BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari hasil karya imajinasi pikiran manusia itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan suatu karya sastra yang temanya selalu tentang manusia dan lingkungannya. Sastra terlahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, hal yang berisi tentang masalah manusia, kemanusiaan, dan semesta (Semi, 1993:1). Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang ditulis dan dicetak. Selain itu, sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya nonfiksi, Welleck&Warren (dalam Jabrohim, 1990:3-11). Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang meliputi kehidupan manusia. Permasalahan itu dapat berupa apa yang terjadi dalam dirinya sendiri. Karena itu, karya sastra memiliki dunianya sendiri yang merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan itu sendiri baik berupa novel, puisi maupun drama yang berguna untuk dipahami dan dimanfaatkan oleh para penikmat karya sastra sebagai media hiburan dan apresiasi.
Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu memberikan kesan yang mendalam bagi para pembaca. Menurut Aritoteles karya sastra dapat digolongkan dalam beberapa kriteria. Novel adalah bentuk prosa rekaan yang lebih pendek dari pada roman. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1996:694) novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian menonjolkan watak
Universitas Sumatera Utara
dan sifat setiap pelaku. Novel memiliki beberapa unsur intrinsik dalam penyusunannya. Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya. Ia mempunyai watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya. Namun demikian, manusia hidup tidak lepas dari manusia lain. Pertemuan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu atau kelompok.
Tokoh adalah satu unsur penting dalam penulisan karya sastra. Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur. Tokoh dalam karya sastra adalah sarana pengarang menggambarkan cerita, pesan dan kesan yang ingin disampaikan melalui tema yang diangkat pengarang. Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang maupun dengan anggota kelompok. Karena dalam setiap novel memiliki setiap tokoh dan karakter yang unik untuk dibahas. Novel Empress Orchid ini terdapat satu tokoh utama, yaitu Putri Anggrek Yehonala atau 慈禧太后 (cixitaihou) atau 兰皇后(lanhuanghou), maka masalah yang akan diteliti berfokus pada kepribadian tokoh utama dalam novel ini, yaitu Putri Anggrek atau 慈禧太后 (cixitaihou) atau 兰皇后(lanhuanghou) yang akan dianalisis berdasarkan pendekatan psikologi sastra yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.
Tokoh adalah salah satu unsur intrinsik dalam pengembangan isi karangan. Akan tetapi, dalam menampilkan tokohnya pengarang sering menampilkan secara implisit sehingga tidak semua pembaca dapat memahami maksud dalam sebuah novel. Itulah sebabnya penulis berpendapat unsur ekstrinsik juga penting untuk diteliti, dan dalam penelitian kali ini penulis menganalisis kepribadian tokoh utama dari segi psikologi
Universitas Sumatera Utara
sastra. Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segisegi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Lewat tinjauan psikologi akan nampak bahwa fungsi dan peran sastra adalah untuk menghidangkan citra manusia yang seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk memancarkan bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia (Andre Hardjana, 1985:66).
Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh, jika kebetulan teks berupa drama maupun prosa. Sedangkan jika berupa puisi, tentu akan tampil melalui larik-larik dan pilihan kata yang khas. Karya sastra dan psikologi memang memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional karena sama-sama mempelajari keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif (Jatman, 1985:165).
Novel Empress Orchid (2004) adalah novel yang berlatar belakang kerajaan pada era Dinasti Qing yang saat itu berada dibawah kepemimpinan bangsa Manchu. Novel ini bercerita tentang lahirnya seorang selir muda (1835-1908 M) yang dikemudian hari menjadi maharani yang paling lama berkuasa di Cina sebelum akhirnya Cina berevolusi menjadi negara demokrasi. Novel ini mengandung cerita yang unik yang diselimuti intrik politik, rayuan, dan pembunuhan yang terjadi dalam usaha perebutan kekuasaan. Sehingga membuatnya menarik untuk menganalisis karakter tokoh utama berdasarkan teori psikologi sastra oleh Sigmund Freud.
Universitas Sumatera Utara
Novel Empress Orchid (2004) adalah novel karangan Anchee Min yang pertama kali diliris pada tahun 2004 oleh Houghton Mifflin yang kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh: Hikmah Publishing House Translation pada tahun 2008. Dalam novel Empress Orchid (2004) ini sisi pembentuk kepribadian tokoh utama lebih jelas tergambar.
