BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya
imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa karya berbentuk tulisan dan karya sastra lisan. Karya sastra tidak sekedar lahir dari dunia yang kosong melainkan karya yang lahir dari proses penyerapan realita pengalaman manusia (Siswantoro, 2004: 23). Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna (Fananie, 2000: 6). Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya. Sastra terutama merupakan suatu luapan emosi yang spontan (Luxemburg, dkk, 1984: 5). Dalam sastra terdapat genre sastra yang sangat bervariasi. Misalnya puisi, drama, roman, prosa, teater dan lain-lain. Salah satu hasil karya sastra berupa prosa adalah novel. Menurut Eric Reader dalam Aziez dan Abdul Hasim (2010: 1), novel merupakan sebuah cerita fiksi dalam bentuk prosa dengan panjang kurang lebih satu volume yang menggambarkan tokoh-tokoh dan perilaku yang merupakan cerminan kehidupan nyata dalam plot yang berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Siswanto (2008: 141), novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Prosa fiksi menurut Aminudin (2000: 66) yaitu kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Novel sendiri merupakan gambaran hidup tokoh yang menceritakan hampir keseluruhan perjalanan hidup tokoh. Penokohan serta karakter tokoh dalam novel digambarkan dengan lengkap atau jelas oleh pengarang. Setiap tokoh juga diberi gambaran fisik dan kejiwaan yang berbedabeda sehingga cerita tersebut seperti nyata atau menjadi hidup. Dari segi kejiwaan, sastra bisa dipelajari dan ditelaah dengan menggunakan teori psikologi. Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau gejala-gejala jiwa manusia. Bila dapat diambil kesimpulan, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dalam mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya (Ahmadi, 2009: 3-4). Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra tersebut. Jatman dalam Endraswara (2003: 97) menyatakan bahwa karya sastra dan psikologi memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional. Dikatakan pertautan tak langsung karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama, yaitu manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan
Universitas Sumatera Utara
fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif. Namun, sifat-sifat manusia dalam psikologi maupun sastra sering menunjukkan kemiripan, sehingga psikologi sastra memang tepat dilakukan. Psikoanalisa adalah wilayah kajian psikologi sastra. Teori psikoanalisa ini pertama kali dimunculkan oleh Sigmund Freud. Dalam kajian psikologi sastra akan berusaha diungkapkan psikoanalisa kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia yang tidak lain merupakan produk interaksi ketiganya (Endraswara, 2003: 101). Adapun penelitian yang akan dibahas adalah sastra yang mencerminkan kondisi kehidupan realita yang dituangkan dalam sebuah novel berjudul Catatan Ichiyo karya Rei Kimura. Rei Kimura adalah seorang pengacara yang memiliki passion dalam bidang menulis. Keunggulan karya-karyanya terletak pada penggambaran peristiwa dan karakter tokoh yang unik. Ia menampilkan kisah yang digali dari kejadian nyata dan hidup orang-orang yang sebenarnya dalam beberapa bukunya. Novel ini merupakan salah satu karya sastra yang menceritakan kisah nyata dari tokoh utama yang terdapat di dalam novel ini. Novel ini merupakan rangkuman dari buku harian Ichiyo sebagai tokoh utama dalam novel ini yang ditulis semasa hidupnya. Ichiyo adalah gadis Jepang biasa yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa dalam sastra. Perjalanan hidup mengarahkan Ichiyo menjadi penulis. Menjadi penulis perempuan pada zaman Meiji adalah hal yang
Universitas Sumatera Utara
hampir mustahil. Banyak tantangan yang dihadapi Ichiyo di tengah kemiskinan dan kondisi sosial pada zamannya. Namun, tekad dan semangat Ichiyo akhirnya membawanya menjadi salah satu penulis yang paling diperhitungkan di Jepang. Dalam novel ini digambarkan perjalanan panjang Ichiyo dan pergolakan batin yang terjadi di dalam dirinya dalam menghadapi setiap situasi dan kesulitan yang ada. Penulis ingin mencoba menganalisis tokoh utama dalam novel ini melalui pendekatan psikologis. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang kepribadian dan konflik yang merupakan hasil dari aktivitas dan tingkah laku manusia. Konflik merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam pengembangan sebuah cerita. Konflik hadir di dalam sebuah cerita dalam bentuk pertentangan, ketegangan, kekalutan atau kekacauan batin yang dialami tokoh-tokohnya. Wellek dan Warren menjelaskan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya “aksi dan balasan”, jadi konflik merupakan pertentangan yang seimbang antara pendapat satu individu satu dengan lainnya yang berupa fisik dan batin (Nurgiyantoro, 1995: 122). Konflik
