BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, kemajuan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) disamping dapat membawa dampak yang positif bagi kemajuan bangsa, juga menimbulkan dampak negatif yang cukup meresahkan masyarakat, khususnya mengenai degradasi moral remaja, karena pemuda adalah harapan bagi kehidupan dimasa depan dan penerus cita-cita orang tua, bangsa dan agama. Disamping itu, pemuda adalah pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dimasa depan. Banyaknya kasus remaja seperti penyalahgunaan narkoba, curanmor, tawuran antar remaja dan penyimpangan seksual merupakan akibat dari dangkalnya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang agama. Berawal dari masalah ini, penting sekali adanya pendidikan akhlak pada generasi muda baik di lingkungan formal maupun non formal untuk membina mereka supaya berakhlakul karimah. Kalau kita cermati, sebenarnya pendidikan moral bangsa sudah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia baik dalam format yang masih umum seperti mata pelajaran agama maupun dalam format yang khusus seperti mata pelajaran PPKn bagi sekolah umum dan Akidah Akhlak bagi sekolah agama dengan memasukkan mata pelajaran tersebut ke dalam kurikulum. Proses pendidikan mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan sumber
daya
manusia
(human
resources)
agar
mampu
menumbuhkembangkan kehidupan yang lebih baik. Karnadi Hasan memandang bahwa pendidikan bagi masyarakat dipandang sebagai ”human investment” yang berarti bahwa secara historis dan filosofis pendidikan telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses pemberdayaan jati diri bangsa.1 1
Karnadi Hasan ’Konsep Pendidikan Jawa’, dalam Jurnal Dinamika Islam dan Budaya Jawa, Vol. 3, Semarang: Pusat Pengkajian Islam Strategis IAIN Walisongo, 2000, h. 29.
1
2
Fungsi pendidikan di atas sejalan dengan tujuan utama dari pendidikan Islam, seperti yang diungkapkan M. Athiyah al-Abrasyi bahwasanya tujuan utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti, sehingga menghasilkan individu-individu yang bermoral, berjiwa bersih, berkemauan keras, bercita-cita luhur dan berakhlak mulia, mengetahui arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, dapat membedakan antara yang baik dan buruk.2 Hal ini sesuai dengan misi (risalah) Rasulullah Saw, yaitu untuk memperbaiki akhlak yang mulia sebagaimana sabdanya: 3
ُ اِنَّ َوا بُ ِع ْث )ق (رواه احود ِ ار َم ْاِلَ ْخ ََل ِ ت ِِلُتَ ِّو َن َه َك
Artinya: ”Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Telah ditegaskan pula dalam firman Allah sebagai berikut :
)4:ق َع ِظ ٍين (القلن َ ََّوإِن ٍ ُك لَ َعلَى ُخل Artinya: ”Dan Sesungguhnya kau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”.4 Di Madrasah Ibtidaiyyah pendidikan merupakan bagian integral dari pendidikan agama.Memang pendidikan Aqidah Akhlaq bukan satu-satunya faktor yang menentukan sekaligus membentuk watak dan kepribadian peserta didik.Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.5 Pendidikan Aqidah Akhlaq memberikan pengajaran tentang tata nilai yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan antara sesama manusia, mengatur hubungan dengan lingkungan dan mengatur 2
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Ruh al-Tarbiyah wa al-Ta’lim, (terj.)Bustami A. Gani an Djohar Bahry, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970, h. 19. 3 Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad, Juz II, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, tt., h. 504. 4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV Toha Putra, 2001, h. 960. 5 Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam RI, 2004, h. 21.
