BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya perubahan ke arah yang lebih baik.
Pembangunan
yang
berhasil
adalah
pembangunan
kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri.
yang
memperhatikan
Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat lintas
sektor. Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan menjadi faktor kunci keberhasilan program-program pembangunan.
Penyelenggaraan sistem informasi administrasi kependudukan di Kabupaten
Serang dilaksanakan berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang administrasi kependudukan dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Serang Nomor 2 tahun 2007 tentang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, yang bertujuan untuk :
a. memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen penduduk
untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk; memberikan perlindungan status hak sipil penduduk;
b. menyediakan data dan informasi kependudukan mengenai pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir,
dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya;
c. mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan terpadu; dan
d. menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan kemasyarakatan.
setiap
kegiatan
pemerintahan,
pembangunan,
dan
Berkenaan dengan penyajian data dan informasi kependudukan terutama untuk
perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia,
Hal. 1
maka data dan informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya dari
sisi kuantitas dan dikemas secara baik, sederhana dan informatif yang disajikan secara berkelanjutan. B. Tujuan
Menyajikan data perkembangan kependudukan Kabupaten Serang semester I
tahun 2016 sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan. Data dan Informasi Penduduk yang dihasilkan dari Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan
untuk
berbagai
kepentingan
perumusan
kebijakan
di
bidang
pemerintahan dan pembangunan serta untuk kepentingan penelitian dan swasta. C. Ruang Lingkup
Data yang digunakan dalam buku Data Kependudukan Kabupaten Serang
Semester I Tahun 2016 ini merupakan data kependudukan hasil konsolidasi dan
pembersihan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri semester I tahun 2016. Pada data kependudukan hasil konsolidasi, penduduk Kabupaten Serang yang dianggap ganda dengan daerah
lain karena berdomisili di lebih dari satu daerah maka dianggap sudah pindah dan harus di hapus dengan dasar domisili terakhir yang dipertahankan atau dianggap
sebagai penduduk daerah yang sah. Buku Data Kependudukan Kabupaten Serang Semester I Tahun 2016 ini meliputi : 1. Data Kuantitas Penduduk,
2. Data Mobilitas Penduduk, dan
3. Data Kepemilikan Dokumen Penduduk Kabupaten Serang
Hal. 2
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERANG A. Letak Geografis dan Topografis Daerah
Gambar 1. Peta Kabupaten Serang Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di
Propinsi Banten, terletak diujung barat bagian utara pulau jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa dengan jarak ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.
Luas wilayah secara administratif tercatat 1.482,21 Km2 yang terbagi atas 29
(dua puluh sembilan) wilayah kecamatan dan 326 desa. Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50’ sampai dengan 6°21’ Lintang Selatan dan 105°0’ sampai dengan 106º22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus
dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan dengan : Sebelah Utara dibatasi dengan Kota Serang dan Laut Jawa; Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Tangerang;
Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda;
Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Hal. 3
Masyarakat Kabupaten Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya
Islam yang taat dan patuh. Masyarakat Kabupaten Serang memiliki religiositas tinggi,
berasas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Kabupaten Serang relatif
mampu membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana
kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang.
Perjalanan panjang sejarah dan keterbukaan Kabupaten Serang telah
membentuk masyarakat terdiri atas berbagai suku. Bukan hanya Jawa dan Sunda, tapi juga menyambut kedatangan bangsa Arab, Cina, dan India. Kini semuanya telah
menyatu, menjadi masyarakat Serang. Mereka hidup rukun damai dalam komunitas besar, tinggal menyebar di perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk Kabupaten
Serang hanya 1,4 juta jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan berimbang, dan laju populasi 1,2%. Penduduk tersebar merata di wilayah kabupaten seluas 1.482 km2, hidup di dataran rendah dari 0 m sampai 1.778 m di atas permukaan laut. B. Wilayah Administrasi Kabupaten Serang terdiri dari 29 Kecamatan yaitu : 1.
Kecamatan Kramatwatu;
3.
Kecamatan Bojonegara;
2. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kecamatan Waringinkurung; Kecamatan Pulo Ampel; Kacamatan Ciruas;
Kecamatan Kragilan;
Kecamatan Pontang;
Kecamatan Tirtayasa; Kecamatan Tanara;
10. Kecamatan Cikande; 11. Kecamatan Kibin;
12. Kecamatan Carenang; 13. Kecamatan Binuang; 14. Kecamatan Petir;
15. Kecamatan Tunjungteja; 16. Kecamatan Baros;
17. Kecamatan Cikeusal;
Hal. 4
18. Kecamatan Pamarayan 19. Kecamatan Kopo;
20. Kecamatan Jawilan;
21. Kecamatan Ciomas;
22. Kecamatan Pabuaran;
23. Kecamatan Padarincang; 24. Kecamatan Anyar;
25. Kecamatan Cinangka; 26. Kecamatan Mancak;
27. Kecamatan Gunungsari; 28. Kecamatan Bandung;
29. Kecamatan Lebak Wangi; Jumlah Desa di Kabupaten Serang sebanyak 326 Desa, yaitu : -
Kecamatan Kramatwatu terdiri dari 15 Desa;
-
Kecamatan Bojonegara terdiri dari 11 Desa;
-
Kecamatan Waringinkurung terdiri dari 11 Desa; Kecamatan Pulo Ampel terdiri dari 9 Desa; Kecamatan Ciruas terdiri dari 15 Desa;
Kecamatan Kragilan terdiri dari 12 Desa;
Kecamatan Pontang terdiri dari 11 Desa;
Kecamatan Tirtayasa terdiri dari 14 Desa; Kecamatan Tanara terdiri dari 9 Desa;
Kecamatan Cikande terdiri dari 13 Desa; Kecamatan Kibin terdiri dari 9 Desa;
Kecamatan Carenang terdiri dari 8 Desa; Kecamatan Binuang terdiri dari 7 Desa; Kecamatan Petir terdiri dari 15 Desa;
Kecamatan Tunjungteja terdiri dari 9 Desa; Kecamatan Baros terdiri dari 14 Desa;
Kecamatan Cikeusal terdiri dari 17 Desa;
Kecamatan Pamarayan terdiri dari 10 Desa; Kecamatan Kopo terdiri dari 10 Desa;
Kecamatan Jawilan terdiri dari 9 Desa;
Kecamatan Ciomas terdiri dari 11 Desa;
Kecamatan Pabuaran terdiri dari 8 Desa;
Hal. 5
-
Kecamatan Padarincang terdiri 14 Desa;
-
Kecamatan Cinangka terdiri dari 14 Desa;
-
Kecamatan Anyar terdiri dari 12 Desa;
Kecamatan Mancak terdiri dari 14 Desa;
Kecamatan Gunungsari terdiri dari 7 Desa; Kecamatan Bandung terdiri dari 8 Desa;
Kecamatan Lebak Wangi terdiri dari 10 Desa.
Hal. 6
BAB III
DATA KEPENDUDUKAN A. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam data kependudukan ini adalah data
registrasi
penduduk
yang
dihasilkan
melalui
Sistem
Informasi
Administrasi
Kependudukan (SIAK) yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Direktorat
Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Semester I Tahun 2016.
B. Kuantitas Penduduk 1.
Jumlah Penduduk
Pada semester I tahun 2016, Kabupaten Serang memiliki jumlah penduduk
sebanyak 1.419.657 jiwa yang terdiri dari 731.430 laki-laki dan 688.227 perempuan yang tersebar di 29 (Dua puluh sembilan) Kecamatan.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan No.
Kecamatan
(1)
(2)
1
KRAMATWATU
3
BOJONEGARA
2 4 5 6 7 8 9
WARINGINKURUNG
Laki-laki (L) n (jiwa) % (3)
46,824 21,724
22,404
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1.44
1.49
90,642 42,149
43,509
6.38 2.97
3.06
36,941
2.60
KRAGILAN
35,782
2.52
33,789
2.38
69,571
4.90
PONTANG
TIRTAYASA TANARA
21,682 20,756 18,337
17,384
17
21,105
3.09
1.28
CARENANG
16
20,425
%
(8)
18,114
12
15
1.58
43,818
(7)
1.33
37,324
47,722
14
1.53
(6)
18,827
CIRUAS
CIKANDE
13
3.30
(5)
Jumlah n (jiwa)
PULO AMPEL
10 11
(4)
Perempuan (P) n (jiwa) %
KIBIN
BINUANG PETIR
TUNJUNGTEJA
23,443 13,513 27,375
20,518
2.63 1.53 1.46 1.29
35,954 21,158 20,333 17,961
3.36
45,298
1.22
17,379
1.65 0.95 1.93
1.45
22,515 12,922 25,510
19,332
2.53 1.49 1.43 1.27
3.19 1.59 1.22 0.91 1.80
1.36
73,278 42,840 41,089 36,298
93,020 45,958 34,763 26,435 52,885
39,850
5.16 3.02 2.89 2.56 6.55 3.24 2.45 1.86 3.73
2.81
BAROS
25,634
1.81
23,317
1.64
48,951
3.45
PAMARAYAN
26,293
1.85
24,399
1.72
50,692
3.57
CIKEUSAL KOPO
JAWILAN
33,223
26,386
28,320
2.34
1.86
1.99
32,344
23,995
26,115
2.28
1.69
1.84
65,567
50,381
54,435
CIOMAS
20,538
1.45
18,631
1.31
39,169
PADARINCANG
33,562
2.36
31,324
2.21
64,886
PABUARAN
21,068
1.48
19,228
1.35
40,296
4.62
3.55
3.83
2.76 2.84 4.57
ANYAR
27,449
1.93
25,655
1.81
53,104
3.74
MANCAK
23,162
1.63
20,731
1.46
43,893
3.09
CINANGKA GUNUNGSARI BANDUNG
LEBAK WANGI
TOTAL KABUPATEN
28,542 10,790 16,515 16,333
731,430
2.01 0.76
25,899 9,723
1.16
15,272
51.52
688,227
1.15
15,981
1.82 0.68 1.08 1.13
48.48
54,441 20,513 31,787 32,314
1,419,657
3.83 1.44 2.24 2.28
100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Hal. 7
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Gambaran ini terlihat di seluruh Kecamatan.
