BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang
Salah satu masalah pendidikan yang ada di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, seperti yang dilansir oleh United Nation Development Programe (UNDP) mengenai Human Development Index Indonesia menduduki ranking ke124 dari 187 negara yang diteliti[24]. Salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah minimnya peran serta masyarakat dalam menentukan kebijakan sekolah, sehingga masyarakat kurang merasa memiliki dan kurang tanggung jawab dalam memelihara dan membina sekolah dimana anak-anaknya bersekolah. Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah dan tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau masyarakat. Pada dasarnya lingkungan sekolah yang tak lepas dari masyarakat, dimana output dari sekolah nantinya akan terjun ke masyarakat,
hal ini
mengisyaratkan bahwa orangtua murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah[8].
Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat diperlukan, menyangkut pemenuhan kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun di luar sekolah. Hal ini berguna dalam pemecahan masalah-masalah yang menyangkut kesulitan siswa. Pentingnya keterlibatan orangtua dan masyarakat akan keberhasilan pendidikan ini telah dibuktikan kebenarannya, sebuah penelitian dilakukan dan dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat signifikan (0.80) antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar[8]. Masalah yang dihadapi dalam membangun hubungan antara sekolah dengan masyarakat diantaranya. 1. pemahaman masyarakat yang salah mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat. Munculnya anggapan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat selalu berhubungan dengan keuangan sekolah, sehingga timbul keengganan dan anggapan miring tentang sekolah; 1
2. perlu adanya kerjasama dan komunikasi yang baik dan continue dalam proses pembelajaran baik diluar maupun di dalam kelas, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut kapala SMAN 8 kota jambi, Suardirman Malay Spd, Mpd, “Komunikasi antara orangtua dan wali kelas ada jalinan kerjasama dengan selalu berkomunikasi, sehingga adapun kekurangan yang dialami anak akan selalu diketahui orangtua dan dapat dipecahkan secara bersama-sama”[22]. Komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan orangtua harus dibangun dan dijalin secara continue, namun yang terjadi sekarang ini orangtua hanya tau hasil dari belajar siswa setiap pembagian raport. Fenomena yang terjadi saat ini adalah sibuknya orangtua yang bekerja sehingga menyulitkan komunikasi antara orangtua dengan pihak sekolah, undangan kepada orangtua murid dari sekolah sering diwakilkan kehadirannya kepada orang lain, sehingga kehadiran mereka hanya berkisar antara 60% - 70% bahkan tidak jarang kurang dari 30% [8]; 3. media komunikasi yang kurang, waktu yang kurang untuk pertemuan orangtua dan pihak sekolah. Salah satu sarana komunikasi yang sudah lazim digunakan beberapa sekolah untuk memudahkan komunikasi antara orangtua dan pihak sekolah adalah buku penghubung[16]. Namun buku penghubung ini, lebih banyak digunakan untuk anak diusia sekolah dasar, sedangkan untuk sekolah menengah dan tinggi belum digunakan buku semacam ini. Komunikasi yang terjalin baik antara pihak sekolah dan siswa dapat berguna pula saat siswa kelak lulus dan mempunyai pengalaman di lingkungan luar. Melalui pengalaman dan informasi ini diharapkan dapat menjadi wadah sharing kepada angkatan selanjutnya. Berdasarkan beberapa landasan masalah yang terjadi, diperlukan adanya suatu media yang mendasari masalah ini, dimana media ini merupakan salah satu media humas, komunikasi dan informasi sebagai kontrol dan keterlibatan masyarakat terhadap kegiatan sekolah. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu berupaya untuk membuat kebijakan dan standar dalam pengelolaan dan
2
pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh adalah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam pengelolaan dan manajemen sekolah di Indonesia. Konsep ini menitikberatkan adanya otonomi yang diberikan kepada sekolah dalam pengelolaan sekolahnya. Pihak sekolah dituntut mandiri dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dan peran masyarakat dalam upaya peningkatan mutu dan kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sesuai dengan permendiknas no 19 tahun 2007 tentang standar pendidikan nasional dan UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang menerangkan tentang sistem manajemen berbasis sekolah, dimana adanya otonomi yang diberikan kepada pihak sekolah untuk mengelola kegiatan pendidikan sehingga diperlukan manajemen sekolah yang baik dan memadai untuk mendukung kegiatan administrasi, akuntansi, informasi dan komunikasi di dalam suatu sekolah. Terdapat beberapa poin yang di bangun dalam konsep ini salah satunya adalah pusat layanan hubungan informasi sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan peraturan pendidikan nasional no 19 tahun 2007 yang menjelaskan tentang sistem informasi manajemen sekolah atau madrasah, dimana sekolah perlu menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif, dan mudah diakses. Dalam hal ini pula, seorang guru atau tenaga kependidikan dapat melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini diperkuat dengan rencana Departemen Pendidikan Nasional yang mulai menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam pengembangan dalam upaya memfasilitasi suatu proses dalam mengumpulkan, mengelola, menyimpan, menyelidiki, membuktikan dan menyebarkan informasi yang benar,cepat dan akurat dan transparan sehingga dunia pendidikan menjadi kompetitif dan memiliki daya saing yang kuat[17]. Dengan memanfaatkan teknologi informasi inilah dapat dibuat sebuah media yang merupakan penghubung antara sekolah dengan masyarakat. Melihat pemanfaatan internet semakin berkembang pesat, sistem jejaring sosial dan portal komunikasi
