BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi menyebabkan proses penyampaian informasi mengalami perubahan. Di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama di bidang ekonomi, metode penyampaian informasi yang efektif dan efisien merupakan kebutuhan yang penting. Hal tersebut menyebabkan munculnya berbagai usaha yang memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk usaha online yang ada di dunia maya, seperti periklanan, toko online, penyedia jasa online dan masih banyak yang lainnya. Penggunaan teknologi informasi sebagai sarana usaha online telah banyak diterapkan, salah satunya yaitu untuk sarana jual beli barang elektronik. Saat ini sudah banyak situs yang menyediakan jasa sebagai sarana untuk mengiklankan barang elektronik yang ingin dijual, sehingga dapat dilihat oleh masyarakat luas melalui intenet. Namun, media informasi yang ada saat ini hanya menampilkan data atribut barang yang dijual dan belum tersedianya media interaktif yang terintegrasi dengan informasi terkait lokasi barang dalam bentuk peta. Tanpa informasi lokasi barang akan sulit bagi pembeli untuk mengetahui lokasi dari si penjual barang. Selain itu, pembeli akan mengalami kesulitan dalam pencarian alamat dari penjual barang apabila ingin melakukan transaksi jual-beli secara langsung dan melihat kondisi barang yang ingin dibeli. Peta online yang menyajikan informasi keruangan suatu obyek di permukaan bumi dapat digunakan sebagai sarana jual-beli barang elektronik. Menggunakan peta online tersebut, penjual dapat mengiklankan barang elektroniknya agar dapat dilihat oleh masyarakat luas melalui media internet. Selain itu, melalui peta online pembeli dapat mendapatkan informasi lokasi dari barang yang dijual sehingga pembeli dapat melakukan transaksi secara langsung jika ternyata lokasinya tidak terlalu jauh dan tidak efisien jika menggunakan jasa pengiriman barang. Peta online yang menampilkan informasi mengenai barang elektronik yang dapat diakses melalui media internet ini diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi jual-beli barang elektronik. 1
2
I.2. Cakupan Kegiatan Cakupan kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan Peta online jual beli barang elektronik menggunakan OpenLayers 3 adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan peta online ini menggunakan data batas Kecamatan di Kabupaten Banyumas, data toko elektronik di Kabupaten Banyumas dan OSM (Open Street Maps) sebagai peta dasar. Data penguji yaitu data barang elektronik digunakan untuk menguji fungsi-fungsi di dalam peta online. Data diolah menggunakan perangkat lunak Quantum GIS 2.10. 2. Query spasial yang disediakan yaitu berupa pencarian barang elektronik berdasarkan kecamatan. 3. Query atribut yang disediakan yaitu berupa pencarian barang elektronik menurut jenis, merek dan harga. 4. Pada peta online jual beli barang elektronik ini terbatas pada pada barang elektronik berupa komputer, handphone dan aksesorisnya. 5. Informasi yang disajikan pada peta online ini yaitu untuk toko berupa nama toko, alamat toko, deskripsi toko, nomor telepon toko, foto toko dan website toko. Untuk barang elektronik berupa jenis barang, nama barang, alamat pemilik barang, deskripsi barang, nomor telepon pemilik barang, foto barang dan harga barang. 6. Cakupan wilayah kegiatan aplikatif ini adalah Kabupaten Banyumas. I.3. Tujuan Kegiatan aplikatif memiliki tujuan untuk membuat peta online sebagai sarana jual beli barang elektronik yang dibuat dengan memanfaatkan pustaka program OpenLayers 3 untuk wilayah Kabupaten Banyumas.
