1
PUZZLE WUJUD IMAJINASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI
Oleh I Gede Bambang Yoga Astina Putra NIM: 200904022 Minat Utama Seni Lukis Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar 2013 E-mail Pencipta :
[email protected]
ABSTRAK PUZZLE WUJUD IMAJINASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI Skrip karya ini merupakan deskripsi dan uraian tentang penciptaan seni lukis dengan judul” Puzzle Wujud Imajinasi Dalam Penciptaan Karya Seni”. Berangkat dari pengalaman pribadi pencipta hingga observasi langsung, dengan cara melihat, mengamati dan memaknai setiap bentuk maupun cara bermain puzzle untuk menemukan makna dan mencari letak estetisnya. Puzzle merupakan imajinasi pencipta dalam mendapatkan inspirasi serta menentukan ide dalam berkarya. Pencipta mempresentasikan dan menginterpretasikan setiap bentuk dan jenis puzzle sebagai suatu imajinasi untukmenuangkan perasaan serta ekspresi jiwa pencipta dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Penciptaan ini dilakukan melalui tinjauan kepustakaan dan pengalaman estetik yang pernah dialami pencipta yang di imajinasikan kedalam bentuk puzzle. Dengan menggabungkan pengamatan, eksperimen, tehnik, kreatifitas dan berbagai jenis bentuk puzzle dengan penggabungan gagasan suatu ide serta penyusunan unsur-unsur seni rupa. Sehingga terwujud dua belas karya seni lukis yang mengandung aspek ideoplastis yang menyangkut bagian ide atau gagasan yang diungkapkan pencipta dan fisioplastis meliputi perwujudan fisik karya. Penciptaan karya ini merupakan hasil dari eksperimen dan eksplorasi panjang yang telah dilalui pencipta, serta pemaknaan puzzle sebagai subject matter dan imajinasi yang dikolaborasikan dengan ide dari kehidupan yang telah dialami pencipta dan lingkungan sekitar pencipta. Sehingga karya yang telah diwujudkan memiliki makna dan pesan yang ingin disampaikan. Dimana hasil akhir, terciptalah karya terkait dengan judul yang diangkat yaitu “Puzzle Wujud Imajinasi Dalam Penciptaan Karya Seni. Diharapkan dengan tercapainya karya ini dapat berguna dan menjadi inspirasi bagi orang lain. Kata Kunci: Puzzle, Imajinasi, Karya Seni.
2
ABSTRACT PUZZLE AS IMSGINSTIVE FORM IN ARTWORK CREATION This script is a description on the painting creation of "Puzzle as Imaginative Form in Artworks Creation". It comes from creator’s own observation, by seeing and finding the meaning of every puzzle including its aesthetic values. Puzzle becomes creator imagination in finding inspirations also ideas to create something. In this case painter will still relate it to own personal life and surroundings. Creator presents and interprets every form and type of puzzle as where feeling and soul expression poured in to expand his own creativity. This creation is an imaginative work based on the theories learned and aesthetic experiences creator has received in the form of puzzles. Its process included a number of steps: exploration, improvisation and forming. With combining observations, experiments, techniques, creativity, fine art elements and the varied puzzles forms, it then produced twelve paintings that has the idea, the background of the work, and physic, its physical forms, aspects remain inseparable. This has been a result of long time experiments and explorations that painter the creator has gone through. In here puzzles becomes the subject matter and imagination collaborated with daily life that are faced in painter's surroundings. Which so, the paintings had its own messages and meanings to be told under the title "Puzzle as Imaginative Form in Artworks Creation". It is hoped that this creation would be useful and inspiring to others. Key Words: Puzzle, Imagination, Artwork
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1.1 Latar Belakang Seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman- menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman bathin pada manusia lain yang menghayatinya.Visualisasi karya tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaanya memenuhi kebutuhan yang bersifat spiritual. Seni dengan kehidupan masyarakat memiliki kepentingan tersendiri. Walau di antara keduanya terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan namun memiliki pengertian yang berbeda pada orang yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda, sebagai usaha untuk membedakan karakter umum yang ada. Fenomena-fenomena di lingkungan sekitar pencipta, sangatlah banyak yang bisa diangkat dalam berkarya seni, begitu juga ide dapat muncul di lingkungan sehari-hari. Ide dalam karya seni lukis begitu banyak yang bisa diangkat dan dikembangkan ke dalam media dua maupun tiga dimensi. Dari pemikiran dan pemahaman tersebut pencipta memilih bentuk puzzle, di mana bentuk puzzle tersebut dapat mewakili teka-teki kehidupan yang dialami pencipta dan menarik untuk dijadikan ide dalam berkarya seni lukis. Puzzle merupakan suatu bentuk media pembelajaran dengan metode menyusun potongan gambar hingga menjadi suatu bentuk yang utuh, Puzzle