3
dirinya sendiri.Dengan demikian pelajaran Aqidah Akhlaq merupakan pelajaran yang teoritis dan aplikatif.6Pelajaran teoritis menanamkan ilmu pengetahuan, sedangkan pelajaran aplikatif membentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan. Jadi, tolok ukur keberhasilan siswa tidak dapat diukur dengan tinggi rendahnya taraf intelektual anak (aspek kognitif), melainkan hendaknya harus dilihat dari sisi bagaimana karakteristik yang terbentuk melalui pendidikan formalnya (aspek afektif dan psikomotorik). Upaya pengembangan pembelajaran Aqidah Akhlaq yang berorientasi pada pendidikan nilai (afektif) perlu mempertimbangkan 3 faktor yang mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang lebih menekankan pada penggalian karakteristik peserta didik, terutama dalam hal perkembangan nilai yang sekaligus dapat mempengaruhi pilihan strategi (pendekatan metode dan teknik) yang dikembangkannya.7 Sehingga pembelajaran Aqidah Akhlaq tidak sekedar terkonsentrasi pada persoalan teoritis
dan
kognitif
semata,
akan
tetapi
juga
sekaligus
mampu
menginternalisasikan makna dan nilai-nilai Aqidah Akhlaq dalam diri siswa melalui berbagai cara, media dan forum.8Selanjutnya makna dan nilai-nilai tersebut dapat menjadi sumber motivasi bagi siswa untuk bergerak, berbuat, berperilaku secara konkrit dalam wilayah kehidupan praktis sehari-hari. Karena itu sekolah yang berfungsi sebagai wahana pembinaan, pengajaran dan pendidikan harus mampu mengatasi perilaku siswa dengan menggunakan mata pelajaran Aqidah Akhlaq sebagai materi pokoknya dengan menginternalisasikan ke dalam diri siswa makna dan nilai-nilai Aqidah Akhlaq dalam interaksi riil agar dapat tercapai tujuan pendidikan yaitu menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta menjauhkan diri siswa dari penyimpangan perilaku yang tidak diharapkan.
6
Sidi Ghazalba, Sistematika Filsafat, Buku IV Tentang Nilai, Jakarta: Bulan Bintang, 1973,
7
Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001,
8
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003,
h. 469. h. 169. h. 313.
4
Melihat betapa pentingnya fungsi pendidikan, maka harus ada penyusunan kembali konsep pendidikan Islam secara tepat, sehingga akan memberikan sumbangan yang cukup berarti. Tidak saja bagi penyiapan suatu tata kehidupan umat Islam, akan tetapi juga bagi penyiapan masyarakat bangsa (civil society) di masa depan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pendidikan Islam yang diharapkan dapat mengayomi kehidupan dunia dan akhirat belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Selama ini pendidikan Islam, baik secara sistem dan kelembagaan, yang dipercaya oleh masyarakat sebagai proses penanaman moral dan akhlak terhadap anak didiknya ternyata belum memberikan hasil yang maksimal (untuk tidak mengatakan telah gagal). Kenyataan pahit tersebut menjadi beban bagi terlaksananya pendidikan Islam. Jika diamati dengan seksama, persoalan yang menjadikan dunia pendidikan kurang dapat berperan dalam penyiapan generasi muda adalah terabaikannya faktor moral (akhlak) dalam dunia pendidikan.Konsentrasi pendidikan lebih banyak berorientasi ke arah materi, sehingga faktor rohani sangat jarang (atau bahkan tidak?) menjadi perhatian.Jikalaupun ada, baru dalam tahap kognitif yang tidak dapat langsung menyentuh nurani. 9 Meskipun yang akan dikendalikan akhlak adalah tindakan lahir, akan tetapi tindakan lahir itu tidak dapat terjadi bila tidak didahului oleh gerakan batin atau tindakan hati. Karena itu tindakan hati atau gerak hati juga masuk dalam pembicaraan akhlak.Inilah yang menjadi titik tekan dalam pengajaran pendidik Islam, selain mengajarkan penanaman iman, yaitu ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, pendidikan Islam juga bertujuan menyempurnakan akhlak yang mulia. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual peserta didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis.Kerangka pemikiran demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam
melakukan
pendekatan
kepada
setiap
peserta
didik
secara
individual.Peserta didik sebagai individu memliki perbedaan sebagaimana 9
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2003, h. 10.
