BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk hidup, memiliki sifat yang khas yaitu selalu bergerak dari
satu tempat ke tempat yang lainnya sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun terkadang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia terhambat oleh masalah jarak, ruang dan waktu. Upaya manusia untuk mengatasi jarak, ruang dan waktu pada gilirannya mendorong penemuan (inovasi) alat komunikasi.1 Perpindahan yang dilakukannya dapat bersifat sementara dan berjarak dekat, misalnya untuk mencari nafkah, maupun perpindahan yang bersifat tetap dan jarak jauh,misalnya tamasya.2 Dalam proses perpindahannya itu, terutama untuk jarak yang jauh, manusia tentu membutuhkan suatu media atau alat bantu transportasi. Hal ini yang mendasari munculnya fenomena manusia, ruang, dan transportasi yang masing-masing memiliki hubungan yang sangat erat. Salah satu wujud fisik yang terjadi akibat fenomena tersebut adalah stasiun kereta api. Manusia, ruang, dan transportasi menjadi elemen utama berdirinya sebuah stasiun. Stasiun dapat disebut sebagai salah satu media perantara (ruang) manusia dengan sarana transportasi (kereta api), sehingga untuk mempertemukan manusia dengan kereta api, mutlak dibutuhkan adanya stasiun. Pada dasarnya, stasiun kereta api memiliki fungsi utama sebagai sarana transit manusia dari suatu tempat menuju tempat lain melalui sarana kereta api. Namun seiring dengan perkembangan jaman, stasiun perlahan mulai mengalami pergeseran fungsi menjadi lebih kompleks, salah satunya adalah hubungan yang terjadi antara stasiun dengan kebudayaan. Keberadaan stasiun dapat menciptakan budaya-budaya baru yang berkembang di sekitar stasiun, seperti misalnya pertumbuhan pembangunan kawasan di sekitar stasiun yang semakin pesat seolah-olah berorientasi pada stasiun itu sendiri. Bila dikaitkan dengan kebudayaan, stasiun kereta api tidak pernah lepas dari pengaruhnya terhadap kebudayaan. Keberadaan stasiun selain dipengaruhi oleh kebudayaan, namun dapat juga membentuk budaya baru. Stasiun kereta api dapat diibaratkan sebagai Gerbang Budaya bersama-sama dengan terminal, pelabuhan dan bandara, akibat fenomena 1 2
Haryoto Kunto, hal 82 Tim Telaga Bakti, hal 1
Bab I Pendahuluan | 1
yang terjadi dari aktivitas di dalamnya. Dalam stasiun kereta api terdapat berbagai jenis manusia dengan kepribadian dan latar belakang yang berbeda sehingga terbentuk suatu komunitas yang kompleks. Stasiun, terminal dan bandara dapat dikatakan sebagai pintu masuk seseorang dari satu daerah menuju daerah lain yang memiliki kebudayaan berbeda. Oleh karena itu, di dalam stasiun dapat kita masukkan citra dari kebudayaan yang dimiliki oleh suatu daerah yang dapat diterapkan pada arsitektur, interior, maupun pola pembagian ruang dan sirkulasi di stasiun. Karena fungsinya yang dapat mengenalkan suatu kebudayaan daerah tertentu, maka secara tidak langsung stasiun dapat dijadikan sebagai identitas daerah. Stasiun Kereta Api Bandung merupakan salah satu contoh nyata yang berkaitan dengan fenomena di atas. Stasiun Kereta Api Bandung merupakan salah satu bangunan bersejarah yang telah menjadi ikon di Kota Bandung. Stasiun seolah-olah menjadi saksi bisu kejadian-kejadian bersejarah yang telah terjadi dari masa penjajahan sampai dengan sekarang. Selain itu, Stasiun Bandung berhubungan erat dengan kebudayaan. Hal ini dapat dilihat pada bentuk gubahan interior-arsitektur maupun fungsi ruang yang terdapat di dalamnya.
1.2
IDENTIFIKASI MASALAH Permasalahan Stasiun Kereta Api Bandung dalam penelitian yang saya lakukan dapat
ditemukan melalui beberapa aspek sebagai berikut : o Latar belakang berdirinya Stasiun Kereta Api Bandung o Perilaku masyarakat di dalam Stasiun Kereta Api Bandung o Fenomena yang terjadi di dalam Stasiun Kereta Api Bandung o Keunikan hubungan arsitektur dan interior stasiun utara dan stasiun selatan di dalam stasiun
1.3
BATASAN MASALAH Lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada komponen interior dan arsitektur, perilaku
dan psikologis manusia, serta fenomena budaya yang terjadi dalam kawasan Stasiun Kereta Api Bandung. Stasiun Kereta Api Bandung yang dimaksud adalah: -
Bangunan stasiun selatan yang berada di Jalan Stasiun Selatan
-
Bangunan stasiun utara yang berada di Jalan Kebon Kawung
Bab I Pendahuluan | 2
1.4
MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : •
Mempelajari motivasi dan perilaku manusia di dalam Stasiun Kereta Api Bandung dan lingkungan sekitarnya, kemudian menemukan masalah yang berkenaan dengan manusia dan ruang dalam sebuah fasilitas transportasi.
