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal (shift pagi). Permasalahan kesehatan ini antara lain ganguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan gastrointestimal. Segala gangguan kesehatan yang tersebut, ditambah dengan tekanan stress yang besar dapat secara otomatis meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan pada para pekerja terutama pekerja shift malam. Menurut Sama’mur (1993) shift kerja malam perlu mendapat perhatian karena irama faal manusia (Circadian Ritme) terganggu, metabolisme tubuh tidak dapat beradaptasi, kelelahan, kurang tidur, alat pencernaan kurang berfungsi secara normal, timbul reaksi psikologi dan pengaruh yang komulatif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
PT. Flambindo Cortama adalah perusahaan manufaktur pembuatan spare part sepeda motor bermerk HONDA. Dipilihnya PT. Flambindo Cortama ini sebagai tempat penelitian dikarenakan PT. Flambindo Cortama memiliki jumlah jam kerja yang cukup panjang. PT. Flambindo Cortama memiliki jumlah karyawan sebanyak 170 karyawan (Karyawan Tetap). Untuk memenuhi pesanan PT. Flambindo Cortama melalukan produksi secara shift (pola waktu kerja). PT. Flambindo Cortama melakukan pola kerja 2 shift (12 jam kerja per shift) dengan tujuan efisiensi tenaga kerja dan upah. Pola kerja yang diberlakukan di PT. Flambindo Cortama terdapat 2 macam yaitu sistem kerja non shift dan sistem kerja shift, yang terdiri dari shift 1 (pagi) dan shift 2 (malam). Jam kerja normal pada shift pagi dimulai dari pukul 08.00-16.00 dengan jumlah istirahat pukul 12.00-13.00, namun untuk dapat memenuhi target produksi, sering dilakukan lembur hingga pukul 8 malam (untuk shift pagi). Shift malam dimulai dari pukul 20.00-04.00 dengan waktu istirahat pukul 00.00-01.00. Sistem kerja shift tersebut meggunakan sistem rotasi, artinya karyawan yang bekerja di shift pagi akan bekerja di shift malam pada minggu berikutnya dalam jangka waktu 1 minggu. Shift kerja ini hanya berlaku pada bagian departemen produksi, namun tidak semua departemen produksi yang bekerja dengan shift kerja. Dari 5 departemen produksi hanya 4 departemen produksi yang diberlakukan sistem shift kerja, yaitu departemen press, departemen welding, departemen cutting, dan departemen turret. Total karyawan pada shift pagi sebanyak 85 karyawan dan total karyawan shift malam sebanyak 85 orang (karyawan tetap). Pada umumnya, karyawan bekerja pada hari Senin sampai Jum’at, namun jika diberlakukan jam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
kerja lembur, maka karyawan akan bekerja pada hari Sabtu dan pada hari Minggu malam. Karyawan shift pagi mulai bekerja pada shift malam. Dengan cara kerja seperti ini kan mengakibatkan gangguan pola tidur kepada para pekerja tersebut. Bagi seorang pekerja, bekerja diatas 8 jam per hari salama seminggu terus menerus jika ditinjau dari segi keselamatan dan kesehatan kerja akan memberikan masalah terutama bagi pekerja yang tidak dapat menyesuaikan diridengan lama jam kerja yang di jalaninya. Dan jika ini teus berlangsung maka akan mengganggu faal tubuh dan kelelahan. Penyebab kelelahan kerja diantaranya adalah waktu kerja berlebihan, melakukan aktifitas yang monoton, beban kerja, lingkungan kerja, fasilitas kerja, keadaan diri, keadaan kejiwaan dan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa karyawan yang bekerja dengan sistem shift kerja, mereka mengakui adanya keluhan-keluhan fisik diantaranya sakit pada bagian tubuh tertentu, misalnya sakit pada bagian leher, pinggang, bahu dan punggung. Keadaan lingkungan pada malam hari juga menjadi kendala bagi para karyawan, suhu dingin yang dirasakan karyawan membuat rasa kantuk lebih terasa pada saat bekerja di malam hari. Selain itu juga karyawan magalami adanya perubahan porsi tidur setiap minggunya yang mungkin disebabkan adanya pergantian shift kerja yang dilakukan tiap minggunya. Hasil wawancara tersebut telah mempertegas teori-teori yang sudah dipaparkan sebelumnya. Shift kerja dipandang sebagai tuntutan yang memakan individu. Jika sistem shift kerja tidak dikelola dengan baik oleh perusahaan, akan berdampak gangguan fisiologis dan pada akhirnya akan mengurangi produktifitas pekerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Keluhan-keluhan mental dan fisik apa yang sering muncul akibat pemberlakuan sistem shift kerja? 2. Bagaimana meminimalisasi keluhan-keluhan yang terjadi pada pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja? 3. Bagaimana merusmuskan strategi yang baik dalam menetukan sistem shift kerja? Untuk dapat menjawab ketiga rumusan masalah di atas maka diperlukan penelitian yang cermat sehingga diperoleh suatu rekomendasi.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk merumuskan strategi kebijakan yang
efektif untuk menekan pengaruh penerapan sistem shift kerja terhadap terjadinya kelelahan pekerja yang dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi keluhan-keluhan yang bekerja dengan sistem shift kerja. 2. Meminimalisasi keluhan-keluhan yang terjadi pada pekerja yang bekerja dengan sistem shift kerja. 3. Merumuskan strategi shift kerja yang baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.4.
Pembatasan Masalah Dari permasalahan yang ada, maka pembahasan yang dilakukan dapat
terarah dengan baik dan untuk menghindari meluasnya konteks permasalahan maka objek masalah yang akan dibahas dibatasi mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Penelitian dilakukan di PT. Flambindo Cortama 2. Penelitian yang dilakukan berupa uji denyut nadi dan kuesioner yang disebarkan pada karyawan dibagian departemen produksi yang bekerja dengan sistem shift kerja.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalm penelitian tugas akhir ini
diuraiakn ke dalam enam bab yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian,
pembatasan
masalah,
metode
penulisan,
serta
sistematika penelitian yang menunjukkan gambaran umum pembahasan masalah. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan teori - teori dan konsep yang dijadikan dasar berpikir dan penyusunan kerangka pemecahan masalah, seperti teori mengenai shift kerja, kelelahan fisik dan sebagainya. Termasuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
didalamnya teori mengenai metode pengumpulan, pengolahan, analisis data. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Mneguraikan tahapan dan kerangka pemecahan masalah yang dilakukan mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian, studi pustaka, studi pendahuluan, metode pengumpulan data, pengumpulan dan pengolahan data, analisis dan pembahasan masalah hingga mencapai kesimpulan dan saran.
BAB IV
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA Berisi mengenai gambaran umum perusahaan data-data yang diperlukan baik data primer maupun data sekunder, yang kemudian data tersebut diolah sehingga dijadikan suatu informasi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisikan interpretasi hasil pengolahan dan penelitian dengan landasan teori yang dijabarkan dalam landasan teori.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memberikan rangkuman akhir atas hasil analis yang mencakup proses penelitian dan hasil penelitian yang diharapkan bermanfaat bagi PT. Flambindo Cortama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/