5
disebutkan di atas. Pemahaman ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan peserta didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan mengajar. Penguasaan kemampuan pelajaran Aqidah Akhlak diperlukan strategi yang tepat dan cocok.Salah satu strategi yang diterapkan di MI Matholiul Huda
Labuhan
Kidul
khususnya
dalam
pelajaran
Aqidah
Akhlak
adalah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Berbagai pendapat dan komentar tentang ketidakefektifan metode Pembelajaran Agama Islam pun bermunculan. Armai Arif mengatakan bahwa:“Persoalan-persoalan yang selalu menyelimuti dunia pendidikan Islam sampai saat ini adalah seputar tujuan dan hasil yang tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat, metode pembelajaran yang statis dan kaku, sikap dan mental pendidik yang dirasakan kurang mendukung proses, dan materi pembelajaran yang tidak progresif….”.10 Amin Abdulllah, pakar keislaman, menyoroti kegiatan pendidikan agama yang selama ini berlangsung di sekolah. Ia mengatakan bahwa : “……pendidikan agama kurang konsen terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makan” dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara, media, dan forum. Pembelajaran lebih menitik beratkan pada aspek korespondensi tekstual yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan”.11 Dari pendapat tersebut semakin jelas bahwa di antara tantangan pendidikan Islam yang perlu dicarikan alternatif jalan keluarnya adalah persoalan metode. Mengingat, dalam proses pendidikan Islam, metode memiliki kedudukan yang sangat sinifikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.Sebuah adagium mengatakan bahwa “At-Thariqat Ahamm min alMaddah” (metode jauh lebih penting dibanding materi). Ini adalah sebuah 10
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan IslamI, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. vii 11 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, h. 90.
6
realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang dapat dicerna oleh siswa. B. Alasan Pemilihan Judul Karena dalam metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) ini sering digunakan untuk strategi belajar mengajar dimana peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajan serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Berdasarkan latar belakang dan alas an pemilihan judul tersebut maka penulis memilih judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Melalui Model Pembelajaran PAKEM Pada Siswa Kelas V MI Matholi’ul Huda Labuhan Kidul Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014.
C. Telaah Pustaka Kajian pembelajaran PAI khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak masih sangat monoton dan tidak variatif. Oleh karena itu penilis tertarik untuk meneliti kajian tersebut dengan menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Mata Pelajaran Aqidah Ahlak kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014. Beberapa karya yang penulis temukan yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini diantaranya adalah : Skripsi Pendidikan
Titis
Aizah
Universitas
“ImplementasiPendekatan
(1402408143), Negeri PAKEM
Mahasiswa
Semarang, Dengan
Media
Fakultas
Ilmu
dengan
judul
Interaktif
Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Kelas I A SDN Tawang
7
Mas 01 Semarang”12, secara umum tujuan dari penelitiannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada siswa kelas I A SDN Tawang Mas 01 melalui pendekatan PAKEM dengan media interaktif.Setelah dilakukan penelitian hasil yang diperoleh adalah Pertama keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran meningkat sebesar 20,4% dari 68,7% pada siklus I dengan kategori baik menjadi 89,1% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Kedua, aktivitas siswa juga meningkat sebesar 16,6% dari 61,7% dengan kategori baik pada siklus I menjadi 78,3% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Ketiga, ketuntasan siswa meningkat dari 77% pada akhir siklus I menjadi 87,75% pada akhir siklus II data tersebut telah mencapai indicator keberhasilan yang diterapkan yaitu sebesar 85%. Penelitian yang dilakukan oleh Titis Aizah fokusnya tentang cara meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada siswa kelas I A SDN Tawang Mas 01 Semarang melalui pendekatan PAKEM dengan media interaktif, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan upaya meningkatkan prestasi belajar Aqidah Ahlak pada siswa kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Sluke Rembang. Persamaannya terletak pada obyek penelitiannya yaitu guru dan siswa, sedangkan perbedaannya terletak pada tempat penelitiannya. Skripsi Nurul Arifah (09480086), Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas IV A Di MIN Tempel Ngaglik Sleman Tahun Ajaran 2012/2013” 13,tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi PAIKEM dan mengetahui factor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
12
Titis Aizah, Implementasi Pendekatan PAKEM Dengan Media Interaktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Kelas I A SDN Tawang Mas 01 Semarang (Skripsi), Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2013, h.12. 13 Nurul Arifah, Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas IV A Di MIN Tempel Ngaglik Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 (Skripsi), Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, h. 6.
