1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
E-voting berasal dari kata electronic voting yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi pada pelaksanaan pemungutan suara. Pilihan teknologi yang digunakan dalam implementasi dari e-Voting sangat bervariasi, seperti penggunaan kartu pintar untuk otentikasi pemilih yang bisa digabung dalam e-KTP, penggunaan internet sebagai sistem pemungutan suara atau pengiriman data, penggunaan layar sentuh sebagai pengganti kartu suara, dan masih banyak variasi teknologi yang bisa digunakan dewasa ini. Dalam perkembangan pemikiran dewasa ini penggunaan perangkat telepon selular untuk memberikan suara bisa menjadi pilihan karena sudah menggabungkan (konvergensi) perangkat komputer dan jaringan internet dalam satu perangkat tunggal. Kondisi penerapan dan teknologi e-voting terus berubah seiring perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat. Kendala-kendala e-voting yang pernah terjadi di berbagai negara yang pernah dan sedang menerapkannya menjadi penyempurnaan e-voting selanjutnya. Salah satu segi positif dari penerapan e-voting saat ini adalah makin murahnya perangkat keras yang digunakan dan makin terbukanya perangkat lunak yang digunakan sehingga biaya pelaksanaan e-voting makin murah dari waktu ke waktu dan untuk perangkat lunak makin terbuka untuk diaudit secara bersama. Salah satu konsep penerapan perangkat lunak adalah melalui Indonesia Goes Open Source (IGOS) dengan diperkenalkannya aplikasi e-Demokrasi pada tahun 2007. Dalam pelaksanaannya, terdapat dua cara pelaksanaan e-voting yang bisa dilakukan. Pertama dengan menggunakan direct recording electronic, dimana pemilih
2
memberikan suaranya melalui komputer dengan layar sentuh. Alat tersebut didesain dengan memenuhi persyaratan hukum dan teknis. Selain itu alat tersebut juga handal, misalnya di daerah yang tidak punya listrik, peralatan ini tetap dapat digunakan karena menggunakan baterai dalam operasionalnya. Kedua yaitu dengan menggunakan embedded electronic voting machine, yang merupakan peralatan pemilu elektronik yang didesain khusus, seperti yang diterapkan di India. Karena e-voting dapat mempermudah kita dalam menjalankan dan melakukan pemilihan umum juga terdapat kelebihan dibanding pemilu konvensional, maka dalam kerja praktik ini saya saya mencoba membuat sebuah aplikasi “Sistem E-voting untuk Pemilihan Lurah (Kabupaten Purwakarta)”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa masalah yang timbul antara lain :
1) Apa kelebihan e-voting dibandingkan pemilihan konvensional. 2) Bagaimana
e-voting
dapat
menyelesaikan
permasalahan
pada
pemilihan
konvensional. 3) Bagaimana tingkat keamanan e-voting dalam menjaga kerahasiaan.
1.3
Batasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, pokok-pokok
permasalahan yang menjadi batasan pembahasan laporan ini supaya perancangan pembangunan sistem tidak menyimpang, maka diperlukan suatu batasan masalah sebagai acuan dalam penyelesaian masalah antara lain:
3
1. Perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa pemograman PHP, JavaScript dan CSS serta mengunakan MySQL dalam pembuatan Databasenya. 2. Pada sistem ini voting hanya dapat dilakukan dalam waktu 1 hari (24 jam). 3. Pada sistem ini diperlukan kabel LAN sebagai penghubung komputer admin dengan pemilih. 4. Sistem e-voting ini dapat melakukan diantaranya Set Waktu Pemilu, Edit data Kandidat, edit data pemilih, verifikasi Id pemilih dan membuat berita acara pemilu. 5. Jumlah pemilih yang telah memilih dapat diketahui saat voting sedang berlangsung, sedangkan hasil voting dapat diketahui setelah waktu voting berakhir.
1.4
Tujuan Kerja Praktik Kerja Praktik (KP) dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari pembangunan sebuah aplikasi serta agar mahasiswa memiliki kemampuan secara profesional untuk menyelesaikan masalah-masalah bidang informatika yang ada dalam dunia kerja, dengan bekal ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.
1.5
Metodologi Penelitian Untuk menyelesaikan permasalahan yang mengarah pada tujuan pembuatan
Laporan Kerja Prakti ini, maka metodologi penyelesaian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi Literatur Pencarian informasi dan pemahaman literarur melalui berbagai media. Referensi dari buku, majalah, tabloid, internet yang berupa artikel, jurnal ilmiah dan forum yang berkaitan dengan Tugas KP ini.
4
2. Proses Pengumpulan Data Setelah memahami literatur yang ada, selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang akan dijadikan sumber informasi pada Tugas KP ini. 3. Proses Perancangan dan Implementasi Dalam implementasinya, setelah pemilih melakukan verivikasi Id pemilih kemudian masuk ke bilik suara, di layar monitor akan tampil kanditat-kandidat yang akan dipilih, setelah melakukan pemilihan, pemilih dapat mencetak resi sebagai bukti dia telah melakukan pemilihan. 4. Proses Pengujian Untuk melihat hasil performa aplikasi ini, dilakukan beberapa kali tes pengujian meliputi Functional Testing yang lebih mengarah pada cara kerja aplikasi tersebut, User Acceptance Testing yang mengarah pada interface bagi user . 5. Proses Analisa Setelah mendapatkan hasil pengujian, maka akan dianalisa hasil dari Functional Testing, User Acceptance Testing, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau masih memerlukan pengembangan lain. 6. Pembuatan Laporan Sebagai tahap akhir dari Tugas Kerja Praktik ini, maka dibuat laporan berupa buku Laporan Kerja Praktik yang akan dipresentasikan pada saat sidang.
1.6
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Prototype
Metode pengembangan perangkat lunak prototype ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pendekatan prototyping model digunakan jika pemakai hanya mendefenisikan
5
secara umum dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input, pemrosesan dan outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia-mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyping model terdiri dari : 1. Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui. 2. Melakukan perancangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat prototype. 3. Menguji coba dan mengevaluasi prototype dan kemudian melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype yang sudah dibuat.
Gambar 1.1 Model Prototype Sumber : McLeod Jr. P, GP Schell, Sistem Informasi Manajemen, 2007
secara ideal prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Bila prototype yang sedang bekerja dibangun, pengembang harus menggunakan fragmen-fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat-alat bantu (contoh: window manager, dsb) yang memungkinkan program yang bekerja agar dimunculkan secara cepat. Metode pengembangan perangkat lunak model prototype dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan protitype yang sudah ada
6
sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan perangkat lunak yang dapat diterima dan perubahan-perubahan yang terjadi dapat dianggap merupakan bagian dari proses pengembangan itu sendiri.
1.7
Sistematika Penyusunan
BAB I Pendahuluan: Berisi Latar belakang masalah; Perumusan masalah; Batasan masalah; Metodologi Penelitian; Sistematika penyusunan. BAB II Dasar Teori Pada bab ini dibahas mengenai teori dasar yang digunakan pada penyusunan Tugas Akhir yang meliputi penjelasan mengenai Pemograman Komputer, Bahasa Pemograman PHP, JavaScript, CSS dan juga Database MySQL. BAB III Tinjauan Perusahaan Bab ini memberikan gambaran singkat mengenai profil perusahaan tempat penulis melaksanakan kerja praktik.
BAB IV Ananlisis dan Design Bab ini membahas tentang analisis dari model penelitian, dari hasil analisis dilakukan perancangan mencakup pemodelan sistem aplikasi yang dibuat, seperti UseCase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram. Selain itu juga terdapat perancangan antar muka dari aplikasi yang akan dibangun.
7
BAB V Implementasi Pada bab ini dibahas mengenai analisa hasil Kerja Praktik secara fungsionalitas dan user acceptance testing, apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum.