3
I.4. Manfaat Manfaat dari pembuatan peta online jual beli barang elektronik menggunakan OpenLayers 3 adalah sebagai berikut : 1. Peta online yang berisikan informasi toko dan barang elektronik dapat dilihat oleh masyarakat melalui media internet, sehingga dapat memberikan informasi bagi masyarakat luas. 2. Masyarakat dapat memanfaatkan peta online ini untuk mengiklankan toko dan barang elektronik yang ingin dijual. 3. Menambah kesadaran masyarakat pentingnya peranan informasi geospasial, terutama melalui web yang dapat diakses secara bebas. I.5. Landasan Teori I.5.1. Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem informasi yang mampu mengelola atau mengolah informasi yang memiliki rujukan ruang atau tempat. SIG memiliki definisi yang beragam. Menurut Prahasta (2009) SIG merupakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. Sedangkan menurut Aronoff (1989) SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG terdiri dari beberapa komponen utama, yang dapat dilihat pada Gambar I.1. Komponen utama SIG meliputi: 1. Data masukan. Meliputi proses menyimpan data ke dalam format yang digunakan oleh SIG. Data yang dimasukan berupa data spasial dan data atribut, dimana data spasial berupa fitur titik, garis atau luasan, sedangkan data atribut berupa informasi deskriptif dari fitur. 2. Data keluaran. Komponen ini berfungsi untuk menampilkan atau menyajikan data yang tersimpan dalam basisdata SIG atau informasi yang didapatkan dari hasis analisis. Hasil keluaran berupa softcopy maupun hardcopy seperti halnya peta, grafik, tabel, teks, dan lain sebagainya. 3. Manajemen data. Komponen ini berfungsi untuk mengelola data yang
4
sudah tersimpan dalam basisdata SIG. Pengelolaan data didalam basisdata diperlukan sehingga proses penyimpanan, pemanggilan, pembaruan dan pengeditan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien. 4. Manipulasi dan analisis data. Komponen ini menentukan fungsi yang diperlukan untuk menmpilkan informasi untuk menghasilkan informasi yang diinginkan. Komponen manipulasi dan analisis data terdiri atas beberapa fungsi, yang meliputi : a. Manipulsai dan analisis data spasial, seperti : transformasi geometrik, tranformasi format data. b. Manipulasi dan analisis data atribut, seperti : koreksi atribut. c. Manipulasi dan analisis terintegrasi terhadap data spasial dan data atribut, seperti : buffering, Manipulasi Data
Data Keluaran
SIG
Data Masukan
Manajemen Data
Gambar I.1. Subsistem dalam SIG (Prahasta 2009) Data dalam SIG tersusun oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Perbedaan antara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Data spasial Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi objek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan objek-objek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi objek di atas muka bumi dan di bawah permukaan bumi.
5
2. Data atribut Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografi. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya, yang diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan, sensus, dan lain-lain. I.5.3. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web SIG berbasis web adalah suatu sistem yang dapat terhubung ke dalam jaringan internet yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menampilkan data informasi bergeoreferensi atau data yang mengidentifikasikan lokasi objek tanpa adanya kebutuhan penggunaan perangkat lunak SIG (Painho 2001). SIG berbasis web memiliki tiga komponen utama ( Peng dan Tsou 2003), yang dapat dilihat pada Gambar I.2, meliputi: 1. Pengguna (client) adalah tempat dimana pengguna melakukan interaksi terhadap SIG berbasis web melalui objek spasial dan fungsi-fungsi analisis di dalamnya. Pada sisi ini juga tempat dimana SIG berbasis web menyajikan keluaran kepada pengguna. 2. Server (web server) adalah komponen utama untuk merespon permintaan dari pengguna SIG berbasis web, yang dilakukan dari browser melalui HTTP. 3. Basisdata spasial adalah merupakan server data yang menyimpan data spasial dan atribut yang pengelolaannya dilakukan dengan bantuan SMBD. Client Client