8
implementasi PAIKEM dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas IV A di MIN Tempel Ngaglik Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Setelah dilakukan penelitian hasil yang diperoleh adalah Pertama, Aktivitas guru dalam penerapan pembelajaran Akidah Akhlak di MIN Tempel Ngaglik Sleman guru menggunakan berbagai cara, metode dan teknik untuk mengembangkan, memaksimalkan, dan mengaktifkan siswa baik aktif secara fisik maupun secara mental. Kedua, Aktivitas siswa yang dalam pembelajaran aktif MIN Tempel setiap individu siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Ketiga, Faktor-faktor yang mendorong diterapkannya PAIKEM dalam pembelajaran Akidah Akhlak di kelas IV A MIN Tempel Ngaglik Sleman meliputi sarana dan prasarana yang ada di kelas IV A, guru yang mampu dalam bidangnya, dan telah mengikuti berbagai seminar maupun workshop, serta kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Serta faktor penghambatnya berupa alokasi waktu pelajaran Akidah Akhlak yang hanya satu jam pelajaran serta keterbatasan media atau alat peraga sehingga guru harus kreatif membuat media sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Arifah fokusnya tentang implementasi PAIKEM dan factor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat implementasi PAIKEM dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas IV A di MIN Tempel Ngaglik Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. sedangkan penelitian yang peneliti lakukan upaya meningkatkan prestasi belajar Aqidah Ahlak pada siswa kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Sluke Rembang. Persamaannya terletak pada obyek penelitiannya yaitu guru dan siswa, sedangkan perbedaannya terletak pada tempat penelitiannya. Skripsi Roihanatul Ainak (05420053), Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Implementasi Pembelajaran Bahasa Arab Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Di Madrasah Ibtidaiyah Sunan PandanaranNgaglik Sleman”14,tujuan dari penelitiannya adalah untuk 14
Roihatul Ainak, Implementasi Pembelajaran Bahasa Arab Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Di Madrasah Ibtidaiyah Sunan PandanaranNgaglik
9
mengetahui implementasi dan signifikasi dari model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam pembelajaran bahasa arab di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman. Setelah dilakukan penelitian hasil yang diperoleh adalah Pertama, Implementasi pembelajaran bahasa arab model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman tercermin dari aktifitas guru yang mana dalam penerapannya mereka menggunakan berbagai cara, metode, teknik untuk mengembangkan, memaksimalkan dan mengaktifkan peserta didik baik aktif secara fisik maupun mental. Peserta didik yang meliputi keaktifan fisik dan keaktifan mental, yang mana selain sibuk bekerja dan bergerak mereka juga aktif bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan.Adapun lingkungan pembelajaran di MI Sunan Pandanaran didesain senyaman mungkin agar dapat memacu motivasi dan keinginan peserta didik untuk berprestasi.Kedua, Implikasi pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Pandanaran baik dalam fasilitas maupun kegiatan, serta suasana pembelajaran telah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan yang mendorong keterlibatan peserta didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Roihatul Ainak fokusnya tentang cara implementasi pembelajaran aktif dalam pembelajaran bahasa arab di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan upaya meningkatkan prestasi belajar Aqidah Ahlak pada siswa kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Sluke Rembang. Persamaannya terletak pada obyek penelitiannya yaitu guru dan siswa, sedangkan perbedaannya terletak pada tempat penelitiannya. Dari karya-karya tersebut, penelitian ini bersifat pelengkap karya terdahulu. Dalam penelitian ini, kami mencoba melengkapinya dengan membahas upaya peningkatan prestasi pembelajaran akidah akhlak di sebuah Sleman (Skripsi),Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009, h. 6.
