BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengguna jasa transportasi (penumpang) menginginkan pelayanan yang prima, baik dalam hal keselamatan, kenyamanan, maupun harga yang ditawarkan. Saat ini penumpang memiliki banyak pilihan jenis transportasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial. Namun demikian, pada masa sibuk (peak time) seperti weekend penumpang memiliki keterbatasan dalam melakukan pilihan. Penumpang yang akan melakukan perjalanan dalam waktu bersamaan sangat banyak jumlahnya dengan daerah tujuan yang sama, sehingga terjadi kekurangan kapasitas angkut pada semua moda transportasi. Jenis moda transportasi yang menjadi alternatif pemilihan para sektor pengguna adalah moda angkutan kereta api. Kereta Api merupakan salah satu sarana transportasi yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan dan merupakan moda transportasi tertua karena sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda. Menurut PT. KAI, manfaat kereta api dalam skala nasional adalah menekan kerusakan jalan raya, kepadatan lalu lintas jalan raya, dan dapat mengurangi resiko kecelakaan lalulintas di jalan raya. PT. KAI adalah salah satu perusahaan jasa transportasi yang bergerak pada bidang angkutan darat dan merupakan satu-satunya perusahaan transportasi kereta api di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang, PT. KAI merupakan pemain penting dalam pelayanan transportasi darat. Kereta api cenderung digunakan sebagai pengganti angkutan umum yang lain seperti bus dan pesawat. Dengan memperluas layanan jaringan kereta api di daerah-daerah urban, akan semakin banyak pengguna angkutan jalan yang beralih ke kereta api. Stasiun Bandung atau Stasiun Hall merupakan stasiun utama kereta api di kota Bandung. Stasiun Bandung sebelumnya hanya memiliki satu buah stasiun, setelah direnovasi oleh pemerintah kota Bandung maka Stasiun Bandung kini terbagi menjadi dua bagian walaupun tetap bersatu. Stasiun Bandung juga merupakan stasiun kereta api terbesar di kota Bandung dan Jawa Barat. Stasiun Bandung berlokasi di Jalan Stasiun Timur No. 1 (pintu selatan) dan Jalan Kebon Kawung No. 43 (pintu utara), Kota Bandung. Stasiun Bandung memiliki 6 jalur utama. Semua jalur digunakan untuk pemberhentian kereta api, serta sebagai titik pelangsiran kereta api sebelum keberangkatan. Karena stasiun ini merupakan pemberhentian, kereta-kereta api kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi jurusan Bandung. Stasiun ini dilengkapi dengan sebuah dipo lokomotif yang cukup besar.
Data jumlah penumpang merupakan data runtun waktu (time series) yang dikumpulkan setiap hari (data tahun 2015) untuk mengetahui peningkatan jumlah penumpang kereta api asal Stasiun Bandung tujuan Stasiun Gambir (Jakarta) setiap harinya. Kereta api yang digunakan dari Stasiun Bandung tujuan Stasiun Gambir adalah kereta api Argo Parahyangan. Sebagaimana diketahui, data time series adalah data yang dikumpulkan, dicatat, atau diamati berdasarkan urutan waktu. Data
time series tersebut dapat digunakan untuk membuat
peramalan dan nantinya hasil peramalan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan perusahaan. Grafik data yang ditampilkan disini adalah ringkasan data harian untuk masing-masing kereta api yang diubah ke dalam data tahunan. Untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. RATA - RATA JUM LAH PENUM PANG K A ARG O PARAH YANG AN TAH UN 2015
KA 21 EKS
KA 21 BIS
234 119 119 122 112 137 156
68 51 62 66
105 94 130
Minggu 141 143 153 162 223 191 255
Sabtu
207 195 150 135 151 154
198 155 170 176 125 145
67 63 61 49 66 60
124
197 87 89 73
94 79
123 116 112
217 184 178 150 KA 19
Jumat
256
Kamis
249
Rabu
111 104 116 118 144 128 152
Selasa
258
Senin
KA 23
KA 25
KA 27 EKS
KA 27 BIS
KA 29
KA 33
Gambar I.1 Rata-Rata Jumlah Penumpang Harian Kereta Api Argo Parahyangan (Bandung – Gambir) Tahun 2015 Rata-rata jumlah penumpang dipilih karena data memiliki sebaran normal (hasil uji dapat dilihat pada lampiran) dan merupakan data rasio. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa ratarata jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan (Bandung – Gambir) pada tahun 2015 setiap weekend (Jumat – Minggu) dan hari Senin selalu mengalami kenaikan yang cukup besar dibandingkan saat weekdays (Selasa – Kamis) yang cenderung lebih sedikit. Hal ini disebabkan saat weekend banyak penumpang yang ingin pergi atau berlibur ke Jakarta tanpa harus mengalami kemacetan seperti di jalan tol. Pada hari Senin khususnya subuh hingga pagi, ribuan penumpang yang telah menghabiskan weekend di Bandung juga harus segera ke Jakarta untuk kembali bekerja. Sedangkan saat weekdays penumpang yang melakukan perjalanan dari Bandung – Gambir lebih sedikit, hal ini menyebabkan tingkat occupancy gerbong saat weekdays sangat rendah dibandingkan saat weekend.