Secara lebih rinci alasan peneliti memilih novel Empress Orchid (2004) sebagai bahan kajian utnuk diteliti adalah: 1. Novel Empress Orchid (2004) ini telah mendapat apresiasi sebagai novel penjualan terlaris di NewYork Times, dan banyak media lain di Amerika (Los Angeles Times, San Fransisco Chronicle, Washington Post book world). 2. Novel ini juga menarik untuk dibaca dengan tema klasik yang berlatar kerajaan pada masa dinasti Qing sekitar tahun 1835-1908 Masehi, dimana tokoh utama adalah seorang bangsawan muda yang kemudian diangkat menjadi selir dan terakhir menjadi Ratu setelah kematian Putranya Pangeran Tong Zhi. Dan juga novel yang sarat akan cerita cinta yang terjalin antara Putri Yehonala dan kaisar Hsien Feng, juga pergulatan batin yang terjadi pada Pangeran Tong Zhi yang terpaksa naik tahta pada usianya yang terbilang masih sangat muda. Juga hubungan antara Ibu, yaitu Putri Anggrek atau Putri Yehonala atau 慈 禧 太 后 (cixitaihou) atau 兰 皇 后 (lanhuanghou) dan anaknya (Pangeran Tong zhi) yang kurang baik akibat timbulnya masalah penuh intrik licik yang terjadi dikalangan intern kerajaan. 3. Kelebihan yang dimiliki pengarang sendiri yakni pengarang dapat menggambarkan dengan lengkap di setiap kejadian yang penting dan
Universitas Sumatera Utara
dianggap berpengaruh dari segi alur dan penggunaan bahasa yang sederhana untuk dipahami pembaca. Alasan yang dipaparkan diatas menjadi dasar yang cukup menarik bagi penulis untuk menganalisis sisi kejiwaan yang dimiliki oleh tokoh utama yang kemudian akan dipaparkan berdasarkan psikologi sastra. Sehingga isi dan pesan yang terkandung didalam novel tidak rancu dan lebih jelas lagi.
1.2 Perumusan Masalah Agar masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas dan tetap terfokus dan lebih terarah maka diperlukan perumusan masalah. Adapun masalah yang akan dibatasi adalah:
Bagaimana penggambaran kepribadian tokoh utama; Putri Anggrek atau Putri Yehonala atau 慈禧太后 (Cixitahihou) atau 兰皇后 (Lan Huanghou) dalam novel Empress Orchid (2004) karya Anchee Min ditinjau dari segi psikologi sastra oleh Sigmund Freud?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan adalah suatu yang ingin dicapai peneliti. Suatu penelitian pasti memiliki alasan & tujuan mengapa suatu penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu suatu penelitian itu harus memiliki tujuan yang jelas. Mengingat harus memiliki arah dan sasaran yang tepat. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
Menggambarkan kepribadian tokoh utama(Putri Anggrek atauYehonala atau 慈禧太后 (Cixitaihou) atau 兰皇后 (Lan Huanghou) novel Empress Orchid (2004) karya Anchee Min dari tinjauan psikologi sastra oleh Sigmund Freud.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang baik haruslah memberikan manfaat. Manfaat penelitian sebaiknya dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat yang diperoleh yaitu dapat memperkaya khasanah telaah sastra khususnya dalam menganalisis novel dengan pendekatan psikologi sastra. 1.4.2 Manfaat Praktis Selain secara teoritis, manfaat lain yang dapat diperoleh dalam manganalisis novel Empress Orchid (2004) karya Anchee Min melalui pemahaman kepribadian tokoh-tokohnya, diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, termasuk:
Bagi Peneliti: diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis karya sastra.
Bagi pembaca: meningkatkan kemampuan dalam memahami karya sastra, memperluas ilmu pengetahuan tentang sastra, meningkatkan kemampuan mengapresiasikan karya sastra dan diharapkan bagi pembaca dapat membantu pembaca dalam mengungkapkan makna yang terkandung dalam novel tersebut.
1.5 Pembatasan Masalah Pembatasan Masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah pada suatu titik masalah dan mengenai sasaran yang dinginkan. Sebuah penelitian perlu dibatasi agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan menjadi tidak terfokus.
Karena
penelitian yang baik bukan terletak pada luas kajian yang diteliti,melainkan penelitian
Universitas Sumatera Utara
yang objek kajiannya terfokus dan mendalam. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Penggambaran kepribadian tokoh utama dalam novel Empress Orchid (2004) karangan yaitu Putri Anggrek atau Putri Yehonala atau 慈禧太后 (Cxitaihou) atau 兰 皇 后 (Lan Huanghou) karya Anchee Min yang ditinjau dari segi psikologi sastra yang dikemukakan oleh Sigmund Freud yang difokuskan pada Id, Ego, dan Superego.
Universitas Sumatera Utara