10
lembaga pendidikan yang berbeda dengan karya-karya diatas, karena disetiap tempat mempunyai cara tersendiri dalam meningkatkan prestasi belajar. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar Aqidah Ahlak pada siswa kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Sluke Rembang.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah upaya meningkatkan prestasi belajar Aqidah Ahlak pada siswa kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul ? 2. Adakah peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak melalui model PAKEM di MI Matholiul Huda Labuhan Kidul ?
E. Rencana Pemecahan Masalah Rencana pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang akan ditempuh dengan dua siklus, setiap siklus mencakup tahap perencanaan, tahap kegiatan atau pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kemudian dilanjutkan pada langkah selanjutnya. Melalui tindakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran akidah akhlak.
F. Penegasan Istilah Agar dalam memahami pembahasan skripsi tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pemahaman dan penaksiran, maka perlu adanya
11
penegasan judul.Adapun judul skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Ahlak melalui Model PAKEM pada Siswa Kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014”. Sedangkan beberapa istilah yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Upaya Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ”upaya” diartikan sebagai usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu
maksud,
akal,
ikhtiar.15Sedangkankatameningkatkanberartimenaikkan(derajat,taraf), mempertinggi,memperhebat.16Jadiupayadisinidipahamisebagaiusaha untukmenujuyanglebihbaik. 2. Prestasi Hakikatprestasibelajaradalah terjadinyaperubahan tingkahlaku pada diri peserta
didik
yang
mencakup
bidang
kognitif,
afektif
danPsikomotor.17PrestasibelajarAqidahAkhlakmerupakanhasilyangtelah dicapai pesertadidiksetelahmelakukan perbuatanbelajarAqidah Akhlak. Dari
beberapadefinisi
adalah
usahayang
diatasdapatdipamahibahwayangdimaksuddisini
dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar
pesertadidikpadamatapelajaranAqidahAkhlak.Dalam
penelitianini
upayayangdilakukangurudalammeningkatkanhasilbelajarpesertadidik adalah
denganmenggunakanmetodeyanglebih
kreatifyaitumetode
PAKEM
3. Model Pakem Pakem adalah pembelajaran aktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan yang mulanya merupakan pembelajaran yang dicanangkan di TK dan SD/MI.
15
Suharno, Ana Retnoningsih, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Semarang: Widya Karya, 2009, cet. 3, h. 620. 16 Ibid, h. 574. 17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, h. 3.
12
Dengan adanya krisis ekonomi beserta segala dampaknya maka desentralisasi atau otonomi daerah menuntut adanya mutu pendidikan yang kompetitif. Salah satu upaya dalam otonomi ini adalah perlunya perbaikan pada pendidikan awal ini di daerah masing-masing .18 4. Aqidah Ahlak Aqidah akhlak yaitu sub-mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang membahas ajaran Agama Islam dalam segi aqidah dan akhlak.19
G. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : a. Mendeskripsikan upaya meningkatkan prestasi Belajar Aqidah Akhlak pada siswa MI Matholiul Huda Labuhan Kidul. b. Menganalisis prestasi siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak dengan model pembelajaran menggunakan PAKEM. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Siswa Melalui hasil penelitian ini diharapkan siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Di samping itu siswa akan mendapatkan pembelajaran yang variatif serta berperan aktif, sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. b. Bagi Guru Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung bagi guru-guru yang terlibat untuk memperoleh pengalaman baru dalam menerapkan metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa, tidak monoton dan inovatif. Sehingga pada perkembangan
18
http://infoguruindo.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-pakem.html (diambil tanggal 9 September 2014, Jam 10:08) 19 Departemen Agama RI, GBPP MTs: Pelajaran Aqidah Akhlak, Jakarta: Dirjend Binbaga Islam, 1994, h. 1.
