1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai Barat Afrika, sedangkan kata Jacq adalah singkatan dari Jacquin seorang botanis dari Amerika yang pertama membuat susunan taksonomi dari tanaman ini. Tanaman kelapa sawit di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan ditanam di Kebun Raya Bogor (Fauzi, Widyastuti, Sastyawibawa dan Hartono, 2005). Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7,07 juta hektar dan produksi CPO (Crude Palm Oil) mencapai 18,46 juta ton dengan perincian 2.565.000 hektar merupakan perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5.085.000 ton minyak sawit, 687.000 hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar 2.314.000 ton minyak sawit, serta 3.358.000 hektar perkebunan besar swasta (PBS) dengan produksi sebesar 8.990.000 ton minyak sawit (Saputra, 2011) . Produksi kelapa sawit Indonesia mengalami peningkatan, hal ini terbukti dari peningkatan produksi kelapa sawit Indonesia dari tahun 2011 ke tahun 2012. Dimana pada tahun 2011 produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 23.096.541
2
ton. Produksi ini meningkat 1,84% pada tahun 2012 yaitu 23.521.071 ton ( Saputra, 2011 ). Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kernel oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (Saputra, 2011). Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap menguntungkan.
serangan penyakit
dan
pengaruh
iklim
yang tidak
Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan
unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal (Saputra, 2011). Biaya pemupukan pada kelapa sawit tergolong tinggi, kurang lebih 30% dari total biaya produksi atau 40‐60% dari total biaya pemeliharaan.
Biaya
pemupukan yang tinggi tersebut menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan. Ketepatan
3
penyediaan semua jenis pupuk di kebun merupakan masalah yang selalu dihadapi pekebunan untuk mencapai keseimbangan hara sesuai yang dianjurkan rekomendator pemupukan (Sutarta, Witjaksana, dan Suroso, 2005). Oleh karena itu, manajemen pemupukan di perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan mengingat biaya pemupukan yang begitu besar dan menjadi dasar bagi penulis untuk lebih mengetahui tentang pemupukan pada kelapa sawit yang efektif dan efisien. Manajemen pemupukan adalah pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai proses pemupukan yang telah ditentukan. Tujuan manajemen pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, memenuhi prinsip enam tepat, yaitu: tepat waktu, dosis, cara, jenis, tempat, dan tepat pengawasan (Simatupang, Palupi, dan Suwarto, 2010).
1.2. Tujuan Mengetahui manajemen pemupukan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan) yang dilakukan pada PTPN III Kebun Sei Daun. Mengetahui biaya kebutuhan pupuk yang di keluarkan oleh PTPN III Kebun Sei Daun Mengetahui kendala yang di temukan dalam kegiatan pemupukan serta usaha mengatasinya.
4
1.3. Manfaat 1). Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kegiatan pemupukan di instansi/perusahaan secara umum dan menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pemupukan. 2). Memberikan informasi tambahan yang bermanfaat bagi para pembaca.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Menurut Pahan (2008) tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Sub Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Palmales
Family
: Palmae
Sub family
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis, Jacq. Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763 berdasarkan
pengamatan pohon–pohon kelapa sawit yang tumbuh di Martinique, kawasan Hindia Barat, Amerika Tengah. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak, sedangkan kata Guineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit berasal dari Guinea ( Pahan, 2008). 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit 2.2.1.Iklim
Faktor iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar Utara-Selatan 12º pada ketinggian 0-500 mdpl. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik antara garis lintang 130 Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin (Fauzi, et all, 2005).
6
Keadaan iklim yang dikehendaki oleh kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut : a. Curah hujan Kelapa sawit dapat tumbuh dengan curah hujan yang baik adalah 2.000 – 2.500 mm/tahun, tidak mempunyai defisit air dan hujan relatif merata sepanjang tahun. Kebutuhan tanaman kelapa sawit yang efektif adalah 1.300 – 1.500 mm per tahun. Karena itu jumlah curah hujan yang kurang dari 2.000 mm per tahun masih tetap baik bagi kelapa sawit sepanjang tidak terdapat defisit air 250 mm. Curah hujan yang jumlahnya lebih dari 2.500 mm juga tetap baik selama hari hujan tidak lebih dari 180 hari dalam setahun. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1.250 – 3.000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun (dengan jumlah bulan kering kurang dari 3). Curah hujan > 3.000 mm/tahun menjadi pembatas ringan, namun curah hujan < 1.250 mm/tahun menjadi pembatas berat (Hap, 2005). Defisit air yang tinggi dapat menyebabkan produksi hanya akan normal kembali setelah 3 – 4 tahun. Defisit air yang tinggi menyebabkan bunga-bunga dalam periode perkembangan bunga sebelum anthesis menjadi gugur. Demikian juga bunga-bunga yang telah anthesis bisa aborsi (Hap, 2005). b. Temperatur Temperatur yang optimal 24 - 28º C, terendah 180 C dan tertinggi 32º C serta kelembaban rata-rata 32º C. Kelembaban 80 % dan penyinaran matahari 5 7 jam/hari. Jika penyinaran matahari kurang dari 5 jam/hari dapat menyebabkan
7
berkurangnya asimilasi, gangguan penyakit, dan rusaknya jalan karena lambat kering dan lain-lain (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Kelembaban rata-rata yang tinggi akan merangsang perkembangan penyakit. Ketinggian dari permukaan laut yang optimal adalah 0 - 400 meter. Pada ketinggian yang lebih, pertumbuhan akan terhambat dan produksi lebih rendah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). c. Penyinaran matahari Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi terjadinya proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa di berbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas-batas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang memadai juga (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Disamping lama penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya. Di daerah-daerah yang intensitas penyinarannya rendah, misalnya karena pohon-pohon kelapa sawit ternaungi, atau jarak tanam yang terlalu rapat, sebagian dari karangan bunga akan gugur (aborsi) sehingga produktivitas kebun menurun (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
8
a. Angin
Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman akan doyong atau miring (Fauzi, et all. 2005). 2.2.2. Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, akan tetapi agar kelapa sawit dapat tumbuh secara optimal memerlukan jenis tanah yang cocok. Jenis tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah jenis tanah Podsolik merah kuning, Latosol dan Aluvial yang terkadang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai (Setyamidjaja, 2003). 2.2.3. Tinggi tempat dan topografi Kelapa sawit akan tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 0-400 meter dari permukaan laut, tetapi yang terbaik pada ketinggian 0-200 meter dengan kemiringan 012º , Sedangkan pada kemiringan 130-150 kurang baik dan pada kemiringan lebih dari 25º tidak dianjurkan (PTPN. III, 2003).
2.3. Pengertian Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah ( Fauzi, et all , 2005). Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahanbahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara
9
pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena halhal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Saputra. 2011).
2.3.1. Sifat dan jenis pupuk
Menurut Kurnianti, N. (2012) berdasarkan kebutuhan tanaman, pupuk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : Pupuk makro Pupuk makro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, terdiri dari unsur makro primer dan sekunder. Unsur makro primer meliputi Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium (K), sedangkan makro sekundernya meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Pupuk mikro Pupuk mikro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil, sekalipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit pupuk ini mutlak diperlukan tanaman yang meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo) dan seng (Zn). Berdasarkan asalnya, pupuk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: 1). Pupuk organik Menurut Siregar dan Hartatik (2011) pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan yang sebagian besar berasal dari tanaman atau hewan
10
yang telah melalui proses rekayasa untuk menyediakan hara terutama N dan Corganik, serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik, serta pupuk hijau. Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar. Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan. Menurut Irvan, (2009) limbah kelapa sawit yang merupakan sumber pupuk organik di perkebunan antara lain: a. Janjang kosong (JJK) Setiap ton TBS (tandan buah segar) diolah dihasilkan 19 – 24 % JJK.aplikasi JJK pada kelapa sawit dengan cara untuk TM (tanaman menghasilkan) diletakkan di gawangan mati dengan dosis 250 kg JJK/pokok /tahun. JJK diangkut dari PKS ke blok aplikasi dengan dump truck, lalu ditumpuk di barisan gawangan mati, setiap tumpukan jumlahnya 4 ton. Setiap tumpukan JJK diecer ke setiap gawangan mati dengan menggunakan kereta sorong (angkong), setiap titik aplikasi terdapat 1 ton JJK di setiap 4 pokok kelapa sawit (Irvan, 2009). b. Solid Solid basah dihasilkan sebanyak 4 % dari TBS yang diolah.Solid basah merupakan bahan organic yang mengandung sejumlah hara terutama Nitrogen. Kandungan hara dapat bervariasi, namun secara rata-rata 1 ton WDS mengandung
11
17 kg Urea, 3 kg TSP, 8 kg MOP, dan 5 kg Kieserite. Aplikasi solid basah diberikan sekaligus pada gawangan mati sebagai lapisan tipis di atas JJK.Dosis aplikasi solid basah adalah sebanyak 200 kg/pokok/tahun. Pengangkutan solid basah ke blok aplikasi dilakukan dengan cara dimuat langsung ke unit pengangkut (truck/dump truck) atau dapat pula di angkut bersamaan dengan JJK (Irvan, 2009). c. Limbah cair (effluent) Limbah cair/effluent merupakan produk sampingan dari proses pengolahan CPO sebanyak 50% dari TBS yang diolah yang berasal dari proses rebusan (strerilizer) dan proses pemurnian minyak (clarifier) yang seluruhnya di tampung sementara di fat pit (kolam effluent treatment) dan akan melalui beberapa perlakuan sebelum diaplikasikan ke areal pertanaman (Irvan, 2009). Dosis aplikasi 750 ton effluent/ha/tahun, diaplikasikan sebanyak 3 rotasi (250 ton/ha/rotasi). Kapasitas flat bed 1.5 ton POME, flat bed yang dibutuhkan untuk 1 ha adalah 170 rorak dengan dosis 250 ton POME/ha. Pelaksanaan aplikasi dan supervisi limbah cair merupakan kerja sama antara pihak kebun dan pabrik. Pihak kebun menginformasikan keadaan rorak di blok sebagai bahan pertimbangan pembukaan keran aliran limbah ke blok aplikasi. Selain itu pihak kebun juga melakukan perawatan rorak secara berkala dengan melakukan pembersihan rorak satu tahun sekali (Irvan, 2009). Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang pedoman teknis pengkajian pemanfaatan air limbah dari industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit, persyaratan minimal untuk pelaksanaan pengkajian pemanfaatan air limbah yaitu: a. Pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan dan tanaman.
12
b. Pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah. c. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat. d. BOD (Biologycal Oxygen Demand ) tidak boleh melebihi 5000 mg/liter. e. Nilai pH berkisar 6-9. f. Dilakukan pada lahan selain lahan gambut. g. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam. h. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas kurang dari 1,5 cm/jam. i. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter. j. Areal pengkajian seluas 10 – 20 % dari seluruh areal yang akan digunakan untuk pemanfaatn air limbah. k. Pembuatan sumur pantau. Dalam surat persetujuan pengkajian pemanfaatan air limbah industri minyak sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit wajib dicantumkan ketentuan sekurang-kurangnya: a. Hasil pemantauan terhadap air limbah, air tanah, tanah, tanaman, ikan, hewan, dan kesehatan masyarakat. b. Metode dan frekuensi pemantauan. c. Pelaporan hasil pemantauan yang disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur provinsi yang bersangkutan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup. d. Larangan mengenai: (1). Adanya air larian (run off) yang masuk ke sungai.
13
(2). Pengenceran air limbah yang dimanfaatkan. (3).Membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang ditetapkan dalam keputusan ini. (4). Membuang air limbah ke sungai bila air limbahnya melebihi ketentuan yang berlaku. Koswara (2006) menambahkan kelebihan dan kekurangan pupuk organik: a. Kelebihan: -
Tidak menyebabkan polusi lingkungan.
-
Meningkatkan aktivitas biologi tanah mampu menekan Al dengan membentuk kompleks Al-organik pada tanah masam.
-
Meningkatkan KTK.
-
Memperbaiki struktur tanah.
-
Meningkatkan kemampuan tanah menahan air.
b.Kekurangan: -
Kandungan hara makronya sedikit, sehingga kurang mencukupi untuk kebutuhan tanaman.
-
Kurang ekonomis dalam transpotasi.
-
Ketersediaan haranya lambat.
2). Pupuk Anorganik Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Pupuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang
14
dibutuhkan dalam proses fotosintesis (Koswara, 2006). Adapun beberapa jenis dan sifat pupuk anorganik yang umum digunakan pada tanaman dapat dilihat pada Tabel 1. Menurut Lingga dan Mansono (2000) kelebihan dan kekurangan pemberian pupuk anorganik adalah sebagai berikut: Kelebihan - Pemberiannya dapat terukur dengan tepat. - Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat. - Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup. - Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlah nya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik. Kekurangan - Selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro. - Meninggalkan residu ke dalam tanah. - Dalam jangka panjang akan merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah. - Degradasi unsur hara. Menurut Koswara (2006) Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Pupuk Tunggal Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan.Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K. Purwanto, (2012) menambahkan, adapun kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan pupuk tunggal adalah sebagai berikut:
15
Kelebihan
Mudah didapat dan harga lebih murah.
Kepastian dosis bisa lebih tepat sesuai rekomendasi yang dibutuhkan.