Gambar 2. Grafik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 100,000 90,000 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
2. Kepadatan Penduduk
Kabupaten Serang tergolong daerah yang padat, hal ini dapat dilihat pada tabel
2 di bawah ini. Dengan luas wilayah 1.482,21 Km2 didiami oleh 1.419.657 jiwa atau dengan kepadatan sebesar 957,8 jiwa/km2. Dengan kata lain rata-rata setiap
km2 wilayah Kabupaten Serang didiami sebanyak 957,8 jiwa.Jika diperhatikan di setiap Kecamatan, tampak bahwa Kecamatan Cikande dengan luas wilayah 41,92
Km2 didiami oleh penduduk sebanyak 93.020 jiwa yang tersebar di 13 Desa atau
rata-rata tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan 2.218 jiwa/Km 2, dengan kata lain di Kecamatan Cikande untuk setiap Km 2 didiami sebanyak 2.218 jiwa.
Kemudian untuk tingkat kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Gunungsari dengan kepadatan penduduk rata-rata 318 jiwa untuk setiap Km 2. Kepadatan penduduk per wilayah di
Kabupaten
Serang perlu mulai
diperhatikan, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata ruang dan tata guna tanah. Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka kedepan Kabupaten Serang akan menjadi daerah yang padat dengan implikasi penurunan daya dukung dan daya tampung, terutama di kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Hal. 8
Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
No. (1)
Kecamatan (2)
1
KRAMATWATU
3
BOJONEGARA
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Penduduk (3)
90,642
WARINGINKURUNG
42,149
PULO AMPEL
36,941
CIRUAS
43,509 73,278
KRAGILAN
69,571
PONTANG
42,840
TIRTAYASA
41,089
TANARA
36,298
Luas Wilayah (4)
111.47 99.12
48.53 79.14 34.49 36.33 58.09
Kepadatan (5)
813.15
425.23
896.54 466.78
2,124.62 1,914.97 737.48
39.52
1,039.70
88.25
411.31
CIKANDE
93,020
41.92
2,218.99
CARENANG
34,763
32.8
1,059.85
PETIR
52,885
50.53
1,046.61
KIBIN
45,958
BINUANG
25.18
1,825.18
26,435
44.69
TUNJUNGTEJA
39,850
33.51
1,189.20
CIKEUSAL
65,567
51.29
1,278.36
BAROS
48,951
PAMARAYAN
50,692
KOPO
50,381
JAWILAN
54,435
PABUARAN
40,296
CIOMAS
PADARINCANG ANYAR
56.81 30.3
40.61
1,597.78
36.4
1,495.63 318.23
43,893
64.85 26.17
20,513
64.46
LEBAK WANGI
32,314
31.71
31,787
TOTAL KABUPATEN
886.83
1,796.53
64,886
48.59
GUNUNGSARI BANDUNG
684.75
32.56
54,441
MANCAK
74.03
949.40
39,169 53,104
CINANGKA
51.56
591.52
1,419,657
49.3
1,482.21
1,202.98 829.31 818.87
1,677.23 644.77
1,019.05
957.80
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
3. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan
penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan.
Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan
penduduk
dapat
dibedakan
menjadi tiga macam,
yaitu
pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.
Hal. 9
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Serang dapat dilihat pada tabel 3.
Jumlah penduduk tahun sekarang adalah data penduduk bulan Juni 2016,
sedangkan jumlah peduduk tahun sebelumnya merupakan data penduduk bulan Juni tahun 2015. Pertumbuhan penduduk yang dihitung merupakan penambahan penduduk dalam kurun waktu satu tahun.
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Serang tergolong relatif cukup
rendah. Selama kurun waktu Juni 2015 sampai dengan Juni 2016, pertumbuhan
penduduk mencapai 1,20 persen. Angka pertumbuhan penduduk ini dihitung berdasarkan data hasil SIAK yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Semester I Tahun 2016.
Tabel 3. Angka Pertumbuhan Penduduk No.
Kecamatan
(1)
(2)
Jumlah Penduduk Tahun Sekarang
n (jiwa) (3)
(5)
3
BOJONEGARA
43,509
3.06
43,533
3.10
CIRUAS
73,278
5.16
76,314
4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
PULO AMPEL KRAGILAN
PONTANG
TIRTAYASA TANARA
42,149
36,941
2.97
2.60
69,571
4.90
41,089
2.89
42,840
3.02
92,626
%
(6)
KRAMATWATU
WARINGINKURUNG
6.38
n (jiwa)
1 2
90,642
%
(4)
Jumlah Penduduk Tahun Sebelumnya
41,940
37,095
72,356 43,031 40,752
2.99
-191
2.91
BINUANG
26,435
1.86
27,200
1.94
TUNJUNGTEJA
39,850
2.81
39,838
2.84
CIKEUSAL
65,567
4.62
65,044
4.64
BAROS
PAMARAYAN KOPO
52,885
48,951
50,692
50,381
2.65
-2,785 337
34,749
2.48
14
3.57
3.55
50,206 50,933
46,841
0.82
-1.10
2.45
3.45
-0.45
-507
-3,189
54,295
-4.00 -2.50
6.86 3.31
-0.42
-907
96,209
3.73
0.50
3.07
-154
6.55
46,465
-2.19
-4.14
5.16
3.24
PETIR
209
-3,036
45,958 34,763
-1,984
(8)
5.44
2.64
KIBIN
CARENANG
%
(7)
-0.06
2.56
93,020
n (jiwa)
-24
36,298
CIKANDE
37,205
6.60
Angka Pertumbuhan Penduduk
-765
-3.43 0.04
-2.89
3.87
-1,410
3.58
-1,255
-2.56
3.63
-241
-0.48
3.34
12
523
3,540
-2.67 0.03 0.80 7.03
JAWILAN
54,435
3.83
50,984
3.63
3,451
6.34
PABUARAN
40,296
2.84
37,258
2.66
3,038
7.54
CIOMAS
39,169
PADARINCANG
64,886
CINANGKA
54,441
ANYAR
MANCAK
GUNUNGSARI BANDUNG
LEBAK WANGI
TOTAL KABUPATEN
53,104
43,893
20,513
2.76 4.57 3.74 3.83 3.09 1.44
36,400 60,093 49,808 50,174 40,419 19,109
2.60 4.28 3.55 3.58 2.88 1.36
2,769 4,793 3,296 4,267 3,474 1,404
31,787
2.24
29,261
2.09
2,526
1,419,657
100
1,402,609
100
17,048
32,314
2.28
32,471
2.32
-157
7.07 7.39 6.21 7.84 7.91 6.84
7.95
-0.49 1.20
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Hal. 10
4. Penduduk Wajib KTP
Penduduk Wajib KTP merupakan penduduk dengan usia 17 (tujuh belas)
Tahun ke atas atau mereka yang berusia di bawah 17 (tujuh belas) tahun dengan status perkawinan Kawin, Cerai Hidup atau Cerai Mati.
Penduduk Wajib KTP biasanya mendapat perhatian yang lebih khususnya
dalam partisipasi politik berhubungan dengan hak pilihnya, mereka yang tidak
berprofesi sebagai TNI/Polri akan masuk ke dalam daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4).
Di Kabupaten Serang terdapat 1.043.623 jiwa penduduk wajib KTP atau
sebesar 73,51 persen dari jumlah penduduk sebanyak 1.419.657 jiwa penduduk,
terdiri dari 536.913 orang laki-laki (51,45%) dan 506.710 orang perempuan (48,55%).
Tabel 4. Penduduk Wajib KTP
No.
