BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Semakin
berkembangnya
Teknologi
Informasi
(TI)
berbasis
komputer
memudahkan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya terutama dalam mengelola informasi. TI sebagai sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi (William & Sawyer, 2005). Arsitektur TI merupakan hal yang penting dalam bisnis. Hal ini disebabkan arsitektur TI membantu suatu perusahaan dalam merencanakan dan mengelola investasi TI sedemikian rupa sehingga tujuan dari bisnis dapat terpenuhi. Selain itu, arsitektur TI juga mendefinisikan building blocks dari sistem informasi yang dimiliki dan merupakan bagian penting dari strategi bisnis dimana menyediakan perencanaan sistem informasi yang dapat diimplementasi. (Raynard, 2008) Akibat dari perkembangan TI yang sangat pesat, membuat banyak perusahaan melakukan transformasi baik dari sisi proses bisnis sampai sistem informasinya. Saat ini TI tidak hanya berfungsi untuk membantu kegiatan suatu perusahaan, tetapi sudah menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Namun permasalahan yang terjadi adalah bagaimana menyelaraskan strategi bisnis dengan strategi TI sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Untuk menjawab permasalahan tersebut, diperlukan suatu enterprise architecture yang dapat membantu mengambil keputusan bisnis dan TI jangka panjang yang mencakup keseluruhan organisasi. Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan baru dalam dunia kesehatan mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang terkait dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Kebijakan tersebut memberikan dampak kepada perusahaan di seluruh Indonesia khususnya dalam hal pelayanan kesehatan. Saat ini, beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan kesehatan sedang melakukan persiapan untuk mematuhi regulasi 1
pemerintah yaitu melakukan kerjasama dengan BPJS. Dengan adanya kerjasama tersebut, maka terdapat beberapa perubahan pada layanan kesehatan yang ada saat ini guna menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BPJS. Perubahan yang terjadi mencakup perubahan dari sisi bisnis dan infrastruktur yaitu sistem informasi dan teknologi. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan kesehatan yang sedang mempersiapkan diri adalah Yayasan Kesehatan Telkom. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) BAB V pasal 14 yang menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia wajib menjadi peserta program jaminan sosial, maka Yayasan Kesehatan Telkom yang pada awalnya hanya menangani peserta dari PT. Telkom saja juga diminta untuk dapat menangani peserta BPJS yang merupakan masyarakat umum (Republik Indonesia, 2011). Namun sistem informasi kesehatan milik BPJS saat ini belum dapat diintegrasikan dengan sistem informasi kesehatan milik Yayasan Kesehatan Telkom sehingga menjadi cukup sulit apabila diadakan kerjasama diantara keduanya. Permasalahan integrasi tersebut terjadi karena adanya perbedaan teknologi yang digunakan oleh BPJS dan Yayasan Kesehatan Telkom. Selain itu, BPJS yang sudah bekerjasama dengan banyak unit kesehatan tidak dapat mengubah atau menyesuaikan sistem informasi yang dimilikinya dengan setiap unit kesehatan yang ada. Mengacu kepada permasalahan di atas, maka diperlukan suatu metode yang dapat membantu integrasi antar sistem informasi dan mengatasi beberapa masalah yang terjadi. Enterprise architecture dapat menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengelola dan mengontrol TI. Untuk dapat mengimplementasikan enterprise architecture, digunakan sebuah framework sebagai acuan dalam pengelolaan sistem informasi yang kompleks. Terdapat beberapa framework yang digunakan dalam merancang enterprise architecture yaitu Zachman, FEAF, dan TOGAF seperti yang dijabarkan oleh Institute for Enterprise Architecture Development (IFEAD). Dari keseluruhan framework yang ada, TOGAF memenuhi kriteria yang telah ditentukan dalam menilai architecture enterprise framework. Maka penulis memilih TOGAF sebagai framework yang bisa digunakan karena sifatnya yang dinamis, sistematis, dan lebih lengkap
2
sehingga dapat mencakup dan memiliki interoperabilitas dengan framework lain. TOGAF memenuhi kebutuhan TI berskala enterprise. TOGAF merupakan metode generik yang berisikan sekumpulan aktivitas yang digunakan dalam memodelkan pengembangan enterprise architecture. Metode ini juga bisa digunakan sebagai panduan atau alat untuk merencanakan, merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan arsitektur sistem informasi untuk organisasi (Yunis dan Surendro; 2008). I.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah bagaimana rancangan arsitektur teknologi yang sesuai untuk Yayasan Kesehatan Telkom apabila bekerjasama dengan BPJS? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan rancangan arsitektur teknologi yang sesuai untuk Yayasan Kesehatan Telkom agar dapat menyesuaikan dengan kebijakan BPJS menggunakan framework TOGAF ADM. I.4 Batasan Masalah Perancangan dan analisis ini disusun berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Bidang yang dihadapi oleh penulis juga cukup luas, sehingga untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal maka dilakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu: I.4.1
Penelitian ini hanya terbatas sampai perancangan dan analisis, tidak termasuk pada tahap implementasi.
I.4.2
Tahapan penelitian dengan menggunakan framework TOGAF ADM hanya dilakukan sampai fase D yaitu arsitektur teknologi.
I.4.3
Penelitian dilakukan pada kantor pusat Yayasan Kesehatan Telkom.
I.4.4
Untuk kegiatan operasional, pelaksanaannya ditinjau berdasarkan Yayasan Kesehatan Telkom Divre III (Jabar-Banten).
I.4.5 I.5
Untuk disaster recovery, tidak sampai melakukan analisis RTO/RPO. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini yaitu:
3
I.5.1
Menyediakan enterprise architecture yang cocok untuk Yayasan Kesehatan Telkom.
I.5.2
Memberikan hasil rancangan arsitektur teknologi yang cocok untuk Yayasan Kesehatan Telkom.
I.5.3
Membantu memberikan gambaran blueprint sebagai acuan dalam mengembangkan bisnis dan sistem informasi pada Yayasan Kesehatan Telkom setelah bekerjasama dengan BPJS.
I.6
Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan menjelaskan framework pengembangan enterprise architecture yang digunakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai langkah–langkah penelitian secara rinci meliputi: tahapan perumusan masalah penelitian, metode pengumpulan data, tahapan identifikasi kondisi perusahaan saat ini, merencanakan dan menentukan komponen target, merancang arsitektur target, dan deliverables yang dihasilkan.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang bagaimana pengumpulan dan pengolahan data yang ada dilakukan sehingga mendapatkan informasi yang dibutuhkan
untuk
membuat
arsitektur
usulan
seperti
mengidentifikasi data yang dibutuhkan, seperti apa teknik pengumpulan datanya, deskripsi mengenai obyek penelitian, mengidentifikasi fungsi bisnis, dan mengidentifikasi data yang ada
4
saat ini mulai dari fase preliminary, architecture vision, dan arsitektur teknologi. BAB V
ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan analisis usulan yang akan diajukan untuk perusahaan sehingga dapat menyelaraskan strategi bisnis dengan strategi TI perusahaan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan apa yang dapat diambil dari hasil perancangan dan analisis yang dilakukan selama melakukan penelitian dan saran untuk perusahaan kedepannya.
5