Web server
Spatial database
Client Gambar I.2. Komponen SIG berbasis web (Peng dan Tsou 2003) Sebuah aplikasi SIG baik berbasis web maupun berbasis dekstop harus dapat mendukung terjadinya 3 kegiatan utama dalam SIG, meliputi :
6
1. Manajemen basisdata spasial dan atribut. 2. Penyajian data spasial (peta) sesuai dengan ketentuan kartografi. 3. Analisis data (query, overlay). Penyajian data spasial pada web dalam bentuk peta dapat disajikan dalam berbagai model, hal ini tergantung pada data yang digunakan dan
tingkat
kedinamisan yang diinginkan pada peta tersebut. 1.5.3.1. Webmap. Webmap atau peta berbasis web merupakan peta yang ditampilkan pada perangkat digital melalui media internet. Peta berbasis web disebut juga peta online. Selanjutnya menurut Kraak (2001) menyebutkan bahwa peta berbasis web dikatagorikan menjadi dua yang dapat dilihat pada Gambar I.3, yaitu peta statik dan peta dinamik. Kemudian kategori-kategori tersebut dapat dibagi kembali menjadi dua tipe yaitu view only dan interactive. Web maps
Dynamic maps
View only
Interactive
Static maps
View only
Interactive
Gambar I.3. Klasifikasi peta berbasis web (Kraak 2001) 1. Peta statik adalah peta yang dihasilkan dari produk kartografi pada seperti pada peta analog. Kebanyakan jenis peta statik adalah view only. Peta ini akan menjadi interaktif, bila kemudian pengguna dapat melakukan zooming, panning dan hyperlink ke informasi tertentu atau layer tertentu yang ingin ditampilkan oleh pengguna. 2. Peta dinamik merupakan peta yang mempresentasikan perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat terdiri satu atau lebih dari komponen data yang ada. Pada jenis yang interaktif, animasi- animasi yang ditampilkan dapat disesuaikan dengan keinginan pengguna, misalnya
7
menentukan jalur perjalanan, menentukan lokasi tertentu, arah pandangan, ketinggian dan sebagainya. I.5.4. Sistem Basisdata Data adalah fakta mengenai suatu objek seperti manusia, benda, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti secara implisit (Ramez 2000). Data dapat disimpan, memiliki arti dan dapat diolah menjadi sebuah laporan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, sebagai contoh data dapat diolah menjadi sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Menurut Waljiyanto (2003) basisdata dapat diartikan kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Basisdata meliputi spesifikasi tipe data, struktur dan pembatasan (constraints) dari data yang disimpan dalam sebuah sistem basisdata. Sistem basisdata adalah kumpulan program (perangkat lunak) yang digunakan untuk membuat dan mengelola basisdata. Sistem basisdata memiliki tiga kemampuan yaitu 1. Pendefinisian basisdata. 2. Penyusunan basisdata 3. Manipulasi basisdata Konsep sistem basisdata dilihat lebih lengkap pada Gambar I.4.
8
Gambar I.4. Konsep sistem basisdata (Waljiyanto 2003) Gambar diatas menjelaskan tentang konsep sistem basisdata, dimana sistem basisdata adalah gabungan antara basisdata dan perangkat lunak SMBD (Sistem Manajemen Basisdata) termasuk di dalamnya program aplikasi yang dibuat dan bekerja dalam satu sistem. Perangkat lunak SMBD digunakan untuk membuat dan mengelola basisdata beserta metadata atau keterangan dari data yang ada di dalam basisdata. Program aplikasi digunakan untuk menampilkan data kepada pengguna. Salah satu penggunaan sistem basisdata yaitu pada program aplikasi peta online, dimana dengan menggunakan perangkat lunak SMBD seperti PostgreSQL untuk membuat dan mengelola basisdata yang berisi data peta, program aplikasi yang terhubung dengan perangkat lunak PostgreSQL tersebut dapat menampilkan data peta dalam bentuk peta online.
I.5.5. Geoserver GeoServer adalah aplikasi sebuah perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan java dan bersifat Open Source yang digunakan melihat dan melakukan editing data geospasial. GeoServer menggunakan aturan standard yang diciptakan oleh
Open
Geospatial
Consortium
(OGC)
(Bowens
2009).