Kecamatan
(1)
(2)
< 17 Tahun & Sudah Menikah Laki-laki Perempuan n(jiwa) % n(jiwa) % (3)
1
KRAMATWATU
3
BOJONEGARA
0
CIRUAS
0
2 4 5 6 7 8 9
WARINGINKURUNG PULO AMPEL KRAGILAN PONTANG
TIRTAYASA
14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
0.00
0.00
0.00
34105
15796
16699
3.27
1.51
1.60
(9)
32,079
14,725
15,740
(10)
3.07
1.41
1.51
n(jiwa) (11)
66,186
%
(12)
6.34
30,522
2.92
32,440
3.11
13770
1.32
13,309
1.28
27,082
2.59
0
0.00
2
0.00
25802
2.47
24,773
2.37
50,577
4.85
0
0.00
5
0.00
15830
1.52
15,750
1.51
31,585
3.03
0
0
TUNJUNGTEJA
1
(8)
0.00
BINUANG PETIR
0.00
2
(7)
3
2
CARENANG
0.00
(6)
0.00
KIBIN
12
0.00
(5)
Jumlah Wajib KTP
0
0
CIKANDE
13
0
TANARA
10 11
0
(4)
17 Tahun Keatas Laki-laki Perempuan n(jiwa) % n(jiwa) %
0.00 0.00 0.00
0 2 1
0
0.00
1
0
0.00
0
0
0
0.00 0.00 0.00
0.00
0 1 3
3
0.00 0.00 0.00
27098 16612 13927
2.60 1.59 1.33
26,524 16,391 13,837
2.54 1.57 1.33
53,622
5.14
33,005
3.16
27,765
2.66
0.00
34740
3.33
33,359
3.20
68,100
6.53
0.00
13140
1.26
13,362
1.28
26,502
2.54
0.00 0.00 0.00
0.00
17398 10190 20188
14978
1.67 0.98
17,012 9,768
1.93
18,843
1.44
14,069
1.63 0.94 1.81
1.35
34,412
3.30
19,959
1.91
39,034
3.74
29,050
2.78
BAROS
0
0.00
1
0.00
18643
1.79
16,826
1.61
35,470
3.40
PAMARAYAN
0
0.00
3
0.00
19173
1.84
17,722
1.70
36,898
3.54
JAWILAN
0
0.00
6
0.00
20125
1.93
18,558
1.78
38,689
3.71
CIKEUSAL KOPO
CIOMAS
0 0
0
0.00 0.00 0.00
1 6 5
0.00 0.00 0.00
24153 18810 15053
2.31 1.80 1.44
23,949 16,866 13,286
2.29 1.62 1.27
48,103
4.61
35,682
3.42
28,344
2.72
PABUARAN
1
0.00
1
0.00
15285
1.46
13,709
1.31
28,996
2.78
ANYAR
0
0.00
5
0.00
19962
1.91
18,519
1.77
38,486
3.69
MANCAK
0
0.00
1
0.00
16798
1.61
14,972
1.43
31,771
3.04
BANDUNG
0
0.00
2
0.00
12375
1.19
11,329
1.09
23,706
2.27
TOTAL KABUPATEN
3
0.00
59
0.01
536,910
51.45
506,651
48.55
1,043,623
100.00
23 24 25 26 27 28 29
PADARINCANG CINANGKA GUNUNGSARI LEBAK WANGI
0 0 0
0
0.00 0.00 0.00
0.00
2 1 0
0
0.00 0.00 0.00
0.00
24732 21449 7879
12200
2.37 2.06 0.75
1.17
22,986 19,470 6,952
11,966
2.20 1.87 0.67
1.15
47,720
4.57
40,920
3.92
14,831
24,166
1.42
2.32
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Hal. 11
C. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi
1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam
membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk
sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing. Tabel 5. menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Serang sebagian besar merupakan penduduk usia produktif
yaitu pada kelompok umur antara 15-64 tahun (73,13%) dengan komposisi
terbesar berada pada penduduk kelompok umur 20-24 tahun (10,14%) dan kelompok umur 25-29 tahun (10,10%).
Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, tampak
bahwa penduduk laki-laki yang terbesar berada pada kelompok umur 25-29 tahun,
begitu pula pada penduduk perempuan berada pada kelompok umur 25-29 tahun. Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar merupakan penduduk
usia kerja (usia produktif) dan sisanya sebanyak 22,73 persen merupakan penduduk usia muda (berusia di bawah 15 tahun) dan 4,15 persen merupakan penduduk usia lanjut (65 ke atas).
Tabel 5. Proporsi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Kelompok Umur (1) 00-04 05-09 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 > 75
Jumlah
Laki-laki (L) n (jiwa) % (2) (3) 42,694
3.01
63,351
4.46
60,883 67,858 74,497 74,912 68,670 60,076 54,376 47,727 37,244 30,129 19,533 13,000 8,789
7,691
731,430
4.29 4.78 5.25 5.28 4.84 4.23 3.83 3.36 2.62 2.12 1.38 0.92 0.62
0.54
51.52
Perempuan (P) n (jiwa) % (4) (5) 39,542
2.79
59,353
4.18
56,836 63,793 69,454 68,432 64,628 60,538 52,705 45,158 33,815 27,548 17,033 12,889 8,645 7,858
688,227
Jumlah n (jiwa) % (6) (7) 82,236
5.79
122,704
8.64
4.00
117,719
4.49
131,651
4.89 4.82 4.55 4.26 3.71 3.18 2.38 1.94 1.20 0.91 0.61
0.55
48.48
8.29 9.27
143,951
10.14
133,298
9.39
143,344 120,614 107,081 92,885 71,059 57,677 36,566 25,889 17,434
15,549
1,419,657
10.10
8.50 7.54 6.54 5.01 4.06 2.58 1.82 1.23
1.10
100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Penduduk berusia kurang dari 15 tahun harus menjadi perhatian karena 5
tahun mendatang kelompok ini akan menjadi kelompok tenaga kerja baru yang
memerlukan skill dan kualitas sumber daya manusia yang memadai baik keterampilan maupun etos kerja dan kepribadian.
Hal. 12
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, dan
badan piramida menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur lima tahunan.
Gambar 3. Piramida Penduduk Kabupaten Serang > 75 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 05-09 00-04 -80,000
-60,000
-40,000
-20,000
0
Perempuan
20,000
Laki-laki
40,000
60,000
80,000
100,000
Interpretasi
Gambar piramida menunjukkan bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4
tahun yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun dari segi
jumlah absolut tidak kecil. Demikian pula pada jumlah penduduk di kelompok umur 5-14 tahun, berarti dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk kelompok ini. Demikian
pula
jumlah
penduduk
pada
kelompok
umur
20-29
tahun
menunjukkan jumlah yang paling besar. Kelompok umur ini merupakan kelompok usia produktif, dibutuhkan fasilitas pendidikan tinggi dan lapangan kerja untuk menampung penduduk kelompok ini.
Penduduk lansia (65 tahun ke atas) menunjukkan proporsi yang masih kecil
yaitu 4,15 persen. Namun dimasa depan proporsi penduduk lansia akan terus merambat naik, karena pergeseran umur penduduk serta usia harapan hidup yang semakin meningkat.
Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai di antisipasi, karena
kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan kebijakan
seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta kebutuhan sosial dasar lainnya.
Hal. 13
2. Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya jumlah penduduk
laki-laki dengan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada waktu tertentu.
Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan.
Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk pengembangan perencanaan
pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan
perimbangan pembangungan laki-laki dan perempuan secara adil. Selain itu
informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.
Kelompok Umur (1)
00-04 05-09 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 > 75
Jumlah
Tabel 6. Rasio Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Sex Ratio
(2)
(3)
(4)
42,694 60,883 63,351 67,858 74,497 74,912 68,670 60,076 54,376 47,727 37,244 30,129 19,533 13,000 8,789
7,691
731,430
39,542 56,836 59,353 63,793 69,454 68,432 64,628 60,538
Keterangan (5)
107.97
Dalam 100 Pr ada 108 Lk
106.74
Dalam 100 Pr ada 107 Lk
107.12 106.37 107.26 109.47 106.25
99.24
Dalam 100 Pr ada 107 Lk Dalam 100 Pr ada 106 Lk Dalam 100 Pr ada 107 Lk Dalam 100 Pr ada 109 Lk Dalam 100 Pr ada 106 Lk Dalam 100 Pr ada 99 Lk
52,705
103.17
Dalam 100 Pr ada 103 Lk
33,815
110.14
Dalam 100 Pr ada 110 Lk
45,158 27,548 17,033 12,889 8,645
7,858
688,227
105.69 109.37
Dalam 100 Pr ada 106 Lk Dalam 100 Pr ada 109 Lk
114.68
Dalam 100 Pr ada 1115 Lk
101.67
Dalam 100 Pr ada 102 Lk
100.86 97.87
106.28
Dalam 100 Pr ada 101 Lk Dalam 100 Pr ada 98 Lk
Dalam 100 Pr ada 106 Lk
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Tabel 6. menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin atau sex ratio di Kabupaten
Serang adalah 107,43 yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 106-107 orang penduduk laki-laki.
Jika dilihat dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih besar dari pada jumlah penduduk perempuan kecuali pada kelompok umur 35-99 tahun dan kelompok umur diatas 75 tahun, sedangkan jika dilihat pada
kelompok umur 0-4 tahun sebesar 107,97 yang artinya terdapat 107-108 balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan. Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar dibanding dengan kelahiran bayi perempuan.
Hal. 14
3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Rasio ketergantungan atau rasio beban tanggungan (dependency ratio) adalah
angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk usia non
produktif (penduduk usia di bawah 15 tahun dan penduduk usia 65 tahun atau lebih) dengan banyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia 15-64 tahun).
Rasio ketergantungan menunjukkan beban yang harus ditanggung oleh
penduduk produktif (15-64 tahun) terhadap penduduk tidak produktif (<15 tahun
dan 65 tahun ke atas). Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai
penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada
orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Demikian pula penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun.
Penduduk usia 15-64 tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah
produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Rasio ketergantungan ini
merupakan indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah.