Kelarutan dalam tanah sangat cepat dan cepat diserap tanaman.
Kelemahan
Pupuk secara kelarutan cepat sehingga tingkat lossis ataupun kehilangan pupuk sangat tinggi contohnya tercuci, menguap (Urea). Kondisi ini dipengaruhi terhadap aplikasi pemberian pupuk (4 T) tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat tempat, sehingga kehilanggan dapat diperkecil.
Pupuk tunggal juga dapat memperburuk sifat tanah seperti menimbulkan pengerasan ataupun peningkatan atom H dalam tanah (tetapi ini bisa dianulir dengan aplikasi lain seperti tanam kacangan ataupun pemakaian organik suplemen.
b. Pupuk Majemuk Koswara (2006) menambahkan bahwa pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK.
Pupuk
majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa
ammonium
nitrat
(NH4NO3),
Ammonium
Dihidrogen
Fosfat
(NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam (Koswara, 2006).
16
NPK Palmo merupakan pupuk majemuk berbentuk briket berukuran 1,2 gram perbutir dengan sifat khusus mengandung slow release agent dan pupuk palmo merupakan jenis pupuk anorganik yang mengandung minimal 9 macam unsur hara esensial, yaitu unsure makro (N, P, K, Mg, Ca, S) dan unsur mikro (Trace Element) (Cu, Zn, B, Fe). Menurut Premono (2015), pupuk bentuk briket adalah inovasi jitu dan merupakan solusi logis dari beberapa persoalan ketidakefisienan pemupukan selama ini. Para ahli tanah dan pemupukan telah mempelajari dan melaporkan bahwa pemupukan dengan pupuk tunggal dan NPK granular telah menyebabkan pemborosan karena banyak yang tidak sempat diserap tanaman akibat penguapan (volatilisasi), pencucian (leaching), dan hanyut bersama aliran permukaan (run of). Dengan menggunakan pupuk briket tingkat efisiensinya dapat ditingkatkan. Menurut PT. Antako Wisena.. Keunggulan NPK palmo antara lain: 1).Formulasi, komposisi dan dosis telah diatur oleh PPKS berdasar prinsip keseimbangan hara. 2). Berbentuk briket yang slow release. 3). Penggunaanya lebih hemat dari pada pupuk yang berbentuk granular. 4). Hemat biaya aplikasi. 5). Lebih ramah lingkungan. 6). Kandungan usur hara yang lengkap. 7). Lebih efisien dan efektif. Purwanto, (2012) menambahkan, adapun kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan pupuk majemuk adalah sebagai berikut: Kelebihan
17
Pupuk slow reliase (tidak secara keseluruhan terurai sebab pupuk komposisi padan dengan bahan lainnya). Tidak merusak tanah bersinergis. Lebih mudah aplikasinya, lebih lengkap dan seimbang kandungan unsur haranya,
lebih
seragam
penyebaran
unsur
haranya,
lebih
efisien
penggunaannya, lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu, serta lebih mudah pengadaan dan penyimpanannya. Kekurangan
Harga pupuk sangat mahal.
Ketepatan dosis tidak bisa tercapai sebab setiap unsur seyawa hara terdapat. dalam perbandingan yang berbeda.
Kebutuhan pupuk tidak sama setiap unsurnya. Menurut Lingga dan Mansono (2000) kelebihan dan kekurangan
pemberian pupuk anorganik adalah sebagai berikut: Kelebihan - Pemberiannya dapat terukur dengan tepat. - Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat. - Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup. - Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlah nya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik. Kekurangan - Selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro. - Meninggalkan residu ke dalam tanah.
18
- Dalam jangka panjang akan merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah. - Degradasi unsur hara. PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit), Medan (2013) menambahkan bahwa kandungan unsur-unsur pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut : a. Pupuk Nitrogen Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa. Kekurangan Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat pertumbuhan. Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, kekahatan Boron, White Stripe dan berkurangnya buah jadi. Penyebab kekurangan Nitrogen : Terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan Nitrogen tidak efektif. Upaya : Aplikasi secara merata di piringan,Tambah Urea pada tanaman kelapa sawit, aplikasi Nitrogen pada kondisi tanah lembab, kendalikan gulma. Novizan (2009) menambahkan unsur nitrogen dapat diperoleh dari beberapa sumber diantaranya adalah: 1). Amonium Nitrat (NH4NO3) Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Amonium Nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
19
2). Amonium Sulfat (NH4)2 SO4 Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai di daerah panas. 3). Kalsium Nitrat (CaNo3) Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut didalam air, dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena mengandung 19% kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis. 4). Urea (CO(NH2)2) Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis.
Urea sangat mudah larut
dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia. b. Pupuk Fosfor Penyusun ADP (Adenosina Diphosphate) / ATP (Adenosina Triphosphate), memperkuat batang dan merangsang perkembangan akar serta memperbaiki mutu buah. Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing. Indikasi kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh dengan bintil akar yang sedikit. Penyebab kekurangan P : P tanah rendah ( < 15 ppm ), Top Soil tererosi, kurangnya pupuk P dan kemasaman tanah tinggi.
20
Upaya : Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P tanah, dan perbaiki kemasaman tanah. Novizan (2009) menambahkan bahwa unsur fosfor diperoleh dari berbagai sumber diantaranya adalah: 1). SP36 Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.
Pupuk ini terbuat dari
fosfat alam dan sulfat.Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis dan bersifat membakar. 2). Amonium Phospat Mono Amonium Phospat (MAP) memiliki analisis N dan P, 11.52.0 dan Diamonium Phospat memiliki (DAP) analisis N dan P, 16.48.0 atau 18.46.0. Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter fertillizer). Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah. c. Pupuk Kalium Aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak. Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit serta jumlah dan ukuran tandan. Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua kering dan mati. Kekurangan K berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti Ganoderma.
21
Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B sehingga rasio minyak terhadap tandan menurun. Penyebab kekurangan K : K di dalam tanah rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi dengan kemampuan tukar kation rendah. Upaya : Aplikasi K yang cukup, aplikasi tandan kelapa sawit, perbaiki kemampuan tukar kation tanah dan aplikasi pupuk K pada pinggir piringan Sumber kalium yang banyak dikenal adalah kalium klorida (MOP-muriate of potash) yang mengandung 50% K atau 60% K2O dalam bentuk KCl. Novizan (2009) menambahkan unsur Kalium diperoleh dari berbagai sumber diantaranya adalah: 1). Kalium Chlorida (KCl) Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis.Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau. 2). Kalium Sulfat (K2SO4) Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 4852%.Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah.
Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.
Tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan untuk menggunakan pupuk ini. 3). Kalium Nitrat (KNO3) Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral. 4). Magnesium
22
Penyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun pengaktifan enzim. Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau kekuningan pada sisiyang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering. Penyebab kekurangan Mg : Rendahnya Mg didalam tanah, kurangnya aplikasi Mg, ketidakseimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi ( > 3.500 mm/tahun ), tekstur pasir dengan top soil tipis. Upaya : Rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1,2, aplikasi tandan kelapa sawit, gunakan Dolomit jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada pinggir piringan. d. Tembaga Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman. Kekurangan Cu menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow. Jaringan klorosis hijau pucat - kekuningan muncul ditengah anak daun muda. Bercak kuning berkembang diantarajaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat kemudian mati. Penyebab kekurangan Cu : Rendahnya Cu didalam tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi Mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup. Upaya : Perbaiki rendahnya K tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm Cu SO4 e. Boron Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.
23
Kekurangan Boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat merata. Penyebab kekurangan Boron : Rendahnya B tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca. Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2 kg/pohon/tahun pada pangkal batang. f. Besi (Fe) Tanda-tanda kekuranagn Fe : Ujung daun nekrosis, Tajuk atas menguning dan
Bercak seperti pulau dengan dasar hijau. Pupuk yang sudah terurai disebut bentuk ion-ion molekul, dan bentuk unsur hara yang di serap tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.
24
Tabel 1. Beberapa jenis dan sifat pupuk yang umum dipergunakan Jenis Pupuk
UREA
Rumus Kimia
(NH2)2CO
ZA (Zwavelzure (NH4)2SO4 Ammoniak)/ Ammonium Sulfat Natrium Nitrat NaNO3 (NN)
TSP (Triple Super Phosphate) Fosfat Alam (RP= Rock Phosphate)
Kadar Reaksi Bentuk Warna Unsur Kemasaman Hara Utama 42 – 46% N Sedikit masam Kristral dan Putih butir
20 – 21% N Masam dan 21 – 27% S
Kristal
16 % N dan Netral sampai Kristal 26% Na basa
Ca(H2PO4)2.H2 44-52% O P2O5
Netral
Ca3(PO4)2
Sangat beragam tergantung sumbernya. 25 – 38% P2O5 52 – 60% K2O, dan 47 % Cl
Netral sampai Tepung basa (serbuk)
49-53% K2O
Netral sampai Kristal agak masam
Kalium Clorida KCl (MOP=Muriate of Potash) Kalium Sulfat K2SO4 (ZK=Zwavelzure Kali) Kieserit MgSO4.H2O
Butiran (granul)
Netral sampai Kristal agak masam
Kelarutan dalam air
Mudah larut
Higroskopis pada kelembaban nisbi 73%
Putih kelam Mudah larut sampai putih kekuningan Berbagai Mudah larut warna: merah, kuning, kelabu, dan ungu Abu-abu Dapat larut
Higroskopis pada kelembaban nisbi 80% Higroskopis pada kelembaban nisbi 72%
Tidak higroskopis
Tergantung Kelarutan Tidak higroskopis sumbernya. sangat rendah Abu-abu keputihan, merah kecoklatan Merah, Dapat larut Kurang putih kotor higroskopis, pada kelembaban nisbi 84% Putih keabu- Dapat larut Kurang abuan higroskopis
27% MgO Agak masam Tergantung Putih keabu- Tergantung dan 22% S sumbernya: abuan, atau sumbernya: Kristal dan putih Agak sukar tepung larut sampai dapat larut Dolomit CaMg(CO3)2 18-22% Basa Tepung Putih atau Sukar larut MgO, dan putih keabu40% CaO abuan HGFB Na2B4O7.5H2O 45% B2O5 Kristal Putih kotor Mudah larut Copper CuSO4.5H2O 26% Cu Masam Kristal Biru Mudah larut dan 13% S Zinc ZnSO4.H2O 36% Zn Masam Kristal Mudah larut Ferrum FeSO4.7H2O 19% Fe Masam Kristal Mudah larut 15:15:6:4 15%N, Netral sampai Butir Coklat Mudah larut 15%P2O5, agak masam (granul) kemerahan 6% K2O, 4% MgO 12:12:17:2 12%N, Netral sampai Butir Merah Mudah larut 12%P2O5, agak masam (granul) kecoklatan 17%K2O, 2%MgO 13:6:27:4:0.65B 13%N, Butir Mudah larut 6%P2O5, (granul) 27%K2O, 4%MgO, 0.65% B
Sumber. Andi, 2012
Higroskopisitas
Tidak higroskopis
Tidak higroskopis
Higroskopis Higroskopis Higroskopis Higroskopis Agak higroskopis
Agak higroskopis
Agak higroskopis
25
Tabel 2. Bentuk unsur hara yang diserap tanaman Unsur Hara Nitrogen Fosfor Kalium Magnesium Kalsium Boron Tembaga Seng Besi Belerang Klor Mangan Molibdenum
Bentuk Diserap Tanaman NH4 , NO2-, NO3HPO4-2, H2PO4K+ Mg+2 Ca+2 BO3-3 Cu+, Cu+2 Zn+2 Fe+2, Fe+3 SO3-2, SO4-2 ClMn+2, Mn+4 MoO4-2 +
Sumber. Andi, 2012
2.3.2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai kebutuhan. Pemupukan mampu menyuplai kebutuhan unsur hara yang tidak dapat diperoleh dari tanah berdasarkan analisis tanah dan analisis daun. Analisis daun bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan kondisi tanaman yang akan dipupuk sehingga pemupukan lebih efektif (Sunarko, 2009). Rekomendasi pupuk kelapa sawit adalah menyangkut suatu proses untuk menentukan dosis dan jenis pupuk yang akan diberikan kepada tanaman kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dalam luasan dan periode waktu tertentu. Dosis pupuk kelapa sawit diberikan untuk jangka 1 tahun, hal ini dikarenakan kelapa sawit termasuk tanaman tahunan. Dosis pupuk yang diberikan dalam rekomendasi pupuk kelapa sawit adalah tepat dosis disesuaikan dengan
26
umur dan produksi tanaman. Semakin tinggi produksi maka dosis pupuk yang diberikan akan semakin tinggi pula (Sunarko, 2009). Menurut Kurnianti, (2012) pemberian pupuk sampai batas-batas tertentu selalu diikuti oleh kenaikan produksi. Jumlah kebutuhan pupuk sampai batasbatas tertentu, ini akan berubah-ubah dantidak sama, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
Jenis tanah dan tingkat kemuduran kesuburan tanah.
Jenis tanaman yang akan dipupuk.
Varietas tanaman yang akan dipupuk (unggul atau tidak).
Umur tanaman yang akan dipupuk.
Jenis pupuk yang digunakan.
Ada atau tidaknya pohon pelindung.
