BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk bagi negara berkembang merupakan salah satu
masalah yang dapat berimplikasi pada perekonomian dan kesehatan masayarakat. Salah satu negara berkembang yang memiliki beban jumlah penduduk yaitu Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat (Rismawati, 2015). Menurut Badan Pusat statistik (BPS) pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 238.518.800 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia mencapai 255.461.700 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,40 persen(BPS, 2015). Pemerintah membentuk program Keluarga Berencana sejak tahun 1970 sebagai salah satu upaya untuk mengatasi tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita (Wahab, Fitriangga, & Handini, 2014). Program KB merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (UU No 10, 1992). Program KB di Indonesia masih menghadapi beberapa masalah penting. Salah satu tantangan dalam pengelolaan program KB yaitu masih tingginya kebutuhan ber1
2
KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)(BKKBN, 2015b). Unmeet need KB adalah pasangan usia subur yang ingin mengatur jarak dan jumlah kelahiran tetapi tidak menjadi peserta KB aktif(Wahab et al., 2014). Unmet need juga dapat dikatakan sebagai kebutuhan KB yang tidak dapat terpenuhi (SDKI, 2007). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, di Indonesia secara keseluruhan sebanyak 61,4 persen dari PUS menggunakan kontrasepsi dan sebanyak 9,1 persen dari mereka adalah kelompok unmet need KB (SDKI, 2007). Jumlah penduduk provinsi Bali pada tahun 2015 adalah 4.152.800 jiwa dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sampai dengan bulan November 2015 yaitu 667.809 pasangan. Peserta KB aktif di provinsi Bali pada tahun 2015 yaitu 564.745(84,56%). Sedangkan unmet need KB di Provinsi Bali tahun 2015 adalah 5,65%. Unmet need tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 4,5% di tahun 2014. Jumlah unmet need KB pada tahun 2015 yaitu 37.757 (5,65%) yang terdiri dari (IAT) 19.537 (2,92%) dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 18.220 (2,72%) (BKKBN, 2015a). Angka unmet need di Provinsi ini sudah memenuhi target BKKBN pada tahun 2015 yaitu 10,0% namun terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya (BKKBN, 2015b) Kabupaten Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang menggalakan program KB. Jumlah penduduk kabupaten Klungkung pada tahun 2015 yaitu 175.700 jiwa dengan jumlah PUS 33.631 pasangan. Peserta KB aktif sampai dengan bulan November 2015 yaitu 29.395 (87,65%). Sedangkan unmet need KB di Kabupaten Klungkung tahun 2015 adalah 4,18%. Unmet need tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 2014 sebesar 4,34%. Jumlah unmet need KB di Kabupaten Klungkung pada tahun 2015 yaitu 1.406 (4,18%) yang terdiri dari (IAT)
3
743 (2,20%) dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 663 (1,98%) (BKKBN, 2015). Angka unmet need di Kabupaten Klungkung melebihi target unmeet need kabupaten pada tahun 2015 yang sebesar 4%. Persentase unmet need KB di Kabupaten Klungkung masih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Jembrana (3,51%) dan Kabupaten Badung (2,48%). Kabupaten Klungkung memiliki empat kecamatan dengan masing-masing persentase unmet need yang bervariasi. Kecamatan Klungkung dengan unmeet need 4,76%, Kecamatan Dawan 4,04%, Kecamatan Banjarangkan 1,98% dan Kecamatan Nusa Penida 5,23%. Dari empat kecamatan tersebut terdapat dua kecamatan memiliki persentase unmet need KB diatas target 4% yang ditetapkan oleh kabupaten yaitu
Kecamatan
Klungkung
(4,76%)
dan
Kecamatan
Nusa
Penida
(5,23%)(BPMPKBPD, 2015). Kecamatan Klungkung memiliki pencapaian unmet need KB yang belum mencapai target kabupaten. Kelurahan Semarapura Klod Kangin memiliki persentase unmet need KB yaitu 13,36% dan merupakan kelurahan di Kecamatan Klungkung yang memiliki persentase unmet need KB paling tinggi dan melebihi target kabupaten. Persentase unmet need KB setiap tahunnya diharapkan menurun dan berada dibawah target yang telah ditetapkan sehingga dapat meminimalisir tantangan dalam pelaksanaan program KB. Dampak negatif yang diakibatkan dari adanya unmet need KB yaitu dapat mengakibatkan komplikasi pada saat kehamilan dan mempengaruhi keberhasilan program KB di Indonesia. PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi akan berpeluang untuk terjadi kehamilan dan komplikasi karena kehamilannya tidak diinginkan, jarak hamil terlalu dekat, dan melahirkan dengan jumlah yang banyak (Ulsafitri dan Nabila, 2015)
4