Tabel 7. Penduduk menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, Umur Tua Kelompok Umur (1)
00-14 (Umur Muda)
Laki-laki (L) n (jiwa) % (2) (3) 166,928
11.76
Perempuan (P) n (jiwa) % (4) (5) 155,731
10.97
Jumlah n (jiwa) % (6) (7) 322,659
22.73
15-64 (Umur Produktif)
535,022
37.69
503,104
35.44
1,038,126
73.13
Total Kabupaten
731,430
51.52
688,227
48.48
1,419,657
100.00
> 65 (Umur Tua)
29,480
2.08
29,392
2.07
58,872
4.15
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Dari Tabel 7 tampak bahwa 73,13 persen penduduk Kabupaten Serang
merupakan penduduk usia produktif (usia kerja) yang berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun) sebesar 22,73 persen dan penduduk yang dianggap sudah tidak produktif lagi sebesar 4,15 persen.
Hal. 15
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia produktif laki-
laki lebih besar daripada penduduk usia produktif perempuan. Hal yang sama terlihat juga pada penduduk usia belum produktif (0-14 tahun), demikian halnya pada kelompok usia tidak produktif lagi (diatas 65 tahun) terlihat bahwa penduduk laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan.
Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia
produktif dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan Kabupaten Serang pada semester 1 tahun 2016 sebesar 26,88 per 100 penduduk usia kerja,
yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di Kabupaten Serang mempunyai tanggungan sekitar 26-27 penduduk usia non produktif 22,73 persen diantaranya berasal dari kelompok usia muda dan 4,15 persen lainnya berasal dari kelompok usia lanjut.
Tabel 8. Rasio Ketergantungan
Jenis Kelamin (1)
Laki-laki
Perempuan Jumlah
Muda (3)
Rasio Ketergantungan
11.76
10.97
22.73
Tua (5)
2.08
2.07
4.15
Total (7)
13.84
13.04
26.88
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Rasio ketergantungan total Kabupaten Serang jika dirinci menurut jenis
kelamin, tampak bahwa angka beban tanggungan laki-laki lebih besar daripada
perempuan, demikian pula pada usia lanjut angka beban tanggungan laki-laki menjadi lebih tinggi daripada perempuan. Perempuan yang berusia lanjut terus bertambah jumlahnya melebihi laki-laki karena usia perempuan relatif lebih panjang.
D. Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial
1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk.
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas sumber daya manusia di wilayah tersebut.
Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil
diselesaikan oleh seseorang dibuktikan dengan adanya ijazah atau surat tanda
Hal. 16
tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang. Tabel 9. Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan No.
Pendidikan
(1)
(2)
Laki-laki
n(Jiwa) (3)
1
Tidak/Belum Sekolah
140,671
3
Tamat SD/Sederajat SLTA/Sederajat
2 4 5 6 7 8 9
10
Belum Tamat SD/Sederajat SLTP/Sederajat Diploma I/II
Akademi/Diploma III/S. Muda Diploma IV/Strata I Strata II
Strata III Total Kabupaten
%
(4)
Perempuan
n(Jiwa) (5)
9.91
136,556
271,352
19.11
110,423
7.78
61,478
131,076 2,393
3,089
10,345 563
40 731,430
4.33 9.23 0.17 0.22 0.73 0.04 0.00
51.52
%
(6)
Jumlah
n(Jiwa) (7)
%
(8)
9.62
277,227
277,590
19.55
548,942
38.67
78,050
5.50
188,473
13.28
59,661
121,601 2,786 3,205 8,527
223
28 688,227
4.20 8.57 0.20 0.23 0.60
0.02
0.00
121,139 252,677 5,179 6,294
18,872
786
68 48.48 1,419,657
19.53
8.53
17.80 0.36 0.44 1.33
0.06 0.00
100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Dari Tabel 9. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ditamatkan masih
relatif rendah, lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Serang (38,67%) tamat
SD/Sederajat. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk yang tamat SD/Sederajat tersebut untuk penduduk perempuan lebih tinggi dari penduduk laki-
laki. Namun untuk persentase penduduk yang tamat SLTP/Sederajat untuk laki-
laki lebih tinggi dari persentase penduduk perempuan. demikian pula pada jenjang pendidikan SLTA/Sederajat, proporsi penduduk yang tamat SLTA/Sederajat untuk penduduk laki-laki lebih tinggi daripada penduduk perempuan. 2. Komposisi Penduduk menurut Jenis Pekerjaan
Status ekonomi keluarga dapat dilihat dari kegiatan ekonomi kepala keluarga
maupun anggota serta seberapa besar sumbangan mereka terhadap pot ekonomi keluarga. Oleh sebab itu informasi mengenai kepala keluarga menurut status
pekerjaan perlu diketahui untuk perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk.
Dilihat dari kegiatan ekonomi, bahwa sekitar 31,44 persen penduduk di
Kabupaten Serang bekerja. Angka ini lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan
perempuan, ini menunjukkan bahwa akses terhadap pekerjaan untuk perempuan terbatas.
Hal. 17
Tabel 10. Penduduk Bekerja No.
Jenis Pekerjan
(1)
(2)
Laki-laki (L)
n (jiwa)
%
(3)
1
BELUM/TIDAK BEKERJA
216,353
3
PELAJAR/MAHASISWA BEKERJA
2 4 5
MENGURUS RUMAH TANGGA PENSIUNAN
TOTAL KABUPATEN
(4)
Perempuan (P)
n (jiwa)
%
(5)
(6)
336,738
23.72
15.23
179,076
127,932
9.01
110,311
384,972
27.12
61,403
0
2,173
731,430
0.00
0.15
51.52
699
688,227
Jumlah
n (jiwa) (7)
%
(8)
12.61
395,348
7.77
238,243
16.78
4.33
446,375
31.44
0.05
48.48
336,819 2,872
1,419,657
27.85
23.73 0.20
100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
3. Jumlah dan Proporsi Penduduk Bekerja menurut Jenis Pekerjaan
Indikator ini menunjukkan proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis
pekerjaan terhadap jumlah penduduk yang bekerja di setiap lapangan pekerjaan.
Proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan menunjukkan distribusi atau penyebaran penduduk yang bekerja. Indikator ini berguna untuk membantu pemerintah dalam memfokuskan kebijakan ketenagakerjaan.
Tabel 11. Proporsi Penduduk menurut Jenis Pekerjaan No. (1)
Jenis Pekerjan (2)
Laki-laki (L) n (jiwa) % (3)
1
BELUM/TIDAK BEKERJA
216,353
3
PELAJAR/MAHASISWA
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
MENGURUS RUMAH TANGGA PENSIUNAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
TENTARA NASIONAL INDONESIA KEPOLISIAN RI
PERDAGANGAN
PETANI/PEKEBUN PETERNAK
NELAYAN/PERIKANAN INDUSTRI
KONSTRUKSI
TRANSPORTASI
KARYAWAN SWASTA KARYAWAN BUMN KARYAWAN BUMD
KARYAWAN HONORER BURUH HARIAN LEPAS
BURUH TANI/PERKEBUNAN
BURUH NELAYAN/PERIKANAN BURUH PETERNAKAN
PEMBANTU RUMAH TANGGA TUKANG CUKUR
TUKANG LISTRIK
(4)
Perempuan (P) n (jiwa) % (5)
(6)
336,738
23.72
15.23
179,076
127,932
9.01
110,311
6,278
0.44
4,124
0.04
23
0
2,173
470 567
0.00
0.15
0.03
699
17
7.77
238,243
16.78
0.29
10,402
0.73
0.00
590
0.05
0.00
1,143
0.08
92
0.01
9
0.00
5,371
(8)
395,348
0.54
2.93
(7)
12.61
7,624
41,573
Jumlah n (jiwa) % 336,819 2,872
487
8,767
0.38
46,944
101
27.85
23.73 0.20 0.03 0.04
0.62
3.31
0.01
3,434
0.24
38
0.00
3,472
0.24
66
0.00
7
0.00
73
0.01
60,500
4.26
23,210
1.63
83,710
55
0.00
16
0.00
71
177
236
1,958
1,240
0.01
0.02
0.14 0.09
64 6
163
1,518
0.11
11,617
1,446
0.10
18
27
14
0.01 0.07
11.06
106
0.00
991
157,005
13,159
0.00
241 242
2,121
2,231
0.02 0.02
5.90 0.15
0.01
0.16
0.82
168,622
11.88
35
0.00
1,481
0.10
0.00
539
0.04
557
0.04
0.00
2
0.00
29
0.00
0.93 0.01 0.00
27 2
0.00 0.00
14,677 133 16
1.03 0.01 0.00
Hal. 18
(1)
(2)
26
TUKANG BATU
28
TUKANG SOL SEPATU
27 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
(3)
TUKANG KAYU
75
109
7
TUKANG LAS/PANDAI BESI
81
TUKANG JAHIT
115
TUKANG GIGI
PENATA BUSANA MEKANIK
PENTERJEMAH PENDETA
0.00
0.00 0.01 0.00 0.00
75
0.00
110
0.00
82
0.00
11
3
0.00
0 0 2
4
0.00
103
0.00
14
0.00
6
0.01 0.00 0.00
17 1
0.00
0.05
0
0.00
4
47
0.05
26
0.00
775
PROMOTOR ACARA
1
0.00
0
0.00
1
6
0.00
0.00
0.00
749
0.00
0.00
555
2
3
0.01
0.04
USTADZ/MUBALIGH
2
0.01
0.00
0.00
0.00
JURU MASAK
0.00
1
2
0
0.00
0.01
0.00
3
0.00
42
0.01
25
0.00
1
WARTAWAN
(8)
0.00
5
0.00
(7)
14
1
0.00
47
0.00
144
552
0.00
(6)
0.00
0.00
2
12
IMAM MASJID
1
0.00
3
PERANCANG BUSANA
4
2
12
PARAJI
0.01
1
0.00
6
TABIB
0.00
0
11
103
SENIMAN
0.01
(5)
29
2
PENATA RAMBUT
0.01
0.01
2
PENATA RIAS
(4)
0.00 0.00
45 8
0.04
0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
ANGGOTA BPK
1
0.00
0
0.00
1
0.00
ANGGOTA DPRD PROP.