13
selanjutnya guru akan lebih kreatif dan berusaha menghilangkan kejenuhan siswa melalui penerapan model pembelajaran tersebut. c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan pendekatan inovasi dalam pembelajaran. H. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis. Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri.20Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 21 Dalam penelitian tindakan kelas ini hipotesis yang diajukan adalah: penerapan model pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014.
I.
Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Yang dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama pihak siswa
Penelitian ini
merupakan jenis
penelitian
yang berusaha
memecahkan masalah kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Ahlak
melalui
model
pembelajaran
aktif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan (PAKEM) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VMI Matholiul Huda Labuhan Kidul,Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014 sejumlah 21 orang. 20
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005, h. 41. 21 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, h. 71.
14
b. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V yang berjumlah 21 siswa di MI Matholiul Huda Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014. Sedangkan untuk objek penelitian ini adalah jalanya proses kegiatan belajar mengajar dengan
menerapkan
pembelajaran
aktif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan di MI Matholiul Huda Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014. c. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakandi Kelas VMI Matholiul Huda Labuhan Kidul Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang. d. Model dan Desain Penelitian Model penelitian tindakan kelas (PTK) yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model dari kemmis &McTaggart ,yang menggunakan sistem spiral. Adapun model ini terdiri dari 4 komponen penelitian yang rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.Pembelajaran Aqidah Ahlak Kelas VMI Matholiul Huda Labuhan Kidul didesain dengan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Dan tahapan penelitian tindakan kelas ini meliputi : a. Siklus I Siklus I ini secara terperinci akan dipaparkan sebagai berikut ini : 1) Perencanaan Pada tahap observasi dan wawancara disekolah peneliti dapat menyimpulkan beberapa perencanaan tindakan yang akan dilakukan dalam menangani kendala yang ada disekolah tersebut terutama permasalahan dikelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh karena itu, peneliti telah merencankan tindakan yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran. Berikut ini merupakan tahapan perencanaan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu : penyusunan rencana pembelajaran
15
(RPP) yang sesuai dengan model PAKEM melalui kegiatan yang tidak menjenuhkan bagi siswa didik. RPP digunakan oleh guru sebagai acuan dalam menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar. Penyusunan dan penyiapan soal test, persiapan sarana belajar, LKS yang disusun peneliti untuk dikerjakan peserta didik.Penyusunan dan penyiapan lembar observasi kegiatan proses belajar mengajar dikelas V. Penyusunan program wawancara untuk siswa guna memudahkan peneliti dalam mengetahui kendala yang dialami siswa didik selama kegiatan belajara mengajar. 2) Pelaksanaan Tindakan ( action) Ditahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan rencana kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model PAKEM seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Tindakan ini bersifat terbuka, dan sesuai dengan kejadian yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar. 3) Pengamatan Pengamatan
ataun
popular
dengan
sebutan
observasi
ini
dilaksanakan oleh peneliti pada saat kegiatan belajar berlangsung dikelas. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati jalanya proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dari pengamatan ini peneliti mampu menyinpulkan kendala yang dialami oleh siswa didik tentang tingkat pemahaman mereka pada pelajaran Aqidah Ahlak yang disampaikan oleh guru. 4) Refleksi Dari kegiatan yang dilakukan peneliti, wawancara dan pratest, dapat dilihat perlunya remedial sebagai bahan perbaikan dan pengendali kegiatan belajar mengajar tahap berikutnya agar berjalan seperti model yang akan diterapkan oleh peneliti yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ( PAKEM ). Refleksi ini akan dilakukan dalam kegiatan pada siklus I dan II. b. Siklus II
16