Jumlah kehilangan pupuk yang diberikan.
Ada tau tidaknya penggunaan stimulasi pada tanaman.
2.3.3. Cara aplikasi pupuk organik dan anorganik 1). Cara aplikasi pupuk organik Menurut Kurnianti, (2012) cara pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik adalah sebagai berikut: - Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam. - Pemberiaan pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik daripada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
27
- Pada media tanam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. Sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3. - Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yaitu minimal satu minggu. 2). Cara aplikasi pupuk anorganik (pupuk kimia) Menurut Kurnianti, (2012) cara pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik adalah sebagai berikut: a. Ditabur atau disebar Cara pemupukan ditabur atau ditebar diterapkan untuk pupuk berupa butiran (granule) atau serbuk. Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal. b. Larikan Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya lebar dan teratur . Cara pemupukannya dengan membuat larikan untuk memupuk dengan cara memasukkan pupuk ke dalam larikan kemudian tutup lagi dengan tanah agar pupuk yang diberikan tidak mudah menguap. c. Dimasukkan ke lubang tanam Cara pemupukan ini dengan cara pupuk dimasukkan ke dalam lubang tanam yang telah dibuat, kemudian ditutup lagi dengan tanah. Cara ini digunakan untuk tanaman tahunan. d. Pengocoran
28
Diterapkan untuk pupuk cair atau pupuk padat yang pemberiannya dilarutkan dulu dalam air. Keuntungan memupuk cara ini adalah pupuk langsung diserap oleh akar tanaman yang kemudian diolah oleh daun. Menurut IPB (2012) efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah tenaga kerja) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan efektifitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan. Menurut Suwanto, et all (2005) efisiensi dan efektivitas pemupukan ditentukan oleh beberapa faktor : 1). Faktor pada tanaman : a. Indeks luas daun, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. b. Massa perakaran aktif, menentukan laju dan jumlah hara dan air terserap. 2). Faktor pada cuaca : a. Lama dan intensitas penyinaran, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. b. Suhu udara, menentukan laju dan jumlah asimilat terbentuk. 3). Faktor pada tanah : a. Kandungan hara tanah, menentukan jumlah hara yang bisa tersedia. b. Kelembaban tanah, menentukan kelarutan pupuk dan ketersediaan hara. c. Keasaman tanah, menentukan ketersediaan hara. d. Struktur dan tekstur tanah, menentukan ketersediaan hara dan air. e. Mikroorganisme dan bahan organik tanah, menentukan ketersediaan hara.
29
f. Sarana konservasi, menentukan ketersediaan hara dan air. 4). Faktor pada aplikasi pupuk : a. Ketepatan jenis dan bentuk pupuk. b. Ketepatan dosis dan perimbangan antar jenis pupuk. c. Ketepatan cara dan letak aplikasi. d. Ketepatan waktu (frekuensi, urutan, cuaca) aplikasi. e. Ketepatan tempat aplikasi. f. Pengawasan. 2.3.4. Efisiensi pemupukan Dalam konsep pencapaian efisiensi pemupukan, hal terpenting yang diperhatikan adalah berapa jumlah dari pupuk yang diberikan dan berapa unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Berikut ini adalah cara-cara meningkatkan efisiensi pupuk yang di sampaikan oleh Pahan (2008): Memilih pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan keadaan setempat (tepat jenis). Jumlah pemberian pupuk yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan keadaan setempat (tepat dosis). Memilih waktu yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan keadaan setempat (tepat waktu). Memilih cara atau metode pemupukan yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim setempat (tepat cara). Teknik peramuan pupuk/pencampuran pupuk harus sesuai dengan kondisi/sifat pupuk(tepat ramuan).
30
Perlu adanya pengawasan untuk menilai apakah hasil pekerjaan yang dihasilkan sama dengan standar yang dikehendaki. Efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan.
Efisiensi pemupukan
terkait dengan tindakan
rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional.
Jadi peningkatan
efektifitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan. Disamping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara. Hara yang diserap dari tanah berasal dari tanah itu sendiri dan dari pupuk yang diaplikasikan. Menurut Pahan (2008) Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: Tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman Tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang besar untuk tumbuh dan produksi tinggi Penggunaan varietas unggul yang membutuhkan hara lebih besar Unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke tanah. Karena itu, pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan produksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah. 2.3.5. Konsep pemupukan berimbang
31
Aplikasi pupuk berpengaruh sangat besar dalam menentukan efektifitas pemupukan. Istilah umum dalam konsep pemupukan berimbang adalah tepat dosis dimana tidak disarankan menempatkan pupuk dengan dosis yang sangat tinggi di dalam larikan atau didalam tugalan karena dapat merusak tanaman. Pupuk tersebut sebaiknya ditebar agar tidak terjadi penumpukan di satu tempat. Pada masing-masing jenis umur tanaman membutuhkan dosis yang berbeda, seperti : dosis di pembimbitan diberikan berdasarkan tingkat umur bibit, dosis di TBM ditentukan berdasarkan perbedaan keadaan tanah dan ada atau tidaknya penutup tanah kacangan, sedangkan dosis di TM berdasarkan ketentuan rekomendasi pemupukan (Faizbarchia, 2009). Pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Prinsip pemupukan berimbang bertujuan untuk mencapai pemupukan yang efektif dan efisien. Dosis pupuk yang berimbang dibuat atas dasar beberapa pertimbangan antara lain; 1) jumlah hara yang terangkut oleh hasil panen, 2) jumlah hara yang terimmobilisasi dalam batang, cabang, pelepah/daun, 3) jumlah hara yang dikembalikan ke dalam tanah, 4) jumlah hara yang terfiksasi dan hilang dalam tanah, dan 5) jumlah hara yang tersedia dalam tanah (Faizbarchia, 2009). 2.4. Fungsi-Fungsi Manajemen
Menurut Muhni, (2010) fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.
32
Menurut Silverius Simatupang, et all 2010. manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut: a. Perencanaan pemupukan Perencanaan pemupukan perlu dilakukan sebaik mungkin, karena berkaitan dengan biaya, material, dan tenaga yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan digunakan untuk menentukan biaya (budget) operasional (tahunan), menentukan waktu pengadaan material pupuk (semester), pengaturan di gudang dan penyediaan tenaga kerja (bulanan/mingguan).
Perencanaan pemupukan
mencakup jenis pupuk yang akan digunakan, dosis pupuk yang akan diaplikasikan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan, waktu pelaksanaan pemupukan, dan blok yang akan dipupuk (Silverius Simatupang, et all, 2010). Menentukan kebutuhan tanaman kelapa sawit akan unsur hara dapat dilakukan dengan dua cara. Menurut Mangoensoekarjo (2005) dua cara pengambilan contoh tanah dan daun, antara lain: a. Pengambilan contoh tanah Pengambilan contoh tanah (KCT) dilakukan disekitar lokasi kesatuan contoh daun (KCD) dengan jumlah contoh tanah 20%-25% dari jumlah KCD. Tanah dibor sedalam 20 cm, satu contoh tanah diambil di dalam pringan, dan yang lainnya di luar piringan. Tanah dicampur merata dan seragam. Diambil sebanyak 1 kg kemudian dimasukkan kedalam kantong pelastik. Contoh tanah lengkap dengan kartu identitasnya di kirim ke laboratorium untuk dianalisis. b. Pengambilan contoh daun
33
Pengambilan
KCD
dilakukan
pada
lokasi
yang
mencerminkan
keseragaman umur tanaman, tindakan kultur tenis, jenis tanah, topografi dan drainase. Pengambilan contoh daun dari daun ke-9 pada TBM dan daun ke-17 pada TM, dan dipotong 3 helai daun disebelah kanan dan kiri. Diambil pada pagi harii sekitar pukul 07.00 – 13.00 dan hari tidak hujan. Contoh anak daun bagian tengah tanpa lidi, dibersihkan dan dicuci dengan air suling. Kemudian dimasukkan kedalam amplop dan diberi lubang serta label. Sebelum dilakukan pengiriman ke laboratorium, amplop tersebut di keringkan di dalam oven selama 12 jam dengan suhu 800C. Hasoloan
(2012)
menambahkan
rekomendasi
dosis
pemupukan
diformulasikan berdasarkan beberapa faktor seperti produksi TBS aktual, proyeksi produksi TBS, umur tanaman, status nutrisi tanaman, analisa daun, observasi lapangan, sejarah pemupukan, kesuburan tanah, data curah hujan, hasil percobaan pupuk. Faktor-faktor tersebut dianalisa dengan cermat untuk menjamin produksi TBS maksimum. Kebutuhan tenaga kerja untuk pemupukan dihitung atas dasar prestasi rata– rata tiap orang (Kg/HK). Prestasi tiap orang tergantung pada dosis pupuk, dan areal yang akan dipupuk.
Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan
(Kg/pohon), semakin tinggi prestasi kerjanya (Kg/HK) (Silverius Simatupang et all., 2010). Pelaksanaan pemupukan pada TBM (tanaman belum menghasilkan) dilakukan berdasarkan umur tanaman kelapa sawit setelah tanam, yaitu: (1) TBM1 dilakukan pada umur satu bulan, empat bulan, delapan bulan, dan dua belas bulan setelah tanam. (2) TBM2 dilakukan pada umur 16 bulan dan umur 20 bulan
34
setelah tanam. (3) TBM3 dilakukan pada umur 24 bulan dan 30 bulan setelah tanam. Pada TM pemupukan dilakukan dua kali setahun pada semester I dan semester II. Pemupukan TM harus memperhatikan pengaplikasian pupuk tiap rotasi (semester) diusahakan selesai dalam waktu minimal dua bulan untuk menjaga keseimbangan hara dalam tanah. Blok yang akan dipupuk harus diperhatikan sebelumnya. Sebelum pengaplikasian pupuk, piringan harus dilakukan penyiangan, tapak kuda, dan teras kontur sudah harus dibenahi (Simatupang, et all., 2010). b. Organisasi pemupukan Dalam kegiatan pemupukan ditingkat afdeling biasanya dikepalai oleh Asisten Afdeling. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pemupukan adalah Asisten Afdeling, Kepala Gudang, Kepala Transportasi, Mandor 1, Mandor Pupuk, Krani Transportasi, Karyawan Gudang, Operator Transportasi dan Karyawan Pupuk yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang telah ditentukan (Simatupang, et all., 2010). c. Pelaksanaan pemupukan Pemupukan TM dilakukan dalam dua semester yaitu pada semester I, Januari sampai Juni dan semester II, Juli sampai Desember. Kegiatan pemupukan pada semester I yang belum tuntas harus segera diselesaikan pada semester II. Pelaksanaan pemupukan dilakukan mulai dari pengeceran pupuk, penaburan pupuk, pengumpulan karung untilan, dan aplikasi tandan kosong (Simatupang, et all., 2010).
35
-
Pengeceran pupuk. Untilan pupuk kemudian ditransportasikan atau diecer ke blok pada hari-H
pemupukan dengan menggunakan truk bak terbuka. Kegiatan memuat pupuk ke dalam truk dilakukan pada sore atau malam hari sebelum pemupukan pada hari keesokannya. Pada hari-H, pengeceran dilakukan sebelum tenaga kerja tabur melakukan kegiatan pemupukan. Pengeceran dilakukan pada sisi timur dan barat blok dengan jumlah untilan yang diberikan sebanyak empat untilan tiap dua baris tanaman (satu jalan pikul) (Simatupang, et all., 2010). -
Penaburan pupuk Penabur diberi takaran pupuk yang sesuai untuk jenis dan dosis pupuk
yang akan diberikan. Penabur dibagi dalam dua grup, disisi timur dan barat blok. Dalam tiap grup, penabur harus genap sehingga dapat berpasangan dalam menabur pupuk. Setiap pasang penabur mendapat satu jalur sesuai nomor penabur. Jalur tersebut diberi pancang bernomor, kemudian penabur tersebut mengangkut untilan ke dalam blok, untuk diletakkan pada tanaman keenam dari pinggir blok dan pada tanaman di batas jalan kontrol, kemudian keluar blok untuk melangsir untilan berikutnya hingga satu blok tersebut selesai dilangsir. Prestasi kerja yaitu 2 Ha/HK berdasarkan luas areal dan 300 kg/HK berdasarkan bobot yang diaplikasikan di lapangan (Simatupang, et all., 2010). d. Pengawasan pemupukan kelapa sawit Mangoensoekarjo (2007) menyatakan bahwa pengawasan dalam aplikasi pupuk merupakan kunci akhir dari keberhasilan pemupukan, setelah tahap lainnya berjalan dengan baik. Oleh karena itu pengawasan pemupukan yang seharusnya dilakukan oleh Asisten kebun yang diberi tanggung jawab untuk itu, harus
36
meyakini bahwa semua pohon telah dipupuk dengan benar baik cara maupun dosisnya. Pengawas yang bertindak sebagai penanggung jawab di lapangan harus dapat menjelajahi seluruh areal dan mengawasi pelaksanaannya. Pengawasan yang tidak efektif dapat juga terjadi karena tidak cukupnya sarana jalan kontrol di suatu areal, serta keadaan perawatan gulma yang terbengkalai sehingga sulit untuk dilalui. Pengawasan perlu dilakukan terutama pada titik-titik rawan dimana sering ditemukan kesalahan kerja dalam pelaksanaan pemupukan, seperti misalnya kesalahan dalam penyebaran pupuk seperti ditumpuk pada beberapa tempat, bergumpal-gumpal tidak dipecah terlebih dahulu, alat penakar pupuk yang tidak tepat lagi, jalan dan parit ikut dipupuk dan lain-lain. Untuk mencapai hasil pemupukan yang baik, maka pengawas yakni Asisten dan mandor juga harus memiliki kriteria yaitu mampu dan bertanggung jawab serta jujur.