3
0.00
2
0.00
5
0.00
53
0.00
32
0.00
WAKIL BUPATI
0
ANGGOTA DPRD KAB./KOTA
25
DOSEN GURU
0.00
0.00
1
5
0.00
1
0.00
30 85
0.00
0.00 0.01
1,700
0.12
2,283
0.16
3,983
0.28
PENGACARA
7
0.00
2
0.00
9
0.00
ARSITEK
1
0.00
0
0.00
1
0.00
11
0.00
2
0.00
13
0.00
0.03
358
PILOT
3
NOTARIS
2
AKUNTAN
2
KONSULTAN DOKTER
34
BIDAN
1
PERAWAT
APOTEKER PELAUT
PENELITI PIALANG
0.00 0.00
0.00
3
0 58
357
0.01
177
1
0.00
0
0.00
92
0.01
253
0.00
1
0.00 0.01
0.03
0.02
7
0.00
0.00
47
0.00
2082
0.15
6
0.00
2,088
0.15
6
0.00
1
0.00
7
0.00
0.00
1
419
KEPALA DESA
223
0.02
WIRASWASTA
80020 731,430
449 1
359
TOTAL KABUPATEN
2
0.00
0.00
0.17
PEKERJAAN LAINNYA
5
0.00
0
2424
BIARAWAN/BIARAWATI
0.00
0.00
48
PERANGKAT DESA
0.00
6
0.00
PEDAGANG
0.00
5
0.00
7
PARANORMAL
0.00
47
4
SOPIR
0.00
2
76 1
PSIKIATER/PSIKOLOG
0.00
0.00
0.00
5
55
0.00
0.00
0.03
2,843
9
0.00
232
0.02
5.64
8165
0.58
88,185
6.21
51.52
688,227
48.48
1,419,657
100.00
0.03 0.00
0.03
30 0
223
0.00 0.00
0.02
479 1
582
0.20 0.03 0.00
0.04
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
4. Komposisi Penduduk Menurut Agama
Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk
merencanakan
penyediaan
sarana
dan
prasarana
peribadatan
serta
Hal. 19
merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Agama No.
Agama
(1)
(2)
1
Islam
3
Katholik
2 4 5 6 7
Kristen Hindu
Budha
Konghuchu
Kepercayaan
Total Kabupaten
Jumlah n(Jiwa)
%
(3)
1,408,817 7,743
(4)
99.24 0.55
2,254
0.16
528
0.04
301
1
13
1,419,657
0.02 0.00 0.00
100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Penduduk Kabupaten Serang pada umumnya memeluk agama Islam sebesar
99,24 persen, diikuti kemudian pemeluk agama Kristen sebesar 0,55 persen dan Katholik sebesar 0,16 persen.
5. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan
Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu berguna
bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan upaya-upaya peningkatan
kualitas keluarga. Dari informasi penduduk berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, lama kawin akan berguna untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi.
Umur perkawinan pertama misalnya berkaitan dengan lamanya seseorang
perempuan beresiko untuk hamil dan melahirkan. Perkawinan umur dini juga akan berakibat pada besarnya angka perceraian, ketidaksiapan orang tua untuk
pengasuhan anak serta kurang matangnya perempuan menjalankan tugas dan fungsinya dalam rumah tangga.
Bagian ini menggambarkan jumlah dan proporsi penduduk menurut status
kawin di Kabupaten Serang. Status kawin meliputi belum kawin, kawin, cerai hidup dan cerai mati.
Dalam hal ini konsep perkawinan difokuskan pada keadaan dimana seorang laki-
laki dan perempuan hidup bersama dalam jangka waktu lama secara sah (de jure) maupun tanpa pengesahan perkawinan (de facto). Indikator perkawinan berguna bagi penentu kebijakan dalam mengembangkan program-program pembangunan
Hal. 20
keluarga dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan keluarga berencana/pembangunan keluarga.
Tabel 13. Penduduk menurut Staatus Perkawinan No.
Status Perkawinan
(1)
(2)
1
Belum Kawin
3
Cerai Hidup
2 4
Laki-laki n(jiwa) % (3)
381,899
Kawin
341,143 3,022
Cerai Mati
Total Kabupaten
5,366
731,430
(4)
Perempuan n(jiwa) % (5)
26.90
295,543
0.21
13,996
24.03 0.38
51.53
340,092 38,596
688,227
(6)
Jumlah n(jiwa) % (7)
20.82
677,442
0.99
17,018
23.96
681,235
2.72
43,962
48.49 1,419,657
(8)
47.72 47.99
1.20
3.10
100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Tabel di atas menyajikan komposisi penduduk menurut status perkawinan,
dalam komposisi di atas terlihat bahwa persentase penduduk laki-laki belum kawin
di Kabupaten Serang lebih tinggi dari pada penduduk Perempuan. Di samping itu,
terlihat pula persentase penduduk yang berstatus cerai penduduk laki-laki lebih rendah daripada penduduk perempuan. Hal ini terjadi pula di semua wilayah kecamatan.
Proporsi penduduk dengan status cerai hidup dan cerai mati lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan laki-laki yang bercerai baik
karena perceraian maupun karena ditinggal meninggal istri lebih cepat melakukan perkawinan
kembali
dibandingkan
perempuan.
Perempuan
lebih
banyak
pertimbangan untuk menikah kembali terutama apabila perempuan tersebut mandiri secara ekonomi.
Menarik untuk diperhatikan pada status cerai hidup, bahwa proporsi penduduk
berstatus cerai hidup lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. Kemandirian perempuan secara ekonomi serta peningkatan kesadaran tentang hak-hak
perempuan dalam rumah tangga, seringkali menjadi penyebab keberanian perempuan menggugat cerai.
Bila dilihat status kawin menurut kelompok umur pada tabel 14 terlihat untuk
status kawin paling tinggi terdapat pada kelompok umur 35-39 tahun sebesar
108.462 jiwa atau 7,64 persen dari jumlah penduduk, pada status kawin cerai
hidup paling banyak terdapat di kelompok umur 35-39 tahun sebesar 2.269 jiwa
atau 0,17 persen dari jumlah penduduk, sedangkan untuk status kawin cerai mati
Hal. 21
paling banyak terdapat di kelompok umur 55-59 tahun sebesar 6.735 jiwa atau 0,47 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Serang.
Tabel 14. Penduduk menurut Kelompok Umur dan Status Kawin No. (1)
(2)
1
00-04
3
10-14
2 4 5 6 7 8 9
117,717
15-19
129,770
16
65,060
30-34
27,898
35-39
10,377
40-44
55-59
15
114,983
25-29
12 14
122,700
20-24
45-49
13
(3)
82,236
05-09
10 11
Belum Kawin n(Jiwa) %
Kelompok Umur
3,767 1,503
50-54
528 304
60-64
149
65-69
159
70-74
126
> 75
165
Total Kabupaten
677,442
(4)
5.79 8.29 8.64 9.14
Kawin n(Jiwa) % (5)
0 2 4
1,853
8.10
28,652
1.97
102,967
0.27
98,642
4.58 0.73 0.11 0.04 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01
47.72
77,033
106,628
85,185 63,500 48,879 29,008 18,774 11,343 8,765
681,235
(6)
0.00
Cerai Hidup n(Jiwa) % (7)
0
0.00 0.00 0.13
1,725
6.95
2,275
4.47 3.44 2.04 1.32 0.80 0.62
47.99
0.00
0
7.25
6.00
0.00 0.00
22
245
7.51
0.00
0
2.02 5.43
(8)
0.02
950
0.05
752
0.06
843
17,018
71
4,040
0.07
940
6
0.15
0.09
1,309
0
1,450
0.13
1,776
0
0.15
0.13
1,865
0
301
0.16
2,157
(9)
0.07 0.12
2,159
Cerai Mati n(Jiwa) %
1.20
708
2,397 5,166 6,718 6,100 6,016 5,213 5,776
43,962
(10)
0.00
Jumlah n(Jiwa) % (11)
82,236
0.00
117,719
0.00
131,651
0.00 0.01 0.02 0.05 0.10 0.17 0.28 0.36 0.47 0.43 0.42 0.37 0.41
122,704
(12)
5.79
8.29 8.64 9.27
143,951
10.14
133,298
9.39
143,344 120,614 107,081
92,885 71,059 57,677 36,566 25,889 17,434 15,549
3.10 1,419,657
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Tahun 2015
10.10 8.50 7.54
6.54 5.01 4.06 2.58 1.82 1.23 1.10
100.00
Menarik untuk diperhatikan adalah mereka yang berstatus cerai baik cerai
hidup maupun cerai mati. Proporsi penduduk yang berstatus cerai hidup lebih
banyak berada pada umur 40-44 tahun, sementara penduduk yang berstatus cerai
mati lebih banyak berada pada kelompok umur di atasnya yakni 50 tahun ke atas.
Penduduk berumur muda yang cerai hidup biasanya segera melakukan perkawinan kembali sehingga proporsi mereka lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang berstatus cerai mati.