Jumlah penumpang yang dapat diangkut sesuai dengan tersedianya jumlah kursi di setiap gerbong untuk setiap kelasnya adalah sebagai berikut : -
Kelas Eksekutif (K1) = 50 penumpang
-
Kelas Bisnis (K2)
= 64 penumpang
Untuk kereta full kelas Eksekutif : 5 rangkaian gerbong kereta api Argo Parahyangan, sedangkan kereta Eksekutif-Bisnis : 3 rangkaian gerbong kelas eksekutif dan 2 rangkaian gerbong kelas bisnis.
RATA - RATA OCCUPANCY GERB ONG PENUM PANG TAH UN 2015
KA 19
KA 21 EKS
KA 21 BIS
KA 23
KA 27 EKS
KA 29
90% 47,6% 48% 48% 44% 54% 62%
100% 82% 73% KA 27 BIS
Minggu 56% 57,4% 61% 65% 89% 76% 100%
Sabtu
53% 39,6% 48% 52%
100% 83% 78% 60% 54,0% 60% 62% KA 25
Jumat 74% 69,5% 77% 78% 96% 85% 100%
Kamis
99%
Rabu
79% 61,9% 68% 70% 50% 58%
97%
Selasa
52,5% 49% 48% 39% 51% 47%
99% 82,1% 77% 75% 58% 60% 49%
38% 32%
100% 86,8% 74% 71% 60%
Senin
KA 33
Gambar I.2 Rata-Rata Occupancy Gerbong Penumpang Tahun 2015 Pihak PT. KAI telah menetapkan target occupancy setiap hari untuk setiap jenis kereta api, termasuk kereta api Argo Parahyangan. Jumlah gerbong kereta api siap operasi di saat peak season atau weekend sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan dari penumpang dan sering kali di saat weekdays jumlah gerbong kereta api yang disediakan terlalu lebih, hal ini dikarenakan keadaan eksisting jumlah gerbong kereta api untuk masing-masing armada yang sudah siap operasi memang selalu sama setiap harinya. Jumlah occupancy bisa mencapai lebih dari 100% dikarenakan terdapat penumpang infant atau anak-anak dibawah 3 tahun. Meski penumpang tersebut duduk dipangku oleh orang tuanya, tetapi tetap terhitung sebagai penumpang. Hanya untuk tiket infant tersebut tidak dikenai biaya, akan tetapi jika penumpang infant tersebut mengambil tempat duduk, maka penumpang infant tersebut dikenai biaya seharga satu tiket orang dewasa.
KA 27 BIS
KA 29
KA 33
16,89%
30,53%
43,63%
KA 27 EKS
KA 25
27,61%
KA 23
35,78%
KA 21 BIS
28,82%
KA 21 EKS 45,27%
KA 19
28,74%
33,74%
RATA - RATA PERS ENTAS E K URS I K O S O NG K ERETA API ARG O PARAH YANG AN TAH UN 2015
1
Gambar I.3 Rata-Rata Lost Sales Kereta Api Argo Parahyangan Tahun 2015 Istilah lost sales dalam kereta api berarti jumlah kursi penumpang yang kosong ketika kereta api sudah diberangkatkan sama dengan kehilangan pendapatan. Dilihat dari gambar rata-rata occupancy penumpang kereta api Argo Parahyangan tahun 2015, lost sales sering terjadi di saat weekdays (Selasa – Kamis). Oleh karena itu harus dilakukan peramalan
jumlah
penumpang untuk satu tahun ke depan agar pihak PT. KAI dapat menyediakan gerbong kereta api siap operasi yang sesuai dengan hasil peramalan jumlah penumpang dari Stasiun Bandung. Untuk peramalan jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan, akan dihitung dengan metode peramalan Winter’s Exponential Smoothing. Metode Winter’s Exponential Smoothing digunakan ketika data menunjukkan pola trend dan musiman. (Makridakis, Wheelwright, & McGee, 1999).Metode ini serupa dengan metode Holt’s Exponential Smoothing dengan satu persamaan tambahan untuk mengatasi pola musiman (Makridakis, Wheelwright, & McGee, 1999). Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan (Bandung – Gambir) menunjukkan pola musiman sehingga metode Winter’s Exponential Smoothing dapat digunakan untuk meramalkan jumlah penumpang di masa yang akan datang. Seperti diketahui bahwa tidak ada metode peramalan yang dapat dengan tepat meramalkan keadaan data di masa yang akan datang. Oleh karena itu, setiap metode peramalan pasti menghasilkan kesalahan. Jika tingkat kesalahan yang dihasilkan semakin kecil, maka hasil peramalan akan semakin akurat. Alat ukur yang digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi, antara lain Mean Squared Deviation (MSD), Mean Absolute Deviation (MAD), dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Setelah hasil peramalan diperoleh, lalu selanjutnya melakukan simulasi dengan software Promodel untuk mensimulasikan hasil peramalan.