37
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Letak Geografis Luas Kebun Sei Daun Distrik Labuhan Batu I adalah seluas 7.555 Ha terletak di Desa Sei Meranti Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatra Utara, serta Desa Bagan Manunggal, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Letak Areal Kebun Sei Daun secara geografis berada 1000
15’ 34,06” – 1000 22’ 35,99 Bujur Timur 10 38’ 11,68” – 10 41 10,57” Lintang Utara dengan ketinggian tempat 70 mdpl. Adapun batas wilayah Kebun Sei Daun sebagai berikut : Sebelah Timur dengan
: Kebun Torgamba dan Kebun Sei Meranti PTPN III
Sebelah Barat dengan
: Kebun Kebara PTPN III dengan PT. Torganda
Sebelah Utara dengan
: Kebun Kebara dan Kebun Torgamba PTPN III
Sebelah Selatan dengan
: Kebun Sei Meranti dan Kebun PT. Torganda
3.2. Keadaan Iklim dan Tanah Secara umum iklim di areal Kebun Sei Daun Distrik Labuhan Batu I PT. Perkebunan nusantara III berdasarkan data hujan yang diperoleh dari hasil pengamatan selama 10 tahun. Menurut Schmidt – Ferguson ( 1951), termasuk dalam iklim tipe A ( sangat basah ), dengan bulan basah 12 bulan, serta tidak mempunyai bulan lembab dan bulan kering. Bulan kering ( bulan dengan curah hujan < 60 mm ) dan bulan basah > 100 mm ) sama dengan 0,00 %. Curah hujan rata – rata tahunan dikebun Sei Daun sekitar 2.170 mm dengan jumlah hari hujan rata – rata tahunan sekitar 123 hari.
38
3. 3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Kebun Sei Daun merupakan salah satu dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara III ( persero ) dimana awalnya adalah pengembangan kebun torgamba dibawah PTPN – IV Gunung Pamela Tebing Tinggi dari SK Direksi dan Akte Notaris GBS Lumban tobing No. 14 Tahun 1997 ( 10 Maret 1997 ). Melalui SK tersebut mengadakan proyek pengembangan perkebunan dengan nama Torgamba yang dibuka tahun 1978 dengan tanaman kelapa sawit. Pada tahun 1981 kebun torgamba terbagi menjadi tujuh bagian yaitu : Kebun torgamba, Sei Kebara, Sei Daun, Sei Baruhur, Sei Meranti, Bagan Batu dan Bagan Sinembah. Melalui PP. RI. NO : 8 Tahun 1996 Tanggal 14 Februari 1996 PTPN III, IV dan V menjadi PTPN III yang ditetapkan pada Akte Perusahaan Perseroan No. 36 Tanggal 11 Maret 1996. Luas total Kebun Sei Daun yaitu 7.555 Ha yang dibagi menjadi 10 Afdeling dengan rincian dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3 : Tata guna lahan Kebun Sei Daun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Afdeling I II III IV V VI VII VIII IX X
Luas ( Ha ) 722,55 719,05 651,45 691,70 801,47 692,90 688,70 686,05 692,80 771,00 7.132,02
39
Pada pembagian afdelling pemetaan PTPN III Kebun Sei Daun Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran 1 Gambar 2.
Disamping itu juga terdapat infrastruktur di PTPN III Kebun Sei Daun antara lain:
Bangunan pabrik, waduk/ kolam limbah
: 24,20 ha
Perumahan dan kantor
: 73,79 Ha
Bangunan sekolah SMP dan SD
: 4,5 Ha
Lapangan sepak bola
: 3,25 ha
Jalan
: 265,02 ha
Jaringan PLN
: 15,57 ha
3.4. Keadaan Tanaman dan Produksi
Kebun Sei Daun memiliki total luas lahan adalah 7.555 Ha yang terdiri dari 40,32 Ha areal TM 15, TM 6 se luas 845,40 Ha, TM 5 seluas 756,70 Ha, TM 4 seluas 793,25 Ha, TM 3 seluas 474,40 Ha, TM 2 seluas 1.919,15 Ha dan 2.288,45 Ha areal TM 1. Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT. Nusantara III Kebun Sei Daun adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat dan Socfindo. dan standar populasi per hektar adalah 143 pokok. Unit Kebun Sei Daun ini terdiri dari 10 Afdeling yang masing-masing luasnya yaitu: Afdeling I
: 722,55 Ha (tahun tanam 2006, 2008)
Afdeling II
: 719,05 Ha (tahun tanam 2007, 2009)
Afdeling III
: 651,45 Ha (tahun tanam 2006)
40
Afdeling IV
: 691,70 Ha ( tahun tanam 1997, 2006, 2008, 2010)
Afdeling V
: 801,47 Ha (tahun 1997, 2007, 2008, 2010)
Afdeling VI
: 692,90 Ha (tahun tanam 2011)
Afdeling VII
: 688,70 Ha (tahun tanam 2011 )
Afdeling VIII
: 686,05 Ha (tahun tanam 2011)
Afdeling IX
: 692,80 Ha (tahun tanam 2011)
Afdeling X
: 771,00 Ha (tahun tanam 2011)
Produksi kelapa sawit Kebun Sei Daun rata – rata 20,32 ton/TBS/ha/th
3.5. Manajemen Perusahaan 3.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara – III Kebun Sei Daun dapat dilihat di lampiran 1, disamping itu peranan karyawan disuatu perusahaan tidak kalah pentingnya dengan faktor produksi lainnya untuk mencapai sasaran perusahaan. Adapun pembagian karyawan di Kebun Sei Daun adalah sebagai berikut. A. Staff Staf terdiri dari 16 orang, 1 orang Manager , 2 orang Asisten Kepala, 1 orang Asisten Tata Usaha, 1 orang Asisten Personalia Kebun, 1 orang Asisten Teknik. 10 orang asisten afdeling. Penerimaan dan pengangkatan staf dilakukan oleh Dewan Direksi dan didukung oleh tingkatan pendidikan dan golongan. B. Karyawan Pelaksana ( Bulanan tetap ) Karyawan pelaksana berjumlah 862 orang, karyawan pelaksana merupakan orang yang diajukan oleh pihak perkebunan dan diangkat dengan
41
persetujuan Direksi. Penerimaan karyawan berdasarkan
hasil tes yang
diselenggarakan oleh pihak yang terkait dan juga berdasarkan prestasi kerja, golongan dan tingkat pendidikan. C. Buruh Harian Lepas Buruh harian lepas ini merupakan pekerja yang dibayarkan berdasarkan banyaknya hari kerja, hanya tidak mendapatkan fasilitas dari perusahaan dan tidak berlaku untuk kesepakatan kerja bersama. Adapun lama kerja yang berlaku pada PT. Perkebunan Nusantara – III Kebun Sei Daun, adalah sebagai berikut : a. Senin s/d jumat
b. Sabtu
I
: Pukul 07.00 – 12.00 Wib
II
: Pukul 14.00 – 16.00 Wib : Pukul 07.00 – 12.00 Wib
3.5.2. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab a. Manajer Kebun Seorang Manager memiliki tugas mengelola perkebunan dan fungsi – fungsi manajemen serta mengelola dengan memperdayakan sumberdaya perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada untuk mencapai kinerja dan tata kelola yang baik. Manajer juga memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut : Tanggung jawab Bertanggung jawab langsung kepada distrik manajer. Bertanggung jawab pidana, perdata dan tata usaha atas kewenangannya. Bertanggung jawab mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.
42
Bertanggung jawab menjamin dan memastikan bahwa pengelolaan resiko dilaksanakan didalam unit kerjanya. Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan kegiatan aspek produksi, administrasi dan keuangan kebun. Wewenang Manajer memiliki wewenang membuat keputusan bersifat rutin sesuai dengan kewenangannya serta tidak bertentangan dengan kebijakan perusahaan. Menerbitkan surat teguran bagi karyawan di bagiannya yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan disiplin perusahaan. Memberikan penilaian kepada bawahannya dalam sistem penilaian karya (SPK) dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sehingga diperoleh hasil yang objektif. b. Asisten Kepala Tugas Asisten Kepala Memeriksa RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan, RKO (Realisasi Kerja Operasional) seluruh afdeling dengan mengevaluasi RKAP, RKO tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan kondisi real. Mengawasi dan memeriksa rencana pemakaian tenaga kerja di Afdeling. Memeriksa alat kerja, mutu produksi, mutu pupuk diafdeling serta implementasi norma didalam setiap kegiatan. Memeriksa laporan Tap/Kap Inspeksi secara periodik. Memeriksa Afrekening yang dibuat oleh Asisten Tanaman. Melakukan evaluasi sasaran mutu, K3 serta implementasi RSPO di Afdeling. Tanggung jawab
43
Bertangung jawab langsung kepada Manajer. Bertanggung jawab pidana, perdata dan tata usaha atas kewenangannya. Bertanggung jawab mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya. Bertanggung jawab didalam pengawasan dan pengelolaan disetiap aspek kegiatan lapangan yang berhubungan dengan produksi di Afdeling. Wewenang Membuat keputusan secara rutin dan tidak prinsip dan tidak melanggar aturan perusahaan. Membantu dan memberikan masukan kepada Manajer dalam menetukan mengambil kebijakan terkait pengeloalan di unit kerja. Memberikan penilaian kepada bawahannya dengan sistem penilaian karya ( SPK ) dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sehingga diperoleh hasil yang objektif. c. Asisten Afdeling Tugas Asisten Afdeling Membuat RKAP, RKO, afdeling tanaman kelapa sawit serta mengevaluasi RKAP,RKO tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan real. Mengatur dan mengelola rencana pemakaian alat, bahan dan tenaga kerja di Afdeling. Melaksanakan kap inspeksi dan membuat penilaian sehingga tercapai standart mutu panen sehingga tercapai produktivitas yang diharapkan. Membantu membuat administrasi panen, premi, pemeliharaan, pemupukan yang ada diafdeling untuk bahan evaluasi dan monitoring.
44
Melaksanakan ketentuan yang diatur didalam SPK dan melaporkannya kepada Asisten Kepala. Tanggung jawab Bertangung jawab langsung kepada Asisten Kepala Bertanggung jawab pidana, perdata dan tata usaha atas kewenangannya. Bertanggung jawab mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya. Bertanggung jawab didalam pengawasan dan pengelolaan disetiap aspek kegiatan lapangan yang berhubungan dengan produksi, administrasi dan keuangan di Afdeling. Wewenang Membuat keputusan secara rutin dan tidak prinsip dan tidak melanggar aturan perusahaan. Memberikan penilaian kepada bawahannya dengan sistem penilaian karya ( SPK ) dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sehingga diperoleh hasil yang objektif. d. Asisten Personalia Kebun Tugas Asisten Personalia Kebun Bertugas membantu manajemen bidang administrasi kepersonaliaan dan umum dengan memberdayakan perusahaan dan tata kelola yang baik. Tanggung jawab Bertangung jawab langsung kepada Manajer Bertanggung didalam pengelolaan dan pengawasan dibidang personalia/umum dikebun. Bertanggung jawab mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya.
