perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan masalah, asumsi yang dilakukan dalam permasalahan, dan sistematika penulisan. 1.1 LATAR BELAKANG Perawatan kesehatan di rumah (Home Care) merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal pasien (Bukit, 2008; Kementrian Kesehatan, 2011; DPR RI dan Presiden RI, 2009). Menurut Bukit (2008) pelayanan
kesehatan
bertujuan
untuk
meningkatkan,
mempertahankan,
memulihkan kesehatan, memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan dan dikoordinir oleh pemberi layanan melalui perawat yang diatur berdasarkan perjanjian kerjasama. Di Indonesia, Home care telah diatur pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 bahwa Home care berhak dikelola oleh perorangan, klinik, rumah sakit dan lembaga. Di kota Surakarta, beberapa rumah sakit telah memiliki layanan home care, selain itu terdapat sebuah lembaga non rumah sakit yakni CV. Proners Layanan Prima yang juga melakukan layanan home care. Proners telah melakukan layanan home care sejak tahun 2007, kemudian membentuk badan hukum pada tahun 2012. Area layanan Proners tidak saja melingkupi wilayah Surakarta, karena berdasarkan data, diketahui bahwa Proners juga memberikan layanan home care commit to user untuk pasien di area Boyolali, Kartasura, Sukoharjo, dan Karanganyar. Sesuai
I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ketersediaan perawat, Proners sebenarnya secara geografis hanya diperuntukkan untuk melayani pasien di wilayah Surakarta. Untuk melayani area perawatan di luar kota Surakarta, Proners sebenarnya sudah membangun konsep kemitraan Kemitraan Proners terdiri dari 2 bentuk, yaitu kemitraan perawat dan kemitraan usaha/badan usaha. Kemitraan perawat menurut Prasetyo (2012) adalah memaksimalkan kerjasama dalam meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan kemandirian dan meminimalkan penyakit di bidang kesehatan. Adapun kemitraan badan usaha menurut ketentuan umum Pasal 1 ayat 8 UU No. 9 tahun 1995 adalah “Kerjasama usaha antara usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.” Saat ini Proners belum memiliki kendala dalam kemitraan perawat, namun demikian untuk membangun kemitraan badan usaha, Proners belum memiliki konsep yang utuh. Pemilik Proners melihat bahwa kemitraan usaha untuk pembukaan kantor cabang dapat menggunakan konsep waralaba. Hal ini sejalan menurut Fitriani (2009) dan Sari (2009) yang menyatakan bahwa waralaba adalah Salah
satu
bentuk
usaha
untuk
memudahkan
wirausahawan
dalam
mengembangkan usahanya yang dianggap efektif dan tepat guna dalam pengembangan suatu perusahaan karena tidak membutuhkan investasi langsung melainkan melibatkan kerjasama pihak lain. Proners sebagai suatu badan usaha jasa dibidang layanan kesehatan melihat bahwa pola waralaba di suatu badan usaha tidak selalu langsung di adopsi untuk Proners. Proners masih belum memiliki pola yang jelas mengenai bisnis waralaba, karena pada umumnya waralaba mengarah dibidang retail, kuliner, jasa to user kecantikan, dan pendidikan. Adacommit lembaga lain selain Proners yang mengangkat
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pola home care menjadi kemitraan, tetapi data yang diambil terbatas, oleh karena itu Proners membutuhkan suatu pola waralaba yang sesuai dengan bisnisnya Sesuai dengan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang menyebutkan : “Hubungan kemitraan dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis yang sekurang-kurangnya mengatur bentuk dan lingkup kegiatan usaha kemitraan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, bentuk pembinaan,
dan
pengembangan
serta
jangka
waktu
dan
penyelesaian
perselisihan.” Di dalam kemitraan, Proners memerlukan dokumen perjanjian kerjasama. Perjanjian kerjasama ini berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara para pihak yang bersangkutan. Perumusan hubungan perjanjian senantiasa diawali dengan proses negosiasi diantara para pihak. Melalui proses negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk adanya kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan kepentingan melalui proses tawar menawar tersebut (Hernoko, 2008). Sesuai dengan latar belakang tersebut, pendekatan bisnis melalui sistem waralaba (franchising) merupakan salah satu strategi alternatif usaha mikro kecil dan menengah untuk berkembang (Nur, 2011). Penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu penentuan struktur pola dan penilaian waralaba. Luasnya cakupan waralaba menimbulkan kesulitan dalam mendapatkan kriteria yang benar-benar penting untuk menilai maupun mengembangkan sebuah pola waralaba bagi Proners. Oleh karena itu, penelitian ini akan melibatkan para ahli yang sedang terjun dibidang bisnis atau pakar yang mengerti bentuk dokumen kerjasama waralaba. Focus Group Discussion (FGD) dipertimbangkan sebagai teknik yang paling tepat untuk penilaian dokumen perjanjian kerjasama waralaba karena to user yang berimbang untuk membuat diperlukan kajian yang mendalamcommit dari penilaian
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pola perjanjian kerjasama waralaba. Menurut Irwanto (2006) Suatu proses pengumpulan informasi mengenai permasalahan tertentu yang sangat spesifik maka dapat melalui diskusi kelompok FGD (Focus Group Discussion). Diskusi kelompok ini melibatkan pemilik perusahaan, direktur, dan pakar hukum. Diskusi tersebut dianggap relevan karena mengingat dokumen kerjasama ini harus menyesuaikan kebudayaan Proners dalam menjalankan waralaba. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana merancang pola kerjasama waralaba di CV. Proners Layanan Prima. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1.
Merancang pola waralaba di CV. Proners Layanan Prima.
2.
Merancang usulan dokumen perjanjian kerjasama waralaba di CV. Proners Layanan Prima.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan informasi dasar pada CV. Proners Layanan Prima tentang pengembangan bentuk dan pola waralaba. 2. Memudahkan CV. Proners Layanan Prima dalam menginisiasi usaha kerjasama waralaba 1.5 BATASAN MASALAH Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Penelitian ini tidak mempertimbangkan aspek kelayakan finansial dalam dokumen kerjasama yang diusulkan. commit to user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.6 ASUMSI Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Proners dinilai layak dalam menjalankan waralaba. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang mengenai permasalahan yang akan dibahas, perumusan masalah yang diangkat, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, serta batasan masalah dan asumsi yang digunakan. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan landasan teori yang merupakan penjelasan secara terperinci mengenai teori-teori yang digunakan, sebagai landasan pemecahan masalah, serta memberikan penjelasan secara garis besar metode yang digunakan oleh Penulis sebagai kerangka pemecahan masalah. Tinjauan pustaka ini diambil dari berbagai sumber. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses pelaksanaan penelitian yang digambarkan dalam bentuk flowchart dan tiap tahapnya diberi penjelasan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini menguraikan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan cara pengolahan data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil pengolahan data sesuai permasalahan yang dirumuskan. commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dan saran-saran yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.
commit to user
I-6