BAB VI Penutup Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan Kerja Praktik ini yang bisa digunakan sebagai masukan untuk pengembangan sistem lebih lanjut dari topik Laporan Kerja Praktik ini yang nantinya akan di kembangkan dalam Tugas Akhir.
8
BAB II DASAR TEORI 2.1 E-Voting 2.1.1. Definisi E-Voting 1. E-Voting adalah suatu metoda pengumpulan suara dengan menggunakan perangkat elektronik 2. Remote voting adalah suatu cara/metoda pemberian suara pemilih pada suatu tempat dimana saja, seperti di rumah, di kantor atau dijalan, artinya dilokasi mana saja asal ada kesempatan bisa melakukan pemilihan suara. 3. Supervised voting adalah suatu proses pemilihan suara (memberikan suara) yang diawasi oleh petugas/pejabat pemilihan umum (KPU). 4. Remote electronic voting adalah pemilihan suara pada suatu tempat dengan menggunakan
perangkat
elektronik,
tanpa
pengawasan
petugas/pejabat
pemilihan umum (KPU) 5. Internet Voting adalah pemilihan suara melalui media internet, bisa dimana saja seperti dirumah , diperjalanan atau di tempat yang sudah disediakan
2.1.2. Macam-Macam Teknologi Voting Ada enam macam teknologi voting yang umum digunakan yaitu: 1. Kertas Suara/ Surat Pemilihan (Paper Ballots) Tekonologi ini adalah teknologi yang pertama dalam peradaban umat manusia dalam berdemokrasi, dimana kertas suara dijadikan dasar untuk menghitung suara pemilih. Cara melakukan pemilihan adalah pemilih mengambil kertas suara yang sudah disediakan dalam bentuk formulir, nama-nama calon dan gambarnya sudah
9
tercetak, setelah itu pemilih tinggal menusuk atau mencoblos photo atau symbol calon pilihannya dan memasukkannya kedalam suatu kotak suara yang sudah disediakan oleh petugas. Selanjutnya team atau anggota panitia akan melakukan penghitungan suara. 2. Lever Machines Teknologi berikutnya (Technological advance) adalah Lever Machine yang dimulai diperkenalkan pada tahun 1892. Teknologi ini tidak terdapat dokumen suara. Pemilih memasukkan suara dalam suatu tempat dengan memilih daftar calon dan mengumpulkan masing-masing calon terpilih. Suara dicatat dan dihitung dengan Lever Machines 3. Punchcards Teknologi punchcard, pertama kali dipakai untuk menghitung suara dengan menggunakan komputer yang dimulai pada tahun 1964. Dalam sistem ini, suara dicatat dengan memilih lubang-lubang padu kartu atau kertas komputer dan selanjutnya komputer akan membaca kartu suara. Kartu suara adalah sebagai dokumen suara pemilih yang tercatat. Ada dua tipedari sistem punchcard yaitu kotak nomor dicetak pada kartu suara, dimana setiap kotak untuk pemilihan suara. Dan yang lainnya disebut Datavote yang mempunyai lubang-lubang pemilih yang menyatakan nama-nama kandidat atau memilih kandidatnya dengan cara melubangi kertas punchcard yang dicetak pada kartu suara. 4. Marksense Form Teknologi ini dinamakan optical scan yang dimulai digunakan pada tahun 1980. Pada sistem ini pemilih menggunakan bentuk kertas dan menulis pada kotak
10
atau bentuk oval berikut arah panah untuk mengarahkan calon pemilih. Jika suara sudah lengkap ditulis kemudian dibaca oleh komputer. Tulisan pemilih ditempatkan pada suatu tempat perhitungan dan selanjutnya akan dibaca melalui proses optical scanning dan langsung dihitung dengan bantuan mesin penghitung. Kira-kira 25 persen dari seluruh Negara telah menggunkan alat dengan cara seperti ini. Pada tahun 1992 telah meningkat dua kali lipat penggunaannya dan terus meningkat pemakainya 5. Electronic Voting Teknologi electronic voting dimulai pada tahun 1970 yang disebut teknologi pencatatan langsung secara elektronik atau lebih dikenal dengan istilah DRE (direct recording electronic). Cara memilih dengan sistem ini adalah dengan memilih kandidat yang sudah tercetak pada layar komputer. Pemilih hanya menekan tombol pada display atau pada alat atau piranti yang mirip. Contoh dari electronic voting adalah dengan menekan tombol suara pemilih langsung disimpan pada suatu piranti memori atau pada sirkit memori non volatile. Jika peralatan pemilihan menggunakan keyboard tulisan suara akan dicatat secara elektronik. Salah satu bentuk electronic voting electronic voting yang sedang dikembangkan adalah Internet Voting. 6. Remote Voting Remote voting adalah suatu tempat pemungutan suara yang letaknya berjauhan atau pada tempat yang berbeda, teknologi ini bias menggunakan kertas yang dikirim melalui surat suara atau kartu suara, atau menggunakan suatu perangkat dengan kata lain bagaimana dokumen suara bisa dikirim ke suatu tempat untuk dihitung ditempat yang lain, cara ini tidak ada bedanya dengan pemungutan suara melalui surat , jadi
11
remote voting adalah pemungutan suara dari tempat yang berbeda hanya saja cara atau media yang berbeda atau perangkat yang digunakan bisa berbeda-beda.
2.2
PHP
2.2.1 Pengertian PHP PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat.
2.2.2 Hubungan PHP dengan HTML Halaman web biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file berekstensi .html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program php, program
ini harus
diterjemahkan oleh web-server sehingga menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan. Program ini dapat berdiri sendiri ataupun disisipkan di antara kode-kode html sehingga dapat langsung ditampilkan bersama dengan kodekode html tersebut. Program php dapat ditambahkan dengan mengapit program tersebut di antara tanda . Tanda-tanda tersebut biasanya disebut tanda untuk escaping (kabur) dari kode html. File html yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensi-nya menjadi .php3 atau .php.
12
PHP
merupakan
bahasa
pemograman
web
yang bersifat
server-side
HTML=embedded scripting, di mana script-nya menyatu dengan HTML dan berada si server. Artinya adalah sintaks dan perintah-perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan HTML biasa. PHP dikenal sebgai bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active Server Pages) dan JSP (Java Server Pages). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdroft, seorang programmer C Semula PHP digunakannya untuk menghitung jumlah pengunjung di dalam webnya. Kemudian ia mengeluarkan Personal Home Page Tools versi 1.0 secara gratis. Versi ini pertama kali keluar pada tahun 1995. Isinya adalah sekumpulan script PERL yang dibuatnya untuk membuat halaman webnya menjadi dinamis. Kemudian pada tahun 1996 ia mengeluarkan PHP versi 2.0 yang kemampuannya telah dapat mengakses database dan dapat terintegrasi dengan HTML. Pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 6 Juni 1998 keluarlah PHP versi 3.0 yang dikeluarkan oleh Rasmus sendiri bersama kelompok pengembang softwarenya.. Versi terbaru, yaitu PHP 4.0 keluar pada tanggal 22 Mei 2000 merupakan versi yang lebih lengkap lagi dibandingkan dengan versi sebelumnya. Perubahan yang paling mendasar pada PHP 4.0 adalah terintegrasinya Zend Engine yang dibuat
oleh Zend Suraski dan Andi Gutmans yang merupakan
penyempurnaan dari PHP
scripting engine. Yang lainnya adalah build in HTTP
session, tidak lagi menggunakan library tambahan seperti pada PHP. Tujuan dari bahasa scripting ini adalah untuk membuat aplikasi-aplikasi yang dijalankan di atas
13
teknologi web. Dalam hal ini, aplikasi pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan web server.