Berdasarkan penenlitian sebelumnya oleh Ulsafitri, 2015 ditemukan faktor yang mempengaruhi kejadian unmet need yaitu pengetahuan dari responden, dukungan dari suami dan informasi dari tenaga kesehatan terkait penggunaan alat kontrasepsi (Ulsafitri & Nabila, 2015). Penelitian lain terkait unmet need KB juga pernah dilakukan di Kenya, ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian unmet need yaitu wilayah tempat tinggal, etnis, jumlah anak hidup dan komunikasi antar pasangan serta kesehatan reproduksi(Omwago, Studies, & Khasakhala, 2004). Menurut teori Lawrence Green, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang diantaranya faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Jika melihat dari dalam diri seseorang maka dapat menggunakan teori Health Belief Model (model kepercayaan kesehatan) yang terdiri dari empat faktor utama yaitu Perceived Susceptibility, Perceived Severity, Perceived Benefits Dan Perceived Barriers. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi unmet need KB. Kecamatan Klungkung dipilih karena mudah dijangkau dan memiliki populasi jumlah PUS paling banyak. Selain itu penelitian ini belum pernah dilakukan di Kabupaten Klungkung, sehingga hasil dari penelitian ini mampu menjadi referensi bagi pihak terkait guna meningkatkan keberhasilan program KB di Provinsi Bali pada umunya dan Kabupaten Klungkung pada khsusunya. Salah satu model analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan faktor yang mempengaruhi unmeet need KB adalah Model Regresi Logistik. Model Regresi Logistik dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel independen yang bersifat kontinyu atau kategorikal dengan satu
5
variabel tergantung yang bersifat kategorikal. Selain itu, model ini dapat digunakan untuk memprediksi seseorang untuk menderita suatu penyakit (Widarsa, 2010).
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: Program KB merupakan salah satu program pemerintah untuk menekan pertumbuhan penduduk. Program KB ini ditujukan untuk pasangan usia subur (PUS) agar dapat mengatur jumlah dan jarak kehamilan. Namun, dalam pelaksanaan program KB masih ada PUS yang unmet need KB sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan program KB dan meningkatkan peluang terjadinya komplikasi. Unmet need KB merupakan salah satu masalah penting dalam keberlangsungan program KB. Kelurahan Semarapura Klod Kangin memiliki persentase unmet need (13,36%) diatas target yang telah ditentukan (4%). Oleh karena itu, penting melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian unmet need KB di Kelurahan Semarapura Klod Kangin Kecamatan Klungkung dengan menggunakan metode Analisis Regresi Logistik.
1.3
Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian beradasarkan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut : Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) di Kelurahan Semarapura Klod Kangin Kecamatan Klungkung tahun 2016?
6
1.4
Tujuan
1.4.1
Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) di Kelurahan Semarapura Klod Kangin Kecamatan Klungkung. 1.4.2
Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui pengaruh karakteristik demografi terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) 2. Mengetahui pengaruh persepsi akses terhadap pelayanan alat kontrasepsi terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) 3. Mengetahui pengaruh persepsi keyakinan dalam menggunakan KB terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) 4. Mengetahui pengaruh persepsi efek samping dalam menggunakan KB terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) 5. Mengetahui pengaruh persepsi manfaat dalam menggunakan KB terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) 6. Mengetahui pengaruh persepsi dukungan dari pasangan terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB)
1.5 1.5.1
Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang
menyangkut bidang kesehatan masyarakat mengenai pemanfaatan metode analisis Regresi Logistik untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi
7
tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) di Kelurahan Semarapura Klod Kangin Kecamatan Klungkung. 1.5.2
Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan masukan bagi pemegang program KB di Kabupaten Klungkung agar seluruh PUS dapat menjadi peserta KB aktif dan mengurangi kejadian unmet need serta komplikasi kehamilan sebagai dampak dari unmet need KB. 2. Sebagai salah satu informasi kesehatan bagi PUS khususnya dan masyarakat pada
umumnya
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tidak
terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB) pada PUS di di faskes KB yang ada di Kabupaten Klungkung.
1.6
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah aplikasi dari analisis Metode
Regresi Logistik di dalam analisis faktor yang mempengaruhi tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB (unmet need KB). Data diperoleh dari dengan cara wawancara terstruktur menggunakan kuesioner.