45
Wewenang Membuat keputusan secara rutin dan tidak prinsip dan tidak melanggar aturan perusahaan. Membantu
dan memberikan masukan kepada manajer dalam mengambil
keputusan dan kebijakan yang terkait didalam pengelolaan unit kerjanya. Memberikan penilaian kepada bawahannya dengan sistem penilaian karya ( SPK ) dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sehingga diperoleh hasil yang objektif. e. Asisten Tata Usaha Tugas Asisten Tata Usaha Membuat RJP, RKAP, RKO bagian tata usaha dan mengkoordinir serta mengkompilasi RJP, RKAP, RKO kebun tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan kondisi real. Mengimplementasikan dan membuat data – data keuangan yang akurat sesuai dengan prosedur Instruksi kerja perusahaan. Membuat laporan bulananan antara lain LM, PB 71, LTT yang diteruskan kepada manajer dan manajer distrik dan kantor direksi untuk bahan evaluasi dan tindak lanjut. Membuat daftar permintaan uang kerja ( DPUK) dan melaporkan tanggung jawabnya dan melaporkan realisasi kerja sehingga DPUK lebih efektif. Mengawasi dan mengelola pemakaian anggaran dengan memperhatikan harga pokok dan biaya Tanggung jawab Bertangung jawab langsung kepada Manajer
46
Bertanggung didalam pengelolaan dan pengawasan dibidang keuangan kebun. Bertanggung jawab mengembangkan kompetensi dan potensi bawahannya. Wewenang Membuat keputusan secara rutin dan tidak prinsip dan tidak melanggar aturan perusahaan. Membantu
dan memberikan masukan kepada manajer dalam mengambil
keputusan dan kebijakan yang terkait didalam pengelolaan unit kerjanya. Memberikan penilaian kepada bawahannya dengan sistem penilaian karya ( SPK ) dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sehingga diperoleh hasil yang objektif. f. Asisten Traksi dan Alat Berat Tugas Asisten Traksi dan Alat Berat Menyusun RJP, RKAP, RKO bidang teknik sipil dan alat berat dengan mengevaluasi RJP, RKAP, RKO tahun sebelumnya. Membuat daftar permintaan peralatan dan bahan untuk kepentingan teknik sipil Membuat jadwal pemeliharaan bangunan, jembatan dan saluran air secara rutin baik preventive, break down, maupun overhaul sehingga produktivitas mesin optimal. Membuat laporan penggunaan SDA ( air, BBM, pelumas, listrik dan mengevaluasi hasil ) Menyusun laporan emergency maintenance Tanggung jawab Bertangung jawab langsung kepada Manajer
47
Bertanggung didalam pengelolaan dan pengawasan dibidang keuangan sipil dan traksi alat berat. Wewenang Membuat keputusan secara rutin dan tidak prinsip dan tidak melanggar aturan perusahaan Membantu
dan memberikan masukan kepada Manajer dalam mengambil
keputusan dan kebijakan yang terkait didalam pengelolaan unit kerjanya. Memberikan penilaian kepada bawahannya dengan sistem penilaian karya ( SPK ) dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sehingga diperoleh hasil yang objektif. g. DCC Tugas DCC Bertugas untuk menyusun dokumen perusahaan untuk setiap bagiannya. Tanggung jawab Bertanggung jawab langsung kepada Manajer. Bertanggung jawab untuk menjaga segala bentuk kerahasian dan menyimpan dokumen yang berkaitan dengan perusahaan. Wewenang Membuat keputusan secara rutin dan tidak prinsip dan tidak melanggar aturan perusahaan. Membantu dan memberikan masukan kepada Manajer dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang terkait didalam pengelolaan unit kerjanya.
48
h. Papam (Ketua Satpam) Tugas papam Melakukan
jaga dan patroli pengamanan produksi dan melaporkannya ke
Mandor 1 dan Asisten. Mengikuti apel pagi. Melakukan koordinasi dengan anggota keamanan. Melaksanakan tugas – tugas yang diberikan atasan yang bersifat insidentil Tanggung jawab Melaksanakan tugas – tugas yang telah ditentukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab langsung kepada Asisten Tanaman. Wewenang Memberikan sanksi kepada pelaku apabila tertangkap melakukan pencurian dilapangan. i. Mandor 1 Tugas mandor 1 Melaksanakan apel pagi bersama Asisten Kepada semua Mandor untuk menyampaiakn semua aktivitas harian kerja. Menerima dan mencatat seluruh instruksi dari Asisten. Mengontrol dan mengawasi seluruh kegiatan panen dan pemeliharaan. Melaksanakan Kap. Speksi sesuai jadwal. Memeriksa hasil panen TBS di TPH. Melaporkan hasil kegiatan di lapangan kepada Asisten Afdeling.
49
Tanggung jawab Memberikan masukan kepada Asisten Tanaman tentang finalty yang akan diberikan kepada pekerja yang tidak mematuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Memberikan pengarahan dan peringatan kepada karyawan yang tidak mematuhi disiplin kerja. Wewenang memberikan peringatan dan sanksi kepada pekerja yang tidak mematuhi instruksi kerja. j. Krani 1 Apk (Asisten Personalia Kepala) Tugas dan tanggung jawab Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti , diterapkan dan dipelihara semua krani yang dipimpinnya. Membantu pekerjaan/tugas Asisten Kebun. Turut serta dalam menangani masalah sosial dan kegiatan sehari – hari. Mengkoordinir administrasi bagian APK, laporan kekuatan tenaga kerja setiap bulannya, dan laporan triwulan. Membantu membuat RKAP / anggran tenaga kerja. Membantu pengerjaan dari Depnaker/ Tenaga kerja. Melakukan tindakan dan pencegahan apabila ada persoalan yang berhubungan dengan kepersonaliaan/umum dengan persetujuan dari APK. k. Kepala Poliklinik Kebun Tugas dan tanggung jawab Kepala Poliklinik Kebun. Menegrjakan RKAP obat –obatan untuk kebutuhan kebun. Membuat jadwal posyandu setiap bulannya.
50
Mengawasi tugas – tugas perawat yang berada dibawah pimpinannya. Mantri emplasmen dan mengunjungi afdeling – afdeling. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan apabila ada masalah yang berhubungan dengan kesehatan karyawan sesuai dengan persetujuan APK. Wewenang Membuat surat izin sakit bagi karyawan apabila dibutuhkan dan memberikan sanksi kepada bawahannya apabila tidak melaksanakan aturan dari perusahaan. l. Krani 1 ATU (Asisten Tata Usaha) Tugas dan tanggung jawab Krani 1 ATU Mengkoordinir semua PB 71 dan LM. Membuat daftar gaji karyawan pimpinan. Membuat RKAP bagian tata usaha. Membuat dokumen untuk pembayaran kas dan bank. Membuat daftar realisasi dan pertanggungjawaban keuangan kebun. Memelihara semua dokumen yang berhubungan dengan uang. Membuat laporan pertanggungjawaban pemakaian uang yang sebenarnya (LUPUS). Wewenang Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan apabila ada masalah yang berhubungan dengan kesehatan karyawan sesuai dengan persetujuan ATU.
51
m. Krani 1 STAB Tugas dan tanggung jawab krani 1 STAB Membuat RKAP bagian tata teknik. Menjaga semua dokumen yang berhubungan dengan bagian teknik. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan apabila ada masalah yang berhubungan dengan teknik sipil sesuai dengan persetujuan ST. n. Mandor Traksi Tugas dan tanggung jawab Mandor Traksi Menerima instruksi kerja dari asisten dan menyampaikannya kepada Supir/Operator. Mengawasi seluruh aktivitas kegiatan alat berat layak dioperasikan sesuai dengan persyaratan. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pengangkutan kebun. Mengatur pemakaian BBM, Oli dan lainnya. Membuat laporan operasional kendaraan / alat berat kepada atasan. Melaksanakan tugas –tugas dari atasan yang bersifat insidentil. Melaksanakan semua tugas – tugas dengan penuh rasa tanggung jawab. Melaksanakan tugas dan bertanggung jawab langsung kepada Asisten STAB. o. Mandor Teknik Tugas dan tanggung jawab Mandor Teknik Mengawasi semua aktivitas bengkel dilapangan sesuai dengan peraturan. Mengambilan barang bekas sesuai dengan mekanisme. Menyimpan dan memelihara semua peralatan kerja dengan baik.
52
Membersihkan peralatan kerja di lapangan
setelah selesai melaksanakan
kegiatan. Membuat laporan harian pekerjaan bengkel kepada atasan. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada asisten teknik. p. Mandor Sipil Tugas dan tanggung jawab Mandor Sipil Melaksanakan instruksi kerja dari Asisten dan memeriksa kehadiran anggota. Membuat laporan harian kerja tentang kemajuan kerja kepada atasan. Menyimpan dan memelihara semua peralatan dengan baik. Melaksanakan tugas yang telah ditentukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam melaksanakan tugas langsung bertanggung jawab kepada asisten. 3.5.3. Fasilitas dan kesejahteraan karyawan a. Sistim penggajian/upah Gaji pokok untuk buruh harian di berikan sesuai dengan jumlah hari kerja. Sedangkan untuk karyawan tetap di berikan gaji berdasarkan golongan dan untuk golongan terendah disesuaikan dengan upah minimum provinsi. b. Bonus, lembur, premi, tunjangan 1. Bonus Bonus diberikan kepada karyawan setiap satu kali setahun berdasarkan income dari perusahaan 2. Lembur Pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja dan hari libur dinyatakan sebagai kerja lembur. Perhitungan uang lembur sebagai berikut :
53
Gaji pokok + tunj tetap + beras pekerja BKS - PPS 173 a. Hari biasa : (1). Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayarkan upah lembur sebesar 1,5 kali upah sejam. (2). Setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kalu upah sejam. b. Hari istirahat mingguan/hari besar : (1). Perhitungan upah lembur untuk 7 jam kerja pertama, dibayar 2 kali upah sejam. (2). Setelah 7 jam kerja pertama, dibayar lembur sebesar 3 kali upah sejam c. Hari besar nasional dan keagamaan 1 januari, 17 agustus dan : (1). Perhitungan upah lembur untuk 7 jam kerja pertama, dibayar 3 kali upah sejam (2). Setelah 7 jam kerja pertama, dibayar lembur sebesar 4 kali upah sejam 3). Premi Premi diberikan kepada karyawan sesuai dengan ketentuan oleh perusahaan dan dievaluasi secara periodik dengan SP – BUN. 4). Tunjangan Tunjangan yang diberikan perusahaan ada dua macam yaitu tunjangan beras catu yang diberikan setiap bulannya dan tunjangan hari raya diberikan sekali dalam setahun. 3.5.4. Fasilitas umum dan khusus Fasilitas umum yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara – III Kebun Sei Daun yaitu : masjid, gereja, rumah dinas karyawan, aula, mess, sekolah,
54
rumah sakit, poliklinik, dan penitipan bayi. dan Fasilitas khusus berupa kendaraan kelapangan untuk setiap Asisten Afdeling, dan mobil dinas untuk Asisten Kepala dan Manajer. Cuti Cuti diberikan pada karyawan apabila melahirkan, haid, cuti tahunan dan panjang. Cuti tahunan adalah cuti yang diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun, sehingga diberikan tunjangan sebesar 125% dari gaji. Sedangkan cuti panjang adalah apabila karyawan bekerja terus menerus tanpa pernah mengambil cuti tahunannya dan bekerja selama 6 tahun, maka berhak mendapatkan cuti selama 30 hari dan tunjangan sebesar 175 % gaji. 3.5.5. Keselamatan kerja Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja PT. Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu program perusahaan. Dilihat dari segi moral dengan dilaksanakannya program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah tenaga kerja mendapatkan perlindungan atas keselamatannya, maka diharapakan kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi sehingga karyawan dapat merasa puas dan peningkatan produktivitas dapat tercapai, sedangkan dilihat dari segi material adalah perusahaan harus memikirkan anggaran untuk pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Adapun alat keselamatan kerja yang digunakan yaitu APD berupa, safety untuk kegiatan pemeliharaan dan untuk kegiatan panen seperti helm, kacamata, sarung tangan dan sepatu boot.
55
3.5.6. Perekrutan, mutasi, promosi dan perekrutan karyawan Sistem perekrutan tenaga kerja untuk jabatan Staf dilakukan di Kantor Direksi sesuai dengan prosedur yang berlaku, sedangkan untuk perekrutan karyawan langsung dilakukan oleh Kantor Direksi. Proses perekrutan karyawan dimulai dari pengajuan surat lamaran ke kantor direksi kemudian dipanggil untuk interview, setelah itu pimpinan menentukan apakah pekerja tersebut layak untuk diterima atau tidak. Mutasi yang dilakukan di perusahaan berupa mutasi extern, mutasi ini merupakan mutasi antar perusahaan baik itu untuk Staf maupun non Staf sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebun. Alasan dilakukannya mutasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kurang, untuk penyegaran bagi karyawan serta prestasi kerja karyawan baik itu prestasinya bagus maupun prestasinya buruk sesuai dengan kebijakan dari dewan direksi. Promosi tenaga kerja dilakukan di Kantor Direksi untuk Staf dan non Staf. Manager mengajukan nama-nama yang akan dipromosikan ke Kantor Direksi dan di kantor direksi dilakukan test dan interview, apabila lulus masuk training sesuai waktu yang telah ditentukan setelah itu ditempatkan sesuai dengan kebutuhan kebun. dan transfer karyawan bertujuan untuk penyegaran agar kinerja karyawan maksimal dan diputuskan oleh Dewan Direksi. 3.6. Pelaksanaan Fungsi – Fungsi Manajemen Di Perusahaan Manajemen dalam arti umum adalah pengelolaan atau tatalaksana yang merupakan suatu proses yang khas, terdiri dari tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengawasan
yang
dilakukan
dalam
56
menetapkan sasaran perusahaan dengan cara memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber daya alam lainnya. Berhasil atau tidak suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit biasanya ditentukan oleh kemampuan dari pengusaha didalam pengelolaan dan pelaksanaan manajemen tersebut. Selain dari teknik budidaya yang baik ada tolak ukur lain yang menentukan keberhasilan suatu usaha perkebunan. Salah satunya adalah yang telah baku mengelola 4 ( empat ) komponen dalam perkebunan seperti perencanaan, organisasi perusahaan, pelaksanaan, pengawasan atau evaluasi. Apabila keempat komponen ini sudah dilaksanakan maka sasaran tujuan dari perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. 3.6.1. Perencanaan Sebelum melakukan sebuah kegiatan terlebih dahulu disusun bagian terdahulunya yaitu perencanaan yang berguna sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan yang dimaksud. Perencanaan yang benar dan baik akan memberikan pengaruh yang baik juga terhadap mutu dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Menurut ilmu manajemen keberhasilan suatu kegiatan terlihat 40%60 % dari perencanaan. Perencanaan perlu disusun sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Karena dengan adanya perencanaan dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman didalam pelaksanaan kegiatan. Di PT. Perkebunan Nusantara – III Kebun Sei Daun dalam menyusun perencanaan melibatkan seluruh staf perkebunan. Pada tingkat paling tinggi melibatkan Manajer, Asisten Kepala dan untuk dibagian Afdeling melibatkan asisten afdeling, mandor I dan para mandor lainnya. Adapun perencanaannya berupa sarana dan prasarana, penggunaan alat dan bahan yang
57
mendukung semua perencanaan berdasarkan atas ketetapan oleh pihak perusahaan yang tertuang didalam Instruksi Kerja ( IK ). Perencanaannya dapat dibagi menjadi : Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ( RKAP) Rencana kerja dan anggaran perusahaan merupakan bentuk perkiraan dalam bentuk finansial tentang anggaran setahun. Budget ini meliputi nomor heading, jenis pekerjaan, volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja untuk setahun, kebutuhan alat dan bahan serta penggunaannya yang dibutuhkan selama setahun. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggran perusahaan ini dibuat oleh Asisten Kepala dan Asisten Afdeling dan kemudian diajukan kepada Kantor Direksi bagian tanaman kemudian diserahkan kepada Manajer, maka rencana kerja tersebut diturnkan ke kebun dalam bentuk budget yang selanjutnya diturunkan ke masing – masing afdeling untuk dijalankan. Realisasi Kerja Operasional ( RKO) Rencana kerja operasional perusahaan merupakan realisasi dalam bentuk finansial tentang anggaran setahun. Budget ini meliputi nomor heading, jenis pekerjaan, volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja untuk setahun, kebutuhan alat dan bahan serta penggunaannya yang dibutuhkan selama setahun. Realisasi kerja operasional ini dibuat oleh Asisten Kepala dan Asisten Afdeling sebagai laporan realisasi penggunaan budget didalam setahun dan kemudian dilaporkan kepada Kantor Direksi untuk dilakukan evaluasi apakah penggunaan budget yang telah diberikan lebih efisien atau terjadi pembengkakan biaya didalam setahun.