2.2.3 Kelebihan PHP Ketika e-commerce semakin berkembang, situs-situs yang statispun semakin ditinggalkan, karena dianggap sudah tidak memenuhi keinginan pasar, padahal situs tersebut harus tetap dinamis. Pada saat ini bahasa PERL dan CGI sudah jauh ketinggalan jaman sehingga sebagian besar designer web banyak beralih ke bahasa server-side scripting yang lebih dinamis seperti PHP. Seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP. Namun kekuatan yang paling utama PHP adalah pada konektivitasnya dengan system database di dalam web. Sistem database yang dapat didukung oleh PHP adalah : 1. Oracle 2. MySQL 3. Sybase 4. PostgreSQL 5. dan lainnya
2.3 JavaScript 2.3.1 Sejarah JavaScript JavaScript pertama kali diperkenalkan oleh Netscape pada tahun 1995. Pada awalnya bahasa yang sekarang disebut JavaScript ini dulunya dinamai “LiveScript”” yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2 yang sangat populer pada saat itu. Kemudian sejalan dengan sedang giatnya kerjasama antara Netscape dan Sun (pengembang bahasa pemrograman “Java”) pada masa itu,
14
maka Netscape memberikan nama “JavaScript” kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember 1995. Pada saat yang bersamaan Microsoft sendiri mencoba untuk mengadaptasikan teknologi ini yang mereka sebut sebagai “Jscript” di browser milik mereka yaitu Internet Explorer 3. JavaScript sendiri merupakan modifikasi dari bahasa pemrograman C++ dengan pola penulisan yang lebih sederhana dari bahasa pemrograman C++.
2.3.2 Pengertian JavaScript JavaScript adalah bahasa pemrograman berbasis prototipe yang berjalan disisi klien. Jika kita berbicara dalam konteks web, sederhananya, kita dapat memahami JavaScript sebagai bahasa pemrograman yang berjalan khusus untuk di browser atau halaman web agar halaman web menjadi lebih hidup. Kalau dilihat dari suku katanya terdiri dari dua suku kata, yaitu Java dan Script. Java adalah Bahasa pemrograman berorientasi objek, sedangkan Script adalah serangkaian instruksi program. Secara fungsional, JavaScript digunakan untuk menyediakan akses script pada objek yang dibenamkan ( embedded ). Contoh sederhana dari penggunaan JavaScript adalah membuka halaman pop up, fungsi validasi pada form sebelum data dikirimkan ke server, merubah image kursor ketika melewati objek tertentu, dan lain lain.
2.3.3 Kelebihan JavaScript JavaScript bekerja pada sisi browser. maksudnya begini : untuk menampilkan halaman web, user menuliskan alamat web di address bar url. setelah itu, browser “mengambil” file html ( dengan file jJvaScript yang melekat padanya jika memang ada
15
) ke server yang beralamat di URL yang diketikan oleh user. Selesai file diambil, file ditampilkan pada browser. Nah, setelah file JavaScript berada pada browser, barulah script JavaScript tersebut bekerja. Efek dari Javascript yang bekerja pada sisi browser ini, Javascript dapat merespon perintah user dengan cepat, dan membuat halaman web menjadi lebih responsif. JavaScript melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh HTML, PHP, dan CSS : menangani hal – hal yang membutuhkan respons cepat terhadap aksi dari user. Contoh : fungsi validasi pada form. ketika anda mengisi sebuah form yang divalidasi menggunakan JavaScript, anda mengetikkan data lalu mengetik submit, sebelum data dikirimkan ke server, data akan “dicek” terlebih dahulu pada browser menggunakan fungsi JavaScript yang ada pada halaman web. sehingga, jika memang data yang anda isikan tidak valid, daripada membuang – buang waktu dengan mengirimkan data ke server baru di validasi di server dan lalu server mengirimkan respons balik mengenai ketidak validan input data anda, lebih baik cek validasi data form dilakukan secara lokal di browser menggunakan fungsi JavaScript.
2.4 CSS
Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian, bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XUL. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C).
16
CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk menentukan warna, jenis huruf, tata letak, dan berbagai aspek tampilan dokumen. CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi, memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan, dan mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada stuktur isi. CSS memungkinkan halaman yang sama untuk ditampilkan dengan cara yang berbeda untuk metode presentasi yang berbeda, seperti melalui layar, cetak, suara (sewaktu dibacakan oleh browser basis-suara atau pembaca layar), dan juga alat pembaca braille. Halaman HTML atau XML yang sama juga dapat ditampilkan secara berbeda, baik dari segi gaya tampilan atau skema warna dengan menggunakan CSS.
2.5 MySQL MySQL adalah perangkat lunak Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakannya, tapi tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat Closed Source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structure Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja Optimizernya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibanding database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query
17
yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lipat lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibanding Interbase.
2.6 Prototype Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.
18
2.6.1 Tahapan-tahapan Prototyping Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output) 3. Evaluasi protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2, dan 3. 4. Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai 5. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain 6. Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
19
7. Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
2.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Prototyping Keunggulan prototyping adalah: 1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem 5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. Kelemahan prototyping adalah : 1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama. 2. penegmbang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem . 3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
20
BAB III TINJAUAN UMUM ORGANISASI
3.1 Sejarah Purwakarta 3.1.1 Sebelum Masa Penjajahan Keberadaan Purwakarta tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC. Sekitar awal abad ke-17 Sultan Mataram mengirimkan pasukan tentara yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat. Salah satu tujuannya adalah untuk menundukkan Sultan Banten. Tetapi dalam perjalanannya bentrok dengan pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri. Setelah itu dikirimkan kembali ekspedisi kedua dari Pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur serta mengalami nasib yang sama pula. Untuk menghambat perluasan wilayah kekuasaan kompeni (VOC), Sultan Mataram mengutus Penembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta yang bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III untuk menduduki Rangkas Sumedang (Sebelah Timur Citarum). Selain itu juga mendirikan benteng pertahanan di Tanjungpura, Adiarsa, Parakansapi dan Kuta Tandingan. Setelah mendirikan benteng tersebut Adipati Kertabumi III kemudian kembali ke Galuh dan wafat. Nama Rangkas Sumedang itu sendiri berubah menjadi Karawang karena kondisi daerahnya berawa-rawa (Sunda: “Karawaan”). Sultan Agung Mataram kemudian mengangkat putera Adipati Kertabumi III, yakni Adipati Kertabumi IV menjadi Dalem (Bupati) di Karawang, pada Tahun 1656. Adipati Kertabumi IV ini juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dengan ibu kota di Udug-udug.
21
Pada masa pemerintahan R. Anom Wirasuta putera Panembahan Singaperbangsa yang bergelar R.A.A. Panatayuda I antara Tahun 1679 dan 1721 ibu kota Karawang dari Udug-udug pindah ke Karawang, dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah antara Cihoe (Cibarusah) dan Cipunagara. Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 sebagai akibat dari peralihan penguasaan Hindia-Belanda dari Pemerintahan Belanda kepada Pemerintahan Inggris.