GeoServer
memungkinkan adanya fleksibilitas dalam pembuatan peta dan membagikan data geospasial yang dimiliki oleh pengguna. GeoServer menggunakan aturan standar
9
OGC dalam menyajikan data peta yaitu Web Map Service (WMS) dan Web Feature Service (WFS).Data WMS dapat ditampilkan dalam format AtomPub, GIF, GeoRSS, GeoTIFF, TIFF, JPEG, PNG, KML, KMZ, PDF dan SVG. Data WFS pada GeoServer dapat ditampilkan dalam format CSV, GeoJSON, GML dan Shapefile. Salah satu format data WFS yang paling sering digunakan adalah GeoJSON. GeoJSON merupakan singkatan dari Geographic Objects of JSON yang digunakan untuk mentransmisikan berbagai struktur data geografis yang dilengkapi dengan data atribut non-spasial dari sebuah perangkat lunak menjadi sebuah dokumen script yang ringkas sehingga menjadi lebih ringan dan cepat untuk diakses dengan perangkat lunak lainnya (Buttler 2008). Script GeoJSON ini adalah pengembangan dari script JavaScript Object Notation (JSON). Sebuah obyek pada GeoJSON dapat merepresentasikan sebuah geometri, fitur atau kumpulan geometri. Script GeoJSON dapat digunakan untuk menyimpan beberapa tipe geometri antara lain : Point, Linestring, Polygon, Multipolygon dan Geometry Collection. Komponen utama di dalam GeoServer dapat dilihat pada Gambar 1.5, yang meliputi : 1. Menu Layer preview. Menu Layer preview berfungsi untuk menampilkan layer yang terdapat dalam GeoServer. 2. Menu Workspaces. Menu workspaces digunakan untuk membuat lembar kerja. 3. Menu Stores. Menu Stores berfungsi untuk menambahkan data ke dalam penyimpanan GeoServer (Workspaces). GeoServer menyimpan parameter koneksi dalam setiap Store (seperti alamat shapefile untuk terhubung ke basisdata). Setiap Store terhubung dengan satu (dan hanya satu) Workspace. 4. Menu Layers. Menu ini berfungsi untuk merubah informasi mengenai sebuah layer. Sebuah layer merupakan representasi satu tabel atau view dari satu basisdata, atau dari berkas tertentu. GeoServer menyimpan informasi yang terkait dengan sebuah layer, seperti informasi proyeksi, bounding box, Style, dan lainnya. 5. Menu Layer groups. Menu ini berfungsi untuk menggabungkan beberapa
10
layer menjadi satu layer. 6. Menu Styles. Menu ini digunakan untuk membuat dan mengedit style sebuah layer.
Gambar I.5. Tampilan perangkat lunak GeoServer I.5.5.1 Cross Domain request. Dalam setiap aplikasi web dalam browser berlaku aturan
same-origin.
Berdasarkan
aturan
tersebut
sebuah web
browser
memungkinkan script yang terkandung dalam halaman web pertama yang mengakses data dalam halaman web kedua, tetapi hanya jika kedua halaman web memiliki asal domain yang sama. Data vektor yang ada di dalam GeoServer tidak dapat dipanggil secara langsung ke dalam aplikasi web karena berasal dari origin yang berbeda. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk melewati batasan sameorigin yaitu dengan memanggil data vektor dalam format JSONP menggunakan Javascript. JSONP merupakan singkatan dari JSON with Padding, yang merupakan salah satu metode dalam memanggil data vektor dari GeoServer. Data dalam GeoServer dipanggil dalam bentuk script sehingga dapat melewati batasan sameorigin. Script ini kemudian dimuat dalam sisi client dalam bentuk GeoJSON. I.5.6. PostgreSQL PostgreSQL adalah Sistem Manajemen Basis Data Spasial (SMBDS) yang merupakan salah satu perangkat lunak opensource (Obe dab Hsu 2011). Perangkat lunak ini menawarkan skalabilitas, keluwesan, dan kinerja yang tinggi khususnya dalam manajemen basisdata spasial. PostgreSQL ini mendukung bahasa SQL secara
11
luas yang utamanya berfungsi dalam suatu basisdata relasional. Tampilan utama perangkat lunak PostgreSQL dapat dilihat pada Gambar I.6.