58
Rencana Kerja Bulanan ( RKB ) Rencana kerja bulanan merupakan penjabaran dari rencana kerja tahunan yang terdiri dari nomor perkiraan, uraian pekerjaan, blok luasan (Ha/m), tenaga kerja laki – laki dan perempuan yang dibutuhkan. Rencana kerja ini dibuat oleh asisten afdeling pada bulan sebelum pelaksanaan kegiatan. Rencana Kerja Harian (RKH) Rencana kerja harian ini merupakan penjabaran dari rencana kerja bulanan yang berisikan nomor perkiraan, jenis pekerjaan, blok, karyawan, dan jumlah tenaga kerja pemborong dan taksiran produksi hari ini. Rencana kerja harian ini dibuat oleh masing – masing kerani afdeling dan mandor sesuai dengan tugasnya masing – masing sehari pelaksanaan kegiatan dan setelah selesai dibahas dan dilaporkan pada Mandor I dan Asisten Afdeling saat apel pagi. 3.6.2. Pengorganisasian Organisasi merupakan fungsi penting dalam hal pengelompokan orangorang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang baik dengan garis koordinasi dan komando yang jelas memberikan kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan tugas serta tanggung jawab jelas yang diberikan oleh perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan tidak akan terjadi tumpang tinding aktifitas diperusahaan, selain itu juga akan terjadi hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan sehingga tujuan dapat dilaksanakan.
59
3.6.3. Pelaksanaan Pelaksanaan dikebun merupakan tanggung jawab Manajer Kebun yang dilimpahkan kepada Asisten Kepala dan dibantu oleh Asisten Afdeling. Didalam pelaksanaan kegiatan di lapangan Asisten Afdeling berpedoman terhadap RKAP yang dibantu oleh Mandor I dalam menginstruksikan kepada Mandor Lapangan. Mandor Lapangan memberikan pengarahan dan pengawasan kepada pekerja dilapangan, namun pekerjaan tersebut diawasi dan dibimbing oleh Asisten Afdeling dan di kontrol oleh Asisten Kepala. Pada PT. Perkebunan Nusantara – III Kebun Sei Daun sebelum melakukan kegiatan ( Asisten, Mandor dan pekerja ) terlebih dahulu berkumpul di Kantor Afdeling. Pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai 07.00 wib. Pada saat apel pagi dilakukan absensi dan pemberian pengarahan dilakukan oleh Asisten Kepada Mandor dan kemudian kepada pekerja di lapangan dan Mandor membuat laporan kerja harian yang diserahkan pada waktu selesai jam kerja. Untuk memacu dan meningkatkan mutu kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan perlu adanya suatu motivasi. Motivasi yang digunakan dapat berupa berbagai bentuk seperti upah dan penyediaan fasilitas. 3.6.4. Pengawasan Pengawasan
merupakan
salah
satu
komponen
terpenting
karena
pengawasan berkaitan dengan banyaknya pemakaian sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber dana. Pengawasan harus dilakukan pada seluruh proses kegiatan disemua lini. Pengawasan yang baik akan mempermudah manajemen dalam mengukur kemajuan usaha, pengambilan keputusan atau
60
kebijakan lainnya. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap suatu organisasi yang terorganisir dari lini paling bawah sampai lini teratas. Pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara – III Kebun Sei Daun melibatkan semua staf yang terkait didalamnya, mulai dari Asisten Afdeling sampai kepada Dewan Direksi. Pengawasan dilakukan terhadap semua kegiatan yang berlangsung baik dilapangan maupun dipabrik. Pengawasan ini berpedoman kepada rencana – rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dilakukan secara administratif yang dituangkan didalam laporan yang terdiri dari laporan Bulanan, harian maupun dilaporan realisasinya untuk semua aspek kegiatan. Didalam laporan ini dituangkan bagaimana akibat dari kesalahan dan penyimpangan yang ada selama rencana dilaksanakan. Disamping itu diterangkan juga tentang kebijaksanaan yang diambil dalam menanggulangi. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : Laporan Harian Pada laporan harian ini tercamtum jumlah tenaga kerja ( HK ) yang dipakai dan hasil pekerjaan ( output ). Laporan ini diisi oleh Kerani Afdeling berdasarkan petunjuk Asisten Afdeling. Laporan Bulanan Laporan bulanan merupakan rekapitulasi selama satu bulan kerja dari laporan harian, prestasi kerja satu bulan dan penerimaan buah. Pada laporan bulanan ini dibahas hal – hal yang menyebabkan biaya lebih tinggi dari anggaran, out put yang rendah, pemakaian bahan dan masalah lainnya. Laporan ini langsung dikerjakan oleh asisten afdeling. Manajer juga membuat laporan bulanan yang merupakan rekapitulasi masing – masing afdeling.
61
IV. METODE PELAKSANAAN
4.1. Tempat dan Waktu Kegiatan PKPM dilaksanakan di PTPN III Kebun Sei Daun, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatra Utara berlangsung selama lebih kurang 3 bulan dimulai dari tanggal 17 Maret sampai dengan 16 Juni 2015.
4.2. Metode Pelaksanaan Pengumpulan data tentang pemupukan kelapa sawit telah menghasilkan di PTPN III yang menyangkut aspek teknis dan aspek manajemen dilakukan dengan mengikuti kegiatan pemupukan di lapangan dan diskusi selama ± 2,5 bulan. Dalam mengikuti kegiatan di lapangan pemupukan anorganik khusus untuk pupuk NPK Palmo ,dilakukan di Afdeling 3 pada bulan Maret sampai Juni. sedangkan untuk memperoleh data tentang manajemen pemupukan dilakukan dengan diskusi dan melihat langsung kelapangan dengan Mandor Pupuk, Asisten Pemupukan, Askep Manajer, Manajer, dan APK kantor PTPN III. 4.3 Cara Pengumpulan Data dan Informasi Pengumpulan data dan informasi tentang manajemen pemupukan dilakukan dengan metode langsung (Data primer) dan tidak langsung (Data sekunder) dalam mencari data primer maupun data sekunder. a. Data primer Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di lapangan yang berkaitan dengan aspek teknis dan kegiatankegiatan di kebun serta tanya jawab langsung dengan Karyawan,Mandor, Asisten
62
dan Divisi Manager serta pihak yang terkait dengan laporan ini tentang kegiatan manajemen yang dilakukan di perusahaan tersebut. Data primer yang diamati pada kegiatan pemupukan meliputi distribusi pupuk; aplikasi pemupukan secara manual mulai dari pengangkutan dan pengeceran pupuk ke lapangan, penaburan pupuk, pengumpulan karung bekas untilan pupuk, aplikasi pemupukan secara mekanis, serta manajemen dalam pemupukan. a. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan secara sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait yang diperoleh dari bagian Administrasi kebun. Selain itu, data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang seperti Budidaya dan Pasca Panen Kelapa Sawit, Manajemen, Pemasaran dan Literatur lain yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit lainnya. 4.4 Analisis Data dan Informasi Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan tugas akhir yang ditekankan pada aspek kegiatan dan manajemen pemupukan. Hasilnya berupa data pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun. Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan pengamatan lapangan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari
63
studi literatur dan mempelajari laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta dokumentasi kebun.
64
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil 1). Biaya Pemupukan Dolomit pada TM Kegiatan dilakukan di Afdelling III Blok DD 23 dengan luas 48,9 Ha. Frekuensi kegiatan pemupukan dolomit diaplikasikan 2 kali setahun, dengan biaya bahan sebesar Rp. 15.285.212,16. Dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Biaya bahan dalam pemupukan Dolomit No Nama Bahan 1 Pupuk Dolomit Total
Satuan Kg
Jumlah 17.484
Harga/satuan(Rp) Biaya (Rp) 874,24 15.285.212,16 15.285.212,16
Alat yang digunakan pada kegiatan pemupukan adalah ember, kain gendong dan mangkok takaran sebesar Rp.486.000. berikut perincian biaya penggunaan alat pada pupuk dolomite pada tabel 5. Tabel 5. Biaya alat dalam pemupukan Dolomit No 1. 2. 3.
Nama Alat Ember@ Kain Gendong@ Mangkok takaran*
Satuan Jumlah Unit 18 Unit 18 Unit 9 Total
Ket : @ Usia ekonomis : sekali pakai :* Usia ekonomis : 1 tahun
Harga/satuan(Rp) Biaya (Rp) 15.000 270.000 10.000 180.000 4.000 36.000 486.000
65
Adapun pelaksanaan pemupukan meliputi tenaga kerja antara lain pemuat pupuk dan pemupukan dengan biaya sebesar Rp. 1.176.000. berikut perincian biaya tenaga kerja dalam pemupukan dolomite dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Biaya tenaga kerja dalam pemupukan Dolomit No 1. 2.
Jenis Sub Kegiatan Pemuat pupuk Pelangsiran dan Pemupukan
Waktu Pelaksanaan Jam 07.00 WIB Jam 08.00 WIB
Satuan
Jumlah 10
Harga/satuan (Rp) 42.000
Biaya (Rp) 420.000
HK HK
18
42.000
756.000
Total
1.176.000
Rekapitulasi biaya untuk kegiatan pemupukan di afdelling III Blok DD 23 dengan luasan 48,9 Ha dalam kurun waktu 1 tahun disajikan dalam tabel 7 berikut. Tabel 7. Rekapitulasi biaya pemupukan Dolomit No 1 2 3 4 5 6
Jenis Biaya Biaya Bahan Biaya Alat Biaya Tenaga kerja Total Biaya Biaya Per Ha Biaya Per tanam
Biaya (Rp) 15.285.212,16 486.000 1.176.000 16.947.212,16 346.568.76 24.234.75
Biaya untuk kegiatan pemupukan di Afdelling III
mulai dari luasan
perHa, Blok dan Luas afdelling III dalam kurun waktu 1 tahun disajikan dalam tabel 8 berikut. Tabel 8. Biaya pemupukan Dolomit/Divisi/Afdeling No 1.
Biaya per Ha (Rp) 346.568.76
Biaya per blok (Rp) (luas = 48,9 Ha) 16.947.212,16
Biaya/Divisi/Afdeling (Rp) (Luas =651,45 Ha) 225.772.218.7
66
2). Biaya Pemupukan NPK Palmo
Kegiatan dilakukan di Afdelling III Blok BB 24 dengan luas 24,45 Ha. Frekuensi kegiatan pemupukan NPK Palmo diaplikasikan 2 kali setahun, dengan biaya bahan sebesar Rp. 130.537.229. Dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya bahan dalam pemupukan NPK Palmo No 1
Nama Bahan Pupuk NPK Palmo
Satuan Kg
Jumlah 22.750
Harga/satuan(Rp) 5.737,9
Biaya (Rp) 130.537.225
Total
130.537.225
Alat yang digunakan pada kegiatan pemupukan adalah ember, kain gendong dan mangkok takaran sebesar Rp.486.000. berikut perincian biaya penggunaan alat pada pupuk NPK Palmo pada tabel 10. Tabel 10. Biaya alat dalam pemupukan NPK Palmo No 1. 2. 3.