3.1.2 Masa Penjajahan Antara tahun 1819-1826 Pemerintahan Belanda melepaskan diri dari Pemerintahan Inggris yang ditandai dengan upaya pengembalian kewenangan dari para Bupati kepada Gubernur Jendral Van der Capellen. Dengan demikian Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820, meliputi wilayah tanah yang terletak di sebelah Timur kali Citarum/Cibeet dan sebelah Barat kali Cipunagara. Dalam hal ini kecuali Onder Distrik Gandasoli, sekarang Kecamatan Plered pada waktu itu termasuk Kabupaten Bandung. Sebagai Bupati I Kabupaten Karawang yang dihidupkan kembali diangkat R.A.A. Surianata dari Bogor dengan gelar Dalem Santri yang kemudian memilih ibu kota Kabupaten di Wanayasa. Pada masa pemerintahan Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Sholawat, pada tahun 1830 ibu kota dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih, yang kemudian diberi nama “PURWAKARTA” yang artinya Purwa: permulaan, karta: ramai/hidup. Diresmikan berdasarkan besluit (surat keputusan) pemerintah kolonial (Gubernur Jendral Hindia Belanda) tanggal 20 Juli 1831 nomor 2. Akan tetapi, nama Sindangkasih tetap digunakan, yaitu sebagai nama distrik di wilayah ibukota kabupaten (sekarang menjadi nama kelurahan). Keputusan tentang pemberian nama Purwakarta untuk ibukota baru Kabupaten Karawang itu diumumkan
22
dalam surat kabar pemerintah, Javasche Courant nomor 97 yang terbit Selasa tanggal 16 Agustus 1831 sebagai berikut: Door den Gouverneur General in Rade, is bepaald dat de hoofdplaats de Assistant-residentie Krawang, voortan den naam Poerwakarta• (Gubernur Jenderal telah menetapkan, bahwa sejak waktu itu ibu kota Afdeling/Kabupaten Karawang bernama Purwakarta•). Surat keputusan tersebut adalah sumber akurat dan primer serta mengandung makna yuridis formal. Oleh karena itu, tanggal 20 Juli 1831 merupakan fakta sejarah tentang berdirinya kota/tempat bernama Purwakarta. Momentum inilah yang kemudian menjadi dasar dari Hari Jadi Purwakarta yang diperingati tiap tahun. Mengapa ibukota baru itu diberi nama Purwakarta? Mengenai asal-usul dan arti nama Purwakarta pun terdapat beberapa versi. Versi umum menyatakan nama itu berasal dari kata purwa dan karta dalam bahasa Sansakerta. Purwa berarti yang pertama, karta berarti aman tentram dan tertib atau ramai. Akan tetapi penjelasan mengenai arti kedua kata itu berbeda antara satu versi dengan versi lain. Ada versi yang menghubungkan arti Purwakarta dengan perang Cina Makao. Versi lain menghubungkan kata itu dengan nama Purbasari, salah seorang penasehat/kepercayaan Bupati R.A. Suriawinata yang besar peranannya dalam mencari tempat untuk ibukota baru Kabupaten Karawang. Menurut versi itu, kata purwa berasal dari kata purba, nama bagian depan dari Purbasari. Versi mana yang paling mendekati kebenaran, memerlukan penelitian secara khusus. Sejak itu dimulailah pembangunan terutama dibidang fisik infrastruktur, antara lain dengan pengurugan rawa-rawa untuk pembuatan Situ Buleud, Pembuatan Gedung Keresidenan, Pendopo, Mesjid Agung, Tangsi Tentara di Ceplak, termasuk membuat Solokan Gede, Sawah Lega dan Situ Kamojing. Pembangunan terus berlanjut sampai pemerintahan Bupati berikutnya.
23
3.1.3 Pasca Kemerdekaan Kabupaten Karawang dengan ibu kotanya di Purwakarta berjalan sampai dengan tahun 1949. Pada tanggal 29 Januari 1949 dengan Surat Keputusan Wali Negeri Pasundan Nomor 12, Kabuapten Karawang dipecah dua yakni Karawang Bagian Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Subang dan Karawang Bagian Barat menjadi Kabupaten Karawang. Berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 1950, tentang pembentukan daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat, selanjutnya diatur penetapan Kabupaten Purwakarta, dengan ibu kota Purwakarta, yang meliputi Kewedanaan Subang, Sagalaherang, Pamanukan, Ciasem dan Purwakarta. Pada tahun 1968, berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang SK Wali Negeri Pasundan dirubah dan ditetapkan Pembentukan Kabupaten Purwakarta dengan Wilayah Kewedanaan Purwakarta di tambah dengan masing-masing dua desa dari Kabupaten Karawang dan Cianjur. Sehingga pada tahun 1968 Kabuapten Purwakarta hanya memiliki 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Purwakarta, Plered, Wanayasa dan Campaka dengan jumlah desa sebanyak 70 desa. Untuk selanjutnya dilaksanakan penataan wilayah desa, kelurahan, pembentukan kemantren dan peningkatan status kemantren menjadi kecamatan yang mandiri. Maka saat itu Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah: 183 desa, 9 kelurahan, 8 kamantren dan 11 kecamatan. Berdasarkan perkembangan Kabupaten Purwakarta, pada tahun 1989 telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 821.26-672 tanggal 29 Agustus 1989 tentang lahirnya lembaga baru yang bernama Wilayah Kerja Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Purwakarta yang meliputi Wilayah Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Campaka, Perwakilan Kecamatan Cibungur yang pusat
24
kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Purwakarta. Sedangkan wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Plered meliputi wilayah Kecamatan Plered, Kecamatan Darangdan, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Maniis, Kecamatan Sukatani yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Plered. Wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Wanayasa yang meliputi Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Bojong, Perwakilan Kecamatan Kiarapedes, Perwakilan Kecamatan Margasari, dan Perwakilan Kecamatan Parakansalam yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Wanayasa berada di Wanayasa yang telah diresmikan pada tangga 31 Januari 1990 oleh Wakil Gubernur Jawa Barat. Setelah diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001. Serta melalui Peraturan Daerah No. 22 tahun 2001, telah terjadi restrukturisasi organisasi pemerintahan di Kabupaten Purwakarta. Jumlah Dinas menjadi 18 Dinas, 3 Badan dan 3 Kantor serta Kecamatan berjumlah 17 buah, Kelurahan 9 buah dan desa 183 buah.
3.2 Arti Lambang
Gambar 3.1 Lambang Kab. Purwakarta
Keterangan : 1. Lambang berbentuk segi lima, sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila yang merupakan tameng Bangsa Indonesia.
25
2. Pelat merah bertuliskan “Wibawa Karta Raharja”, merupakan semboyan/motto Kabupaten Purwakarta. “Wibawa” berarti berwibawa atau penuh kehormatan, “Karta” berarti ramai atau hidup, dan “Raharja’ berarti keadaan sejahtera atau makmur. Sehingga Wibawa Karta Raharja dapat diartikan sebagai daerah yang terhormat/berwibawa, ramai/hidup, serta makmur atau sejahtera. Keterangan Warna: 1. Segi berwarna hitam berpelat merah Dimaksudkan bendungan serba-guna Jatiluhur, yang merupakan kebanggaan dan kemakmuran rakyat. 2. Lengkung berwarna hijau gelombang putih dan biru Dimaksudkan Situ Buleud 3. Rumah berwarna merah dan kuning Menggambarkan Gedung Kresidenan yang bersejarah, keagungan daerah Purwakarta, atapnya berbentuk gunung Tangkuban Perahu, dihubungkan dengan legenda rakyat, mengenai bendungan sungai, cerita Sangkuriang.
4. Padi dan kapas Merupakan lambang kemakmuran yang tidak bisa terpisahkan, sesuai pula dengan penghidupan rakyat Kabupaten Purwakarta yang sebagian besar hidup dari pertanian. 3.4 Visi & Misi
A. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2005 – 2025.
26
Berdasarkan
kondisi
masyarakat
Kabupaten
Purwakarta
saat
ini,
permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat guna mencapai terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan mandiri, maka segenap pemangku kepentingan dan pemerintah daerah dalam pencapaian Super Goal Sejahtera dan Mandiri, telah menetapkan Visi Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Purwakarta Tahun 2005-2025 yaitu: “Purwakarta Cerdas, Sehat, Produktif dan Berakhlakul Karimah” Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Panjang tersebut maka disusun 3 Misi Pembangunan Purwakarta Tahun 2005 – 2025, yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat Purwakarta pada aspek pendidikan, kesehatan, agama, daya beli, ketersediaan infrastruktur, lingkungan hidup, ketertiban dan keamanan. 2. Meningkatkan
kemandirian
Purwakarta
pada
aspek
prioritas
pemanfaatan sumber daya lokal, peningkatkan peran masyarakat dan tanggung jawab serta kepedulian sosial. 3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Purwakarta pada aspek profesionalitas, akuntabilitas dan demokrasi. B. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 – 2013
Visi:
Purwakarta Berkarakter
27
Misi:
1. Mengembangkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal, yang berorientasi pada keunggulan pendidikan, kesehatan, pertanian, industri, perdagangan dan jasa. 2. Mengembangkan infrastruktur wilayah yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan berorientasi pada semangat perubahan kompetisi global. 3.