Gambar I.6. Tampilan utama PostgreSQL. I.5.6.1. PostGIS. PostGIS adalah sebuah basisdata spasial bersifat OpenSource yang dikembangkan sebagai ekstensi pada perangkat lunak basisdata PostgreSQL. PostGIS dapat memberikan akses optimal terhadap data spasial terkait proses pembaharuan data, dan PostGIS merupakan salah satu komponen utama dari OpenGeo Suite. Pada perangkat lunak PostgreSQL berekstensi PostGIS, data spasial (geometri) disimpan dalam sebuah kolom geometri. Data geometri tersebut disimpan dalam bentuk WKB (Well Known Binary) atau bahasa biner yang hanya dimengerti oleh komputer dan sudah ditetapkan OGC. Para pengguna perangkat lunak dapat menampilkannya dalam bentuk teks atau WKT (Well Known Text) dengan salah satu fungsi SQL agar data geometri dapat dimengerti oleh pengguna. Pada basisdata spasial yang terpenting adalah pendefinisian geometri dan sistem referensi spasial. Obe dan Hsu (2011) menyebutkan bahwa terdapat dua buah tabel metadata PostGIS yang mencakup kedua bagian penting dari basisdata spasial tersebut, yaitu tabel spatial_ref_sys dan tabel geometry_column. Kedua tabel ini digunakan untuk menyimpan informasi metadata dari objek spasial yang dibuat. 1. Tabel spatial_ref_sys Tabel spatial_ref_sys berisi informasi mengenai sistem referensi spasial yang dapat digunakan pada tabel basisdata spasial. Terdiri atas lima kolom yaitu srid, auth_name, auth_srid, srtext dan proj4tex. Setiap baris pada tabel ini
12
dapat mendefiniskan sebuah sistem referensi, contohnya sistem referensi GCS WGS 1984 (EPSG : 4326) dijelaskan secara lengkap informasi terkait seperti datum, elipsoid yang digunakan, dan lainnnya. 2. Tabel geometry_column Tabel geometry_column berisi pendefinisian kolom geometri pada masingmasing tabel basisdata spasial. Terdiri atas tujuh kolom yaitu f_table_catalog, f_table_schemas, f_table_name, f_geometry_column, coord_dimension, srid dan type. Setiap baris pada tabel ini mendefinisikan bentuk geometri dari masing-masing tabel basisdata spasial,
contohnya untuk tabel kecamatan
dijelaskan bahwa memiliki bentuk polygon dan lainnya. I.5.7. Openlayers 3 Openlayers adalah library javascript yang dipakai untuk menampilkan informasi geografis di web (Hazzard 2015) . Openlayers mengimplementasikan JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi SIG berbasis web. Openlayers mirip dengan Google Maps and MSN Virtual Earth API, dengan satu perbedaan penting yaitu OpenLayers adalah perangkat lunak gratis, yang dikembangkan oleh komunitas perangkat lunak OpenSource. OpenLayers tidak tergantung dengan Server, artinya jika suatu saat ada sumber peta misalnya Bing Map atau Google Map yang berbayar ditutup, maka sumber peta pada OpenLayers dapat diubah ke provider server peta dasar lainnya. OpenLayers
3
merupakan
versi
terbaru
dari
OpenLayers,
dimana
menggunakan metode penulisan javascript yang baru. OpenLayers 3 juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi baru, seperti fungsi animasi peta. Selain itu OpenLayers 3 memiliki fitur-fitur baru, seperti dapat menampilkan peta 3D dan penggunaan WebGL untuk memuat banyak data vektor dalam waktu yang cepat. I.5.8. Pemrograman Web I.5.8.1. Server, Client dan Browser. Server adalah komputer yang menawarkan suatu layanan tertentu kepada komputer atau jaringan lain. Client adalah komputer yang meminta (request) satu layanan tertentu ke suatu server. Komputer client harus dilengkapi dengan aplikasi client khusus dan menjalankannya, sehingga dapat
13
