BAB I PENDAHULUAN
“Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan”, demikianlah rumusan Pasal 1457 KUHPerdata. Berdasarkan pada rumusan yang diberikan tersebut dapat dilihat bahwa jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang melahirkan kewajiban atau perikatan untuk memberikan sesuatu, yang dalam hal ini terwujud dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual, dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. Adapun unsur pokok dari perjanjian jual beli adalah barang dan harga, dan sesuai dengan asas konsensualisme yang menjiwai hukum perjanjian dalam KUHPerdata, maka perjanjian jual beli sudah dilahirkan pada detik tercapainya sepakat mengenai barang dan harga. Begitu kedua belah pihak setuju tentang barang dan harga, maka dibuatlah perjanjian jual beli. Sifat konsensualisme dari perjanjian jual beli ditegaskan dalam Pasal 1458 KUHPerdata yang menyatakan bahwa jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar. Perjanjian jual beli yang sudah dilahirkan pada detik tercapainya kata sepakat mengenai barang dan harga akan menimbulkan akibat hukum berupa hak dan kewajiban secara timbal balik diantara para pihak yang telah melakukan perjanjian jual beli tersebut.
1
2
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam perjanjian jual beli kesepakatan mengenai barang dan harga adalah titik tolak terjadinya perjanjian, walaupun belum dilakukan pembayaran dan penyerahan barang. Dalam pelaksanaannya sering muncul masalah baik mengenai barang maupun harganya yang menyebabkan
terjadinya
suatu
keadaan
tidak
dipenuhinya
atau
tidak
dilaksanakannya perjanjian jual beli tersebut. Hukum perjanjian dalam KUH Perdata menganut sistem terbuka, yaitu siapa saja dapat mengadakan perjanjian mengenai apa saja baik yang sudah diatur dalam Undang-Undang maupun yang belum diatur dalam sama sekali. Dengan lain perkataan bahwa hukum perjanjian menganut asas kebebasan berkontrak dengan syarat tidak melanggar Undang-Undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Sedangkan bentuknya dikatakan bebas karena para pihak dapat membuat suatu perjanjian dengan memilih bentuk yang bebas, yaitu secara lisan maupun secara tertulis, berupa akte notaris atau akte otentik dan akte di bawah tangan.1 Rumah Sakit Umum Bethesda Yogyakarta adalah salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Guna melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut pihak rumah sakit memerlukan berbagai macam barang yang harus dibeli dari pihak lain dan salah satu barang yang dibutuhkan tersebut adalah alat kesehatan. Guna memperoleh alat-alat kesehatan yang dibutuhkan, maka pihak rumah sakit melakukan perjanjian jual beli dengan pihak lain yang bersedia mengadakan 1
J. Satrio, 2001, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Buku I, Bandung, Citra Aditya Bakti, hlm. 27
3
alat-alat kesehatan tersebut. Perjanjian jual beli alat-alat kesehatan yang diadakan tersebut didalamnya telah disepakati tentang jenis dan spesifikasi dari alat kesehatan yang dibutuhkan dan juga tentang harga dari alat-alat tersebut. Dalam pelaksanaannya perjanjian jual beli alat kesehatan tersebut sering muncul berbagai masalah, antara lain mengenai jenis dan kualitas/spesifikasi dari alat kesehatan yang tidak sesuai dengan jenis dan spesifikasi yang telah ditentukan dalam perjanjian dan hal ini dapat menyebabkan wanprestasi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL
BELI
ALAT
KESEHATAN
PADA
RUMAH
SAKIT
UMUM
BETHESDA YOGYAKARTA”. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk perjanjian jual beli alat kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Bethesda Yogyakarta dan para penjual alat kesehatan? 2. Bagaimana penyelesaiannya apabila pihak penjual alat kesehatan tidak menyerahkan
barang
sesuai
dengan
kualitas/spesifikasi
sebagaimana
disebutkan dalam perjanjian jual beli? Berdasarkan permasalahan dalam penelitian tersebut di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji bentuk perjanjian jual beli alat kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Bethesda Yogyakarta dan para penjual alat kesehatan
4
b. Untuk mengetahui dan mengkaji penyelesaiannya apabila pihak penjual alat
kesehatan
tidak
menyerahkan
barang
sesuai
dengan
kualitas/spesifikasi sebagaimana disebutkan dalam perjanjian jual beli 2. Tujuan Subyektif Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Melihat dari tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, diharapkan juga dapat memberikan manfaat berupa: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum khususnya hukum perjanjian. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak Rumah Sakit dan pihak supplier alat kesehatan dalam melaksanakan jual beli alat kesehatan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam pelaksanaan jual beli alat kesehatan. Guna memudahkan dalam memahami isi dari skripsi ini, berikut disajikan sistematika penulisan dari skripsi ini yang terbagi ke dalam beberapa bab dan masing-masing bab terbagi lagi ke dalam beberapa sub bab. Adapun masingmasing bab tersebut adalah: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Selanjutnya pada bab ini juga diuraikan tentang sistematika dari penulisan skripsi ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan tentang perjanjian pada
umumnya yang berisi pengertian dan dasar hukum perjanjian; syarat sahnya perjanjian; asas-asas dalam perjanjian; para pihak dalam perjanjian; wanprestasi dan akibat hukumnya; dan hapusnya perjanjian. Pada bab ini juga diuraikan mengenai tinjauan tentang perjanjian jual beli yang berisi pengertian dan dasar hukum perjanjian jual beli; para pihak dalam perjanjian jual beli; hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian jual beli; wanprestasi dalam perjanjian jual beli; dan risiko dalam perjanjian jual beli. BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab metode penelitian ini disajikan tentang jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan gambaran umum Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, bentuk perjanjian jual beli alat kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Bethesda Yogyakarta dan para penjual alat kesehatan, dan penyelesaian dalam hal pihak penjual alat kesehatan tidak menyerahkan barang sesuai dengan kualitas/spesifikasi yang disebutkan dalam perjanjian jual beli. BAB V
PENUTUP
Pada bab ini disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini dan sekaligus disampaikan saran yang merupakan rekomendasi dan sumbangan pemikiran dari penulis untuk mengatasi permasalahan. DAFTAR PUSTAKA