Meningkatkan keutuhan lingkungan baik hulu maupun hilir, fisik maupun sosial.
4. Mengembangkan struktur pemerintahan yang efektif, yang berorientasi kepada kepuasan pelayanan publik, mengembangkan potensi kewirausahaan birokrasi yang berorientasi kemakmuran rakyat. C. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan a. Sembilan Langkah Menuju Purwakarta Digjaya (Program Pembangunan Purwakarta 2008 – 2013) 1. Pendidikan Gratis Sampai Tingkat SLTA bagi Masyarakat Miskin. 2. Pembebasan
Biaya
Pembelian
Buku
Sekolah
dan
Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Baca Tulis Al Quran Bagi Siswa TK, SD, SLTP dan SLTA yang Beragama Islam. 3. Pelayanan KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Gratis Bagi Seluruh Masyarakat dengan Sistem Pelayanan di Tingkat Desa dan Kelurahan. 4. Pembangunan Puskesmas Rawat Inap di Seluruh Kecamatan. 5. Peningkatan Kesejahteraan Guru dan Pegawai Melalui Insentif Kehadiran, serta Peningkatan Kesejahteraan Kepala Desa, Aparatur Desa,
28
Bamusdes, LPM, Linmas Hansip, Kadus, RW, RT, DKM, dan Guru Ngaji Melalui Otonomi Desa dan Kelurahan. 6. Pengembangan dan Pelebaran Jalan Hotmix serta Listrik sampai Pelosok Perdesaan, Membuat/Mengoptimalkan Jalur Tembus Cikao BandungBabakancikao, Kiarapedes-Cibatu, Pasawahan-Cibatu, PasawahanPondoksalam,
Pasawahan-Purwakarta,
Wanayasa-Pondoksalam,
Pondoksalam-Bojong,
Bojong-Darangdan,
Campaka-Cibatu-
Bungursari, Membuka Pintu Tol Sawit, serta Pelebaran Jalan SawitWanayasa. 7. Pengembangan Air Bersih dan Irigasi Perdesaan Secara Menyeluruh dan Mengoptimalkan Sungai Ciherang untuk Irigasi Perairan PondoksalamPasawahan, Sungai Cikao untuk Irigasi Perairan Bojong-DarangdanJatiluhur, dan Sungai Cimunjul untuk Irigasi Perairan PurwakartaBabakancikao. Pengembangan Irigasi Cilamaya untuk Pertanian Kiarapedes-Wanayasa-Cibatu-Campaka-Bungursari,
serta
Mengoptimalkan Fungsi Bendungan Cirata dan Jatiluhur untuk Pertanian Masyarakat Maniis, Plered, Tegalwaru, Sukatani, Sukasari, dan Jatiluhur dengan Pola Integrasi Kehutanan, Pengairan, Perikanan, Pertanian, Peternakan dan Pariwisata. 8.
Pengembangan Kawasan Terpadu Kecamatan Bungursari, Pengembangan Tata Kota dan Tata Bangunan yang Beridentitas Purwakarta, Renovasi Bangunan Tua, Pengembangan Halaman Stasion, Penyempurnaan Situ Buleud, Penataan Alun-Alun, Integrasi Bangunan Pemerintah, serta
29
Pemberian Perlindungan yang Menyeluruh terhadap Keberadaan dan Kualitas Pedagang serta Pasar Tradisional. 9. Pengembangan Investasi dengan Menyiapkan Tanah untuk Industri dengan Sistem Sewa yang Disiapkan oleh Pemerintah Daerah.
b. Tujuh Belas Prinsip Kahuripan Purwakarta
Pemikiran dan Penetapan Visi, Misi Strategi Dasar Pembangunan Purwakarta Tahun 2008-2013, didasarkan atas landasan filosofis yang kemudian disebut dengan istilah Tujuh Belas Prinsip Kahuripan Purwakarta 6. Di bidang pendidikan, perlu dilakukannya penguatan nilai-nilai lokal (kearifan lokal, local value), baik yang bersifat geografis, teritorial maupun yang bersifat capacity intelectual. Hal ini sebagai bagian dari upaya optimalisasi potensi domestik, baik yang bersifat kultur, regional, lokal maupun menciptakan keunggulan personal, yang memiliki kearifan intelektual, emosional dan spiritual. Hal ini dalam perspektif falsafah Islam dinamakan al-Insan al-Kamil atau dalam theologi kesundaan dikenal dengan istilah congo nyurup kana puhu, ka luhur sirungan ka handap akaran. 7.
Integrasi pendidikan tingkat dasar dan tingkat pertama harus segera dilakukan dalam mendekatkan watak kecerdasan dengan orientasi pada efisiensi pengelolaan biaya pendidikan, tanpa mengabaikan kualitas output pendidikan yang dihasilkan. Hal ini sejalan dan sejalin dengan prinsip: cageur, bageur, bener, pinter, jeung singer.
8.
Integrasi pendidikan kejuruan dan industri dengan membangun simbiosismutualisme,
antara
dunia
pendidikan
dengan
dunia
industri,
dengan
30
meningkatkan profesionalisme pendidikan (pendidikan berbasis keahlian), mengurangi beban mata pelajaran yang tidak memiliki relevansi dengan kebutuhan yang dihadapi. Prinsip dasar yang terwujud dari sistem ini, lahir anak didik nu weruh ka semuna apal ka basana, rancingas rasana, rancage hatena. 9.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan mempertimbangkan beban kebutuhan masyarakat, khususnya pendidikan tingkat dasar dan pendidikan lanjutan tingkat pertama, perlu diupayakan langkah-langkah untuk tidak mengganti buku pelajaran setiap tahun, dan dibudayakan Gerakan Wakaf Buku. Orientasi dari konsepsi ini adalah terbentuknya karakter anak didik nu bisa ngajaga panon ku awasna, ngajaga ceuli ku dengena, ngajaga letah ku ucapna, ngajaga hate ku ikhlasna.
10. Membangun sinergitas akademisi dan birokrasi, dalam menyusun kerangka dasar pembangunan Kabupaten Purwakarta, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan
evaluasi
pembangunan,
agar
kualitas
dan
kuantitas
pembangunan dapat terukur, terencana dan terarah, yang pada akhirnya dapat dicapai kondisi subur di lembur, bagja di kota. 11. Di bidang ekonomi, optimalisasi potensi ekonomi kerakyatan perlu ditingkatkan, yaitu melalui ketauladanan untuk mencintai berbagai produk rakyat, baik yang sudah tersentuh oleh pemerintah maupun yang belum tersentuh oleh pemerintah, sebagai potensi unggulan daerah. 12. Perlu
ditingkatkannya
perlindungan
baik hulu maupun hilir, dengan
terhadap
menegakkan
keutuhan
berbagai
lingkungan
peraturan
ataupun
membuat peraturan baru, untuk melindungi berbagai areal yang menjadi kebutuhan publik secara luas. Seperti: perlindungan hutan, perlindungan sumber
31
mata air, perlindungan areal persawahan, dan perlindungan daerah aliran sungai. Hal ini sebagai bagian dalam menjaga ketahanan ekonomi masyarakat dan ketahanan kesehatan masyarakat serta kehidupan sosial lainnya yang merupakan upaya
penciptaan
simbiosis
mutualisme
antara
manusia
dan
alam
lingkungannya. Dengan prinsip filosofi : Heug urang teundeun di handeuleum sieum, geusan sampeureun.Cag urang tunda di hanjuang siang, geusan alaeun. 13. Penguatan basis pertanian organik, dengan mewujudkan integrasi potensi pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan pariwisata yang disebut gerakan balik ka lembur, serta membangun kekuatan lumbung pedesaan melalui penguatan jaringan ketahanan pangan desa, sebagai bagian dari menjaga ketahanan pangan masyarakat. Dengan prinsip mewujudkan tatanan ekonomi rakyat, bru di juru, bro di panto, ngalayah di tengah imah, rea ketan, rea keton, buncir leuit, loba duit. Di hareup undeureun, di tukang alaeun, di pipir petikeun, di kolong aya si jambrong, na parango aya si jago. 14. Membangun kekuatan teknologi tepat guna, dengan mengembangkan sumber energi alam. Seperti: air, matahari, angin, sampah dan limbah ternak. Sehingga kebutuhan energi masyarakat dapat terlayani dengan biaya murah berdasarkan potensi yang dimiliki oleh alam dan lingkungannya. Hal tersebut guna menghindarkan kita dari situasi : kawung mabur carulukna, samak leungiteun pandana, ciamis tinggal paitna, ciherang tinggal kiruhna, resi leungiteun ajina, pandita ilang komara, kaduruk hawa napsuna,bangkong di kongkorong kujang, ka cai mawa cameti. 15. Mengembangkan jaringan jalan, arsitektur rumah, penataan perkantoran serta sarana dan prasarana lainnya yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan
32
berorientasi pada semangat perubahan dan kompetisi global. Sehingga tidak kehilangan jatidiri dan orientasi masa depan sebagai masyarakat yang beradab,Karaton manjing dangiang, Galudra ajeg wiwaha, Jatayu tinemu semu, Sagara bareng jeung seah. 16.