menjadi bentuk yang menggugah pencipta untuk menjadikanya ujung tombak inspirasi dalam melukis. Teka-teki yang harus dipecahkan dalam permainan puzzle menjadi nilai lebih dalam mengeksplorasinya kedalam karya seni, seperti jenis puzzle rakitan (jig saw puzzle) merupakan kumpulan kepingan-kepingan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi. Dengan bentuk-bentuk puzzle yang beraneka ragam dan manfaat dari permainan tersebut, sehingga pencipta memiliki ketertarikan dalam mengetahui makna-makna yang terkandung dalam bentuk dan adanya keinginan untuk mengekspresikanya kedalam karya seni, dimana puzzle juga memiliki filosofi-filosofi. Hal ini membuat pencipta lebih lanjut ingin mengetahui makna-makna yang tersimpan atau jenis-jenis puzzle yang ada untuk
3
memvisualkanya kedalam karya. Mengingat puzzle, bukan sekedar permainan biasa selain merangsang saraf motorik untuk bekerja lebih aktif, makna dari permainan puzzle sangatlah menarik untuk divisualkan kedalam karya seni. Sebagaimana dikatakan bahwa puzzle memiliki filosopi, seperti sebuah puzzle yang lengkap, terdiri dari kepingankepingan gambar atau warna dengan bentuk yang beraneka ragam, sebagian besar bentuk dari kepingan puzzle, tidak satupun ada yang sama, meskipun bentuknya terlihat cocok, dan jika ternyata kepingan puzzle yang digabungkan salah, pasti akan ketahuan. Dua keping puzzle yang cocok tidak akan terpasang dengan rapat, karena tidak akan mengikat satu sama lain dan sebaliknya jika kepingan tersebut cocok pasti akan mengikat satu sama lain. Begitu halnya dalam memilih pasangan hidup, bagaikan memilih kepingan puzzle yang tercecer dan harus mencari dan menyatukanya kembali. Untuk menyelesaikan permainan puzzle, setiap kepingan gambar tidak boleh dilewatkan untuk menjadikan sebuah gambar puzzle yang utuh. Begitu juga pasangan hidup dan keluarga merupakan bagian dari kepingan puzzle kehidupan. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, puzzle memiliki filosofi yang terkait dengan fenomena-fenomena kehidupan, dan dapat memberikan pencerahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian disamping puzzle memiliki keindahan tersendiri, dapat dipandang melalui sarana sebagai media pencerahan terutama dilihat bentuk-bentuk dan jenis-jenis puzzle yang muncul saat ini. Hal inilah yang membuat pencipta tertarik untuk memvisualkan dalam seni lukis melalui garis, bidang, ruang, warna, komposisi yang disusun dalam suatu kombinasi selaras dan seimbang. Dengan melalui simbol-simbol yang pribadi, unik atau spesifik yang sipatnya individual. Dari fenomena-fenomena itulah pencipta tertarik mengungkapkan ide bentuk puzzle sebagai karya seni lukis. Dengan dikomposisikan, bentuk ,warna, ruang, garis, gelap terang, perspektif, sehingga menjadi satu kesatuan yang menampilkan obyek semirip mungkin yang lebih menarik. Disamping itu sepanjang pengetahuan pencipta, belum ada yang konsisten memvisualisasikan bentuk-bentuk puzzle kedalam seni lukis, maka pencipta sangat tertarik dan tertantang untuk mewujudkanya kedalam seni lukis
B. Rumusan Masalah Berkarya seni lukis pencipta menghadapi berbagai permasalahan adapun masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
berkaitan dengan pengolahan suatu ide,
- Bagaimana cara untuk memvisualkan bentuk puzzle ke dalam seni lukis? - Bagaimana menyusun elemen-elemen seni rupa dalam penyusunan bentuk puzzle dengan ide, titik, garis, bidang, warna dan tekstur? - Bagaimana teknik dalam mewujudkan karya-karya tersebut sehingga dapat mendukung ide-ide yang akan dicapai? 1.3. Ide Penciptaan Ide merupakan dasar pemikiran untuk menciptakan suatu karya dan dalam dunia ide, segala sesuatunya tidak ada yang bersifat mandiri namun selalu memiliki hubungan yang erat antara pencipta dengan persoalan yang melatar belakanginya, baik yag bersifat umum ataupun personal. Dalam berproses penciptaan karya, ide dalam imajinasi bentuk visual yang akan diciptakan melalui berbagai eksperimen dan gagasan-gagasan yang hadir di presentasikan secara lebih kreatif kemedia kanvas, dimana pencipta memilih bentuk puzzle sebagai imajinasi yang disimbolkan kedalam fenomen-fenomena yang memakai berbagai pertimbangan, Seperti fenomena-fenomena kehidupan di masyarakat begitu banyak pencipta alami secara langsung maupun tidak langsung seperti hasil menonton TV, membaca Novel, Koran dan majalah. Dari sanalah muncul ide untuk membuat karya seni dimana pencipta mengambil bentuk puzzle sebagai imajinasi di dalam menciptakan karya lukis. Karena bagi pencipa puzzle bisa mewakili fenomena kehidupan karena puzzle juga memiliki filosofi yang dapat mewakili fenomena tersebut. Keinginan untuk mengangkat bentuk puzzle yang disimbolkan dalam teka-teki kehidupan, dimana ide dan elemen-elemen seni rupa dengan benda lain yang di komposisikan, bentuk ,warna, ruang, garis. Gelap terang, perspektif, sehingga menjadi satu kesatuan yang lebih menarik, dan bentuk-bentuk obyek di wujudkan semirip mungkin dengan benda yang dilihat dan berusaha memunculkan secara kreatif.
