BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara agraris dan beras adalah salah satu hasil pertaniannya utamanya. Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, produksi beras dalam negeri sampai saat ini belum dapat mencukupi kebutuhan nasional. Selain disebabkan oleh peningkatan jumlah populasi,banyaknya masyarakat yang mengganti makanan pokok mereka dengan beras juga menyebabkan meningkatnya jumlah konsumsi beras. Kemajuan diberbagai bidang telah mempengaruhi pola permintaan pangan, termasuk permintaan beras sebagai salah satu makanan pokok. Tantangan dalam permintaan pangan dimasa yang akan datang, diantaranya adalah : (1) pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat, (2) perubahan struktur demografi, dan (3) globalisasi prefensi konsumen. (Suryana dan Purwoto,1998). Dengan teknologi maupun manajemen yang sederhana, beras dari perusahaan – perusahaan pengolahan padi di Indonesia belum dapat bersaing baik dipasaran lokal maupun dunia. Kesulitan pemasaran beras dalam negeri dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut : (1) mutu produk relative rendah; (2) tingkat efesiensi produksi rendah; dan (3) kepercayaan konsumen terhadap beras dalam negeri yang menurun akibat baku mutu yang tidak jelas dan terkadang tidak konsisten.
1
2 Pasar di Indonesia pada saat ini telah bergeser keberas bermutu tinggi. Berikut kemasan yang menarik dengan ukuran yang variatif dan cenderung dalam kemasan kecil (5 kg, 10 kg dan 20 kg) terutama untuk kota besar. Banyaknya industri pengolahan beras yang memilik label sendiri tanpa proses sertifikasi yang jelas mengakibatkan keaslian beras menjadi dipertanyakan. Sejalan dengan perkembangan sikap konsumen yang menginginkan perbaikan mutu beras, produsen perlu terlebih dahulu mengetahui hal-hal yang mempengaruhi sikap konsumen dan atribut mutu mana saja yang berpengaruh dalam pembelian beras berlabel. Untuk itu perlu dilakukan survei dapat dipilih penerapan untuk meningkatkan mutu beras baik intrinsik maupun ekstrinsik.
Adapun cara pengolahan beras dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron) yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi bekatul. Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras. Proses Pembuatan/pengolahan padi menjadi beras melalui suatu proses yang dinamakan penggilingan (milling rice) tetapi padi yang diproses adalah padi yang memenuhi standar untuk digiling yaitu padi yang kering yang memiliki KA (Kadar Air) antara 12%-14%. Proses pengeringan gabah tersebut yaitu dengan melalui proses penjemuran dan dengan Oven Dryer. Adapun proses penggilingan padi menjadi beras adalah sebagai berikut : 1. Padi yang sudah kering tadi dimasukkan kedalam suatu alat yang bernama pecah kulit (Husker) yang berfungsi untuk mengupas kulit luar padi ( Merang) dari biji pda tersebut.
3 2. Setelah padi tersebut sudah terkelupas dari kulitnya kemudian masuk lagi kedalam suatu alat yang berfungsi untuk membersihkan/membuang kulit padi ( Merang ) tersebut yaitu Blower Honqui . 3. Setelah
itu
masuk
kedelam
separator
(
pemisah
)
yaitu
untuk
mengayak/memisahkan antara biji padi yang terkelupas dari kulitnya ( merang ) dengan biji padi yang belum terkelupas dari kulitnya ( merang ). 4. Setelah terpisah dan bersih kemudian masuk kedalam suatu alat yang bernama Poles ( Polish ). Adapun poles yang digunakan bermerek ICHI, pada alat inilah padi tersebut menjadi beras, alat ini pulalah kualitas beras yang kita inginkan dapat kita tentukan.