Nama Alat Ember Kain Gendong Mangkok takaran
Satuan Unit Unit Unit
Jumlah 18 18 9
Harga/satuan(Rp) 15.000 10.000 4.000 Total
Biaya (Rp) 270.000 180.000 36.000 486.000
Adapun pelaksanaan pemupukan meliputi tenaga kerja antara lain pemuat pupuk dan pemupukan dengan biaya sebesar Rp. 1.176.000. berikut perincian biaya tenaga kerja dalam pemupukan NPK Palmo dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Biaya tenaga kerja dalam pemupukan NPK Palmo No 1. 2.
Jenis Sub Kegiatan Pemuat pupuk Pelangsiran dan Pemupukan
Waktu Pelaksanaan Jam 07.00 WIB Jam 08.00 WIB
Satuan
Jumlah 10
Harga/satuan (Rp) 42.000
Biaya (Rp) 420.000
HK HK
18
42.000
756.000
Total
1.176.000
67
Rekapitulasi biaya untuk kegiatan pemupukan NPK Palmo di afdelling III Blok BB 24 dengan luasan 24,45 Ha dalam kurun waktu 1 tahun disajikan dalam tabel 2 berikut. Tabel 12. Rekapitulasi biaya pemupukan NPK Palmo No 1 2 3 4 5 6
Jenis Biaya Biaya Bahan Biaya Alat Baiaya Tenaga kerja Total Biaya Biaya Per Ha Biaya Per tanam
Biaya (Rp) 130.537.225 486.000 1.176.000 132.199.225 5.406.921,27 37.811
Biaya untuk kegiatan pemupukan di Afdelling III
mulai dari luasan
perHa, Blok dan Luas seluruh afdelling III dalam kurun waktu 1 tahun disajikan dalam tabel 13 berikut. Tabel 13. Biaya pemupukan NPK Palmo/Divisi/Afdeling No 1.
Biaya per Ha (Rp) 5.406.921,27
Biaya per blok (Rp) (luas = 24,45 Ha) 132.199.225
Biaya Divisi/Afdeling (Rp) (Luas =651,45 Ha) 352.233.886
68
5.2. Analisa Manajemen 5.2.1. Perencanaan (planning) PTPN III Kebun Sei Daun melakukan pemupukan berdasarkan Rekomendasi pemupukan yang dibuat oleh Tim Audit, yang dalam pembuatannya terlebih dahulu dilakukan analisa daun (KCD/ kesatuan contoh daun) dua kali dalam setahun yaitu biasanya pada bulan Maret dan September.
Hasil dari
kesatuan contoh daun (KCD) ini akan dibawa ke kantor pusat dan dianalisis di laboratorium.
Hasil dari analisis KCD ini akan digunakan untuk membuat
Rekomendasi pemupukan oleh Tim Audit yang disetujui oleh Direksi. Rekomendasi pemupukan ini yang menjadi panduan dalam melakukan kegiatan pemupukan di PTPN III kebun sei daun. Dalam Rekomendasi pemupukan jelas terlihat kegiatan aplikasi pupuk pada bulan yang sudah ditetapkan baik itu blok dan sektor mana yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan dan dosis pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Akan tetapi, di Afd III hanya diberikan pupuk anorganik. Pupuk tersebut adalah Pupuk Dolomite yang kandungannya 18-24% Mg, 30% CaO, NPK Palmo yang kandungannya 15:10:18+2+4+2+0,5%TE. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PTPN III kebun sei daun berdasarkan pada hasil analisis daun dan analisis tanah. Rencana pemupukan anorganik berdasarkan Rekomendasi pemupukan di PTPN III Kebun Sei Daun pada bulan maret-Mei dapat dilihat pada Tabel 13.
69
Tabel 14. Rekomendasi pemupukan anorganik pada bulan Maret-April di PTPN III Kebun Sei Daun.
Bulan
Jenis Pupu k
Maret
Dolo mit
Afdeling (Blok)
Luas (Jumlah pok ok)
Dosis/ Pokok
Jumlah Pupuk
Juml ah Tena ga Kerja (HK) 350 Zak 36
III, (AA23, 97,65 Ha 1,25 Kg AA24, (14.008 AA25,BB23) pokok) Maret Dolo III, 121,5 Ha 1,25 Kg 184 Zak mit (BB24,BB25,C (7.375 pokok) C24,CC25,DD2 4) Maret Dolo III, 139,45 Ha 1,25 kg 501 Zak mit (CC23,DD23,E ( 20.039 E23,EE24,EE25, pokok) FF23) April NPK III, (AA23, 97,65 Ha 3,25 kg 1.821 Palmo AA24, (14.008 Zak AA25,BB23) pokok) April NPK III, 121,5 Ha 3,25 kg 958 Zak Palmo (BB24,BB25,C (7.375 pokok) C24,CC25,DD2 4) April NPK III, 139,45 Ha 3,25 kg 2.605 Palmo (CC23,DD23,E ( 20.039 Zak E23,EE24,EE25, pokok) FF23) Sumber : Rekomendasi pemupukan PTPN III Kebun Sei Daun tahun 2015 Dalam perencanaan pemupukan anorganik
45
54
36
45
54
ketentuan-ketentuan lainnya
yang harus direncanakan adalah: Dibuat persediaan alat seperti Truk untuk membawa pupuk ke lapangan setiap pagi (1 unit) dan alat untuk kegiatan memupuk berupa ember, gendongan dan mangkuk. Minimal 3 bulan sebelum jadwal aplikasi, ke Gudang penyimpanan Pupuk.
70
Dipersiapkan tenaga kerja untuk operator Truk 1 orang, pengecer 2 orang, dan tenaga penabur 9-11 orang (sesuai kebutuhan). Standar kapasitas pekerja untuk pupuk Dolomite, 19 Zak/HK (950 kg/HK) untuk pupuk NPK Palmo 51 Zak/HK (1875 kg/HK) .
5.2.2. Pengorganisasian (organizing) Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) bekerja sama dengan tugas masing-masing serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan
memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PTPN III Kebun Sei Daun menyusun dan mejalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur organisasi pada Gambar 1.
Asisten Afd
Mandor I
Mandor Pupuk
Pemupuk dan Pelangsir
Pengawas pupuk
Papam
71
Gambar 1. Struktur organisasi pemupukan pada Afdeling III Tangung jawab dan wewenang masing-masing personil : Asisten Afd : Asisten Afdeling bertanggung jawab dalam membuat anggaran pembiayaan pemupukan, mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasil kerja harian. Memonitor kelancaran kerja dan memecahkan masalah yang ada. dan memiliki wewenang untuk memberikan teguran kepada bawahannya apabila kegiatan pemupukan tersebut tidak sesuai dengan instruksi kerja Perusahaan. Mandor I : bertanggung jawab dalam membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan kerja setiap hari, membina tenaga kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan.memiliki wewenang mengatur transportasi dan material yang digunakan. mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya. Mandor pemupuk : bertanggung jawab dalam mengatur pembagian ancak pekerja di lapangan,memiliki wewenang menetapkan target kerja para pekerja setiap hari sesuai kondisi. mengawasi pekerjaan dan memeriksa hasilnya setiap saat. Pengawas pupuk : bertanggung jawab dalam mengawasi pengeceran pupuk dilapangan dan aplikasinya dan memiliki wewenang untuk memberikan sanksi kepada pengecer pupuk apabila pengeceran pupuk tidak tepat. Papam : Papam memiliki tanggung jawab dalam mengawasi kegiatan pemupukan dilapangan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya pencurian pupuk oleh pihak tertentu saat dilapangan. Dan memiliki Wewenang Papam adalah memberikan sanksi kepada pihak tertentu apabila tertangkap mencuri pupuk . Pemupuk dan pelangsir : bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan sesuai dengan instruksi dari pihak perusahaan. Dan pelangsir bertanggung jawab untuk melangsir pupuk kepada tenaga pemupuk.
72
5.2.3. Pelaksanaan (actuating ) Pelaksanaan pemupukan anorganik Pelaksanaan
pemupukan
anorganik
perkiraan/estimate pemupukan yang telah ada.
dilakukan
berdasarkan
Pemupukan anorganik yang
dilakukan di PTPN III Kebun Sei Daun. adalah sebagai berikut: a. Dolomit Pada jam 07.00 WIB Mandor pemupukan meminta pupuk ke gudang yang dilengkapi dengan surat pengantar kerja dan surat pengantar barang ( SPK dan SPB ) yang telah ditandatangani oleh Field Assistant. Pemuat mulai memuat pupuk kedalam truk dan langsung mengecer pupuk pada titik-titik pengeceran yang telah ditentukan di lapangan dengan didampingi oleh mandor pemupukan. Pelangsir bertugas melangsir dan menuangkan pupuk kedalam ember dan gendongan penabur. 1 regu terdiri dari 3 orang 2 penabur dan 1 pengecer. dimana masing-masing penabur membawa 2 baris tanaman. Jarak penaburan pupuk dari batang pokok adalah 1,5 m - 2 meter dengan dosis 1,25 kg/pokok, hasil pemupukan dapat dilihat pada Lampiran 2 Gambar 5. Selesai kegiatan pemupukan maka karung pupuk dikumpulkan dan dihitung kembali jumlahnya. Bentuk pupuk dololomit dan metode pelaksanaan dapat dilihat pada pada Lampiran 2 Gambar 3 dan 4. b. NPK Palmo Pada jam 07.00 WIB mandor pemupukan meminta pupuk ke gudang yang dilengkapi dengan surat pengantar barang ( SPK dan SPB ) yang telah ditandatangani oleh Field Assistant. pemuat mulai memuat pupuk kedalam truk dan langsung mengecer pupuk pada titik-titik pengeceran yang telah ditentukan dilapangan dengan didampingi oleh mandor pemupukan. pelangsir bertugas melangsir dan menuangkan pupuk kedalam ember dan gendongan penabur. Satu (1) regu terdiri dari 3 orang 2 penabur dan 1
73
pengecer. dimana masing-masing penabur membawa 2 baris tanaman. Sebelum kegiatan pemupukan dilakukan terlebih dahulu membuat pocket untuk meletakkan pupuk mengingat jenis pupuk ini tidak sama dengan pupuk yang lainnya. Pupuk NPK palmo berukuran lebih besar berbentuk tablet. Untuk itu jenis pupuk ini harus dibenam. Dan pengaplikasian pupuk ini dilakukan sebanyak 2 kali setahun. Jarak antar pocket yang satu dengan yang lainnya yaitu 1,5 m dan satu batang pokok terdiri dari 4 lubang tanam dengan dosis 3,25 kg/pokok, hasil pemupukan NPK Palmo dapat dilihat pada Lampiran 2 Gambar 8. Selesai kegiatan pemupukan, karung pupuk dikumpulkan dan dihitung kembali jumlahnya dikantor afdeling. Bentuk pupuk NPK Palmo, metode pelaksanaan dapat dilihat pada pada Lampiran 2 Gambar 6 dan 7.
5.2.4. Pengawasan (Controlling ) a. Pengawasan pemupukan anorganik Pengawasan yang dilakukan didalam kegiatan pemupukan anorganik dilakukan oleh Asisten Afdeling dan Mandor di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan cara melihat aplikasi penyebaran pupuk di lapangan apakah pupuk di aplikasikan sesuai dengan IK. Setelah proses pemupukan, Mandor Pupuk mengumpulkan bekas karung pupuk yang telah kosong dan dibawa ke gudang untuk dihitung apakah pupuk telah teraplikasi ke seluruh tanaman, sesuai dengan jumlah karung pupuk yang telah di bawa ke lapangan. Kepala gudang memang tidak ikut garis organisasi kegiatan pemupukan, karena kepala gudang merupakan orang yang mengikuti semua kegiatan PTPN III sei daun, kepala bertanggung jawab atas semua bahan dan lata yang ada di gudang. Tugas kepala gudang pada kegiatan pemupukan melakukan pengawasan berdasarkan laporan dari Asisten Pemupukan dan disesuaikan dengan laporan
74
karyawan gudang lalu Kepala Kendaraan melakukan pengontrolan berdasarkan laporan dari Mandor Pupuk apakah pupuk telah dibawa ke lapangan oleh Operator truck, sedangkan Divisi Manajer melakukan pengawasan dengan cara memeriksa laporan dari Asisten Pemupukan, Kepala gudang dan Kepala kendaraan tentang kegiatan pemupukan. Pengawasan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting pada saat pemupukan, karena pemupukan harus di awasi padsa saat dilpangan, karena bisa saja hal yang di khawatirkan akan terjadi, seperti kehilangan pupuk, pemberian pupuk tidak sesuai dengan dosis dan pemberian pupuk tepat sasaran maka harus dilaksanakan, baik itu di dalam gudang maupun dilapangan. Untuk pengawasan di PTPN III sudah bekerja dengan baik sesuai dengan kordinasi organisasi dan sesuai dengan Instruksi Kerja (IK).