4
1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Dari pemilihan puzzle sebagai simbolisme dalam kehidupan sebagai sumber penciptaan karya tulis, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1) Untuk mendapat pemahaman mengenai cara memvisualkan ide puzzle ke dalam karya seni lukis dan memberikan pencerahan tentang nilai-nilai kehidupan. 2) Untuk dapat memvisualisasikan unsur-unsur seni rupa dengan Imajinasi bentuk puzzle ke dalam seni lukis. 3) Untuk mendapatkan penerapan teknik berkarya sehingga konsep yang di angkat mampu mencerminkan bentuk puzzle sebagai karya seni lukis. 1.4.2Manfaat Dari beberapa uraian di atas, ada beberapa manfaat yang ingin dicapai yaitu: 1) Dapat memuaskan hasrat seni yang bergejolak didalam diri pencipta dan menjawab kegelisahan yang dirasakan pencipta di dalam menciptakan karya seni. 2) Dapat memberikan perkembangan baru dalam seni rupa dan menambah refrensi. 3) Dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai cara memvisualisasikan tema, penerapan tehnik dan elemen visual yang dipakai dalam pencapaian karya seni lukis. 4) 1.5. Ruang Lingkup Fenomena kehidupan sekitar yang telah menunjukkan suatu penyimpangan fungsi serta fenomena-fenomena lain yang menyangkut di dalamnya menjadi suatu ketertarikan pencipta untuk diwacanakan ke dalam bahasa visual. Dimana mengambil ide bentuk puzzle sebagai karya seni lukis. Banyaknya fenomena yang dialami pencipta dalam kehidupan sehari-hari dari hasil membaca novel, majalah, koran dan menonton TV menjadikan semua ide dan ketertarikan pencipta mengolah kedalam media dua dimensi atau lukis yang mengangkat bentuk puzzle. Pengungkapan tentang bentuk puzzle sebagai simbolisasi dalam kehidupan itu sendiri seperti mencakup keindahan garis, warna, bidang yang sarat dengan nilai kehidupan, pengabdian, pendidikan, kebersamaan, solidaritas yang di imajinasikan bentuk puzzle yang dibuat obyek kretifl mungkin. TinjauanSumber Tertulis Dalam proses penciptaan karya seni dibutuhkan literatur-literatur yang bisa menunjang visualisasi karya pencipta yaitu hasil survey karya seni yang sudah diciptakan oleh seniman-seniman pendahulu, melihat fenomena kehidupan yang diinspirasikan kedalam bentuk puzzle, seperti hasil dari menyimak mulai media elektronik, menonton Tv, membaca majalah game, Novel, Koran yang dapat dijadikan sumber kajian bagi pencipta dalam proses penciptaan karya seni. 2.2. Pengertian Judul Agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap judul yang diangkat oleh pencipta, yaitu “Puzzle Wujud Imajinasi Dalam Penciptaan Karya Seni. Dalam berkarya seni lukis, maka perlu diperhatikan pengertian dari tiap-tiap elemen kata atau kelompok kata yang dipakai, yaitu : a.
Puzzle
c.Wujud
: kata puzzle berasal dari bahasa Inggris bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang pasang.(Misbach, Muzamil,2010) : bentuk (form) atau unsur yang mendasar; dan susunan atau struktur (structure). (A.A.M .Djelantik,1999:17)
d.Imajinasi : imajinasi adalah proses membayangkan gambaran dalam pikiran. (Arifin,MBA.2012: 166) e.Dalam
: jauh masuk ke bawah. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,2009: 563)
yang
berarti teka-teki atau dimainkan dengan bongkar
5
f.Karya Seni : karya seni merupakan buah tangan atau hasil cipta seni, baik bersifat fisik maupun non fisik.(susanto,2011: 216) Jadi dari penegertian di atas dapat disimpulkan pencipta menagmbil tema Puzzle Wujud Imajinasi Dalam Penciptaan Karya Seni. Karena begitu banyak kejadian-kejadian atau fenomena di lingkungan sekitar yang dialami langsung maupun dialami oleh orang lain seperti hasil menonton TV dan membaca Koran, dimana kekerasan dan kurangnya pendidikan dan fenomena lainya menjadikan imajinasi pencipta dalam berkarya seni lukis. 2.3. Puzzle Puzzle merupakan suatu bentuk media pembelajaran dengan metode menyusun potongan-potongan gambar menjadi gambar yang utuh, (Hamalik 1980: 57). Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya. Jenis-jenis puzle : 2.3.1 Puzzle Konstruksi Puzzle kontruksi (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan-potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi. 2.3.2 Jig Saw Puzzle Jig saw puzzle adalah puzzle yang terdiri dari kepingan-kepingan yang disusun menjadi satu kesatuan gambar. Disebut jig saw puzzle karena alat untuk memotong kepingan puzzle disebut jigsaw. 2.3.3. Puzzle Batang (stick) Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada batang puzzle. 2.3.4 Puzzle Lantai Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama. 2.3.5 Puzzle Angka Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya. Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak. 2.3.6 Puzzle Transportasi Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. 2.3.7 Puzzle Logika Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu gambar yang utuh.
6
2.3.8 Puzzle Geometri Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan lain-lain), selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan puzzle geometri sesuai dengan papan puzzlenya. 2.3.9 Puzzle Labirin Puzzle labirin adalah sebuah puzzle dalam bentuk percabangan jalan yang kompleks dan memliki banyak jalan buntu. Tujuan permainan ini adalah pemain harus menemukan jalan keluar dari sebuah pintu masuk ke satu atau lebih pintu keluar. 2.3.10 Puzzle rubik’s cube Puzzle rubik's cube adalah mainan mekanik yang hanya berukuran 3x3x3 dengan sisi warna yang colorful. cara kerja mainan ini ialah dengan menggeser-geser kotak warna hingga menemukan warna pasangan yang sama. 2.4. Penjelasan Imajinasi Imajinasi adalah proses membayangkan gambaran dalam pikiran (Arifin, MBA. 2012:166) . Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses ini sebagai "menggambarkan" atau "gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan imajinasi "produktif" atau "konstruktif". Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh "mata pikiran". 2.5. Pengertian Seni Diantara sumber tertulis yang dikaji dalam penciptaan karya seni lukis yaitu pendapat tentang pengertian seni. Seni adalah segenap kegiatan budi pikiran seseorang (seniman) yang secara mahir menciptakan sesuatu karya sebagai pengungkapan perasaan manusia (The Liang Gie, 1996:18). Jadi seni merupakan suatu pengungkapan pikiran seniman yang dicurahkan ke dalam suatu karya dimana karya yang tercipta menjadikan hasil dari kegiatan budi pikiran yang dapat dinikmati. Menurut pendapat Mikke Susanto (2002 : 101), seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik berupa kegiatan rohani maupun fisik untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik (luar biasa) menggugah perasaan orang lain. Graham Brade Birks (dalam Liang Gie,1996:13) mengungkapkan bahwa seni merupakan suatu makna luas adalah penggunaan budi pikiran untuk menghasilkan karya yang menyenangkan bagi bathin manusia. Ini meliputi pengungkapan khayal yang jelas mengenai benda-benda (atau pikiran tentang benda-benda) seperti dalam pahatan, lukisan dan gambar. Dalam Buku Tinjauan Seni, disebutkan seni adalah suatu keterampilan untuk membuat barangbarang atau mengerjakan sesuatu (Suparli, B.A. 1983:17). Suatu karya yang dibuat boleh dikatakan hanya menjadi karya seni karena mempunyai nilai estetis dan setiap karya seni yang diciptakan memang khusus diciptakan untuk dinikmati nilai estetisnya. Dari beberapa pendapat atau pandangan para tokoh tentang pengertian seni di atas dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil ciptaan manusia melalui suatu kreativitas, ekspresi dari pengalaman estetis lewat dorongan perasaan batin yang dituangkan dalam bentuk karya seni sesuai dengan cipta rasa pembuatnya. Kelahiran seni tidak didorong oleh faktor hasrat untuk memenuhi kebutuhan manusia yang pokok, melainkan untuk menciptakan suatu kebutuhan batin dan merupakan suatu usaha untuk melengkapi dan memenuhi kebutuhan rohani.