juga
berhubungan
dengan
kepribadian
seseorang
dalam
hakikatnya sebagai manusia. Kepribadian tidak hanya meliputi pikiran, perasaan, dan sebagainya, melainkan secara keseluruhannya sebagai panduan antara kehidupan seseorang sebagai anggota masyarakat atau di dalam interaksi sosial (Sujanto dkk, 1986: 3). Unsur-unsur
kejiwaan
tokoh
sangat
dekat
hubungannya
dengan
kepribadian tokoh dan konflik yang terjadi pada tokoh. Kepribadian merupakan
Universitas Sumatera Utara
kehidupan psikis seseorang secara pribadi, yang merupakan segi lain dari segi sosial manusia. Demikian pula dengan konflik, merupakan pertentangan yang seimbang antara pendapat individu satu dengan lainnya yang berupa fisik dan batin. Penulis lebih memilih unsur psikologi sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena pendekatan psikologi lebih menekankan pada penelitian tentang kejiwaan. Penelitian ini ingin membahas lebih dalam unsur konflik dan kepribadian yang merupakan bagian dari unsur kejiwaan, sehingga penulis cenderung ingin menggunakan pendekatan psikologi daripada pendekatan sastra yang lainnya. Penulis tertarik untuk meneliti kepribadian dan konflik batin tokoh utama yang terdapat dalam novel ini. Oleh karena itu, penulis memilih judul “ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CATATAN ICHIYO KARYA REI KIMURA”.
1.2.
Rumusan Permasalahan Setiap manusia tentunya memiliki cita-cita atau keinginannya sendiri
untuk diwujudkan. Manusia akan melakukan upaya apapun demi terwujudnya keinginan dari dalam hatinya tersebut. Dan apabila keinginan atau cita-cita tersebut dapat terpenuhi, akan memberikan kepuasan batin yang tidak ternilai harganya. Namun, terkadang ada banyak hal yang tidak mendukung terwujudnya cita-cita tersebut. Penghalang itu datangnya bisa dari mana saja. Termasuk dari lingkungan zaman tempat tinggal maupun kondisi dari dalam keluarga. Hal inilah yang dialami oleh Ichiyo Higuchi. Gadis Jepang ini memiliki obsesi untuk menjadi sastrawan wanita Jepang di tengah kondisi zaman yang tidak mendukung seorang perempuan untuk berkarya dalam dunia sastra. Perempuan pada
Universitas Sumatera Utara
zamannya dikhususkan untuk menjadi wanita pada umumnya, yaitu menikah dan mengurus masalah rumah tangga. Namun, Ichiyo tidak menyerah begitu saja. Dia tetap fokus terhadap tujuannya untuk menjadi sastrawan wanita Jepang. Meskipun halangan yang dihadapinya sangat banyak. Termasuk kondisi keluarganya yang sangat miskin yang tidak memungkinkannya untuk diterima dan berkembang di dunia sastra. Dalam menghadapi penghalang-penghalang inilah Ichiyo mengalami pergulatan pikiran yang tiada habisnya. Banyak konflik batin yang dialaminya sepanjang perjalanan hidupnya memperjuangkan cita-citanya menjadi seorang penulis
hingga
akhirnya
Ichiyo
menjadi
penulis
wanita
yang
paling
diperhitungkan di Jepang. Beban mental yang harus ditanggungnya sepeninggal ayahnya yang adalah satu-satunya orang yang mendukungnya dalam dunia sastra, sehingga dia juga harus menjadi anak yang harus bertanggung jawab demi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Dari novel yang berjudul Catatan Ichiyo ini digambarkan dengan jelas kekuatan jiwa yang dimiliki oleh Ichiyo sebagai tokoh utama. Meskipun tidak jarang ia dilanda keputusasaan dan depresi yang mendalam dalam menjalani hidupnya yang cukup berat. Namun, tujuan hidup dan motivasinya memberikan energi yang besar baginya untuk melanjutkan hidup dan memperjuangkan citacitanya. Motivasi dan tujuan hidup memiliki peranan yang besar dalam menjalani kehidupan. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk mencapai sesuatu tujuan. Meskipun di tengah kondisi yang terpuruk, dia tidak kehilangan harapan dan tetap membangun harapan itu, yaitu menjadi seorang penulis wanita Jepang yang diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
Oleh sebab itu, penulis akan mencoba menguraikan masalah-masalah yang akan diteliti dalam pertanyaan berikut. 1.
Bagaimana kepribadian tokoh utama yang tercermin dalam novel Catatan Ichiyo berkaitan dengan lingkungan yang dihadapinya.
2.