memanfaatkan layanan yang ditawarkan server. Diantara pengguna dan server terdapat penghubung yang disebut browser. Browser adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengirim permintaan pengguna kepada server, menerima data dari server dan menyajikan data di internet. I.5.8..2. World Wide Web (WWW). Pengertian web yaitu sebuah komputer dapat terhubung dengan komputer lainnya melalui suatu jaringan khusus. Jaringan ini dikenal dengan internet. Agar terjadi komunikasi antara komputer, maka dibutuhkan sebuah standar protokol yang memungkinkan berbagai jaringan komputer dan komputer yang berbeda saling berkomunikasi (Purbo 2002). Sedangkan World Wide Web menurut Hardjito (2002) merupakan kumpulan koleksi besar tentang berbagai macam dokumentasi yang tersimpan dalam berbagai server diseluruh dunia, dan dokumentasi tersebut dikembangkan dalam format Hypertext Markup Language (HTML) memungkinkan terjadinya koneksi (link) dokumen yang lainnya atau dari dokumen yang satu dengan bagian dokumen yang lainnya, baik dalam bentuk teks, visual, dan lain – lain. I.5.8.3. Hyper Text Markup Language (HTML). HTML adalah suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat suatau halaman web dan merupakan sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web (Willard 2009). HTML merupakan bahasa pemrograman web berorientasi client side. Segala sesuatu yang tampil pada halaman web diatur oleh HTML. Perintahperintah dalam HTML terdiri dari tanda-tanda (markup) yang disebut dengan tag. Tag HTML adalah tag-tag yang berpasangan dan ditandai dengan simbol < dan >, sedangkan pasangan atau akhir perintah dari sebuah tag ditandai dengan tanda /, misalnya pasangan adalah . Penggunaan huruf besar atau kecil pada penulisan tag-tag HTML adalah sama saja. Perintah dalam bahasa HTML dapat memungkinkan pengguna melakukan fungsi-fungsi untuk memperindah tampilan dan menghubungkan satu file dengan file lainnya pada media online. Beberapa contoh fungsi yang dapat dilakukan dengan menggunakan HTML sebagai berikut : 1. Menentukan posisi teks. 2. Mengintegrasikan Gambar dengan teks.
14
3. Membuat links. 4. Membuat tabel. 5. Membuat form interaktif. 6. Dan lain sebagainya. Pada dokumen HTML terdapat 2 elemen inti, meliputi : 1. Kepala (head) Kepala dokumen ditandai dengan tag dan . Pada bagian kepala berisi judul dokumen yang ditulis di dalam tag
dan . Selain itu, terdapat link halaman sumber fungsi dan fungsi-fungsi yang akan dipanggil pada badan dokumen. 2. Badan (body) Badan dokumen ditandai dengan tag dan . Semua yang tertulis pada bagian badan akan ditampilkan pada halaman web. Pada bagian badan dapat dituliskan perintah untuk memanggil fungsi pada kepala dokumen, memanggil file Gambar, membuat tombol link ke halaman web lainnya dan sebagainya. I.5.8.4. Javascript. Javascript adalah bahasa scripting yang digunakan untuk membuat aplikasi web dan membuat halaman web menjadi lebih hidup (Supono 2006). Sifatnya client-side sehingga dapat diolah langsung di browser tanpa harus terhubung ke server terlebih dahulu. Walaupun namanya menggunakan kata “Java”, javascript tidak berhubungan dengan bahasa pemrograman java, meskipun keduanya memiliki kemiripan dalam hal syntax yang meniru bahasa C. Kode javascript dapat disisipkan dalam halaman web (HTML) menggunakan tag <script> dan . Sunyoto (2007) menyatakan bahwa javascript dapat ditulis dalam dokumen HTML atau di luar dokumen HTML (eksternal). Javascript yang berada di luar dokumen HTML ini merupakan file javascript (.js) yang akan dipanggil pada bagian kepala dokumen HTML (head). Javasript yang berada di dalam dokumen HTML dibagi menjadi dua macam, yaitu : penulisan javascript pada bagian kepala dokumen HTML (head) yang
15