Menarik untuk diperhatikan adalah adanya penduduk usia remaja (15-19
Tahun) yang sudah berstatus kawin yang jumlahnya cukup tinggi yakni 1.853 orang, status cerai hidup 22 orang dan yang berstatus cerai mati sebesar 6 orang.
Hal ini memerlukan perhatian pemerintah Kabupaten Serang yang berkaitan masalah kehamilan, persalinan dan paska melahirkan (kesehatan reproduksi) dan pelayanan KB.
6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan Informasi
tentang
banyaknya
penduduk
penyandang
cacat
dan jenis
kecacatannya sangat diperlukan dalam memberikan program pelayanan publik
yang ramah penyandang cacat. Selama ini perhatian pemerintah dianggap kurang
Hal. 22
dan masih banyak perlakuan diskrimintaif dalam pelayanan publik kepada
kelompok ini. Berbagai kantor pelayanan publik belum ramah penyandang cacat terutama cacat fisik, bahkan untuk pelayanan administrasi kependudukan.
Informasi jumlah penyandang cacat terutama cacat fisik dapat digunakan untuk
dasar perencanaan
pembangunan berbagai fasilitas umum
yang ramah
penyandang cacat, pelayanan fasilitas penddikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain sebagainya. Data SIAK mencakup data tentang penyandang cacat ini.
Pada Tabel 15. terlihat bahwa jumlah penduduk penyandang cacat di
Kabupaten Serang tidak terlalu besar yaitu 593 jiwa, jika dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk Kabupaten Serang yaitu 1.419.657 jiwa (0,04%).
Meskipun proporsinya kecil, penduduk penyandang cacat tetap harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Serang untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka seperti pendidikan, kesehatan dan fasilitas layanan umum lainnya.
Tabel 15. Penduduk menurut Jenis Penyandang Cacat
No. (1)
Jenis (2)
Laki-laki (3)
Perempuan
Jumlah
Fisik
3
Rungu/Wicara
47
59
106
Fisik Mental
20
5
25
4 5 6
Netra/Buta
Mental/Jiwa Lainnya
Total Kabupaten
61
53
49
337
79
(5)
1 2
107
(4)
39
25
49
256
186 100 78
98
593
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2015
E. Data Keluarga
Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga
menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat pertama dan utama dalam
tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik, pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga tetapi juga kualitasnya.
Hal. 23
Informasi tentang keluarga dan komposisi anggota keluarga, diperlukan dalam
perencanaan maupun implementasi kebijakan pemenuhan pelayanan dasar. Keluarga
didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran,
adopsi dan lain sebagainya. Keluarga dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu keluarga inti (Nuclear family) dan keluarga luas (extended family)
Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak kandung, anak angkat maupun adopsi yang belum kawin, atau ayah dengan anak-anak yang belum kawin atau ibu dengan anak-anak yang belum kawin.
Keluarga luas (extended family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
anak-anak baik yang sudah kawin atau belum, cucu, orangtua, mertua maupun kerabat-kerabat lain yang menjadi tanggungan kepala keluarga. Jumlah Keluarga dan Rata-rata Jumlah Anggota Keluarga
Banyaknya jumlah anggota keluarga dapat digunakan untuk menggambarkan
kondisi lingkungan dan kesejahteraan dalam satu keluarga, dimana diasumsikan semakin kecil jumlah anggota keluarga biasanya akan semakin baik tingkat kesejahteraannya. Rata-rata jumlah anggota keluarga biasanya digunakan untuk melihat perubahan paradigm dari keluarga luas menjadi keluarga kecil. Penduduk Kabupaten Serang
pada Semester 1 Tahun 2016 sebesar
1.419.657 jiwa dan terdiri dari 421.480 keluarga, maka rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 3,37 artinya bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga di Kabupaten Serang berkisar antara 3-4 orang. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Kabupaten
Serang lebih banyak merupakan keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga 3-4 orang. Bila diperhatikan menurut kecamatan, rata-rata jumlah anggota keluarga di setiap kecamatan juga terdiri dari 3-4 orang per keluarga
Jumlah keluarga di Kabupaten Serang sebanyak 421.480 keluarga ini tersebar
di 29 kecamatan. Kecamatan Cikande memiliki jumlah keluarga terbesar yaitu 28.275 keluarga (6,71%) kemudian di ikuti oleh Kecamatan Kramatwatu sebanyak 25.189
keluarga (5,98%). Sedangkan jumlah keluarga terkecil berada di Kecamatan Gunungsari yaitu 5.579 keluarga (1,32%).
Hal. 24
Informasi tentang rata-rata jumlah anggota keluarga ini dapat digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan program keluarga berencana di wilayah Kabupaten Serang.
Tabel 16. Jumlah Penduduk, Keluarga dan Rata-rata Anggota Keluarga No.
Kecamatan
(1)
(2)
Penduduk
n (jiwa) (3)
1
KRAMATWATU
3
BOJONEGARA
43,509
3.06
CIRUAS
73,278
5.16
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
WARINGINKURUNG PULO AMPEL KRAGILAN
90,642
%
(4)
42,149
36,941
69,571
6.38 2.97
2.60
4.90
Keluarga
n (jiwa) (5)
25,189
%
(6)
Rata-rata Anggota Keluarga (7)
5.98
3.60
13,303
3.16
3.27
21,859
5.19
3.35
11,863
11,414
21,186
2.81
2.71
5.03
3.55
3.24
3.28
PONTANG
42,840
3.02
13,116
3.11
3.27
TANARA
36,298
2.56
10,854
2.58
3.34
TIRTAYASA CIKANDE KIBIN
CARENANG BINUANG PETIR
TUNJUNGTEJA BAROS
CIKEUSAL
PAMARAYAN KOPO
JAWILAN CIOMAS
PABUARAN
PADARINCANG ANYAR
CINANGKA MANCAK
GUNUNGSARI BANDUNG
LEBAK WANGI
TOTAL KABUPATEN
41,089
93,020 45,958 34,763 26,435 52,885 39,850 48,951 65,567 50,692 50,381 54,435 39,169 40,296 64,886 53,104 54,441 43,893
20,513
2.89
6.55 3.24 2.45 1.86
28,275 15,100 11,203 8,517
3.73
16,169
3.45
13,759
2.81 4.62 3.57 3.55 3.83 2.76 2.84 4.57 3.74 3.83 3.09
1.44
31,787
2.24
1,419,657
100.00
32,314
12,746
2.28
12,369 21,142 15,601 13,775 15,571 10,784 10,670 18,022 15,336 16,034 12,055
5,579
3.02
6.71 3.58 2.66 2.02 3.84 2.93 3.26 5.02 3.70 3.27 3.69 2.56 2.53 4.28 3.64 3.80 2.86
1.32
3.22
3.29 3.04 3.10 3.10 3.27 3.22 3.56 3.10 3.25 3.66 3.50 3.63 3.78 3.60 3.46 3.40 3.64
3.68
9,698
2.30
3.28
421,480
100.00
3.37
10,291
2.44
3.14
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2015
Hal. 25
BAB IV MOBILITAS PENDUDUK Mobilitas
penduduk
mempunyai
peran
yang
sangat
signifikan
dalam
mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah.Selain itu mobilitas penduduk juga mempunyai peran terhadap pengembangan wilayah,
pembangunan sosial ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan. Mobilitas
penduduk ada dua tipe yaitu mobilitas permanen atau yang disebut dengan migrasi
dan mobilitas non permanen. Kedua tipe ini berpengaruh positif maupun negatif di daerah asal maupun di daerah tujuan. Oleh sebab itu pengarahan mobilitas perlu dilakukan agar persebaran penduduk sesuai dengan daya dukung maupun daya tampung lingkungan baik fisik maupun sosial
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Atau dengan kata lain, migrasi diartikan perpindahan permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah dan daya
tarik (pull factor) wilayah lainnya. Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk
memberikan jaminan kehidupan, yang biasanya tidak terlepas dari kemiskinan dan
pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah meliputi peluang ekonomi, perbedaan
upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang menarik seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain daya dorong dan daya tarik terdapat pula faktor
antara yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk pindah ke tepat lain, misalnya
kebijakan pemerintah, kondisi sosial politik dan lain sebagainya dan biasanya migrasi lebih banyak disebabkan oleh faktor ekonomi.
Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Terdapat 5 (lima)
klasifikasi migrasi penduduk antara lain pindah/datang : 1. Dalam Satu Desa/Kelurahan
Mobilitas perpindahan penduduk Kabupaten Serang dalam satu Desa selama
kurun waktu satu semester di tahun 2016 tercatat dalam SIAK sebanyak 3.626 penduduk.
Hal. 26
2. Antar Desa/Kelurahan
Perpindahan penduduk Kabupaten Serang antar Desa dalam satu Kecamatan
yang sama selama satu semester di tahun 2016 tercatat sebanyak 4.767 penduduk.
3. Antar Kecamatan
Perpindahan penduduk antar Kecamatan di Kabupaten Serang dalam kurun waktu satu semeser di tahun 2016 tercatat dalam SIAK sebanyak 3.825 penduduk.