Gangguan psikologis apa saja yang terdapat pada tokoh utama yang digambarkan oleh Rei Kimura dalam novel Catatan Ichiyo.
1.3.
Ruang Lingkup Pembahasan Penelitian ini difokuskan pada sebuah novel terjemahan Jepang yang
berjudul “Catatan Ichiyo”. Novel ini merupakan isi dari buku harian tokoh utama dalam novel ini yang bernama Ichiyo Higuchi. Ichiyo menuliskan hal-hal yang dialami dan dirasakannya semasa hidupnya dalam sebuah buku harian. Dia menjadikan buku hariannya sebagai teman dekatnya, tempat dimana dia dapat mencurahkan seluruh isi hatinya. Novel ini kemudian ditulis oleh Rei Kimura dan kemudian diterjemahkan oleh Moch. Murdwinanto ke dalam bahasa Indonesia. Novel ini terdiri dari 280 halaman. Agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, maka dalam penelitian ini penulis hanya fokus membahas kondisi psikologis tokoh utama dalam novel ini. Kondisi zaman Meiji yang pada saat itu sangat mustahil bagi seorang wanita untuk berkarir di dunia sastra membuat Ichiyo harus mengalami perjuangan yang panjang dan berat untuk mencapai cita-citanya tersebut. Ditambah lagi dengan keadaan perekonomian keluarganya yang terpuruk sepeninggal ayahnya membuat Ichiyo menjadi satu-satunya anak yang paling bertanggung jawab untuk keluarganya dan menjadi harapan terakhir bagi
Universitas Sumatera Utara
keluarganya untuk bangkit lagi dari keterpurukan itu. Pekerjaan apa pun ia lakukan demi kelangsungan hidup mereka. Ia menjalani hari-hari yang sulit dan melelahkan. Bahkan berpindah-pindah dari rumah yang satu ke rumah yang lain karena kondisi keluarganya yang sangat miskin. Kondisi keluarga Ichiyo yang miskin dan tidak memiliki koneksi seperti itu sangat tidak dapat mendukung Ichiyo untuk menjadi sastrawan wanita. Sehingga, kedua hal tersebut sangat mempengaruhi kondisi psikologis Ichiyo. Penulis menganalisis psikologis tokoh dengan mengambil beberapa cuplikan yang terdapat di dalam novel, kemudian menganalisis tentang kaitannya dengan psikologis dengan menggunakan pendekatan semiotik dan teori psikoanalisa Sigmund Freud sebagai acuan penelitian. Sebelum menganalisis beberapa cuplikan tersebut, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan defenisi novel, unsur intrinsik novel, termasuk dijelaskan juga setting novel Catatan Ichiyo, teori psikoanalisa Sigmund Freud, dan biografi pengarang. Penelitian ini terfokus pada analisis psikologi, yaitu analisis tentang id, ego, dan super ego yang terdapat pada tokoh utama dalam novel Catatan Ichiyo karya Rei Kimura.
1.4.
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
a.
Tinjauan Pustaka Di dalam karya sastra, terdapat sistem yang mendukung karya sastra itu
sendiri. Menurut Semi (1988: 35 ), struktur fiksi secara garis besar dibagi atas dua bagian, yaitu struktur luar (ekstrinsik) dan struktur dalam (intrinsik). Struktur luar adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut, misalnya faktor sosial ekonomi,
Universitas Sumatera Utara
faktor kebudayaan, faktor sosio politik, faktor keagamaan dan tata nilai yang dianut masyarakat. Struktur dalam adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra tersebut, seperti penokohan atau perwatakan, tema, alur (plot), pusat pengisahan dan gaya bahasa. Agar sebuah karya sastra dapat dipahami dengan lebih jelas, maka sebuah karya sastra harus memiliki unsur instrinsik dan ekstrinsik. Tanpa kedua unsur tersebut, suatu karya sastra tidak bisa berdiri sendiri atau dipahami oleh pembacanya. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun keutuhan suatu karya sastra. Tanpa unsur instrinsik, suatu karya sastra tidak akan dapat dinikmati oleh pembacanya. Kuat tidaknya dan jelas tidaknya unsur instrinsik juga akan mempengaruhi kualitas dan kenyamanan pembaca dalam membaca suatu karya sastra. Salah satu unsur instrinsik yang sangat berperan dalam suatu karya sastra fiksi adalah tokoh. Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 165) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Penokohan adalah unsur dari sebuah karya sastra yang sangat penting. Tanpa penokohan, tidak akan ada suatu cerita untuk dikisahkan karena tidak ada alur yang terbentuk. Karya itu hanya akan menjadi sebuah karya deskripsi saja, karena semuanya dipaparkan statis dan tidak hidup. Menurut Aminuddin (2000: 80-81), ada beberapa hal yang dapat ditelusuri oleh seorang pembaca dalam upaya memahami watak pelaku dalam karya sastra, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1.
Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya
2.
Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya berpakaian
3.
Menunjukkan bagaimana perilakunya
4.
Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri
5.
Memahami bagaimana jalan pikirannya
6.
Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya
7.
Melihat bagaimana tokoh lain berbincang dengannya
8.
Melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi terhadapnya
9.
Melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya Selain dari unsur intrinsik, karya sastra juga memiliki unsur ekstrinsik.
Unsur ekstrinsik juga memegang peranan yang sangat penting dalam terbentuknya suatu karya sastra. Salah satu unsur ekstrinsik yang terdapat dalam karya sastra adalah psikologi. Siswantoro (2004: 31-32) menyatakan bahwa secara kategori, sastra berbeda dengan psikologi. Sastra berhubungan dengan dunia fiksi, drama, puisi dan esay yang diklasifikasikan ke dalam seni. Sedangkan psikologi merujuk kepada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental. Meskipun kedua hal ini sangat berbeda, namun keduanya memiliki titik temu atau kesamaan. Kesamaan itu adalah kedua hal ini sama-sama berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber kajiannya. Apabila berbicara tentang manusia, tentu akan berbicara mengenai perilakunya juga. Hal ini tentu saja melibatkan ilmu
Universitas Sumatera Utara
psikologi, karena psikologi mempelajari perilaku. Perilaku manusia tidak lepas dari aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewarnai perilakunya. Psikologi sastra mempelajari fenomena, kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra ketika merespon atau bereaksi terhadap diri dan lingkunganya. Dengan demikian, gejala kejiwaan dapat terungkap lewat perilaku tokoh dalam sebuah karya sastra. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis diri tokoh tersebut. Walaupun psikologi bukan merupakan unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra, tapi keberadaan unsur ekstrinsik ini sangat mempengaruhi isi cerita dari karya sastra fiksi tersebut. Di dalam novel Catatan Ichiyo ini bisa dilihat tokoh utama yang mengalami tekanan batin dan konflik-konflik pribadi yang terjadi dalam menjalani hidupnya dan memperjuangkan cita-citanya. Karya sastra novel Catatan Ichiyo ini menunjukkan aspek-aspek psikologis yang dialami oleh tokoh utamanya. b.
Kerangka Teori Dalam menganalisis sebuah karya sastra, penelitian sastra memerlukan
landasan kerja yang berupa teori. Sesuai dengan beraneka ragam ilmu, maka teori pun juga beraneka ragam. Dalam penelitian sastra, pemilihan macam teori diarahkan oleh masalah yang akan dijawab oleh penelitian dan oleh tujuan yang akan dicapai oleh penelitian (Soeratno, 2001:14-15). Meneliti suatu karya sastra berarti harus menggunakan salah satu teori sastra atau dapat juga dikatakan pendekatan sastra. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dan pendekatan psikologis yaitu pendekatan psikoanalisa Sigmund Freud.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan semiotik adalah pendekatan yang memandang karya satra sebagai sistem tanda (Pradopo, 2001: 71). Sebagai ilmu tanda, semiotik secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang (semeion dalam bahasa Yunani yang berarti tanda), sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg dan Willem, 1984: 44). Pada pandangan semiotik yang berasal dari teori Saussure dalam Nurgiyantoro (1995: 39), bahasa merupakan sistem tanda dan sebagai suatu tanda, bahasa bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Penulis menggunakan pendekatan semiotik dalam menganalisis novel ini untuk mengetahui adanya konflik batin Ichiyo dalam menjalani setiap aspek kehidupannya. Konflik batin tersebut ditunjukkan melalui bahasa-bahasa yang berperan sebagai tanda untuk menunjukkan adanya gangguan psikologis yang dialami oleh Ichiyo. Selanjutnya untuk menganalisis psikologis tokoh utama, penulis menggunakan pendekatan psikologis. Psikologi sastra adalah kajian yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh (Endraswara, 2003: 96). Dalam pandangan Wellek dan Warren dan Hardjana dalam Endraswara (2003: 98), psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian, yaitu: 1.
Penelitian terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Studi ini cenderung ke psikologi seni. Peneliti berusaha menangkap kondisi kejiwaan pengarang pada saat menelorkan karya sastra.
Universitas Sumatera Utara
2.
Penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan. Studi ini berhubungan pula dengan psikologi proses kreatif. Bagaimana langkahlangkah psikologis ketika mengekspresikan karya sastra menjadi fokus.
