BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhtumbuhan (komposisi utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat sampai hitam, sejak pengendapannya terkena proses kimia dan fisika yang mengakibatkan terjadinya pengkayaan kandungan karbonnya (Stach et al.,1982). Kualitas batubara ditentukan oleh lingkungan pengendapan, aspek fisika, kimia, dan biologi. Faktor yang mempengaruhi besarnya kandungan komponen penting dalam batubara antara lain ash, fixed carbon, moisture, volatile matter, dan vitrinite reflectance, dimana kandungan dari unsur – unsur tersebut mempengaruhi besaran kalori dan gas content dalam batubara. Kandungan komponen – komponen tersebut sangat penting dalam mengetahui kualitas batubara.
Batubara menjadi sangat penting dan perlu dipelajari karena merupakan salah satu aspek penting sebagai penggerak roda ekonomi dan pegembangan batubara sebagai sumber energi baru yaitu sebagai reservoar coalbed methane. Kuantitas gas methane yang terkandung dalam lapisan (seam batubara), terkait dengan kemampuan absorbsi gas yang mengisi cleat fracture, sehingga sangat terkait dengan parameter fisik permeabilitas dan porositas cleat, dimana kedua parameter tersebut ditentukan oleh tingkat kematangan batubara dan intensitas tektonik. Salah satu parameter yang dapat mencerminkan tingkat kematangan tersebut ialah parameter densitas matrik batubara itu sendiri.
Parameter densitas dan porositas pada satu lapisan seam batubara tidaklah seragam, sehingga dibutuhkan banyak input data untuk mengetahui sebaran lateral kedua parameter tersebut dalam satu lapisan seam batubara yang potensial sebagai reservoar coalbed methane. Namun permasalahan yang seringkali timbul untuk Hal | 1
mengetahui kandungan gas methane dalam suatu lapisan seam batubara
ialah
keterbatasan data bawah permukaan. Karena pada aplikasi kegiatan eksplorasi batubara dalam wilayah konsesi batubara, tidak secara komprehensif memetakan parameter yang dibutuhkan untuk kajian CBM, sehingga salah satu tehnik dalam memanfaatkan keterbatasan data tersebut ialah dengan tehnik pemodelan geostatistik.
Optimalisasi data untuk memanfaatkan keterbatasan data tersebut, yaitu dengan melakukan perhitungan besaran gas content menggunakan metode Kim (Kim, 1977) berdasarkan input data geokimia batubara. Besaran porositas batubara dihitung berdasarkan sebaran bulk density (RHOB) yang dapat diketahui melalui konversi strip log konvensional (short density dan long density) yang sangat umum digunakan dalam eksplorasi batubara bawah permukaan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai aplikasi geostatistik untuk mencari hubungan antara kualitas batubara yang mempengaruhi sebaran parameter fisik seperti densitas dan porositas terhadap nilai gas content, serta mencari hubungan antara frekuensi lineament bawah permukaan (fault dan fracture) terhadap besaran porositas seam batubara. Di sisi lain, Kabupaten Barito Timur dikenal sebagai daerah yang memiliki sumberdaya batubara bituminous thermal coal, dan secara spesifik sebaran batubara dengan cadangan terbukti berada di daerah Tamiang Layang. Namun belum ada satupun penelitian yang mengkaji kandungan gas methane pada daerah yang dimaksud. Maka dengan alasan tersebut, penelitian ini tertuang dalam judul “Pemodelan geostatistik untuk mengetahui sebaran kandungan gas methane dan porositas pada seam batubara Formasi Warukin di daerah Tamiang Layang Kab. Barito Timur”
I.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian untuk menerapkan pemodelan geostatistik diatas, secara regional terletak di Kabupaten Barito Timur dan secara spesifik berada di daerah Tamiyang Layang, Kecamatan Dusun Timur dengan koordinat geografis dareah Hal | 2
penelitian berada antara 115º8’0 - 115º11’0 Bujur Timur dan 1º57’0 - 2º1’0 Lintang Selatan.
Gambar 1.1. Peta wilayah kajian secara regional termasuk dalam indeks peta geologi lembar Amuntai dan lembar Buntok.
I.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini ialah antara lain : 1. Konversi Short Density (SD) dan Long Density (LD) ke RHOB menggunakan metoda Spin & Ribe Plot
Hal | 3
2. Pengukuran gas content pada batubara Formasi Warukin menggunakan formula Kim, dimana temperatur kedalaman seam batubara menggunakan temperatur gradien Hydrostatic Pressure 3. Pemodelan struktur bawah permukaan didasarkan pada lineament yang tampak pada kontur seam batubara yang dihasilkan teknik ordinary kriging kedalaman seam batubara. 4. Pemodelan area prospek menggunakan pendekatan anomali nilai porositas dan gas content pada seam batubara berdasarkan prinsip cokriging regression linear, dimana nilai Regression Coefficient Linear (Ir) dihitung menggunakan pendekatan model matematis. 5. Simulasi hubungan porositas log dan gas content pada area prospek, menggunakan pendekatan fase migrasi gas.
I.4 Tujuan Studi pemodelan geostatistik ini dilakukan untuk mengkaji kelayakan sebuah seam batubara yang memiliki parameter-parameter penting sebagai tolak ukur reservoir CBM yang potensial. Secara spesifik, tujuan penelitian ini antara lain : 1. Menghitung nilai porositas log pada seam batubara dengan metode geostatistik melalui korelasi nilai bulk density (RHOB) yang didapat melalui metode spin & ribe plot. 2. Memilih beberapa seam yang memiliki prospek kandungan gas methane, dan kemudian memodelkan pola penyebaran lateral dan vertikal nilai parameter gas content dan porositas pada seam batubara yang dimaksud, menggunakan prinsip cokriging regresi linear. 3. Memodelkan hubungan antara lineament structure yang mempengaruhi parameter fisik seam batubara dengan korelasi metode lineament density dipermukaaan dan lineament density bawah permukaan, sehingga dapat diketahui hubungan antara lineament structure dengan anomali nilai porositas log (porositas relatif). 4. Mendelineasi luasan area prospek pada beberapa seam kajian yang digunakan untuk menghitung sumberdaya gas methane. Hal | 4
5. Mensimulasikan hubungan nilai porositas log dengan nilai gas content untuk dapat mengetahui fase migrasi gas methane dalam lapisan batubara. 6. Mencari formula regresi yang dapat memodelkan fase migrasi gas.
I.5. Peneliti Terdahulu Penelitian mengenai kajian CBM di areal penelitian dan sekitarnya belum pernah dilakukan, namun daerah telitian termasuk ke dalam Cekungan Barito yang secara fisiografi juga merupakan bagian dari cekungan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Beberapa peneliti terdahulu, meneliti daerah yang berada disekitar daerah penelitian penulis, antara lain dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Tulisan ilmiah dan metode analisis beberapa peneliti terdahulu disekitar daerah penelitian
Hal | 5
Tabel 1.1 lanjutan Tulisan ilmiah dan metode analisis beberapa peneliti terdahulu disekitar daerah penelitian
Dari sekian banyak penulis terdahulu di atas, belum terdapat satupun penelitian yang membahas mengenai kajian penyebaran gas methane menggunakan metode geostatistik di Kabupaten Barito Timur, khususnya secara spesifik yang berada di daerah penelitian penulis. Hal | 6