Siklus dua dapat dilakukan setelah pemahaman siswa dari siklus I terdeteksi dan siklus II ini digunakan guna memperbaiki Siklus I. siklus II ini juga memiliki beberapa tahapan yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. e. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian tindakan kelas ini memakai beberapa instrumen antara lain yaitu sebagai berikut : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP ini berisi konsep pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa didiknya. Dalam RPP ini sendiri tersususn dari berbagai aspek meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, dan evaluasi.RPP ini terdapat pada lampiran. b. Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa ini merupakan media atau sarana bagi siswa agar mereka menyelesaikan bentuk diskusi yang disediakan guru dalam bentuk soal cerita yang dapat mereka identifikasi dengan ekerjasama dalam kelompok.LKS ini juga tercantum pada lampiran dibagian belakang. c. Pedoman Observasi Pedoman observasi ini merupakan lembaran yang berisi aspek pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas dan pedoman lembar observasi ini terdapat di lampiran. d. Catatan Lapangan Ini merupakan catatan yang bebas disampaikan dan bertujuan untuk melukiskan proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar baik berupa kesulitan atau kendala yang dihadapi oleh guru ataupu siswa didik itu sendiri. e. Pedoman Wawancara Pedoman ini disusun guna menjadi arahan bagi peneliti dalam melakukan wawancara dengan siswa tentang jalanya proses kegiatan
17
belajar mengajar di dalam kelas. Pedoman wawancara seperti kita ketahui bersama ini berisi tentang beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa didik yang akan memaparkan kendala atau kesulitan yang didapatkan dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung. f.
Faktor yang Diteliti Faktor yang diteliti oleh penulis dalam hal ini adalah: a. Faktor Siswa, yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajarn Aqidah Ahlak dan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dalam KBM. b. Faktor Guru, yaitu keaktifan guru ketika kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Aqidah Ahlak dengan menggunakan metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
g.
Rencana Tindakan Rencana yang digunakan oleh penulis adalan dengan menerepakan Penilitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan 2 siklus.Kemudian dari 2 siklus tersebut kemudian di analisis ketuntasan belajar tiap siklus.
h.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian tindakan ini adalah dengan metode tes, dokumentasi dan observasi. a. Dokumentasi Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat keakuratan data yang diperoleh dari observasi pada tahap awal.Dokumentasi ini oleh penelii dipaparkan melalui daftar nilai siswa dan angket kuisioner tertutup yang didisi oleh siswa. b. Tes Dalam penelitian ini, tes terdiri dari 3 tahap yaitu pratest,tes siklus 1, dan tes siklus 2. Tes berbentuk pilihan ganda yang tiap rangkaian soal
18
berisi 10 soal, dengan alokasi waktu 20 menit pada tiap tesnya.Pratest berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa didik, sedangkan siklus I digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang Materi Gerak yang disampikan guru, dan test siklus II berfungsi untuk mengukur ketuntasan belajara siswa yang diterapkan melalui metode. c. Observasi Metode observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian d. Wawancara Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan wawancara bebas dan terpimpin, artinya dalam melaksanakan wawancara, penulis telah menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan, membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. i. Metode Analisis Data Dari data yang telah dikumpulkan dari catatan lapangan, hasil wawancara,hasil
observasi,
dan
test
maka
dapat
dilakukan
analisa.Pendekatan analisa data yang dipakai yaitu secara induksi analitik yang bermaksud membuktikan suatu teori/hipotesis. Analisa akan dilakukan secara deskriptif analitik yang berarti interprestasi terhadap hasil nilai yang dikerjakan siswa disusun secra sistematik/ menyeluruh dan sistematis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan dalam hasil belajara siswa melalui data nilai yang didapat siswa setelah mengerjakan soal dari guru. Pada analisa ini, teknik yang digunakan oleh peneliti yaitu reduksi data,
penyajian
data,
triangulasi
melalui
wawancara,
dan
penyimpulan.Reduksi data dilakukan oleh peneliti dengan membuat ringkasan, penyajian atau display data untuk mengorganisasikan data dari reduksi data mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap siklusnya.