7
2.6. Pengertian Seni Lukis Seni lukis merupakan cabang dari seni rupa yang disajikan melalui suatu ungkapan dalam media dua dimensional dengan unsur-unsur seni rupa yang menjadikan suatu bentuk karya cipta. Berbicara tentang seni lukis ada beberapa teori atau pendapat yang diperkenalkan oleh para tokoh yang bergelut dibidang tersebut. Seni lukis merupakan pengalaman artistik yang ditampilkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna (Soedarso SP. 1990 : 11) Hal tersebut dipertegas oleh S. Mayers (dalam Susanto, 2002 : 71) yang mengatakan bahwa secara teknis merupakan tebaran pigmen atau warna cair pada permukaan bidang dari (kanvas, panel, dinding, kertas) untuk menghasilkan sensasi atau ilusi keruangan, gerakan, tekstur, bentuk sama baiknya dengan tekanan yang dihasilkan kombihasi unsur-unsur tersebut. Tentu saja hal itu dapat dimengerti, bahwa melalui alat teknis tersebut dapat mengekspresikan emosi, ekspresi, simbol, keberagaman dan nilai-nilai yang bersifat subyektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa seni lukis adalah seni mengenai gambar-menggambar dan lukis-melukis (Tim, 1990:816). Dari uraian pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa seni lukis adalah suatu bentuk ungkapan pengalaman estetis yang divisualisasikan di atas bidang dua dimensional dengan permainan warna, garis, bentuk, bidang dan tekstur sebagai maksud yang ingin disampaikan lewat bahasa rupa. 2.7. Unsur-Unsur Seni Rupa Adapun unsur-unsur fisik yang mendukung terciptanya karya seni lukis adalah sebagai berikut: 2.7.1 Garis Garis adalah suatu goresan atau goresan seperti lurus, melengkung dan membelok. dan suatu goresan atau baris limit dari suatu bentuk, bidang dan lain-lain serta mempunyai sifat panjang, pendek, vertikal, horizontal, melengkung dan seterusnya. Peranan garis dalam seni digunakan sebagai kontur dalam pembentuk dan membuat tekstur atau garis merupakan produksi seni pada bentuk-bentuk yang sederhana dengan kata lain garis adalah ekonominya seni (Fadjar Sidik, 1981:4). Bentuk adalah wujud fisik yang dapat dilihat (Bastomi, 1992:55) bentuk terwujud dari penyusunan yang berupa garis, ruang, masa dan lain-lainnya. Bentuk dalam karya seni sangat menentukan berbobot tidaknya karya seni, dengan demikian diperlakukan penyusunan motif-motif bentuk yang diterapkan lewat media yang digunakan. Bentuk dalam karya seni lukis pencipta ditampilkan dalam bentuk bersifat nyata, riil, dan apa adanya sebab berkaitan dengan pengungkapan kesan dan suasana ke dalam karya seni lukis pencipta. Perwujudkan bentuk diekspresikan dengan goresan cat yang lembut dengan tidak meninggalkan bentuk-bentuk dari obyek tersebut. 2.7.2 Warna Warna adalah salah satu identitas terpenting seni lukis, warna sebenarnya merupakan suatu kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata (Suryahadi, 1994:5). Warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata. Sedangkan warna menurut ilmu bahan adalah berupa pigmen. Warna bisa memberi keselarasan dan memberi sugesti pada bentuk-bentuk maupun masa, ditambah dengan tune dapat memberikan kesan yang sempurna (Fadjar Sidik, 1981:10). Newton menemukan hubungan antara cahaya matahari dan warna cahaya matahari dapat diurai dengan prisma yang didasarkan atas hukum Snellius menjadi beberapa warna yang menunjukkan rangkaian "Byanglala", yaitu merahjingga-kuning-hijau-biru-sugoise-ungu( violet) (Bastomi, 1992:63). Warna dalam setiap karya seni lukis pencipta berperan sebagai penangkap kesan suasana dari ide-ide yang diinginkan, dinamika pandangan antara gelap dan terang yang dapat membedakan kesan dekat dan jauh. Serta dapat menghasilkan karya dengan kesan artistik dan harmonis 2.7.3 Tekstur Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan baik itu nyata maupun semu, tekstur nyata apabila di raba, secara fisik adalah betul-betul terasa sedangkan tekstur semu hanya kelihatannya saja berbeda tetapi kalau diraba adalah tidak nyata, sedangkan kekerasan dari tekstur nyata adalah nyata (Fajar Sidik, 1981:41). Tekstur dapat melukiskan sebuah permukaan objek, seperti kulit rambut, dan bisa merasakan kasar halusnya,
8