Mengembangkan struktur pemerintahan yang efektif, yang berorientasi kepada kepuasan pelayanan publik dan mengembangkan potensi kewirausahaan birokrasi yang berorientasi kemakmuran rakyat. Sehingga, terbangun tatanan birokrasi landung kandungan, laer aisan, leuleus jeujeur liat tali, hade congcot, gede bacot, someah hade ka semah.
17. Membangun kekuatan hukum yang memberikan perlindungan menyeluruh terhadap masyarakat dan lingkungannya yang berorientasi pada produk hukum yang cerdas terhadap perubahan dan berkembang sesuai dengan nalar dan lingkungan masyarakat dan alamnya, dengan filosofi : ciri sa bumi, cara sa desa, jawadah tutung biritna, lain tepak, sejen igel. 18. Di bidang investasi, perlu dibukanya areal zona industri maupun kawasan industri yang dikuasai oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari kemudahan investor, dan simbiosis investasi antara negara dengan pelaku usaha. Rancang bangun ini merupakan bagian dalam membangun hubungan perubahan sosialismekapitalisme, atau disebut dengan istilah bumi manjing ka langitna, ti langit seah hujana, lembur subur, kota bagja, masjid jeung diri ngahiji, harta geus ngawujud harti, hukum geus ngawujud adil, nyanding pamingpin ka rakyat, pandita ajeg wiwaha, ucap jeung langkah sarua, pitutur ngawangun subur, ayat ngawujud ka Adab.
33
19.
Di bidang transportasi darat dan air, perlu dioptimalkannya berbagai sarana transportasi darat dan air yang mendekatkan hubungan antar daerah. Hal tersebut didasarkan atas Filosofi Sunda : nu jauh urang deukeutkeun, geus deukeut urang layeutkeun, geus layeut urang paheutkeun, geus paheut urang silih wangikeun, dengan tujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan rakyat yang disertai dengan perlindungan hukum terhadap aset masyarakat. Pola hubungan yang dibangun dalam konteks pembangunan sarana transportasi darat adalah pola simbiosis antar pemerintah, masyarakat dan dunia usaha sejak pembangunan sampai pemeliharaan. Dengan prinsip sareundeuk sa igel, sa bobot sa pihanean, ka cai jadi sa leuwi, ka darat jadi sa logak.
20. Perlu dibangunnya sarana pelayanan pengobatan masyarakat berupa puskesmas yang memadai di seluruh kecamatan, untuk mendekatkan fungsi pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Pola hubungan yang dibangun adalah pola kemitraan yang terstruktur berdasarkan kualitas ekonomi rakyat untuk membangun dan mengintegrasikan hubungan timbal balik (feed-back) antara ekonomi atas, menengah dan bawah. Prinsip dasar dalam menjaga kesehatan masyarakat yaitu pait getih pahang tulang, jauh tinu balai, parek kana rejeki, ginulur karahayuan, ginanjar kawilujengan. 21. Mengembalikan kewibawaan Danau Cirata dan Jatiluhur sebagai sumber kehidupan masyarakat, menjaga kualitas airnya, menjaga kualitas lingkungannya, agar Danau Cirata dan Jatiluhur terjaga dari berbagai bentuk ambisi kepentingan ekonomi, yang pada akhirnya dapat menghancurkan sistem nilai hayati dan nabati yang dimiliki oleh Danau Cirata dan Jatiluhur. Karena pada hakikatnya, Danau Cirata dan Jatiluhur merupakan cermin watak peradaban masyarakat
34
Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya, keanggunan gunung, kejernihan
air
harus
senantiasa
terpelihara
sepanjang
masa.
Dengan
prinsip caina herang, laukna beunang, listrikna caang, sawahna ngemplang, nu ulin senang. 22. Dalam mewujudkan otonomi desa, sudah saatnya desa menjadi sentral pembangunan. Hal ini dilakukan melalui penguatan otonomi kultural dan struktural masyarakat perdesaan, serta desentralisasi pembangunan desa dan desentralisasi pengelolaan anggaran perimbangan desa, yang mencerminkan semangat keadilan, atau gemah ripah, repeh rapih, sugih mukti lemah cai, wibawa karta raharja.
35
3.5 Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA
BUPATI / WAKIL
DPR D
SEKDA
SEKERTARI S DPRD
ASSDA BID. TATA PRAJA
INSTANS I VERTIK AL
DINAS DAERA H
BADAN
ASSDA BID. AD. PEMB
ASSDA BID. UMUM
KANTOR
UPD
UPTD
KECAMATAN
KELURAHAN
DESA
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Purwakarta
36
STRUKTUR ORGANISASI SEKERTARIAT DAERAH PURWAKARTA
SEKERTARIAT DAERAH
ASS.BID. PEMERINTAHAN
ASS.BID. PEMBANGUNAN
ASS.ADM. UMUM
BAG. PEM.UM
BAG. PEMBANGUNAN
PENATAUSAHAAN KEUANGAN
BAG.PEM.DES
BAGIAN EKONOMI
BAGIAN HUMAS & PROTOKOL
BAGIAN HUKUM
BAGIAN KESRA
BAGIAN ORTALA
BAGIAN KAHARTI
BAGIAN UMUM
SUB BAGIAN TU & PERSANDIAN
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Purwakarta
37
Struktur Organisasi KaharTI
KEPALA BAGIAN KERJASAMA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
KASUBAG
KASUBAG
KASUBAG
INFRASTUKTUR
KERJASAMA DAN
PENGEMBANGAN
INFORMASI
HUBUNGAN ANTAR
TEKNOLOGI
LEMBAGA
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Kerjasama, Hubungan Antar Lembaga dan Pengembangan Teknologi
]
38
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. (Yogianto, 1995) Tahap analisis ini merupakan tahap untuk menganalisis data dengan mengklasifikasikan data yang telah di dapat dari tahap sebelumnya.
4.1.1 Analisis Pengguna Aplikasi E-voting ini atur oleh admin dan untuk user, disini hanya bisa mengakses saat pemilihan. Ketika user masuk ke bidik suara, user langsung dapat memilih calon kandidat, tanpa harus melakukan lagi apapun, karena pada saat user datang ke tempat pemungutan suara, ID user langsung di verifikasi. Sedangkan fitur yang bisa di akses oleh admin, yaitu : 1. Set waktu 2. Verifikasi ID 3. Atur pemilih 4. Atur kandidat 5.
