BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya
yang tersebar luas di seluruh kawasan di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan sebutan negara agraris yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian dalam bidang pertanian. Selain dari pada itu, Indonesia juga terkenal dengan tanahnya yang subur sehingga di mana saja menanam tanaman bisa tumbuh dengan subur. Pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian Indonesia. Dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian secara makro terjadi penurunan, dimana kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada tahun 2014 15,3% kemudian menjadi 14,7% pada tahun 2015. (http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/06) Berdasarkan dari luas panen pada tahun 2014 sebesar 13.253.450 ha, kemudian turun menjadi 13.203.643 ha pada tahun 2015. Sedangkan produksi padi pada tahun 2014 sebesar 66.469.394 ton, kemudian turun menjadi 65.756.904 ton pada tahun 2015. Berdasarkan tingkat produktifitas padi pada tahun 2014 sebesar 50,15 (ku/ha), kemudian turun menjadi 49,80 (ku/ha) pada tahun 2015. Fenomena ekonomi ini memberikan isyarat terjadinya transformasi ekonomi pada perekonomian Indonesia secara makro baik secara vertikal maupun horisontal. (http://rifaizen.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sektor-pertanian.html) Dengan menurunnya tingkat produktifitas penulis mengkaji latar belakang pada sektor pertanian secara umum dimana pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia dimana Indonesia merupakan negara agraris yang setiap tahunnnya berupaya memaksimalkan sektor ini, maka dari itu penulis ingin meneliti bagaimana pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Sektor Pertanian yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
1
2
Pada hakikatnya sektor pertanian sangat berpengaruh terhadap minat para invenstor yang akan menanamkan modalnya.Dalam berinvestasi para investor maupun calon investor perlu mengumpulkan informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Pada pasar modal yang efisien, harga saham mencerminkan semua informasi baru. Sumber informasi tersebut dapat diperoleh dengan menganalisis laporan keuangan. Oleh karena itu setiap tahun perusahaan publik yang terdaftar di BEI berkewajiban untuk menyimpan dan menyampaikan laporan keuangan kepada Bursa Efek, para investor dan publik. Laporan keuangan sebagai dasar untuk melihat kinerja keuangan perusahaan, indikator yang digunakan investor untuk mengukur kinerja perusahaan adalah profitabilitas. Salah satu ukuran profitabilitas adalah ROE, karena semakin tinggi laba, semakin tinggi pula nilai suatu perusahaan. Indikator lain yang harus diperhatikan oleh investor selain dari profitabilitas adalah kebijakan hutang yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (2013:190) pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana dan pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern ataupun sumber ekstern. Kebijakan hutang perlu dikelola karena penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan hutang dapat menghemat pajak. Penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan dan biaya keagenan. Kebijakan Hutang itu sendiri diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Selain kebijakan hutang, kebijakan dividen juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.Kebijakan dividen ini terkait dengan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang (Sartono, 2010:281). Pembagian dividen akan membuat pemegang saham mempunyai tambahan return selain dari capital gain. Kebijakan dividen diukur dengan Dividen Payout Ratio (DPR). Penilaian para investor atas saham di sebuah perusahaan, salah satunya dipengaruhi oleh
3
return yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Kenaikan harga saham dipicu oleh semakin tingginya penilaian investor atas saham tersebut. Disisi lain, kenaikan harga saham secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham tersebut. Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan harga pasar saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat. Nilai perusahaan itu sendiri, menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:6) merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan terutama perusahaan publik akan tercemin pada harga sahamnya (Sartono, 2010:9). Dalam penelitian ini, nilai perusahan diukur dengan Price to Book Value (PBV), yang merupakan perbandingan harga pasar dari suatu saham dengan nilai bukunya (Afrizal, Arie dan Abdul Rohman, 2012) Adapun yang dimaksud dengan nilai buku adalah perbandingan antara modal dengan jumlah saham yang beredar. Berdasarkan nilai bukunya, PBV menunjukan seberapa besar suatu perusahaan mampu menciptakan nilai yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Berdasarkan rasio PBV, dapat dilihat bahwa nilai perusahaan yang baik ketika nilai PBV diatas satu yaitu nilai pasar lebih besar daripada nilai buku perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV menunjukan nilai perusahaan semakin baik. Sebaliknya, apabila PBV dibawah nilai satu mencerminkan nilai perusahaan tidak baik. Sehingga persepsi investor terhadap perusahaan juga tidak baik, karena dengan nilai PBV dibawah satu menggambarkan harga jual perusahaan lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaan. Prediksi terhadap Price to Book Value (PBV) dilakukan dengan melihat rasio keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebijakan dividen yang dihitung dengan Dividen Payout Ratio (DPR), kebijakan hutang yang dihitung dengan Debt Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diukur dengan Return on Equity (ROE) sedangkan nilai perusahaan dihitung dengan Price to Book Value (PBV).