teratur tidaknya suatu obyek. Tekstur dimunculkan dengan memanfaatkan kanvas atau bahan-bahan lain seperti pasir, zinc white, semen, kerikil, atau bahan lainnya. Namun pencipta tidak menerapkan tekstur nyata pada saat berkarya, tetapi lebih memilih tekstur semu yang dihasilkan dari warna, sehinga dapat menimbulkan kesan perspektif. 2.7..4 Bentuk Bentuk merupakan wujud yang digambarkan, bentuk memiliki dua sifat geometris dan organis. Bentuk geometris susunan atau strukturnya teratur misalnya; segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. Bentuk organis susunan atau strukturnya tidak beraturan. Hal ini dapat dilihat pada bentuk-bentuk alamiah (Suryahadi, 1994:15). Ada juga yang mendefinisikan garis adalah perpaduan sejumlah titik-titik yang sama besar dan sejajar. Ia memiliki definisi memanjang dan punya arah, bisa pendek, panjang, halus, tebal, berombak melengkung, lurus dan lainlain (Mikke Susanto, 2002:45) Jadi peranan garis dalam seni lukis sangat penting, karena garis merupakan unsur utama dalam proses berkarya seni lukis. Disamping juga garis mempengaruhi terciptanya suatu karakter seseorang. Unsur garis dalam karya pencipta cenderung ditimbulkan oleh pertemuan antara kombinasi warna seperti lurus, cekung, bergelombang baik berupa alur atau batas dari bentuk yang dihasilkan oleh sapuan kuas, untuk mempertegas memberi aksen sebuah ruang atau bidang serta memberikan kesan gerak irama. 2.7.5 Ruang Ruang adalah sela antara dua deret dan rontok yang berbatasan atau terlingkup oleh bidang (Poerwadarminta, 1976:833). Ruang adalah suatu yang mempunyai keluasan yang digolongkan dalam dua bagian yaitu ruang positif dan ruang negatif. Ruang positif adalah ruang yang dibatasi oleh suatu batas tepi berupa garis, sedangkan ruang negatif adalah ruang yang berada di sekitar ruang positif dan keduanya saling berinteraksi satu dengan yang lainnya yang menyebabkan adanya hubungan-hubungan ruang atau bidang dalam suatu susunan (Suryahadi, 1994:4). Ruang pada karya seni pencipta berfungsi sebagai kesan jauh dan dekat (perspektif) yang diwujudkan dengan teknik penekanan warna gelap dan terang dengan pembagian bidang besar dan kecil. 2.7.6 Bidang bidang merupakan sebuah garis yang diteruskan melalui belokan atau paling sedikit dua buah siku sampai kembali lagi pada titik tolaknya hingga wilayah yang dibatasi di tengah garis tersebut membentuk suatu bidang (A.A.M .Djelantik, 1999:23). Bidang memiliki dua ukuran, lebar dan panjang, yang disebut dengan dimensi. Untuk membatasi bidang dengan garis-garis yang kencang diperlukan paling sedikit, tiga garis kencang dengan garis berbelok-belok. Dalam teknik gambar lengkungan tidak meratanya atau tidak bergelombangnya suatu bidang, bisa diciptakanya suatu ilusi dengan pewarnaan hitam atau warna lain yang memberi kesan bayangan. Wujud bidang, masing-masing dapat memberikan karakter dan estetik yang berbeda-beda 2.8. Kaedah Penyusunan Unsur Seni Lukis Disamping itu untuk mewujudkan suatu karya seni lukis yang berkualitas diperlukan pengaturan secara tepat kaedah penyusunan unsur seni lukis ke dalam wujud karya antara lain: 2.8.1 Proporsi Proporsi adalah hasil perbandingan jarak, proporsi menunjukkan hubungan bagian dengan keseluruhan dan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya (Arsana, 1977:73). Proporsi yang diwujudkan dalam karya seni lukis pencipta adalah bentuk proporsional, karena bentuk obyek yang riil dan banyak. 2.8.2 Keseimbangan Keseimbangan terwujud dari adanya pengaturan obyek-obyek yang harmonis melalui penempatan tekstur, ruang, bidang dengan baik dan tidak berat sebelah. Sehingga adanya kestabilan dalam suatu penyusunan obyek-obyek dalam karya "Karena keseimbangan merupakan syarat estetis yang mendasar dalam semua karya seni (A.A.M. Djelantik, 1999:43). Pencipta dalam mencapai keseimbangan dalam karya seni lukis ditampilkan dengan pertimbangan bentuk garis, warna dengan komposisi ruang lewat penyusunan obyek dengan penekanan warna untuk mendapatkan kesan stabil atau enak dipandang mata. 2.8.3 Pusat Perhatian Penekanan merupakan kreasi suatu titik pusat atau pusat perhatian dimana aspek-aspek yang lain menjadi pendukungnya (Suryahadi,1994:9). Jadi bahwa penekanan dapat memberikan suatu fokus atau pandangan pertama dari suatu komposisi dimana aspek-aspek lain yang berada di sekitar fokus tersebut menjadi pendukungnya. Pusat perhatian disebut juga klimaks atau dominan adalah fokus dari suatu susunan perhatian disekitar dimana elemen-elemen yang lain bertebaran dan mendukung keberadaannya. Dalam hal ini seniman bisa memanfaatkan warna, bentuk, obyek atau terang gelap maupun ide cerita atau tema sebagai pusat perhatian (Mikke Susanto, 2000:89). Dari
9