4. Antar Kabupaten/Kota a. Migrasi Masuk
Migrasi masuk penduduk ke Kabupaten Serang (datang) antar Kabupaten/Kota dalam satu propinsi Banten sesuai hasil pendaftaran penduduk pindah datang
yang terekam dalam database SIAK di semester satu Tahun 2016 adalah sebesar 4.291 penduduk. b. Migrasi Keluar
Migrasi keluar penduduk Kabupaten Serang (pindah) antar Kabupaten/Kota
dalam satu propinsi Banten sesuai hasil pendaftaran penduduk pindah datang
yang terekam dalam database SIAK selama satu semester di Tahun 2016 adalah sebesar 8.481 penduduk. 5. Antar Provinsi
a. Migrasi Masuk
Migrasi masuk penduduk ke Kabupaten Serang (datang) antar Kabupaten/Kota dari luar propinsi Banten sesuai hasil pendaftaran penduduk pindah datang
yang terekam dalam database SIAK selama satu semester di Tahun 2016 adalah sebesar 4.220 penduduk. b. Migrasi Keluar
Migrasi keluar penduduk Kabupaten Serang (pindah) antar Kabupaten/Kota ke luar propinsi Banten sesuai hasil pendaftaran penduduk pindah datang yang
terekam dalam database SIAK dalam kurun waktu satu semester di Tahun 2016 adalah sebesar 7.047 penduduk.
Hal. 27
Tabel 17. Mobilitas Penduduk No 1 1 2 3 4 5
Migrasi Penduduk Berkurang/Bertambah Masuk/Datang Keluar/Pindah 2 3 4 5 Dalam Satu Desa/Kelurahan 3,626 3,626 Antar Desa/Kelurahan 4,767 4,767 Antar Kecamatan 3,825 3,825 Antar Kab./Kota 4,291 8,481 Berkurang 4.190 Antar Provinsi 4,220 7,047 Berkurang 2.827 Total 20,729 27,746 Berkurang 7.017 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Tahun 2015 Klasifikasi Pindah
Dari Tabel 17 di atas, dapat diketahui mobilitas migrasi jumlah penduduk yang
pindah ke luar Kabupaten Serang lebih besar dari jumlah penduduk masuk ke wilayah Kabupaten Serang, demikian pula pada mobilitas penduduk antar propinsi,
mereka yang pindah keluar Kabupaten Serang menuju wilayah di luar propinsi Banten lebih banyak dari pendatang masuk Kabupaten Serang yang berasal dari luar propinsi Banten.
Hal. 28
BAB V KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN Dokumen Kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el),
Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta Kematian dan Akta Perkawinan/Perceraian wajib
dimiliki oleh penduduk Indonesia. Dokumen kependudukan ini mempunyai kekuatan hukum yang mengikat secara perdata bagi pemiliknya. Kepemilikan dokumen ini selain mempunyai kekuatan legal, juga dapat digunakan untuk memperoleh pelayanan sosial dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. A. Kepemilikan Kartu Keluarga Kartu Keluarga merupakan salah satu dari beberapa dokumen kependudukan
yang wajib dimiliki oleh keluarga. Kartu keluarga menunjukkan hubungan kekerabatan antara kepala keluarga dengan anggota keluarganya.
Tabel 18. Kepemilikan Kartu Keluarga SIAK No.
Kecamatan
(1)
(2)
1
KRAMATWATU
3
BOJONEGARA
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
WARINGINKURUNG PULO AMPEL
Keluarga Memiliki KK SIAK n(KK) % (3)
22,398
10,621 11,259
(4)
88.92
89.53 84.64
Keluarga Belum Memiliki KK SIAK n(KK) % (5)
2,791
1,241 2,044
(6)
11.08
10.46 15.36
Keluarga
n(KK) (7)
25,189
11,863 13,303
%
(8)
100.00
100.00 100.00
9,949
87.16
1,465
12.84
11,414
100.00
KRAGILAN
19,101
90.16
2,085
9.84
21,186
100.00
TIRTAYASA
10,969
86.06
1,776
13.93
12,746
100.00
CIKANDE
23,831
84.28
4,444
15.72
28,275
100.00
11,203
100.00
CIRUAS
PONTANG TANARA KIBIN
CARENANG BINUANG
18,584 10,747 8,774
13,044 9,637 7,378
85.02 81.94 80.84 86.38 86.02 86.63
3,275 2,369 2,080
2,055 1,566 1,139
14.98 18.06 19.16 13.61 13.98 13.37
21,859 13,116 10,854 15,100 8,517
100.00 100.00 100.00
100.00 100.00
PETIR
12,925
79.94
3,243
20.06
16,169
100.00
BAROS
11,043
80.26
2,715
19.73
13,759
100.00
PAMARAYAN
13,399
85.89
2,202
14.11
15,601
100.00
TUNJUNGTEJA CIKEUSAL KOPO
JAWILAN CIOMAS
PABUARAN
10,619
17,626 11,620 13,782
8,819
85.85
83.37 84.36 88.51
81.78
1,750
3,515 2,155 1,789
1,965
14.15
16.63 15.64 11.49
18.22
12,369
21,142 13,775 15,571
10,784
9,243
86.63
1,427
13.37
10,670
13,202
86.09
2,134
13.91
15,336
100.00
100.00
12,881
80.34
3,153
19.66
16,034
100.00
4,728
84.75
851
15.25
5,579
100.00
BANDUNG
LEBAK WANGI
TOTAL KABUPATEN
9,569 8,005 8,643
357,069
79.38
2,486
82.54
1,693
84.72
64,405
83.99
1,648
20.62 17.46 16.01
15.28
18,022
100.00
CINANGKA GUNUNGSARI
18.58
100.00
14,673
MANCAK
3,349
100.00
PADARINCANG ANYAR
81.42
100.00
12,055
9,698
10,291
421,480
100.00 100.00 100.00
100.00
100.00
100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Tahun 2015
Hal. 29
Untuk menghindari kepala keluarga ganda, maka perempuan bisa menjadi
kepala keluarga karena status perkawinan nya janda maupun karena menjadi istri kedua, ketiga maupun keempat dari seorang laki-laki, sedangkan suaminya menjadi
kepala keluarga hanya di salah satu istri, sesuai kesepakatan di dalam keluarga tersebut.
Di Kabupaten Serang dari
421.480 keluarga, sejumlah 357.069 (84,72%)
keluarga telah memiliki Kartu Keluarga dengan format Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).
Yang perlu diperhatikan ternyata masih terdapat 64.405
keluarga yang belum memiliki Kartu Keluarga SIAK (15,28%) sehingga perlu dicari faktor penyebabnya. Bila menurut kecamatan, maka persentase keluarga yang belum
memiliki Kartu Keluarga SIAK yang paling tinggi di Kecamatan Mancak (20,62%), sedangkan capaian kepemilikan Kartu Keluarga SIAK paling tinggi terdapat di Kecamatan Kragilan (90,16%).
B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk elektronik ( KTP-el ) Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) merupakan salah satu identitas legal bagi
penduduk yang menjadi bukti bahwa orang tersebut diakui sebagai penduduk di suatu wilayah administrasi di Indonesia.
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 24 Tahun 2013 tentang administrasi kependudukan, KTP wajib dimiliki oleh
semua penduduk di Indonesia yang sudah berumur 17 tahun ke atas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi sudah pernah kawin, dalam buku ini disebut penduduk wajib KTP.
Dengan memiliki KTP penduduk dapat dengan mudah
mengurus semua yang berkaitan dengan legalitas serta memperoleh pelayanan sosial dan ekonomi dasar lainnya; misalnya urusan perbankan, mengurus sertifikat tanah, mengurus perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Menurut Tabel 19 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Serang dari 1.15.448
wajib KTP sebanyak 879.841 jiwa Wajib KTP (86,65%) sudah memiliki KTP Elektronik dan sebanyak 135.607 jiwa Wajib KTP (13,35%) masih menggunakan KTP lama yang non KTP Elektronik atau belum memiliki KTP.