75
5.3. Pembahasan 5.3.1. Aspek manajemen a. Perencanaan Perencanaan
kegiatan
pemupukan
dilakukan
supaya
membantu
pemupukan berjalan sesuai yang diharapkan. Dan perlu diketahui, bahwa didalam aspek manajemen, kegiatan perencanaan sangat berpengaruh besar terhadap kegiatan pemupukan. Maka dari itu perencanaan harus dilakukan sebelum melaksanakan pemupukan. Pada perencanaan pemupukan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan konstruksi perencanaan dan sesuai dengan Instruksi Kerja (IK) perusahaan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian kegiatan pemupukan di PTPN III Kebun Sei Daun ditingkat afdelin dikepalai oleh Asisten Afdeling. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pemupukan adalah Asisten Afdeling, Kepala Gudang, Kepala Transportasi, Mandor 1, Mandor Pupuk, Krani Transportasi, Karyawan Gudang, Operator Transportasi dan Karyawan Pupuk yang masing-masing mempunyai tugas. Di PTPN III Kebun Sei Daun khususnya untuk Afdeling III dimulai dari Asisten Afdeling yang membuat perencanaan terhadap pelaksanaan pemupukan, selanjutnya Mandor I melaksanakan perintah dari Asisten Afdeling, setelah itu memberi bimbingan terhdap Mandor Pupuk, Mandor Pupuk akan memberikan bimbingan terhadap pekerja untuk pemberian dosis dan cara pengaplikasian, selanjutnya pengawas pupuk dan papan bertugas untuk mengawasi kegiatan memupuk mulai dari awal sampai selesai, selanjutnya pemupuk dan pelangsir
76
mengerjakan sesuai dengan perintah dari Mandor pupuk. Pengawasan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting pada saat pemupukan, karena pemupukan harus di awasi padsa saat dilpangan, karena bisa saja hal yang di khawatirkan akan terjadi, seperti kehilangan pupuk, pemberian pupuk tidak sesuai dengan dosis dan pemberian pupuk tepat sasaran maka harus dilaksanakan, baik itu di dalam gudang maupun dilapangan. Untuk pengawasan di PTPN III sudah bekerja dengan baik sesuai dengan kordinasi organisasi dan sesuai dengan Instruksi Kerja (IK). c. Pelaksanaan Pemupukan harus dikelola dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan pemupukan, mengingat biaya pemupukan merupakan salah satu komponen biaya produksi yang besar. Biaya pemupukan pada kelapa sawit tergolong tinggi, kurang lebih 30% dari total biaya produksi atau 40‐60% dari total biaya pemeliharaan.
Biaya pemupukan yang tinggi tersebut menuntut pihak praktisi
perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak dari pengadaan hingga pengaplikasian di lapangaN. (Sutarta, et all, 2005).
Pemupukan organik tidak dilakukan pada Afdeling III padahal Menurut Siregar dan Hartatik (2011), pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan yang sebagian besar berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa untuk menyediakan hara terutama N dan C-organik, serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Akan tetapi PTPN III Kebun Sei Daun khususnya afdeling III tidak menggunakan pupuk organik. Pupuk organik diberikan pada TBM, karna dianggap TBM lebih memerlukan banyak hara untuk
77
perkembangan tanaman. Pelaksanaan pemupukan dilapangan mulai dari keahlian untuk menebar atau membenam pupuk, lalu sesuai dengan takaran dosis untuk memberikan pupuk pada tanaman kelapa sawit sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan Instruksi Kerja (IK). Hanya saja pada pekerja, untuk gaji pekerja dibawah standart, harusnya perusahaan mau menambah gaji pekerja sebagai motivasi bekerja. d. Pengawasan Pengawasan kegiatan pemupukan merupakan bagian penting dari kegiatan pemupukan. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh Mandor 1, Mandor Pupuk, Pengawas Pupuk dan Papam. Pengawasan pemupukan diawali dari kegiatan memuat pupuk, dimana pupuk sesuai dengan kebutuhan pohon per blok. Kedua aspek diatas harus diperhatikan agar tidak terjadi keterlambatan transportasi pupuk sampai di lapangan. Pengawas harus memastikan pupuk diaplikasikan ke semua pokok dengan cara yang benar. Indikatornya adalah taburan pupuk rata (mengitari pokok) di permukaan tanah pada piringan dan tidak ada bongkahanbongkahan pupuk serta dosis pupuk yang diberikan harus tepat dan diharuskan menggunakan takaran (mangkok). Asisten Afdeling dituntut untuk menerapkan disiplin kerja dimana Asisten afdeling atau pengawas akan bertindak sebagai penanggung jawab di lapangan harus memasuki semua ancak pemupukan dan mengawasi pelaksanaannya. Pengawas berhak memberikan sanksi kepada pekerja yang tidak mengikuti peraturan pekerjaan. Pengawas harus mengetahui titik-titik rawan di setiap ancak kegiatan. Misalnya, pada areal pringgan (perbatasan), pada daerah ini sering terjadi kesalahan kerja yaitu penggelapan (pencurian) pupuk. Pengawas harus
78
memiliki kriteria yaitu mampu dan bertanggung jawab serta jujur selain itu, pengawas juga harus mengetahui sifat dari masing-masing pupuk. Pengawasan di PTPN III Kebun Sei Daun sudah terlaksana dengan baik, dan sejauh saya mengikuti kegiatan di lapangan tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakn pemupukan. Artinya kegiatan pemupukan sudah terealisasi dengan baik dan sesuai dengan Instruksi Kreja (IK) perusahaan. 5.3.2. Aspek Biaya Melalui perhitungan analisa pemupukan dapat men ghasilkan rata-rata biaya tahun tanam 2006 di PTPN III Kebun Sei Daun didapatkan biaya per Ha per aplikasi dari masing masing jenis pupuk anorganik yang diaplikasikan yaitu : Pupuk Dolomite
: Rp. 173.284,3/Ha
Pupuk NPK palmo
: Rp.2.703.460,64 /Ha
Selanjutnya biaya per Ha untuk masing masing jenis pupuk anorganik yang diaplikasikan 2 kali untuk 1 tahun adalah : Pupuk Dolomite
: Rp. 346.568.76/Ha
NPK palmo
: Rp. 5.406.921,27/Ha
Biaya pemupukan (Dolomite + NPK Palmo) kelapa sawit untuk 1 tahun di PTPN III adalah Rp. 5.753.490.03/Ha, sedangkan menurut Simatupang, et all., (2010) biaya yang dikeluarkan PT. SAL 1 dalam kegiatan pemupukan tahun 2008 untuk lahan seluas 5.096,19 Ha dengan tahun tanam 1993 dan 1997 yaitu total biaya aplikasi pemupukan sebesar Rp 22.830.128.305 (Rp 4.479.842/Ha). Disini terlihat perbedaan biaya pemupukan, hal ini dipengaruhi oleh jenis pupuk yang digunakan, rotasi pemupukan, upah tenaga kerja, alat kerja dan harga dari jenis pupuk.
Untuk jenis pupuk yang digunakan, PTPN III menggunakan pupuk
79
majemuk sedangkan PT SAL 1 menggunakan pupuk tunggal, rotasi pemupukan per tahun yaitu untuk PTPN III dalam aplikasi NPK dilaksanakan 2 kali dalam setahun begitu juga pemupukan Dolomite. Untuk upah tenaga kerja, berdasarkan UMR (upah minimum regional) setiap daerah lokasi kebun berbeda. Biaya alat kerja berbeda dan juga penetapan usia ekonomis setiap perusahaan perkebunan tidak sama. Hal ini bisa dikatakan bahwa biaya pemupukan lebih besar di PT SAL 1 dibandingkan dengan PTPN III, berarti PTPN III lebih efisien.
80
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di buat dengan melaksanakn kegiatan PKPM II, tentang manajemen pemupukan di PTPN III Kebun Sei Daun adalah sebagai berikut: 1. Fungsi - fungsi manajemen dalam kegiatan pemupukan di PTPN III Kebun Sei Daun telah di laksanakan dengan baik sesuai Instruksi Kerja (IK) Perusahaan. 2. Penggunaan biaya pemupukan di PTPN III Kebun Sei Daun sebesar Rp.5.753.490,03/Ha
di
bandingkan
dengan
PT.SAL
1
sebesar
Rp.7.479.842/Ha. Dapat dilihat adanya perbedaan yang jaul lebih efisien dan efektif baik secara aspek biaya maupun aspek manajemen di perusahaan PTPN III Kebun Sei Daun. 3. Dalam pengaplikasian Dolomite, abu pupuk tersebut sangat banyak sehingga karyawan pemupuk mengalami kesulitan pada saat menabur oleh sebab itu pekerja diwajibkan untuk memakai masker atau penutup mulut dan hidung untuk menjaga kesehatan dan kendala lainnya Apabila hujan pada saat pemupukan maka pemupukan dihentikan dan dibawa kembali ke gudang, saat tanah becek sulit untuk melangkah sehingga jam kerja bertambah.
81
6.2. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan pada kegiatan pemupukan antara lain: 1. Dalam pemberian Gaji pada pekerja, harus sesuai dengan apa yang sudah dilaksanakan, maka dari itu perusahaan harus mengambil kebijakan untuk menggaji pekerja. 2. Pekerja harus lebih mengutamakan kesehatan pada saat bekerja. Sebaikanya pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
82
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2012. Jenis dan sifat Pupuk. http://informasi-kelapasawit.blogspot.com /2012/10/pemupukan-kelapa-sawit.html, (18 Juni 2013) Faizbarchia., M. 2009. Pemupukan Berimbang. http://faizbarchia.blogspot.com /2009/06/pemupukan-berimbang.html, (20 Juni 2013). Fauzi, Widyastuti, Sastyawibawa dan Hartono. 2005. Kelapa Sawit, Budidaya Pemanfaatan Hasil & Limbah, Analisis Usaha & Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal. IPB. (2012). Tinjauan Pustaka. http://repository.ipb.ac.id, (22 Juni 2013). Hap, M.C. 2005. Buku Pedoman Standar Manajemen Kerja Kebun Kelapa Sawit. Departemen Agronomi Incasi Raya Group. Kiliranjao (Sumbar). Irvan, H. 2009. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Pinang Estate, PT. Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation, Sime Darby Group, Musi Rawas, Sumatera Selatan. http://www.google.com/url?, (24 Juni 2013) Koswara (2006). Pupuk Anorganik. http://sawit Indonesia.com/sosok/direkturpengembangan-saraswanti-group-kebutuhan-pupuk-kian-meningkat-tiaptahun. (17 mei 2015). Kurnianti, N. (2012). Pupuk dan Pemupukan. http://petunjukbudidaya.blogspot. com/2012/12/pemupukan.html, (22 juni 2013). Lingga dan Marsono. 2000. Pupuk Organik. Kanisius, Yogyakarta Mangoensoekarjo, S dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal. Muhni, A. (2010). Pengertian dan Fungsi-Fungsi Manajemen. http://amuhni. blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-fungsi-fungsi-managemen.html, (22 Juni 2013). Novizan.2009. Pemupukan Yang Efektif. https://www.facebook.com/permalink., (25 Juni 2013). Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Premono, 2015. Pupuk majemuk NPK Palmo. http://sawitindonesia.com/pengembangan-saraswanti-group-kebutuhanpupuk-kian-meningkat-tiap-tahun.
83
PPKS, Medan. (2013). Peranan unsur hara, http://www.pusri.co.id/indexC 0302.php , (24 Juni 2013). PTPN. III. (2003). Syarat tumbuh tanaman kelapa sawit. Buku saku perusahaan PTPN III. Purwanto, E. (2012). Pemupukan. http://membangunkebunkelapasawit.webs. com/ pemupukan.htm, (30 Juni 2013). Saputra, A, R. 2011. Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, Pt Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau. http://www.google.com/url?sa, (26 Maret 2013). Setyamidjaja, D. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Simatupang. S., Palupi. R. E., dan Suwarto. 2010. Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT. Sari Aditya LokaI (PT. Astra Agro Lestari TBK) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.http://www.google.com/url?sa, (26 Maret 2013). Siregar A., F. dan W. Hartatik. 2011. Aplikasi Pupuk Organik Dalam Meningkatkan Efisiensi Pupuk Anorganik Pada Lahan Sawah Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia Media Pustaka. Jakarta. 178 hal. Suwanto, Binsar N., Moro D., Selamet K., Anglulu G., Karim N. dan Harmen. 2005. Standar Manajemen Kerja Kebun Kelapa Sawit. Incasi Raya Group. Kiliranjao, Sumatra Barat. Sutarta E., S., Witjaksana D., dan Suroso R. 2005. Peluang Penggunaan Pupuk Majemuk dan Pupuk Organik dari Limbah Kelapa Sawit. http://www.google.com/url?sa, (22 Juni 2013).
84
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta PTPN III Kebun Sei Daun
Gambar 2 : Peta PTPN III Kebun Sei Daun, labuhan batu selatan sumatera utara
85
Lampiran 2. Dokumentasi pupuk anorganik
Gambar 3: Bentuk Pupuk Dolomit yang akan digunakan di afdelling III kebun sei daun
Gambar 4: Pengaplikasian pupuk dolomit pada tanaman kelapa sawit
Gambar 5: Hasil Pemupukan dolomite dengan cara melingkar
86
Pupuk NPK Palmo
Gambar 6: Bentuk pupuk NPK Palmo yang akan digunakan di afdeling III sei daun
Gambar 7: Pengaplikasian pupuk NPK Palmo dengan cara pocket (dibenam)
Gambar 8: Setelah pengaplikasian di benam, lalu ditutup dengan tanah
87