uraian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peranan pusat perhatian dapat dicapai dengan suatu penekanan warna dengan elemen-elemen yang lainnya sebagai pendukung keberadaan dari pusat perhatian. 2.8.4 Irama Dalam seni rupa irama atau ritme ialah suatu pengulangan yang secara terus-menerus dan teratur dari suatu unsurunsur (Fadjar Sidik, 1981:48). Irama yng dilakukan tentunya dapat menarik suatu perhatian, dan membawakan suatu perasaan hanyut dalam perubahan-perubahan yang terjadi. Irama dalam karya pencipta diwujudkan dengan penempatan obyek-obyek yang disusun selang-seling dan begitu seterusnya yang akhimya mencapai satu kesatuan yang harmonis. 2.8.5 Kontras Kontras muncul karena adanya warna komplementer, gelap dan terang, proporsi obyek dekat dan jauh, tekstur kasar dan halus, ruang kosong dan padat, garis lurus dan lengkung, serta bentuk-bentuk verikal dan horisontal. Kontras diperlukan untuk menetralisir kesan monoton serta dapat membedakan suatu perbandingan jarak dekat dan jauh. 2.8.6 Kesatuan Kesatuan berarti bahwa benda estetis ini tersusun secara baik atau sempurna bentuknya dan memiliki kesatuan bentuk antara bagian-bagian tertentu sampai bagian keseluruhan (The Liang Gie, 1997:48). Karya yang indah menunjukkan dalam keseluruhannya sifat yang utuh, tidak ada kekurangan dengan suatu kesatuan bentuk dari bagian tertentu sampai bagian keseluruhan. Kesatuan dari karya seni lukis pencipta didapatkan melalui penyusunan elemen atau unsur lukis seperti garis, warna, bentuk, ruang dan lain-lainnya untuk mencapai suatu kesatuan yang harmonis. 2.8.7 Harmoni Harmoni adanya keselarasan antara bagian-bagian komponen yang bertentangan, semua cocok dan terpadu, tidak ada pertentangan dalam segi bentuknya, jarak, warna-warni dan tujuanya (A.A.M. Djelantik, 1999:46). Harmoni dalam karya seni lukis pencipta yaitu memberikan sesuatu kesan dinamis antara obyek yang satu dengan yang lainya sehingga menjadi satu kesatuan. 2.9 Sumber-sumber Lain Sumber-sumber lain yang dimaksud adalah pengalaman karya seni lukis para seniman yang ada kaitannya dengan tema yang pencipta angkat dalam memvisualkan ke dalam karya seni lukis. Sumber karya ini diperoleh melalui fotofoto pada buku majalah, dan katalog pameran untuk mendapatkan suatu masukan-masukan dan menemukan bentuk atau wujud karya dari segi nuansa warna, tekstur, komposisi dan lain sebagainya, sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam menciptakan karya seni lukis yang menjadi ciri khas yang tersendiri. PROSES PENCIPTAAN Kreativitas proses penciptaan karya seni lukis, dimulai dengan kepekaan berolah estetik, memadukanya dengan kemampuan menyusun elemen seni rupa serta memberikan sentuhan-sentuhan warna yang nantinya mampu menjadikan karya seni lukis yang memiliki nilai estetis sesuai dengan kepribadian pencipta dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis Dalam penciptaan sebuah karya seni lukis diperlukan sebuah proses, dimana pada proses penciptaan karya seni lukis ini pencipta memerlukan rentang waktu yang cukup lama, serta persiapan dan pemikiran yang cukup sehingga sebuah karya dapat diwujudkan. Secara garis besar proses penciptaan karya terdiri dari beberapa hal yaitu: tahap penjelajahan (eksplorasi), tahap improvisasi, dan tahah pembentukan (forming) sebagaimana yang diuraikan oleh Hawkins Hadi (2003 : 24, 29, 40) Eksplorasi yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai langkah awal dari suatu penciptaan karya seni. Tahap ini termasuk berfikir, berimajinasi, merasakan dan merespon objeck yang dijadikan sumber penciptaan. Tahap improvisasi, tahap ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi imajinasi. Karena tahap improvisasi terdapat kebebasan bagi pikiran untuk membayangkan sesuatu yang diinginkan. Dalam tahap ini memungkinkan untuk melakukan berbagai macam percobaan-percobaan (eksperimen) dengan berbagai seleksi material dan penemuan bentuk-bentuk artistik, Forming, tahap ini adalah suatu proses perwujudan (eksekusi) dari berbagai percobaan yang telah dilakukan. Kebutuhan membuat komposisi tumbuh dari hasrat manusia untuk memberi bentuk terhadap sesuatu yang telah
10
ditemukan. Tahap ini merupakan proses penyusunan dengan menggabungkan bentuk puzzle dengan obyek pendukung lain yang mempertimbangkan keharmonisan dan keindahan yang di pandang pencipta.
3.1 Proses Penjelajahan (Eksplorasi ) Proses penjelajahan (eksplorasi) merupakan proses yang paling awal dilakukan dalam proses kreatif untuk membuat sebuah karya seni lukis. Proses ini dilakukan untuk memberi pertimbangan dalam persiapan melukis. Pertimbangan proses ekplorasi ini mencakup pengamatan dan penggalian ide atau gagasan dengan suatu tema yang diangkat. Adapun proses penjelajahan (eksplorasi) yang pencipta lakukan sebagai berikut : a. b.
c.