3
yang marak digunakan orang-orang dalam menjalin komunikasi dan pertukaran informasi antar manusia. Diperkuat dengan data yang dilansir oleh facebook, data terakhir menunjukkan jumlah pengguna facebook di Indonesia mencapai 40 juta orang, atau lebih dari 70 persen total pengguna Internet yaitu 48 juta jiwa[23], sedangkan untuk pengguna twitter di Indonesia mencapai 19,5 juta orang[9]. Melihat tren ini maka dalam penelitian ini akan dibuat portal sekolah
yang
menyediakan layanan komunikasi dan pertukaran informasi di lingkungan sekolah dan masyarakat berbentuk seperti jejaring sosial. Jejaring sosial mempunyai potensi yang besar dalam mendekatkan hubungan antar masyarakat dengan sekolah, melalui media ini dapat dilakukan pertukaran informasi, diskusi terhadap masalah tertentu. Portal ini merupakan salah satu modul atau bagian dari aplikasi Sistem Manajemen Sekolah. Sistem Manajemen Sekolah sendiri merupakan aplikasi ERP yang menggunakan konsep MBS untuk membantu pengelolaan dan manajemen sekolah. Portal yang akan dibangun akan menggunakan konsep Customer Relationship Management (CRM) dalam organisasi pendidikan karena CRM sendiri merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menjalin dan mambangun hubungan antara seseorang dengan badan dan organisasi tertentu dengan tujuan memperoleh manfaat dan nilai tambah dari hubungan tersebut. Pembangunan portal hubungan masyarakat ini akan dibangun menggunakan arsitektur berbasis terdistribusi alasan digunakannnya arsitektur ini adalah hasil performansi yang tinggi karena suatu aplikasi di bagi menjadi beberpa layer aplikasi, yaitu presentation layer, bussines logic, database, sehingga dengan pemisahan fungsi ini load balancing menjadi lebih baik. Selain itu apabila terjadi perubahan terhadap aplikasi menjadi lebih mudah dilakukan, tidak harus mengubah keseluruhan aplikasi, kebijakan keamanan dalam web aplikasi ini juga terjaga karena layer yang terpisah, sehingga hacker sulit untuk mengaksesnya[19]. Dalam pembangunan web ini akan menggunakan teknologi java web, teknologi ini memungkinkan dilakukannya pembangunan web dengan arsitektur terdistribusi. Metode yang akan digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan metode iterative dan incremental. Metode ini digunakan berdasar kepada pendekatan yang
4
digunakan dalam pembangunan sebuah software. Metode ini dipilih mengacu kepada karakteristik dari penelitian ini dan dipilih berdasarkan perspektif empat kuadran dalam pemilihan metode pengambangan software. Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini sudah terdefinisikan, namun solusi ataupun cara pendekatan yang mengacu pada tujuan dari penelitian ini belum didefinisikan dengan jelas, sehingga metode iterative dan incremental ini merupakan pendekatan yang paling cocok.
Gambar I-1 Software Development Landscape[25]
I.2
Rumusan Masalah
Masalah mengenai media komunikasi yang kurang antara pihak sekolah dengan masyarakat atau stakeholder dapat di selesaikan dengan solusi pembangunan portal sekolah. Portal sekolah dapat menghindari kesalahpahaman yang terjadi dengan adanya komunikasi yang continue melalui konsep media sosial yang dibangun. Portal sekolah merupakan aplikasi berbasis web yang dibangun menggunakan arsitektur terdistribusi. Sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh sekolah, portal sekolah akan dibangun fasilitas sebagai berikut: 1. forum diskusi sekolah; 2. laporan kegiatan sekolah; 3. fasilitas pusat informasi sekolah; 4. fasilitas link aplikasi untuk modul lain;
5
Pembangunan portal sekolah diperlukan performansi aplikasi yang handal, kerena nantinya aplikasi ini harus dapat diakses oleh semua sekolah dalam suatu kota maupun kabupaten, maka dari itu dalam pembangunan aplikasi diperlukan testing aplikasi seperti stress testing untuk mengukur kehandalan aplikasi. I.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. membuat suatu aplikasi web portal layanan informasi sekolah guna memfasilitasi komunikasi antara sekolah, siswa, orangtua, dan masyarakat; 2. membangun aplikasi portal sekolah menggunakan metode iterative dan incremental dengan menggunakan teknologi java web (J2EE) dan arsitektur terdistribusi. I.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. diharapkan dengan adanya modul portal sekolah dapat terjadi komunikasi yang baik antara sekolah, siswa, orangtua dan masyarakat, sehingga terwujud kontroling terhadap pendidikan di sekolah, dan menjadi layanan publikasi bagi sekolah tersebut. 2. dengan adanya aplikasi ini , diharapkan akan tercipta arus informasi yang benar dan tepat baik di dalam lingkungan sekolah, dan di luar lingkungan sekolah sehingga memungkinkan teciptanya forum-forum resmi sebagai alat komunikasi dan pusat informasi, juga media untuk memajukan sekolah, serta siswa di dalamnya. 3. melalui aplikasi ini, dapat terjadi interaksi berkala antara orangtua, siswa, dan guru guna membantu proses pembelajaran siswa di sekolah. I.5
Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah: 1. pada penelitian ini hanya akan membahas lingkup portal sekolah, yang menyangkut komunikasi antara sekolah dengan masyarakat, menyediakan
6
fasilitas forum diskusi, fasilitas pendukung pembelajaran dan informasi sekolah; 2. pembangunan aplikasi ini berakhir pada tahap pengujian dan pembanguna pada server dengan aritektur terdistribusi, tidak sampai pada tahap pengimplementasian secara langsung ke sekolah; 3. pada penelitian ini mengadopsi konsep CRM namun yang di adopsi adalah post proses dari CRM, ketika proses pembelajaran berlangsung sekolah dapat memberikan feedback terhadap keluhan dan pertanyaan orangtua terhadap kegiatan sekolah. Pihak sekolah juga dapat menyampaikan hasil proses belajar siswa melalui fasilitas pelaporan kemajuan belajar siswa.
7