Berita acara, admin mengisi berita acara untuk laporan jalannya pemilihan umum.
39
4.2 Perancangan Sistem 4.2.1 Flowchart Flowchart adalah serangkaian bagan-bagan yang menggambarkan alir program. Flowchart atau diagram alir memiliki bagan-bagan yang melambangkan fungsi tertentu. Flowchart selalu diawali dan diakhiri oleh bagan terminator. Aliran selalu dari atas ke bawah, satu demi satu langkah. Tidak ada proses yang dikerjakan bersamaan, semua dikerjakan satu persatu. start
login F cek
T
mengelola
waktu
kandidat
Verivika si ID
pemilih
Berita acara
logout
end
Gambar 4.1 Flowchart sisi Admin
Awal dari aplikasi ini admin melakukan login. Jika login berhasil maka admin dapat mengatur waktu, mengedit calon kandidat dan pemilih.
40
start
verifikasi F
T
cek
Memilih
end Gambar 4,2 Flowchart sisi user
Dalam sistem ini, pemilih dapat memilih calon kandidat setelah melakukan verifikasi Id. pemilih hanya bisa memilih satu kali untuk satu Id.
4.2.2 Context Diagram Context Diagram merupakan sebuah gambaran umum proses yang terjadi pada system informasi tersebut. Adapun proses-proses yang terjadi secara detail akan dijelaskan pada data flow diagram dibawah. Hasil voting
Admin
Data kandidat
Data calon
Aplikasi Sistem E-voting
Data Pemilh
Gambar 4.3 Context Diagram
memilih
Pemilih
41
4.2.3 DFD Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (Jogiyanto, HM, 2005 :700).
4.2.3.1 DFD level 0 valid
Admin
Invalid
1. Login
Data admin
2. Set waktu
Data waktu
3. Edit kandidat
Data kandidat
4. Edit pemilih
Data pemilih
5. Berita acara
Pemilih
Cek ktp
6. Verifikasi Id voting
7. proses memilih
Gambar 4.4 DFD level 0
Akumulasi voting
42
Gambaran sistem pada DFD ini adalah pemrosesan pemungutan suara berbasis komputer. Proses melingkupi admin, daftar pemilih dan kandidat, sistem dapat berjalan setelah admin melakukan login, admin dapat mengedit daftar pemilih dan calon kandidat pada database. Pengaturan waktu diatur pada saat pemilihan berlangsung karena untuk mencegah adanya penyalahgunaan data.
4.2.3.2 DFD level 1 Data flow diagram (DFD) level 1 ini merupakan sebuah penjabaran dari proses - proses dalam DFD level 0 yang telah dijelaskan sebelumnya. ini dimaksudkan untuk lebih menjelaskan secara rinci apa – apa saja yang dilakukan didalam proses – proses tersebut.
Gambar 4.5 DFD level 1 Proses 1
admin
2.1 Set waktu
Data waktu
Gambar 4.6 DFD level 1 Proses 2
Data Waktu
43
3.1 Tambah kandidat
admin
3.2 Edit kandidat
Data kandidat
3.3 Hapus Kandidat Gambar 4.7 DFD level 1 Proses 3
4.1 Tambah pemilih
admin
4.2 Edit pemilih
4.3 Hapus pemilih Gambar 4.8 DFD level 1 Proses 4
Data pemilih
44
5.1 Cetak dok. C
5.2 Cetak dok. C1
5.3 Cetak dok. C2
admin
5.4 Cetak dok. C3
5.5 Cetak dok. C4
Gambar 4.9 DFD level 1 Proses 5
Data pemilih NIK pemilih
Admin
Input NIK
6.1 Verifikasi Id
Memberikan Ktp
Pemilih
Gambar 4.10 DFD level 1 Proses 6
Pemilih
voting
7.1 Proses memilih
Akumulasi voting
Gambar 4.11 DFD level 1 Proses 7
Data kandidat
45
4.2.4 ERD Setelah merancang DFD, akan dilanjutkan dengan perancangan E-RD (Entitas Relationship Diagram). ERD merupakan metode untuk merancang database secara sistematis yang berisi komponen-komponen. Himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut.
Gambar 4.12 ERD
ERD yang dirancang terdiri dari entitas admin dan data pemilu. Dimana entitas admin memiliki attribut username dan password. Entitas data pemilu memiliki attribute waktu, kanditat dan pemilih.
46
4.2.5 Struktur Tabel Struktur tabel merupakan kumpulan tabel yang menyusun basis data, tabel tersusun atas sejumlah record dan sebuah record mengandung sejumlah field, sebuah field disimpan dalam bentuk kumpulan bit. Struktur tabel dari aplikasi ini adalah : 1.
Tabel admin Tabel 4.1 Struktur Tabel Admin No
a. id_admin
Nama Field
Tipe Data
Panjang
1
id_admin
Varchar
50
2
pass_admin
Varchar
50
3
no_urut
int
50
4
nik
int
20
5
id_time
int
10
: berfungsi untuk menyimpan username admin.
b. pass_admin : berfungsi untuk menyimpan password admin. 2.
Tabel kandidat Tabel 4.2 Struktur Tabel Kandidat No
Nama Field
Tipe Data
Panjang
int
50
1
no_urut
2
nama
Varchar
50
3
foto
Varchar
50
4
hasil
int
5
a. no_urut
: berfungsi untuk menyimpan nomor urut kandidat pemilu.
b. nama
: berfungsi untuk menyimpan nama kandidat pemilu.
c. foto
: berfungsi untuk menyimpan foto kandidat pemilu.
47
d. hasil
: berfungsi untuk menyimpan banyak suara yang memilih kandidat.
3.
Tabel pemilih Tabel 4.3 Struktur Tabel Pemilih No
4.
Nama Field
Tipe Data
Panjang
2
nik
int
20
3
status
int
3
4
bilik
int
3
a. nik
: berfungsi untuk menyimpan NIK pemilih.
b. status
: berfungsi untuk menyimpan status memilih pemilih.
e. bilik
: berfungsi untuk menyimpan bilik untuk pemilih memilih.
Tabel Waktu Tabel 4.4 Struktur Tabel Waktu No
Nama Field
Tipe Data
Panjang
int
10
1
id_time
2
start_time
Varchar
50
3
end_time
Varchar
50
a. id_time
: berfungsi untuk menyimpan id waktu pemilu.
b. start_time
: berfungsi untuk menyimpan waktu mulai pemilu.
c. end_time
: berfungsi untuk menyimpan waktu berakhir pemilu
48
4.2.6 Relasi Antar Tabel Keistimewaan utama basis data relasional dibandingkan model basis data lainnya adalah kemudahan dalam membangun hubungan antar tabel dalam bentuk yang masuk akal atau dapat dimengerti. Relasi antar tabel dapat kita turunkan langsung ataupun tidak langsung dari ER-Diagram yang telah dibahas sebelumnya. Entitas yang ada pada ER-Diagram biasanya merupakan kandidat dari suatu tabel pada basis data relasional. Relasi antar tabel biasanya dapat di identifikasi dari relationship antar entitas pada ER-Diagram.
Tabel Admin
Tabel Waktu PK
id_time start_time end_time
PK
id_admin
FK1 FK2 FK3
pass_admin no_urut nik id_time
Tabel Kandidat PK
no_urut nama foto hasil
Gambar 4.13 relasi antar tabel
Tabel Pemilih PK
nik status bilik
49
4.3 Perancangan Antarmuka dalam membuat aplikasi dibutuhkan suatu rancangan antarmuka. Peerancangan antarmuka ini di buat untuk user dan untuk admin 4.3.1 Antarmuka Memulai Aplikasi untuk User User hanya dapat mengakses satu interface, ID User akan di verifikasi, dan akan dapat memilih apabila ID yang dimiliki sama dengan ID yang sudah terdaftar di database aplikasi.