Pengamatan objek secara langsung, pencipta mengamati langsung bentuk setiap jenis puzzle dan bagaimana ekspresi seseorang saat bermain puzzle. Pengamatan melalui karya seni, pada proses ini pencipta melakuan pengamatan terhadap karya – karya lukis lain yang dibuat oleh seniman lainnya, yang dijumpai di museum-museum, gallery fine art, maupun ruang public yang menapilkan karya – karya seni rupa. Hal ini dilakukan oleh pencipta untuk mencari ide yang dapat mendukung tema ciptaan, atau sebagai perbandingan karya pencipta dengan karya seniman lukis yang lebih senior, agar karya pencipta kedepannya dapat lebih baik. Melalui proses ini pencipta banyak mendapat masukan - masukan berupa ide – ide dan teknik – teknik baru yang berguna dalam proses kreatif pencipta. Pengamatan melalui jenis-jenis puzzle yang ada terdapat di toko-toko buku, majalah, katalog game, pameran puzzle, dan media lainnya untuk memperkaya imajinasi serta ide, yang akhirnya dituangkan kedalam karya seni lukis. Contoh sketsa- sketsa yang menjadi gagasan pencipta :
Judul Ukuran Bahan Tahun
: “Berimajinasi “ : 30 x 20cm : Pencil, warna,cat air di atas kertas : 2013
Judul Ukuran Bahan Tahun
: “Kepingan wajah “ : 30 x 30cm : Pencil, warna,cat air di atas kertas : 2013
11
Judul Ukuran Bahan Tahun
: “Terjebak “ : 40 x 20cm : Pencil, warna,cat air di atas kertas : 2013
Judul Ukuran Bahan Tahun
: “Salah Jalan “ : 30 x 20cm : Pencil, warna,cat air di atas kertas : 2013
Judul Ukuran Bahan Tahun
: “Ketakutan Masa Lalu“ : 30 x 20cm : Pencil, warna,cat air di atas kertas : 2013
3.4 Pembentukan (Forming) Tahapan ini merupakan suatu pembentukan dari suatu ide gagasan awal pencipta yang kemudian diterapkan dalam sketsa – sketsa pada suatu kertas gambar. Dari sketsa yang terbaik dan pas dengan tema, kemudian pencipta wujudkan di atas kanvas, namun dalam mewujudkan sketsa tersebut menjadi suatu karya seni lukis, pencipta kerap kali melakukan pengolahan – pengolahan demi pencapaian estetik baik itu dari segi warna dan bentuk kanvas yang akan digunakan. Dalam melakukan proses pembentukan hal pertama yang dilakukan pencipta adalah mencari objek yang akan dilukis , objek itu disimpan dengan alat dokumentasi (kamera), kemudian objek dicetak sesuai keinginan pencipta agar mudah dalam mewujudkannya. Pencipta tidak menjiplak secara mutlak objek foto tersebut melainkan membuat sketsa terlebih dahulu kedalam media kertas gambar hal-hal yang menarik dalam objek tersebut dan melakukan suatu pengolahan – pengolahan warna dan lain sebagainya untuk mencapai kesan estetik.
12
Tahap berikutnya memindahkan sketsa yang telah dipilih kedalam media kanvas yang telah dibentuk sesuai dengan desain pada sketsa. Sketsa dipindahkan dengan menggunakan goreskan warna secara global dengan penekanan kontur pada objek tersebut. Setelah selesai sketsa diatas kanvas pencipta mengamati hal-hal yang sekiranya tidak sesuai dengan keinginan pencipta, misalnya pada komposisi, proporsi pada objek tersebut. Tidak menutup kemungkinan nantinya terjadi improvisasi atau pengembangan pada sketsa awal yang pencipta tuangkan diatas kanvas, karena adanya suatu pertimbangan pada penyusunan elemen – elemen seni lukis yang ada, tanpa mengubah maksud sketsa awal tersebut. Setelah terlihat selesai, maka tahap berikutnya memberikan warna. Pencipta biasanya memulai tahapan warna dari proses pengerjaan latar belakang, yang biasanya dibuatkan tekstur terlebih dahulu dengan cipratan yang dibantu dengan pisau pallet dan tetesan warna yang tebal. Jika background sudah selesai, dilanjutkan dengan penciptaan objek pendukung dalam lukisan. Objek manusia digunakan sebagai pendukung karena, manusia sebagai pemain dari permainan puzzle itu sendiri. Proses berikutnya memblok - blok bagian paling gelap terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan warna yang lebih terang hingga paling terang pada akhir tahap pewarnaan. Disini pencipta memberikan warna pada objek yang tidak sesuai dengan warna objek aslinya, namun dengan warna – warna berbeda sesuai dengan suasana batin pencipta. Warna – warna tersebut pencipta tuangkan dan memberikan kebebasan untuk mengalir sesuai dengan ekspresi diri yang ingin ditampilkan pencipta Tahap terakhir, yaitu evaluasi dilakukan berdasarkan atas rasa estetik dan kemampuan untuk menjadikan ide- ide sebagai tujuan visualnya. Segala unsur dari subject matter, komposisi, pusat perhatian, kesatuan serta bentuk-bentuk yang telah dicapai diteliti kembali. Sehingga lukisan pencipta sesuai dengan harapan dan dapat memuaskan hati pencipta. Terakhir pencipta memberikan lapisan perlindungan pada lukisan pencipta disertai dengan memberikan nama atau tanda tangan pada pojok bawah lukisan sebagai bentuk identitas pencipta dan pertanggung jawaban terhadap karya yang diciptakan. Terkadang pencipta juga menambahkan bingkai (frame) demi perhitungan keserasian serta tercapainya keharmonisan dalam berkarya. Dengan demikian proses berkarya pencipta telah selesai, dan selanjutnya siap untuk diberikan masukan guna terciptanya karya – karya yang lebih baik dan inspiratif. Berikut ini pencipta tampilkan beberapa foto bahan dan alat dalam proses penciptaan karya lukis pencipta serta tahapan – tahapan yang dilakukan dalam proses hingga terwujudnya karya lukisan pencipta. Dibawah ini juga ditampilkan beberapa contoh bahan dan alat serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses perwujudan karya seni sebagai berikut :