kemudian dipanggil pada bagian badan (body) atau langsung dituliskan pada bagian badan (body). Bentuk penulisan dan perintah-perintah yang digunakan pada kedua jenis ini sama, perintah-perintah dari dalam bahasa javascript dituliskan di dalam fungsi (function) di dalam tag <script> dan . Perbedaan dari kedua jenis ini adalah pada saat pemanggilan fungsi, untuk javascript yang dituliskan di head pemanggilan fungsi dilakukan pada tag body, contoh : fungsi javascript bernama “init” maka cara pemanggilannya . Pada jenis penulisan javascript pada bagian body tidak perlu dilakukan pemanggilan, perintah javascript yang dituliskan pada body akan langsung dijalankan oleh HTML. I.5.9.5. JQuery. JQuery adalah pustaka program javascript untuk membuat aplikasi web yang dibuat menjadi lebih menarik, baik dari sisi antar muka pengguna, proses maupun interaktivitas (Chaffer dan Swedberg 2011). JQuery memiliki slogan “Write less, do more” yang maksudnya adalah kesederhanaan dalam
penulisan script,
tetapi menghasilkan lebih baik dan menarik. Kelebihan penggunaan script JQuery pada web, antara lain : 1. Mengakses bagian halaman tertentu. 2. Mengubah tampilan bagian halaman tertentu. 3. Mengubah isi dari halaman. 4. Menanggapi interaksi client dalam halaman. 5. Menambahkan animasi ke halaman. 6. Mengambil informasi dari server tanpa merefresh seluruh halaman. 7. Menyederhanakan penulisan javascript biasa. I.5.8.6. AJAX. Asynchronous JavaScript and XMLHTTP, atau disingkat AJAX, adalah suatu teknik pemrograman berbasis web untuk menciptakan aplikasi web interaktif (Garrett 2005). Tujuan utama dikembangkannya AJAX adalah untuk melakukan pertukaran data dari server tanpa harus membaca ulang halaman web. Hal ini akan meningkatkan interaktifita dan efisiensi dalam penggunaan web itu sendiri. Dalam teknik AJAX, cara pemrosesan halaman secara umum ada dua macam yaitu :
16
1. Pemrosesan
halaman
dengan
pembuatan/manipulasi
objek
dokumen
menggunakan javascript. Klien mengirimkan data dalam format XML/JSON. Data XML/JSON kemudian diolah untuk memanipulasi objek dokumen menggunakan DOM dan javascript. 2. Parsial rendering. Pada teknik ini user interface dan behaviour tidak diproses di klien melainkan diproses di server. Klien kemudian menerima user interface dan behaviour dan melakukan rendering pada bagian halaman tertentu. Dengan AJAX pertukaran data antara klien dan server lebih ringan karena yang ditransfer hanya data yang dibutuhkan (bukan keseluruhan halaman) sehingga aplikasi web dapat berjalan lebih cepat. I.5.8.7. PHP. PHP adalah sebuah kepanjangan dari Hypertext Preprocessor, PHP atau Hypertext Preprocessor ialah bahasa berbentuk scrip yang ditempatkan dalam server dan proses di server (Kadir 2003). PHP itu sendiri sering kali digunakan untuk hal merancang, membuat dan juga memprogram sebuah website. PHP juga sangat sering digunakan untuk membuat sebuah ataupun beberapa CMS, CMS ialah sebuah perangkat lunak atau perangkat lunak yang mempunyai kegunaan untuk memanipulasi semua atau beberapa isi dari sebuah halaman website. PHP digunakan dan dijalankan di sebuah halaman website untuk mengolah isi data dari website tersebut yang akan dilihat oleh para pengunjung dari website tersebut. PHP dengan HTML diibaratkan sebagai dua komponen yang saling bekerja sama dan menyatu. PHP dengan HTML tidak dapat dipisahkan karena kedua bahasa pemrograman ini yaitu saling melengkapi semua data dan isi dari suatu website. Script yang terdiri dari komponen PHP menyatu dengan Script HTML. PHP mempunyai kegunaan juga untuk membuat sebuah halaman utama atau homepage dari sebuah website. PHP memiliki keunggulan dalam hal pengolahan basisdata. Untuk membuat suatu aplikasi yang besar dimana memerlukan pengaksesan dan kekuatan data, diperlukan suatu sistem basisdata yang baik, dan PHP mendukung terhadap berbagai macam basisdata. Salah satu yang banyak digunakan yaitu PosgreSQL.