I.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang berlandaskan pada latar belakang dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana hasil peramalan untuk mengetahui jumlah penumpang kereta api Argo
Parahyangan (Bandung – Gambir)? 2.
Bagaimana hasil peramalan untuk penentuan usulan jumlah gerbong kereta api Argo
Parahyangan (Bandung – Gambir)? 3.
Bagaimana hasil simulasi Promodel untuk usulan penentuan jumlah gerbong kereta api
Argo Parahyangan (Bandung – Gambir) ? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1.
Mengetahui jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan (Bandung – Gambir)
berdasarkan hasil peramalan. 2.
Mengetahui usulan jumlah gerbong kereta api Argo Parahyangan (Bandung – Gambir)
berdasarkan hasil peramalan. 3.
Mengetahui hasil simulasi Promodel untuk penentuan usulan jumlah gerbong kereta api
Argo Parahyangan (Bandung – Gambir). I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat dijadikan masukan pada PT. KAI antara lain : 1.
Dapat membantu PT. KAI khususnya pihak Stasiun Bandung dalam memenuhi jumlah
gerbong yang dibutuhkan untuk kereta api Argo Parahyangan (Bandung – Gambir). 2.
Pihak PT. KAI khususnya pihak Stasiun Bandung dapat mempersiapkan fasilitas yang
diperlukan untuk kelancaran transportasi kereta api dari hasil peramalan penentuan jumlah gerbong kereta api penumpang Argo Parahyangan (Bandung – Gambir). 3.
Dapat membantu PT. KAI khususnya pihak Stasiun Bandung dalam pengambilan
kebijakan untuk mengatasi peningkatan jumlah penumpang Argo Parahyangan (Bandung – Gambir). I.5 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini memiliki tujuan dalam memperjelas ruang lingkup penelitian dengan batasan masalah sebagai berikut :
1.
Penelitian hanya dilakukan untuk kereta api Argo Parahyangan asal Stasiun Bandung
tujuan Stasiun Gambir. 2.
Data jumlah penumpang kereta api yang digunakan merupakan data jumlah penumpang
asal Stasiun Bandung tujuan Stasiun Gambir tahun 2015. 3.
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada penerapan metode Winter’s
Exponential Smoothing untuk memprediksi jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan (Bandung – Gambir) dan melihat hasil Mean Squared Deviation (MSD) untuk mengetahui tingkat akurasi peramalan. 4.
Penelitian tidak sampai pada tahap implementasi, hanya sampai pada tahap simulasi
menggunakan Promodel. I.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan suatu perusahaan yang akan mengarahkan penelitian menuju topik yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi permasalahan bagi perusahaan yang terkait, menentukan tujuan penelitian yang akan menjadi dasar dalam melakukan suatu perancangan, menentukan batasan masalah untuk mempersempit ruang lingkup yang akan dilakukan, menjelaskan manfaat penelitian yang dilakukan. Bab II Landasan Teori Pada bab landasan teori ini berisi uraian studi literatur yang diteliti dari hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai sarana pendukung dalam penelitian yang dilakukan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai hubungan antara konsep yang menjadi kajian penelitian, menjelaskan mengenai teori metode yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci, meliputi : tahap merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis, dan merancang pengumpulan dan pengolahan data, menganalisis permasalahan yang ada, dan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini berisi pengumpulan data yang akan digunakan untuk pengolahan data. Data yang dikumpulkan berasal dari data primer dan data sekunder. Pengolahan data yang dilakukan adalah membuat time series plot dari data jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan tahun 2015 (data historis adalah data setiap hari di tahun 2015). Setelah diperoleh data time series plot, maka melakukan perhitungan peramalan dengan metode Winter’s Exponential Smoothing. Lalu setelah hasil peramalan diperoleh, dilanjutkan dengan simulasi menggunakan software Promodel . Bab V Analisis Pada bab ini berisi analisa peramalan jumlah penumpang kereta api untuk satu tahun kedepan dengan menggunakan metode Winter’s Exponential Smoothing yang telah dilakukan pada bab 4 dan hasil simulasi menggunakan Promodel. Bab VI Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang disesuaikan dengan hasil yang didapatkan pada pengolahan data. Selain itu juga diberikan saran untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.