(Cat Minyak)
(kanvas)
(kuas)
(foto proses berkarya)
13
3.5. Tahap Penyelesaian Tahap ini merupakan tahap yang terakhir dari tahap sebelumnya, pada tahap ini dilakukan pengecekan atau melihat kembali pada karya keseluruhan. Pengecekan ini dilakukan dengan menambahkan goresan-goresan dan penekanan terhadap warna yang dirasa kurang. Setelah segala perhatian atas pengecekan ulang selesai dan memberikan respon secara keseluruhan dan dapat memberikan kepuasan tersendiri. Maka sentuhan terakhir dilakukan mencantumkan nama atau tanda tanga sebagai pertanggung jawaban yang pencipta lakukan. Dengan demikian proses berkarya telah selesai. WUJUD KARYA Wujud karya yang pencipta tampilkan merupakan visualisasi dari karya seni lukis yang bersumber dari fenomena sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang divisualkan dengan bentuk puzzle. Dimana dalam berkarya seni lukis dengan ditambah obyek-obyek lain yang bisa mendukung dari hasil dan konsep karya pencipta. Untuk mewujudkan karya pencipta secara umum meliputi aspek ideoplastis dan aspek fisikoplastis. 4.1 Aspek Ideoplastis Aspek ideoplastis merupakan gambaran tentang gagasan atau ide dan konsep dasar pemikiran yang di ekspresikan dalam karya. Aspek ideoplastis yang terkandung dalam karya adalah dimana puzzle sebagai imajinasi didalam menciptakan karya seni. Dalam hal ini ide-ide pencipta dapatkan dari melihat secara langsung maupun tidak langsung. Dimana fenomena-fenomena atau kejadian yang menjadi perhatian di lingkungan pencipta, yang menjadikan imajinasi lewat simbol dan bentuk yang ditampilkan mewakili fenomena tersebut. Dari gambaran tersebut muncul beberapa judul seperti : berimajinasi, kepingan wajah, terjebak, salah jalan, ketakutan masa lalu, mencari pasangan, merangkai masa depan, menatapi kehidupan, berkembang, lelah, sabar dan ketakutan. Dari judul-judul diatas nantinya akan dituangakan menjadi karya seni lukis, karena ide tanpa diwujudkan akan bersifat semu. Artinya, ide tanpa di realisasakan hanya akan menjadi angan-angan semata. 4.2 Aspek Fisikoplastis Aspek fisikoplastis merupakan suatu gambaran real dari ide dalam tema puzzle wujud imajinasi dalam penciptakan karya seni lukis. Dalam aspek fisikoplastis, diuraikan mengenai wujud fisik diri karya dengan penerapan beberapa unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip seni rupa seperti garis, bentuk, warna, ruang, tekstur yang digunakan untuk mendukung sumber ide penciptaan.
4.3 Wujud Karya Ditinjau dari Aspek Ideoplastis dan Fisikoplastis. Berikut karya-karya pencipta :
Judul : Berimajinasi Ukuran : 45 x 110 cm (2 panel) Bahan : mixed media on canvas Tahun : 2013
Judul Ukuran Bahan Tahun
: Kepingan Wajah : 45x35cm ( 9 panel) : oil on canvas : 2013
14
Judul : Terjebak Ukuran : 90 x 130 cm, 30x30 (3 panel) Bahan : oil on canvas Tahun : 2013
Judul Ukuran Bahan Tahun
: Salah Jalan : 140x110 : oil on canvas : 2013
Judul : ketakutan Masa Lalu Ukuran : 90 x 120 Bahan : oil on canvas Tahun :2013
Judul : Mencari Pasangan Ukuran : 140 x 180 cm Bahan : mixed media on canvas Tahun : 2013
15
5.1 Kesimpulan Berdasarkan proses yang dilakukan pencipta dari pencarian ide,pengkajian sumber gagasan, eksperimen dan eksplorasi teknik serta bahan maka di peroleh beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut. 5.1.1. Dalam karya pencipta puzzle sebagai imajinasi dengan penambahan obyek-obyek lain seperti figur manusia,pisau,borgol dengan dibuat semirip mungkin dan keseluruhan dapat mewakili imajinasi pencipta melalui bentuk puzzle dan obyek pendukungnya baik bersifat konvensional maupun simbol yang bersifat pribadi yang mengarah pada keindahan karya itu sendiri. 5.1.2. Pencipta telah memilih bahan dan alat dengan berdasarkan dari berbagai exsperimen yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut penerapan teknik seperti: teknik stain painting, dusel, tekstur, plakat dengan penerapan warna secara bertahap untuk mendapatkan kehalusan dan ketebalan warna yang diinginkan. 5.1.3. Aspek yang terkandung dalam karya seni lukis pencipta meliputi aspek ideoplastis sebagai isi atau sumber ide. dan aspek fisikoplastis sebagai bentuk yang banyak dipengaruhi oleh keterampilan teknik, pengolahan media yang digunakan dalam penciptaan seta keterampilan dalam menggunakan elemen-elemen dan unsur-unsur seni rupa, serta prinsif penyusunan unsur-unsur seni rupa. Semua aspek di atas digabungkan dan dipadu dengan imajinasi pencipta yang mengangkat tema, Puzzle wujud imajinasi dalam penciptaan karya seni, yang menekankan pada ide dan bentuknya. 5.2 Saran- Saran Bagi seluruh mahasiswa ISI Denpasar supaya tetap berinovasi dan berkreativitas, sehingga dapat menghasilkan karya yang lebih segar dari karya pencipta terdahulu, dan menjadikan karya yang dapat mewakili identitas diri. Diharapkan bagi lembaga hendaknya terus meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan di ISI Denpasar agar dapat memproduksi insan seni yang intelektual dan berkualitas serta bermanfaat di masyarakat. Dan juga menambah vasilitas pendukung perkulihan agar semakin lengkap sehingga mahasiswa dapat mempergunakanya dengan sebaik baiknya guna meningkatan mutu pendidikan. Untuk masyarakat umum, bahwa peuzzle tidak hanya dipandang sebagai alat semata melainkan puzzlel juga memiliki simbol-simbol dan pilosofi tentang fenomena kehidupan kekinian.