BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kata logistik yang berasal dari bahasa Yunani logos atau Bahasa Perancis loger memiliki makna manajemen aliran benda dari titik asal ke titik konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan atau perusahaan. Sumber daya yang dikelola di logistik dapat mencakup benda fisik, seperti makanan, bahan, hewan, peralatan dan cairan, serta barang-barang abstrak, seperti mengatur waktu, informasi, unit transportasi, harga , kuantitas, partikel, dan energi.
Logistik
barang fisik biasanya melibatkan integrasi arus informasi, yang merupakan penanganan material, produksi, kemasan, persediaan, transportasi, pergudangan, dan keamanan. Kegiatan-kegiatan dalam logistik biasanya bersifat kompleks dan tujuan akhir dari logistik adalah meminimalisasi penggunaan sumber daya dalam kegiatan penerimaan dan pengeluaran barang pada skala regional, nasional, maupun internasional. Kabupaten Lahat sebagai salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu kabupaten penghasil karet alam yang cukup besar di Sumatera Selatan. Berdasarkan data tahun 2014 dari Biro Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Lahat memiliki kebun karet seluas
1
2
36.038 Ha yang terdiri atas perkebunan sebesar seluas 4.072 Ha (11,30%) dan perkebunan rakyat seluas 31.966 Ha (88,70%). Sistem logistik karet rakyat di Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan diawali oleh para petani karet rakyat di desa-desa Kecamatan Kikim Timur dalam menjual hasil kebunnya, sangat bergantung kepada peran para pengepul yang ada di desa-desa.
Para pengepul ini aktif
berkeliling ke kebun-kebun dan ke rumah-rumah para petani untuk membeli hasil kebun mereka dengan menggunakan mobil pickup. Para pengepul ini membeli hasil karet para petani dengan harga yang lebih rendah dari harga pabrik agar ada keuntungan bagi pengepul. Hasil sadapan karet rakyat yang dibeli dan dikumpulkan oleh pengepul ini akan dijual oleh pengepul ke pabrik pengolahan karet yang menjadi langganan mereka. Harga karet yang ditentukan oleh pabrik kepada pengepul dan harga karet yang ditentukan oleh pengepul kepada petani karet dapat berubah-ubah tergantung perubahan harga karet di pasaran internasional. Sistem yang sedang berjalan saat ini yakni pengepul mendatangi para petani karet di desa. Permasalahannya, dalam mendatangi para petani karet di desa, pengepul tidak memiliki pengetahuan petani mana yang harus didatangi lebih dahulu dan petani mana yang harus didatangi kemudian agar perjalanan mengumpulkan hasil kebun karet di desa menjadi efisien.
Pengepul hanya
memanfaatkan intuisi atau perasaannya saja untuk menentukan petani-petani mana yang harus didatangi lebih dahulu dan petani mana yang harus didatangi belakangan.
3
Dari permasalahan yang disebutkan diatas, solusi yang ditawarkan oleh penulis adalah mengembangkan aplikasi sistem logistik karet rakyat berbasis GIS dengan algoritma rute terpendek.
Solusi ini ditawarkan agar pengepul dapat
mengetahui petani mana yang harus didatangi lebih dahulu dan petani mana yang harus didatangi kemudian agar perjalanan mengumpulkan hasil kebun karet di desa menjadi efisien.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan
masalahnya adalah bagaimana agar pengepul dapat mengetahui petani mana yang harus didatangi lebih dahulu dan petani mana yang harus didatangi kemudian agar perjalanan mengumpulkan hasil kebun karet di desa menjadi efisien. Dalam hal ini, solusi yang diajukan adalah mengembangkan sistem logistik karet rakyat berbasis GIS dengan algoritma rute terpendek yang akan bermanfaat bagi pengepul untuk menentukan rute pembelian karet secara efisien.
1.3.
Batasan Masalah Dari
permasalahan
diatas,
batasan-batasan
atau
ruang
lingkup
permasalahan yang akan ditangani yaitu: 1.
Membuat sistem logistik karet rakyat berbasis GIS dengan algoritma rute terpendek
2.
Algoritma rute terpendek yang digunakan adalah Greedy Algorithm
3.
Aplikasi dibangun dalam sistem operasi Android
4
4.
Cakupan wilayah penelitian dan peta GIS dibatasi pada Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan, dan hanya pada beberapa desa. Karena banyak desa yang tidak terjangkau jaringan internet untuk mengakses aplikasi Google Maps.
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem logistik karet rakyat berbasis GIS dengan algoritma rute terpendek di Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. 1.4.2. Manfaat Penelitian 1.4.2.1. Bagi Masyarakat 1. Untuk pengepul dapat secara efisien/hemat biaya menentukan rute pembelian karet dari petani karet rakyat di desa yang dikunjunginya 2. Petani karet rakyat diuntungkan dengan cara hasil kebunnya lebih cepat diambil (dibeli) oleh pengepul. 1.4.2.2. Bagi Peneliti 1. Untuk lingkungan akademik Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Palembang menambah kajian mengenai pengembangan perangkat lunak berbasis GIS 2. Memberikan informasi mengenai pembuatan aplikasi GIS berbasis Android
5
3. Dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu-ilmu yang didapat selama menjalani pendidikan di Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu
Komputer,
Universitas
Bina
Darma
Palembang,
serta
memperluas wawasan dan pengetahuan.