4
Berikut ini kondisi kebijakan dividen, kebijakan hutang, profitabilitas dan nilai perusahaan pada Sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
1.80 1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00
2010
2011
2012
2013
2014
DPR
0.36
0.39
0.43
0.36
0.33
DER
0.79
0.94
1.00
0.92
0.84
ROE
0.31
0.30
0.16
0.10
0.11
PBV
1.04
1.07
1.40
1.41
1.57
Gambar 1.1 Perkembangan DPR, DER, ROE dan PBV
Berdasarkan data di atas, DPR pada tahun 2012-2014 menunjukkan penurunan dan tidak searah dengan PBV yang selalu mengalami peningkatan dari tahun 2011-2014. Pada tahun 2012-2014 terjadi pergerakan garis statistik yang selalu berlawanan. Sehingga bisa dikatakan terdapat gap antara DPR dengan PBV. Karena dalam teorinya apabila DPR meningkat maka PBV pun meningkat. Menurut Sartono (2010:281) Apabila perusahaan dapat menentukan kebijakan dividen dengan tepat yaitu dapat menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh untuk dibagikan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham
5
maka hal tersebut akan berdampak kepada meningkatnya nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga saham. Selain DPR terhadap PBV, terdapat pula gap antara DER dengan PBV, dimana pada tahun 2012-2014 DER mengalami penurunan dan tidak searah dengan PBV yang selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2012-2014 terjadi pergerakan garis statistik yang selalu berlawanan. Sehingga bisa dikatakan terdapat gap antara DER dengan PBV. Karena dalam teorinya Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, karena saat kebutuhan utangnya naik, dana itu digunakan untuk pembiayaan perusahaan. Peningkatkan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham. Menurut Weston dan Copeland dalam Herawati (2013) pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana dan pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern ataupun sumber ekstern. Kebijakan hutang perlu dikelola karena penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan hutang dapat menghemat pajak. Penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan dan biaya keagenan Hal yang sama terjadi gap antara ROE dengan PBV, garis statistik yang ditunjukan oleh ROE tidak stabil, dimana pada tahun 2011 dan 2013 ROE mengalami penurunan dan tidak searah dengan PBV yang selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 dan 2013 terjadi pergerakan garis statistik yang selalu berlawanan. Sehingga bisa dikatakan terdapat gap antara ROE dengan PBV. Karena menurut Welley dan Untu (2015) menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitasyang diterima perusahaan maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi memberikan signal positif bagi investor sehingga investor akan tertarik berinvestasi pada perusahaan dengan profitabilitas tinggi Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014”
6
1.2.
Identifikasi Masalah Berdasarkan kepada hal-hal diatas yang melatarbelakangi penelitian ini,
maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan
kebijakan dividen, kebijakan hutang
dan
profitabilitas pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014? 2. Bagaimana perkembangan nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014? 3. Seberapa besar pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014 baik secara bersama maupun secara parsial?
1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi
tentang pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Disamping itu, penelitian ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis perkembangan kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. 2. Untuk menganalisis perkembangan nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. 3. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014 baik secara bersama maupun secara parsial.
7
1.4.
Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap bahwa hasil
penelitian dapat berguna bagi berbagai pihak diantaranya adalah: 1. Penulis Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan daya nalar dan memperluas cakrawala berpikir dalam mengetahui pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan sehingga dapat lebih memahami aplikasi dari teori-teori yang selama ini dipelajari dibandingkan kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan. 2. Perguruan Tinggi Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan, khususnya mengenai pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan, sertadiharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan agar lebih meningkatkan profitabiltas dan nilai perusahaan karena dapat mempengaruhi minat investor dalam menanamkan modalnya. 4. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para investor untuk lebih mempertimbangkan nilai perusahaan sebelum melakukan investasi di perusahaan tersebut. Serta diharapkan dapat bermanfaat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan (manajer keuangan) yang berkaitan dengan tiga keputusan fungsi keuangan terutama kebijakan dividen.
8
1.5
Metode Penelitian Bentuk atau jenis penelitian ini adalah explanatory survey, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menafsirkan hubungan antara variabel dengan cara menginterpretasikan terlebih dahulu kesimpulan yang diperoleh melalui hipotesis (Nazir, 2011:63). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Nazir (2011:63) pengertian penelitian deskriptif adalah: “Merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu penelitian ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perusahaan khususnya mengenai aspek-aspek yang sedang diteliti dan melakukan hubungan terhadap variabel yang diteliti.” Kemudian definisi metode verikatif menurut Masyhuri (2010:45) sebagai berikut: “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.” Metode deskriptif ini tidak hanya memberikan
gambaran terhadap
fenomena tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Berdasarkan hal diatas tujuan dari penelitian deskriptif dan verifikatif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Alat analisis statistika yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi, analisis koefisien deterninasi, analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis yang dianalisis dengan metode statistik secara parsial dengan menggunakan uji t. Sedangkan untuk menguji hipotesis secara bersama digunakan uji F, selanjutnya nilai pengujian yang diperoleh dibandingkan dengan tabel distribusi t dan F.
9
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan sektor pertanian yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana data diperoleh selama 5 tahun periode 2010-2014 yang terdaftar di Pojok Bursa Universitas Widyatama, pustaka loka Universitas Widyatama yang berlokasi di Jl.Cikutra no 204A Bandung 40125, penelitian ini juga dari internet melalui situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015 sampai dengan Maret 2016.