BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Anemia merupakan masalah dunia, dengan prevalensi tertinggi di negara
sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia diantaranya adalah anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan. Anemia menimbulkan gejala letih, lesu dan cepat lelah yang akibatnya dapat menurunkan produktivitas kerja (Tarwoto dkk, 2007). Anemia menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dan dibawa hemoglobin berkurang, sehingga tidak dapat memenuhi keperluan jaringan. Beberapa organ dan proses memerlukan oksigen dalam jumlah besar. Bila jumlah oksigen yang dipasok berkurang, maka kinerja organ yang bersangkutan akan menurun, sedangkan kelancaran proses tertentu akan terganggu (Almatsier, 2003). Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin (Hb) yang lebih rendah dari nilai normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Batasan hemoglobin untuk menentukan apakah seseorang terkena anemia atau tidak sangat dipengaruhi oleh umur. Untuk anak – anak umur 6 bulan – 5 tahun, dapat dikatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobinnya kurang dari 11 g/dl, umur 6 - 14 tahun kurang dari 12 g/dl, dewasa laki –laki kurang dari 13 g/dl, dewasa perempuan tidak hamil kurang dari 12 g/dl, dan dewasa perempuan hamil kurang dari 11 g/dl (Arisman, 2004).
1
2
Prevalensi anemia masih tinggi di Indonesia. Pekerja yang menderita anemia produktivitas kerja 20% lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang sehat dengan gizi yang baik. Anemia menyebabkan turunnya daya tahan tubuh juga membuat penderita rentan terhadap penyakit, sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat (Sediaoetama, 2005). Menurut WHO (2008) dalam Dinkes Provsu (2011), prevalensi anemia pada wanita sebesar 30,2%. Data pada 8 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 1997 prevalensi anemia sebesar 78,4% dan tahun 2002 menurun menjadi 53,8%. Survei mengenai penyakit anemia juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Survei anemia yang dilaksanakan pada tahun 2005 di 4 kabupaten/kota menunjukkan bahwa 40,5% pekerja wanita menderita anemia. Data Riskesdas pada Tahun 2007, prevalensi anemia sebesar 25%, dan pada perempuan dewasa, proporsi anemia 59,9%. Penanggulangan anemia di Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan berbagai intervensi seperti kegiatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang diarahkan pada dukungan sosial dan membuka jalan dan mendukung kegiatan penanggulangan yang bersifat langsung seperti suplemen zat besi, fortifikasi dan KIE juga diarahkan untuk peningkatan penggunaan menu seimbang. Kenyataan yang ada, prevalensi anemia di Indonesia maupun di Provinsi Sumatera Utara masih tetap tinggi, sehingga program penanggulangan anemia gizi bagi pekerja wanita tetap dikembangkan yang bertujuan menurunkan prevalensi anemia agar pekerja menjadi produktif (Oppusunggu, 2009).
3
Produktivitas dalam Tarwaka (2004), adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kebutuhan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas. Produktivitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan tenaga kerja menghasilkan barang atau jasa dalam satuan waktu, sehingga jika semakin banyak dan bermutu barang atau jasa yang dihasilkan tersebut, maka semakin tinggi produktivitas tenaga kerja yang dimaksud. Produktivitas tenaga kerja menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja tenaga kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Tenaga kerja yang mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat atau memakai sumber daya yang lebih sedikit menunjukkan tingkat produktivitas yang tinggi (Ravianto, 1990). Kondisi kesehatan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Nugroho (2007) menyebutkan bila keadaan kesehatan yang optimal tercapai, maka pekerja dapat mewujudkan produktivitas yang tinggi. Masalah anemia yang menjadi perhatian selama ini adalah anemia pada pekerja wanita, wanita hamil dan remaja putri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam makanan. Anemia pada pekerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Selain sebagai tenaga kerja, wanita juga memiliki peran ganda yaitu sebagai wanita yang akan melahirkan anak dan menyusui dan secara alamiah setiap bulannya mengalami haid. Tenaga kerja yang menderita anemia, akan berkurang kemampuan untuk melaksanakan
4
pekerjaannya dan badan menjadi cepat lelah, lemah, lesu sehingga produktivitas kerja menjadi kurang baik. Pasar Sore Padang Bulan Kota Medan merupakan salah satu Pasar di Kecamatan Medan Baru yang mempunyai beragam Usaha Dagang, baik yang menjual barang, maupun jasa. Salah satu jenis jasa yang ditawakan di Pasar ini adalah reparasi pakaian. Dari hasil survei yang dilakukan pada bulan September 2014, di Pasar Sore Padang Bulan terdapat 36 orang penjahit. Kios yang digunakan oleh penjahit terletak berdampingan dan berukuran cukup sempit, dan di dalam 1 kios terdapat 2 sampai 4 orang penjahit. Namun, ada juga kios yang di dalamnya terdapat 5 sampai 8 orang penjahit. Kios yang digunakan penjahit sudah berkonstruksi beton, dan memiliki atap. Ventilasi ruangan sudah cukup baik. Lantai yang digunakan juga sudah keramik dan semen. Pencahayaan yang digunakan penjahit untuk bekerja di dalam kios juga terlihat cukup baik dan mendukung proses kerja penjahit. Proses pekerjaan yang dilakukan dalam menjahit adalah menghasilkan pakaian dari bahan kain dan memperbaiki kerusakan pada pakaian yang dibawa oleh konsumen. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Pasar Sore Padang Bulan pada 5 orang pekerja wanita, dinyatakan bahwa penjahit di pasar sore bekerja selama 6 hari dalam 1 minggu dan rata - rata bekerja selama 9 – 10 jam dalam sehari, dimulai dari pukul 09.00 – 18.30 WIB. Selama bekerja, penjahit memiliki praktik kebiasaan makan dan minum yang kurang baik, seperti mengabaikan waktu makan, mengkonsumsi air minum < 2 Liter / hari, dan tidak ada mengkonsumsi makanan dan minuman tambahan. Para pekerja disana juga sering mengeluhkan masalah
5
kesehatannya yaitu mata berkunang-kunang, gampang lelah, kurang konsentrasi, pucat dan pusing. Saat dilakukan wawancara, terlihat bahwa penjahit tersebut terlihat pucat, dan kurang berkonsentrasi dalam menjawab pertanyaan. Dua dari lima orang pekerja yang diwawancarai saat survei awal menyatakan memiliki gejala anemia. Pekerja tersebut sempat mengalami pusing selama berhari-hari, dan mengkonsumsi suplemen penambah darah agar dapat bekerja tiap harinya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis hubungan anemia terhadap produktivas kerja pada penjahit di Pasar Sore Padang Bulan Kota Medan Tahun 2014. 1.2.
Perumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini, adalah
Bagaimana Hubungan Anemia dan produktivitas kerja pada penjahit di Pasar Sore Padang Bulan Kota Medan Tahun 2014 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan anemia dan produktivitas kerja pada penjahit di Pasar Sore Padang Bulan tahun 2014. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran anemia pada penjahit di Pasar Sore Padang Bulan. b. Untuk mengetahui gambaran produktivitas kerja penjahit di Pasar Sore Padang Bulan.
6
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1 Adapun manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat menjadi bahan referensi yang menambah pengetahuan kita tentang kesehatan, secara khusus mengenai anemia. 1.4.2. Bagi penjahit, agar dapat menambah wawasan mengenai anemia dan khususnya mengenai gejala anemia dan penanggulangannya. 1.4.3. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai permasalahan pada Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 1.4.4. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan Penyakit Anemia kaitannya dengan Produktivitas Kerja di tempat lain.