3.
Penelitian hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Dalam kaitan ini studi dapat diarahkan pada teori-teori psikologi, misalnya psikoanalisis ke dalam sebuah teks sastra. Asumsi dari kajian ini bahwa pengarang sering menggunakan teori psikologi tertentu dalam penciptaan. Studi ini yang benar-benar mengangkat teks sastra sebagai wilayah kajian.
4.
Penelitian dampak psikologis teks sastra kepada pembaca. Studi ini lebih cenderung ke arah aspek-aspek pragmatik psikologis teks sastra terhadap pembacanya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori psikoanalisa menurut
teori Sigmund Freud untuk menganalisis aspek-aspek kejiwaan tokoh utama yang ditunjukkan dalam teks novel Catatan Ichiyo karya Rei Kimura. Dalam teori psikoanalisa menurut teori Sigmund Freud, terdapat struktur kepribadian dan dinamika kepribadian (Koeswara, 1991:32-35). Struktur kepribadian ada tiga, antara lain id, ego dan superego. Id adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id dilandasi dengan maksud menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan. Dalam perkembangannya, tumbuhlah ego yang perilakunya didasarkan atas prinsip kenyataan. Ego dalam menjalankan fungsinya tidaklah ditujukan untuk menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan atau naluri yang berasal dari id. Yang dihambat oleh ego adalah pengungkapan naluri-naluri yang tidak layak
Universitas Sumatera Utara
atau tidak bisa diterima oleh lingkungan. Fungsi yang paling dasar dari ego adalah sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu. Super ego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturanaturan yang sifatnya evaluatif yang menyangkut nilai baik dan buruk. Fungsi utama superego antara lain sebagai pengendali dorongan-dorongan naluri id agar dapat disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima masyarakat, mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral daripada kenyataan, dan mendorong individu kepada kesempurnaan. Dalam teori psikoanalisa, Freud juga membagi dinamika kepribadian, yaitu naluri (insting) dan kecemasan. Insting adalah perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan, hasrat, motivasi dan dorongan dari insting (Alwisol, 2004: 18). Naluri bersifat mendorong diri individu untuk bertindak atau bertingkah laku ke arah pemuasan kebutuhan (Koeswara, 1991: 36). Freud menjelaskan bahwa yang menjadi sumber insting adalah kondisi jasmaniah seorang individu. Kecemasan adalah dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan suatu reaksi adaptif yang sesuai (Alwisol, 2009: 22).
1.5.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
Universitas Sumatera Utara
1.
Untuk mendeskripsikan kepribadian tokoh utama yang tercermin dalam novel ini berkaitan dengan lingkungan yang dihadapinya.
2.
Untuk mendeskripsikan gangguan psikologis apa saja yang digambarkan oleh Rei Kimura pada tokoh utama dalam novel Catatan Ichiyo karya Rei Kimura.
2.
Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk:
1.
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai teori psikologi kepribadian oleh Sigmund Freud.
2.
Untuk menambah informasi tentang perjalanan hidup dan kondisi psikologis seorang perempuan bernama Ichiyo yang pada akhirnya menerima penghormatan dan kedudukan yang tak pernah dicapai oleh perempuan Jepang mana pun, yaitu wajahnya diabadikan pada mata uang kertas 5.000 yen Jepang.
1.6.
Metode Penelitian Metode penelitian pada hakikatnya merupakan suatu cara yang ditempuh
untuk menemukan, menggali dan melahirkan ilmu pengetahuan yang memiliki kebenaran ilmiah (Widodo dan Mukhtar, 2000: 7). Metode penelitian yang digunakan penulis untuk menganalisis novel ini adalah studi kepustakaan analisis deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Widodo dan Mukhtar, 2000: 15).
Universitas Sumatera Utara
Penulis menggunakan sumber-sumber tertulis yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini. Data-data diperoleh dari studi kepustakaan melalui berbagai sumber untuk mengumpulkan beberapa teori psikologis dan juga mengumpulkan data-data dari internet. Sumber primernya adalah novel Catatan Ichiyo karya Rei Kimura. Setelah menentukan karya sastra yang akan diteliti dan pendekatan yang akan diambil, penulis mempelajari teori-teori psikologis untuk menentukan teori psikologis apa yang paling cocok untuk diterapkan pada novel Catatan Ichiyo ini. Kemudian penulis menganalisis kondisi psikologis tokoh utama dengan menggunakan teori psikologi yang telah diperoleh melalui studi kepustakaan. Pada akhirnya, penulis menarik simpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan.
Universitas Sumatera Utara