Dewasa ini banyak sekali masalah yang dihadapi pengusaha yang bergerak dibidang penggilingan padi dikarenakan kualitas produk dari beras yang dihasilkan kurang baik, adanya hambatan pada saluran distribusi dan terlalu banyaknya pesaing dari berbagai merk beras didalam pasar yang sama dan kurang adanya pemasaran. PP. Raida adalah salah satu perusahaan penggilingan padi yang terletak di provinsi lampung yang memiliki visi untuk peningkatan pembangunan dibidang perekonomian kerakyatan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai visi tersebut PP. Raida berusaha ikut serta dalam meningkatkan taraf kehidupan perekonomian perusahaan dan masyarakat. Serta mengurangi jumlah angka pengangguran dengan cara mempekerjakan orang-orang yang memiliki keahlian dibidang penggilingan padi. PP. Raida memiliki beberapa masalah internal yang menghambat tercapainya visi perusahaan, salah satu permasalahannya adalah kurangnya implementasi strategi memasarkan produk. Disamping itu, PP. Raida juga harus berusaha menciptakan
4 keadaan kepercayaan konsumen dan proses pembelian terhadap merk beras yang diciptakan oleh PP. Raida untuk itu dibawah ini diberi gambaran data penjualan beras wilayah Sumatera dan Bulog periode 2007-2011 adalah sebagai berikut : Table 1.1 Data Penjualan Beras Wilayah Sumatera dan Bulog periode 2007-2011 Data Penjualan beras PP.Raida Periode 2007-2011 2007 Penjualan 3.128 ton
2008
Target 4.000 ton
2009
2010
2011
Penjualan
Target
Penjualan
Target
Penjualan
Traget
Penjualan
Target
3.686 ton
4.500 ton
4.291 ton
5000 ton
3.795 ton
5.500 ton
4.345 ton
6000 ton
Pada tahun 2007 perusahaan memberikan target produksi sebesar 4.000 ton tetapi target yang dicapai hanya 3.128 atau sebesar 78.23%. Pada tahun 2008 perusahaan memberikan target produksi sebesar 4.500 ton tetapi target yang dicapai hanya 3.686 atau sebesar 81,91%. Pada tahun 2009 perusahaan memberikan target produksi sebesar 5.000 ton tetapi target yang dicapai hanya 4.291 atau sebesar 85.82%. Pada tahun 2010 perusahaan memberikan target produksi sebesar 5.500 ton tetapi target yang dicapai hanya 3.795 atau sebesar 69%. Pada tahun 2011 perusahaan memberikan target produksi sebesar 6.000 ton tetapi target yang dicapai hanya 4.345 atau sebesar 72,41%. Kesimpulan dari permasalahan diatas peneliti ingin mengetahui sebab terjadinya setiap tahunnya perusahaan tidak dapat mencapai target yang ditentukan. Apakah ini disebabkan kurang adanya promosi, kepercayaan merk, dan factor lainnya pembelian terhadap beras terutama pada kualitas berasnya, harganya, dan mereknya. Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk memilih judul penelitian “ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH DAN BRAND TRUST TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PP.RAIDA”.
5 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Word of Mouth secara partial yang dilakukan oleh PP. RAIDA terhadap keputusan pembelian konsumen ? 2. Bagaiman pengaruh Brand trust secara partial dari PP. RAIDA terhadap keputusan pembelian konsumen? 3. Bagaimana pengaruh Word of Mouth dan Brand trust secara simultan yang dilakukan oleh PP. Raida terhadap keputusan pembelian?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Word of mouth secara partial yang dilakukan oleh PP. RAIDA terhadap keputusan pembelian konsumen. 2. Untuk mengetahui pengaruh Brand trust secara partial dari PP. RAIDA terhadap keputusan pembelian konsumen. 3. Untuk mengetahui pengaruh Word of Mouth dan Brand trust secara simultan yang dilakukan oleh PP. Raida terhadap kepada keputusan pembelian.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat untuk perusahaan PP. Raida - Membantu perusahaan
didalam
memperkuat
internal mereka didalam
strategi penjualan. - Membantu perusahaan dalam membuat keputusan – keputusan untuk meningkatkan penjualan.
6 - Membantu memberikan gambaran kepada PP. Raida mengenai distribusi saluran yang efektif. - Meningkatkan kualitas PP. Raida dalam hal menghasilkan beras yang baik.
2. Manfaat untuk peneliti - Mengimplementasikan ilmu manajemen yang sudah dipelajari pada waktu kuliah. - Untuk menambah wawasan terhadap fenomena yang terjadi dalam bidang pemasaran. - Agar dapat menjadi perbandingan dari teori-teori yang didapat dengan dunia nyata.
3.
Manfaat untuk pembaca - Untuk menambah wawasan bagi pembaca. - Agar pembaca mengetahui referensi tentang industri beras. - Agar pembaca dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam melakukan riset.