1.5
Metodologi Penelitian
1.5.1
Tempat Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten
Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. 1.5.2
Waktu Penelitian Waktu penelitian dimulai dari awal bulan Oktober 2015 sampai dengan
akhir bulan Januari 2016. 1.5.3
Alat dan Bahan Pengembangan aplikasi dilakukan pada laptop Acer dengan processor Intel
i5, RAM 4 GB, resolusi layar 1360 x 768 pixel, harddisk sebesar 500 GB, dilengkapi dengan sistem operasi Windows 7. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan aplikasi ini adalah: 1. Adobe Fireworks CS4 untuk desain grafis aplikasi 2. Microsoft Visio 2013 untuk menggambar berbagai diagram 3. Android Studio untuk pengembangan aplikasi android 4. Pencil untuk membuat rancangan-rancangan tampilan aplikasi android
6
1.5.4
Data Penelitian
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 1.
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan yakni Kecamatan Kikim Timur.
2.
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Selain data primer, sumber data yang dipakai peneliti adalah sumber data
sekunder, data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. 1.5.5
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : a.
Wawancara (Interview) Merupakan suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab atau dialog secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
7
b.
Studi Pustaka Mengumpulkan data dengan cara mencari dan mempelajari data-data dari buku-buku ataupun referensi lain yang berhubungan dengan penulisan laporan penelitian proposal ini. Buku yang yang digunakan penulis sebagai referensi, adapun metode yang digunakan penulis dalam merancang dan mengembangkan dapat dilihat pada daftar pustaka
c.
Dokumentasi Mengumpulkan data-data atau dokumen mengenai perkebunan karet yang ada di kecamatan Kikim Timur. data-data atau dokumen yang di perlukan dari SDN 3 Sungai Rotan.
1.5.6
Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode prototyping (Pressman, 2010:43). Menurut Pressman (2010,43), prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping. Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat. Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan.
8
Model tersebut dapat berupa tiga bentuk : 1.
Prototype kertas atau model berbasis komputer yang menjelaskan bagaimana interaksi antara pemakai dan komputer.
2.
Prototype yang mengimplementasikan beberapa bagian fungsi dari perangkat lunak yang sesungguhnya. Dengan cara ini pemakai akan lebih mendapatkan gambaran
tentang
program
yang
akan
dihasilkan,
sehingga
dapat
menjabarkan lebih rinci kebutuhannya. 3.
Menggunakan perangkat lunak yang sudah ada. Seringkali pembuat software memiliki beberapa program yang sebagian dari program tersebut mirip dengan program yang akan dibuat. Di dalam proses pengembangan, sering kali pemakai/pelanggan hanya
dapat mendefinisikan tujuan dan penggunan software yang dibutuhkan, tetapi tidak dapat mendefinisikan secara rinci kebutuhan masukan, pengolahan, dan keluarannya. Di sisi lain, pembuat software tidak memiliki kepastian akan hal tersebut.
Hal ini menyebabkan pengembang kurang memperhatikan efisiensi
algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk menyelaraskan antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhkan kerjasama yanga baik di antara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengenyampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalam menyelesaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.
9
Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Gambaran siklus hidup metode pengembangan sistem prototyping disajikan di bawah ini:
Gambar 1.1 :
Siklus Hidup Metode (Pressman, 2010:43)
Pengembangan
Sistem
Prototyping
Tahapan-tahapan dalam Metode Prototyping Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: a. Komunikasi Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. b. Perencanaan secara cepat
10
Pengembang membuat perencanaan mengenai prototype yang akan dibuat yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output) c. Perancangan secara cepat Pengembang membuat rancangan prototype yang berfokus pada keinginan pelanggan. d. Konstruksi prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya). e. Evaluasi protoptyping Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. Evaluasi kemudian dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3. 1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dimaksudkan agar dapat menjadi
pedoman atau garis besar penulisan laporan penelitian ini dan dapat menggambarkan secara jelas isi dari laporan penelitian sehingga terlihat hubungan
11
antara bab awal hingga bab terakhir. Sistem penulisan laporan penelitian ini terdiri atas: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, metode analisis data, metode pengujian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab II ini berisi landasan teori, yaitu teori–teori umum dan khusus yang mendukung penulisan skripsi ini. Hal-hal yang tercakup di dalamnya adalah pembahasan tentang logistik, sistem logistik, GIS, android, teori graf, dan UML. BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan aplikasi sistem logistik karet rakyat berbasis GIS dengan algoritma rute terpendek. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil dan pembahasan mengenai aplikasi sistem logistik karet rakyat berbasis GIS dengan algoritma rute terpendek yang dihasilkan oleh penelitian ini. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
12
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran untuk perbaikan/pengembangan selanjutnya dari hasil penelitian ini.