19
Peneliti melakukan analisis data dari berbagai sumber informasi hasil penelitian tersebut terpapar sebagai berikut : a. Analisis data proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Analisa ini ,meliputi hasil dari observasi atau pengamatan yang dilakuakan peneliti didalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data ini dijelaskan dalam bentuk kata-kata yang memaparkan keadaan siswa saat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar dikelas. b. Analisis data hasil wawancara Data hasil wawancara ini diperoleh hasil wawancara peneliti dengan siswa didik tentang kesulitan yang dialami siswa dalam memahami konsep pelajaran Aqidah Ahlak yang disampikan oleh gurnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajara pada siklus berikutnya. c. Analisis hasil test belajar siswa Analisa test belajar siswa dapat dilihat dari hasil beberapa test yang meliputi pratest, tes siklus I dan tes siklus II. j.
Indikator Keberhasilan Tindakan. a. Individual Terdapat peningkatan pemahaman konsep oleh siswa setelah diterapkannya model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang dilihat dari hasil test siklus 1 dan test siklus 2 telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. b. Klasikal Dengan diterapkannya metode pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran Aqidah Ahlak, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 65 dapat tercapai minimal 75% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut.
J.
Sistematika Penulisan Skripsi
20
Sistematika penulisan skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.Secara terperinci bagian-bagian ini sebagai berikut : Bagian muka terdiri dari :halaman judul,halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, Abstrak, Halaman pernyataan keaslian skripsi, halaman motto,halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, serta halaman daftar tabel. Bagian isi terdiri dari: bab satu yang berisi tentang Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, telaah pustaka, rumusan masalah, rencana pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis tindakan, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab dua berisi tentang prestasi belajar aqidah ahlak dan model PAKEM, di dalamnya membahas tentang Pertama, prestasi belajar dengan sub bab: pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Kedua, pembelajaran aqidah ahlak dengan sub bab: pengertian pembelajaran aqidah ahlak, tujuan pembelajaran aqidah ahlak, fungsi pembelajaran aqidah ahlak, materi pembelajaran aqidah ahlak. Ketiga, pengertian model PAKEM. Keempat, hubungan model PAKEM dengan prestasi belajar aqidah ahlak. Bab tiga berisi tentang
data hasil penelitian tentang upaya
meningkatkan prestasi belajar aqidah ahlak melalui model PAKEM di MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Sluke Rembang, dalam bab ini menjelaskan tentang Pertama, gambaran umum MI Matholiul Huda Labuhan Kidul kecamatan Sluke kabupaten Rembang yang mencakup sub bab: identitas madrasah, data ketenagaan, data kesiswaan, visi dan misi, tujuan, target Madrasah Ibtidaiyah Matholiul Huda, tujuan akhir yang ingin dicapai. Kedua, data persurvey.Ketiga, data siklus I. Keempat, data siklus II. Bab empat berisi analisis peningkatan prestasi belajar aqidah ahlak melalui model PAKEM pada siswa kelas V MI Matholiul Huda Labuhan Kidul Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014,
21
dalam bab ini membahas tentang Pertama, analisis prasurvey yang mencakup: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Kedua, analisis siklus I didalamnya mencakup: tahap perencanaan, tahap kegiatan dan pelaksanaan, tahap pengamatan, tahap refleksi. Ketiga, analisis siklus II yang mencakup: perencanaan, pelaksanaan, pegamatan, refleksi. Keempat, pembahasan hasil penelitian yang memahas: ketuntasan hasil belajar, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Bab lima merupakan bab penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup. Bagian akhir dalam bagian ini memuat daftar pustaka, lampiranlampiran, serta daftar riwayat hidup penulis.