17
I.5.8.8. CSS. Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup (Kadir 2003). Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. CSS digunakan di dalam halaman web untuk menentukan warna, jenis huruf, tata letak dan berbagai aspek tampilan dokumen. CSS digunakan terutama untuk antara isi dokumen ( yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesbilitas isi, memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan dan mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada struktur isi. CSS dapat ditulis dengan 3 metode. Metode yang pertama yaitu Internal Stylesheet, dimana script CSS ditulis pada bagian tertentu di dalam halaman HTML didalam tag <style> . Metode yang kedua yaitu Inline Stylesheet, dimana script CSS, ditulis langsung didalam elemen HTML yang ingin diatur tampilannya. Dan metode yang ketiga yaitu External Stylesheet, dimana script CSS ditulis pada file terpisah, yang kemudian dipanggil ke dalam halaman HTML. I.5.9. Konsep Evaluasi Hasil Sutjipta (2009) menyatakan bahwa evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk menentukan atau menilai kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada kriteria tertentu dari program. Evaluasi hasil dilakukan terhadap hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan. Keputusan akhir mengenai hasil program didapatkan berdasarkan data-data yeng telah dikumpulkan. Menurut Basuki (2006) metode pengumpulan data meliputi : 1. Observasi nonpartisipan ( Pengamatan tidak terkendali). Pada metode ini peneliti hanya mengamati dan mencatat apa yang terjadi. 2. Kuesioner. Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan.
18
3. Wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data. Arikunto (2006) menjelaskan kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Kuisioner dapat dibuat dan dievaluasi hasilnya salah satunya yaitu menggunakan skala Guttman. Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas. Skala ini dikembangkan oleh Louis Guttman. Misalnya untuk pertanyaan dengan jawaban yakin-tidak yakin, ya – tidak, benar-salah, positif – negative, pernah-belum pernah, setuju – tidak setuju dan sebagainya. Langkah-langkah untuk membuat skala Guttman adalah sebagai berikut : 1. Menyusun sejumlah pernyataan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki. 2. Melakukan penelitian permulaan untuk mendapatkan jawaban pada sejumlah sampel dari populasi yang akan diselidiki. 3. Menyusun jawaban dalam table. 4. Menghitung koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas dengan rumus berikut : 𝑒 Kr = 1 − 𝑛 Ks = 1 −
𝑒 𝑝
di mana: n = total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah responden. e = jumlah error. P = jumlah kesalahan yang diharapkan. Kr = koefisien reprodusibilitas. Ks = koefisien skalabilitas.
Untuk menilai hasil dari kuesioner menggunakan skala Guttman, diadakan analisis skalogram untuk mendapatkan koefisien reproduksibilitas (Kr), dan koefisien skalabilitas (Ks), dimana jika nilai Kr = ≥ 0,90 dan Ks = ≥ 0,60 hasil dianggap bagus atau layak.