Hal. 30
Tabel 19 . Kepemilikan KTP Elektronik
No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah Wajib KTP
(1)
(2)
(3)
(4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
KRAMATWATU WARINGINKURUNG BOJONEGARA PULO AMPEL CIRUAS KRAGILAN PONTANG TIRTAYASA TANARA CIKANDE KIBIN CARENANG BINUANG PETIR TUNJUNGTEJA BAROS CIKEUSAL PAMARAYAN KOPO JAWILAN CIOMAS PABUARAN PADARINCANG ANYAR CINANGKA MANCAK GUNUNGSARI BANDUNG LEBAK WANGI
TOTAL KABUPATEN
n(jiwa)
90,642 42,149 43,509 36,941 73,278 69,571 42,840 41,089 36,298 93,020 45,958 34,763 26,435 52,885 39,850 48,951 65,567 50,692 50,381 54,435 39,169 40,296 64,886 53,104 54,441 43,893 20,513 31,787 32,314
1,419,657
n(jiwa)
66,186 30,522 32,440 27,082 53,622 50,577 33,005 31,585 27,765 68,100 34,412 26,502 19,959 39,034 29,050 35,470 48,103 36,898 35,682 38,689 28,344 28,996 47,720 38,486 40,920 31,771 14,831 23,706 24,166
1,043,623
Kepemilikan KTP-el n(jiwa)
%
(5)
(6)
887,674
85.06
59,013 27,133 26,040 24,112 44,433 37,701 28,416 26,751 22,931 57,016 28,770 25,981 16,512 34,483 26,492 31,304 44,414 32,166 31,479 33,448 23,120 23,583 38,034 31,968 33,914 25,880 12,551 19,203 20,826
87.33 90.14 85.58 89.03 83.53 78.16 82.10 85.95 82.53 82.23 85.32 89.24 82.45 84.80 90.78 88.38 92.11 87.48 90.17 91.64 88.22 89.34 87.09 86.43 90.43 89.12 92.17 87.67 84.97
Belum Memiliki KTP-el n(jiwa) (7)
7,173 3,389 6,400 2,970 9,189 12,876 4,589 4,834 4,834 11,084 5,642 521 3,447 4,551 2,558 4,166 3,689 4,732 4,203 5,241 5,224 5,413 9,686 6,518 7,006 5,891 2,280 4,503 3,340
155,949
%
(8)
12.67 9.86 14.42 10.97 16.47 21.84 17.90 14.05 17.47 17.77 14.68 10.76 17.55 15.20 9.22 11.62 7.89 12.52 9.83 8.36 11.78 10.66 12.91 13.57 9.57 10.88 7.83 12.33 15.03
14.94
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2015
C. Penerbitan Akta Pencatatan Sipil Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh
seseorang dalam register instansi pelaksana pencatatan sipil. Kegunaan Akta Catatan Sipil antara lain sebagai alat bukti otentik yang mempunyai kekuatan hukum
seseorang, memberikan kepastian hukum tentang kejadian-kejadian mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian, pengakuan / pengesahan anak, pengangkatan anak, kematian dan ganti nama. Serta dapat dipergunakan sebagai tanda bukti otentik
untuk keperluan administrasi seperti pengurusan paspor, kewarganegaraan, masuk
sekolah, masuk kepegawaian / TNI ataupun POLRI, sangat penting dalam menentukan status ahli waris, dan lain sebagainya,
Hal. 31
Jenis Pelayanan Catatan Sipil antara lain :
Akta Kelahiran
Akta Perceraian
Akta Perkawinan/Nikah Akta Kematian
Akta Pengakuan Anak Pengesahan Anak Perubahan Nama
1. Akta Kelahiran Akta kelahiran adalah akta catatan sipil hasil pencatatan terhadap peristiwa
kelahiran seseorang. Sampai saat ini masih banyak anak Indonesia yang identitasnya
tidak/belum
tercatat
dalam
akta
kelahiran,
secara
de
jure
keberadaannya dianggap tidak ada oleh negara. Hal ini mengakibatkan anak yang lahir tersebut tidak tercatat namanya, silsilah dan kewarganegaraannya serta tidak
terlindungi keberadaanya. Banyak permasalahan yang terjadi berpangkal dari manipulasi identitas anak. Semakin tidak jelas identitas seorang anak, maka semakin mudah terjadi eksploitasi terhadap anak seperti anak menjadi korban perdagangan bayi dan anak, tenaga kerja dan kekerasan. Oleh karenanya
diharapkan kepada seluruh masyarakat di Indonesia jangan takut dan enggan
untuk mendaftarkan segera kelahiran anaknya, untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anak dan mencegah munculnya segala bentuk eksploitasi bagi anak,
beban tugas kepada pemerintah tidaklah mudah dan harus melibatkan semua pihak oleh karenanya harus ada kerjasama dan koordinasi yang sinergi untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang terbaik bagi anak-anak di Indonesia.
Hak Identitas Berdasarkan KHA dan UU No. 23 /2002 Versi Komisi
Perlindungan Anak Salah satu hal penting yang melekat pada diri kita adalah Akta Kelahiran. Akta Kelahiran menjadi isu global dan sangat asasi karena menyangkut
identitas diri dan status kewarganegaraan. Disamping itu Akta Kelahiran merupakan hak identitas seseorang sebagai perwujudan Konvensi Hak Anak (KHA) dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Hal. 32
Akta Kelahiran bersifat universal, karena hal ini terkait dengan pengakuan
negara atas status keperdataan seseorang. Selain itu jika seorang anak manusia yang lahir kemudian identitasnya tidak terdaftar, kelak akan menghadapi berbagai masalah yang akan berakibat pada negara, pemerintah dan masyarakat. Dalam
perspektif KHA, negara harus memberikan pemenuhan hak dasar kepada setiap anak, dan terjaminnya perlindungan atas keberlangsungan, tumbuh kembang anak.
Posisi Anak dalam Konstitusi UUD 1945, terdapat dalam pasal 28 B ayat 2
yaitu : “Setiap Anak Berhak Atas Kelangsungan Hidup, Tumbuh dan Berkembang, Serta Berhak Atas Perlindungan Dari Kekerasan dan Diskriminasi”. Hak-hak Anak
diberbagai Undang-Undang, antara lain UU No. 39/1999 tentang HAM maupun UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak, jelas menyatakan Akta Kelahiran menjadi
hak anak dan tanggung jawab pemerintah untuk memenuhinya. Terdapat
sejumlah manfaat atau arti penting dari kepemilikan akta kelahiran, yakni : menjadi bukti bahwa negara mengakui atas identitas seseorang yang menjadi warganya,
sebagai alat dan data dasar bagi pemerintah untuk menyusun anggaran nasional
dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan perlindungan anak, merupakan
bukti awal kewarganegaraan dan identitas diri pertama yang dimiliki anak, menjadi bukti yang sangat kuat bagi anak untuk mendapatkan hak waris dari orangtuanya,
mencegah pemalsuan umur, perkawinan di bawah umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak, adopsi ilegal dan eksploitasi seksual, anak
secara yuridis berhak untuk mendapatkan perlindungan, kesehatan, pendidikan, pemukiman, dan hak-hak lainnya sebagai warga negara. 2. Akta Perkawinan/Nikah Perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 1 UU
Nomor 1 Tahun 1974). Perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa perkawinan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan.
Berdasarkan laporan kemudian Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada
Register Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan. Kutipan Akta Perkawinan masing-masing diberikan kepada suami dan istri.
Hal. 33
3. Akta Perceraian Perceraian wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi
Pelaksana paling Iambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Berdasarkan laporan Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian. 4. Akta Kematian Setiap kematian wajib dilaporkan oleh ketua rukun tetangga atau nama
lainnya di domisili Penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat paling lambat
30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian. Berdasarkan laporan Pejabat
Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan
Akta Kematian. Pencatatan kematian dilakukan berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang. Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan
seseorang karena hilang atau mati tetapi tidak ditemukan jenazahnya, pencatatan oleh Pejabat Pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan. Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya,
Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan keterangan dari kepolisian.
5. Akta Pengakuan Anak Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua pada Instansi Pelaksana
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat pengakuan anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak yang bersangkutan. Pengakuan anak hanya
berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama, tetapi belum sah menurut hukum negara. Berdasarkan laporan Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada register akta pengakuan anak dan menerbitkan kutipan akta pengakuan anak.
Hal. 34
6. Pengesahan Anak Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh orang tua kepada Instansi
Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan. Pengesahan anak
hanya berlaku
bagi anak yang orang tuanya
telah
melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama dan hukum negara.
Berdasarkan laporan Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada register akta pengesahan anak dan menerbitkan kutipan akta pengesahan anak. 7. Perubahan Nama Pencatatan perubahan nama dilaksanakan berdasarkan penetapan
pengadilan negeri tempat pemohon. Pencatatan perubahan nama wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana yang rnenerbitkan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan
pengadilan negeri oleh Penduduk. Berdasarkan laporan Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.
Tabel 20 . Realisasi Penerbitan Akta-akta Pencatatan Sipil Semester 1 Tahun 2016 NO
NO 2
1 1
A K TA K E LA HIRA N
-Dispensasi -Umum
2 3 4 5 6 7
A K TA K EM A TIAN A K TA PE RK A WINA N A K TA PE RCE RA IA N A K TA PE NGA NGK A TA N A NAK ( A DOPS I ) A K TA PE NGA K UA N DAN PE NGES A HA N A NAK A K TA PE RUB A HA N J UML AH
URAIAN
JANUARI
F E BRUARI
MARE T
APRIL
ME I
J UNI
J UL I
AG US T US
3381
2830
2640
2192
2332
1698
0
0
3707
3115
2905
2477
2695
2085
0
0
1
1
5
2
3
326
3
4
285
1
5
265 5
1
4
6
285
3
6
7
363
8
387 6
3
2
7
9
0
1
1 1
3
10
0
1
3
3
S E PT E MBE R
11 0
OK T OBE R
12 0
NOPE MBE R DE S E MBE R
13 0
0
0
0
4
4
3
2
0
2
0
1
0
7
JUML AH
14
15
0
15073
0
16984
5
32
0
3
1911
27 2
33
30
27
41
48
44
34
34
37
48
30
36
36
445
3742
3143
2956
2539
2744
2134
40
44
54
38
45
44
17523
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016
Hal. 35
BAB VI PENUTUP Data kependudukan dapat memberikan gambaran mengenai status dan SIAK
yang ada saat ini di Kabupaten Serang, termasuk kesenjangan. Dari gambaran tersebut dapat memberikan sejumlah rekomendasi untuk menyusun kebijakan daerah, penelitian, dan sebagai dasar bagi pendataan yang lain misalnya menggambarkan proporsi dan jumlah pengangguran dan sebagainya.
Buku Data Kependudukan Kabupaten Serang Semester 1 Tahun 2016 ini kami
harapkan dapat digunakan oleh instansi pemerintah/swasta maupun pihak-pihak lain
yang membutuhkan. Dalam buku ini telah disajikan data kependudukan berdasarkan registrasi kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran untuk
perbaikan di masa mendatang, baik dari pengguna data maupun
pemerhati masalah kependudukan, sangat kami harapkan.
Hal. 36