•
Mempelajari detail fisik bangunan (interior dan arsitektur) Stasiun Kereta Api Bandung dalam kaitannya dengan sejarah, kebudayaan, geografi, dan demografi sehingga dapat diketahui sebab akibat bentukan-bentukan yang terjadi di dalamnya.
•
Mencari pergeseran nilai-nilai (transformasi) kebudayaan dalam stasiun dari dulu sampai sekarang selama berdirinya bangunan Stasiun Kereta Api Bandung.
1.5
MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah : •
Meninjau teori ruang publik dengan studi kasus Stasiun Kereta Api Bandung yang terkait dengan kebudayaan, sejarah, geografi, iklim, dan demografi sebagai faktor yang melatarbelakangi berdirinya stasiun.
•
Mengetahui perilaku masyarakat yang berkaitan langsung dengan fasilitas transportasi di Stasiun Kereta Api Bandung.
•
Mengetahui transformasi budaya masyarakat yang terjadi dalam lingkungan Stasiun Kereta Api Bandung sebagai akibat dari fenomena hubungan manusia, ruang dan transportasi.
1.6
METODE PENELITIAN a. Metode Pengumpulan Data Studi Literatur Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang bersifat teoritis. Data dapat diperoleh melalui buku literatur, majalah, internet, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan stasiun kereta api dan kebudayaan.
Survey Lapangan Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data melalui peninjauan langsung ke lapangan, yaitu Stasiun Kereta Api Bandung di Jalan Kebon Kawung, dan
Bab I Pendahuluan | 3
mewawancarai orang-orang yang terlibat secara langsung dengan lingkungan sekitar stasiun.
Cara pelaksanaan metode ini dapat berupa : •
Image, berupa foto-foto yang diambil secara langsung oleh penulis dari Stasiun Kereta Api Bandung.
•
Interview, berupa wawancara langsung dengan narasumber.
•
Observasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di Stasiun Kereta Api Bandung.
•
Kuisioner, yaitu pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat mengenai sekitar Stasiun Kereta Api Bandung
b. Metode Pengolahan Data Dari data-data mengenai Stasiun Kereta Api Bandung yang telah diperoleh melalui studi literatur dan survey lapangan, kemudian data diolah dan disusun secara kronologis berdasarkan : - Klasifikasi data menurut sejarah, komponen interior dan arsitektur, dan perilaku manusia di dalamnya
1.7
SISTEMATIKA PEMBAHASAN Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika pembahasan, serta kerangka penelitian yang dijadikan sebagai acuan dalam penulisan penelitian ini.
Bab II Tinjauan Teoritis, bab ini membahas beberapa teori yang menjadi kata kunci dalam penelitian kawasan Stasiun Kereta Api Bandung. Data diperoleh melalui studi literatur yang dijadikan sebagai acuan penelitian. Beberapa teori yang dibahas antara lain hubungan manusia, ruang, dan transportasi, definisi stasiun, sejarah stasiun, standar fasilitas stasiun, sejarah perkeretaapian di Indonesia, definisi kebudayaan, definisi transformasi budaya, psikologis dan perilaku manusia, serta teori-teori lainnya yang menunjang penelitian.
Bab I Pendahuluan | 4
Bab III Studi Kasus, bagian ini menjabarkan keadaan sebenarnya kasus studi yang dijadikan sebagai objek penelitian, yaitu Stasiun Kereta Api Bandung. Data diperoleh melalui survey langsung serta wawancara di lapangan.
Bab IV Analisa Masalah, bab ini berisi penjabaran hasil analisa permasalahan terhadap studi kasus stasiun yang dikaitkan dengan teori yang diperoleh melalui literatur dengan kenyataan di lapangan.
Bab V Kesimpulan, merupakan bab terakhir yang menyatakan hasil akhir/kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
Bab I Pendahuluan | 5
1.8
KERANGKA PENELITIAN
PERMASALAHAN
PUBLIC SPACE TINJAUAN HUMAN, SPACE, TRANSPORTATION
TEORITIS (LITERATUR)
STASIUN KERETA
KASUS STUDI : DULU • DATA-DATA • CIRI • PERILAKU
STASIUN KERETA API BANDUNG
COMPARE
SEKARANG • DATA-DATA • CIRI • PERILAKU
TRANSFORMASI BUDAYA WHY ? HOW ?
KESIMPULAN
Bab I Pendahuluan | 6