Gambar 4.14 Interface User
50
4.3.2 Antarmuka Memulai Aplikasi untuk Admin untuk dapat mengakses, admin harus login dengan memasukan username dan password yang telah ditentukan
Gambar 4.15 Interface Login
4.3.3 Antarmuka Menu Utama Disini ada 5 menu yang dapat diakses oleh admin, set waktu, verifikasi ID, atur pemilih , atur kandidat, dan berita acara
. Gambar 4.16 interface Menu Utama
51
4.3.4 Antarmuka Set Waktu Admin menentukan waktu berjalan nya pemilihan. Aplikasi ini hanya bisa digunakan pada hari itu juga, dan tidak bisa diperpanjang.
Gambar 4.17 Interface Set Waktu
4.3.5 Antarmuka ID Pemilih Admin mencocokan ID pemilih, dengan ID yang telah terdaftar di database.
Gambar 4.18 Interface ID Pemilih
52
4.3.6 Antarmuka Atur Kandidat Daftar pemilih yang telah diinputkan di database, dan ID nya akah di verifikasi pada saat pemilihan.
Gambar 4.19 Interface Atur Kandidat
53
BAB V IMPLEMENTASI
5.1 Implementasi Sistem Ada beberapa tahapan implementasi sistem yang harus dilakukan untuk dapat mengimplementasikan aplikasi E-voting untuk Pemilihan Lurah ini. Adapun tahapan implementasi sistem tersebut diantaranya sebagai berikut: a. Persiapan Sistem Persiapan sistem adalah tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakaukan konversi sistem. Hal-hal yang harus dipersipakan di tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Persiapan Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi Task Monitoring ini adalah sebgai berikut: a) Notepad ++ untuk menulis dan mengedit bahasa pemrograman PHP, Javascript, dan CSS. b) MySQL untuk implementasi basis data menggunakan perangkat lunak XAMPP versi 1.7.3. c) Pembuatan aplikasi ini dapat berjalan pada semua sistem operasi Windows, baik Windows XP Profesional Version 2002 Service Pack 2 dan semua sistem operasi berbasis windows.
54
2) Persiapan Perangkat Keras (Hardware) Kebutuhan perangkat keras yang diperlukan untuk implementasi aplikasi Task Monitoring adalah sebagai berikut: a) Perangkat keras untuk server - Processor Core 2 Duo. - Hardisk 80 GB. - Monitor LCD 17’. - Keyboard 103 key dan mouse PS 2 atau mouse USB. - Stabilizer.
b) Perangkat keras untuk client - Processor Pentium 4 3.06 GHz, Memori 256 MB. - Hardisk 80 GB. - Monitor CRT 15’. - Keyboard 103 key dan mouse PS 2 atau mouse USB. - Stabilizer.
b. Konversi Sistem Tahap konversi sistem dilakukan setelah kode program selesai dibuat, dan sarana pendukung telah dipersiapkan dengan baik, yaitu dengan merekam data-data yang diperlukan pada file baru, sehingga sistem yang baru siap untuk dioperasikan.
55
c. Pelatihan Tahapan selanjutnya adalah memberikan pelatihan kepada pengguna yang akan terlibat dengan sistem yang bersangkutan dengan memberikan petunjukpetunjuk bagaimana sistem tersebut di operasikan, sehingga nantinya pengguna dapat mengoperasikan sistem yang baru sesuai dengan yang diharapkan.
d. Pengujian Sistem Tahap pengujian sistem merupakan tahap dilakukannya pengujian terhadap sistem yang baru, untuk meyakinkan bahwa sistem mampu bekerja secara optimal, tahap ini dilakukan setelah semua fasilitas tersedia yaitu Hardware, Software, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang telah diberikan pelatihan. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa komponen-komponen
sistem telah
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian sistem ini untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem dan pengujian pada program secara keseluruhan. Pengetesan program yang telah disatukan sangat perlu, hal ini untuk mengetahui apakah program dapat menerima input, memproses dan memberikan keluaran sesuai yang diharapkan.
56
5.1.1 Proses Instalilasi Untuk menjalanakan aplikasi ini, maka kita harus memasang aplikasi XAMPP sebagai aplikasi pendukung sistem informasi ini. a. Proses memulai program XAMPP, dengan membuka control panel XAMPP.
Gambar 5.1 interface Xampp
57
b. Masuk ke alamat http://localhost/phpmyadmin untuk membuat database pada MySQL.
Gambar 5.2 Interface phpMyAdmin
c. Simpan direktori dan file-file web pada direktori ‘htdocs’ yang terdapat pada XAMPP.
Gambar 5.3 Interface htdocs
58
d. Halaman utama admin
Gambar 5.4 Interface Halaman utama Admin
Masuk ke alamat http://localhost/admevoting/menu_admsite.php
untuk
mengakses halaman utama admin.
5.1.2 Implemestasi User Interface dan Coding yang Digunakan Implementasi user interface merupakan bagian dari pengolahan implementasi yang disajikan untuk pengguna. Dalam hal ini pengguna dibagi menjadi 2, yaitu admin (Panitia) dan user (Pemilih).
5.1.2.1 Admin (Panitia) Admin akan mengakses halaman utama. a. Halaman utama admin
Gambar 5.5 Interface Halaman utama Admin
59
b. Halaman Administrator Login Menu log in ini hanya bisa digunakan oleh admin dengan cara menginput-kan username dan password.
Gambar 5.6 Interface Halaman Administrator Login
c. Halaman Set Waktu Dalam menu set waktu ini admin meng-input-kan Waktu mulai dan Selesai (Tanggal, Bulan, Tahun, Jam, dan Menit).
Gambar 5.7 Interface Halaman Set Waktu
60
d. Halaman Atur Pemilih Dalam menu Atur Pemilih ini admin Menginputkan, Mengedit dan Menghapus data Pemilih.
Gambar 5.8 Interface Halaman Atur Pemilih
e. Halaman Atur Kandidat Dalam menu Atur Kandidat ini admin Menginputkan, Mengedit dan Menghapus data Kandidat.
Gambar 5.9 Interface Halaman Atur Kandidat
61
f. Halaman Verifikasi ID Dalam menu Verifikasi ID ini admin mengecek data pemilih. Dengan cara Menginputkan NIK dan memilih bilik.
Gambar 5.10 Interface Halaman Verifikasi ID
g. Halaman Jumlah Pemilih Sementara
Gambar 5.11 Interface Halaman Jumlah Pemilih Sementara
62
h. Halaman Hasil Akhir Pemilu
Gambar 5.12 Interface Halaman Hasil Akhir Pemilu
5.1.2.2 User (Pemilih) a. Interface sebelum waktu pemilihan di inputkan
Gambar 5.13 Interface sebelum waktu pemilihan di inputkan
b. Interface sebelum User (pemilih) melakukan Verifikasi ID
Gambar 5.14 Interface sebelum User (pemilih) melakukan Verifikasi ID
63
c. Interface saat User (pemilih) melakukan pemilihan
Gambar 5.15 Interface saat User (pemilih) melakukan pemilihan
d. Interface setelah User (pemilih) melakukan pemilihan
Gambar 5.16 Interface setelah User (pemilih) melakukan pemilihan
64
BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa : a. Sistem mampu merekan tugas dengan cepat (tanpa harus menginputkan data Pemilih), tepat (data Pemilih tidak mungkin keliru), hemat (lebih efisien dibandingkan dengan cara manual). b. Sistem mampu meberikan informasi laporan hasil pemilihan (Jumlah Pemilih dan Jumlah hasil Pemilihan). c. Sistem secara keseluruhan mampu memberikan pelayanan optimal kepada user.
6.1 SARAN Saran untuk kedepannya adalah: a. Sistem dapat di-online-kan, supaya aplikasi ini bisa dikembangkan untuk mencakup sebuah sistem pemilihan umum yang lebih besar. b. Sistem ditambahkan fiturnya sesuai dengan kebutuhan.