BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dan tercatat sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 buah yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar 5,8 juta km2 dengan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2.78 juta km2. Ada sekitar 60 juta Penduduk Indonesia bermukim di wilayah Pesisir dan penyumbang sekitar 22 persen dari pendapatan bruto nasional.4 Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang terletak dibagian barat Indonesia dengan potensi laut yang cukup strategis dan memiliki dua kawasan pantai sekaligus yakni Pantai Barat dengan panjang 763.47 km dan Pantai Timur dengan panjang 545 km.4 Data Serikat Nelayan Indonesia (SNI) tahun 2006 menunjukkan bahwa jumlah nelayan di Sumatera Utara sebanyak 138.678 orang yang terdiri dari 95.738 orang bekerja sebagai nelayan penuh, 37.103 orang bekerja sebagai nelayan sambilan utama dan sebanyak 6.847 adalah nelayan sambilan tambahan. Produksi perikanan Sumatera Utara mencapai 421.296,74 ton, terdiri dari 362.082,53 ton ikan laut, dan 37.375,78 ton ikan darat. Serta 21.283,99 ton ikan budi daya air payau dan budi daya laut sebesar 554,44 ton.4 Data dan potensi sumber daya pesisir dan laut sebagaimana tergambar diatas sangat strategis bagi pembangunan perekonomian untuk dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi kepentingan rakyat di Sumatera Utara khususnya nelayan. Namun di sisi
lain kita juga prihatin dengan kondisi kehidupan nelayan yang masih
menunjukkan potret kemiskinan yang mencolok dan derajat kesehatan yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dipertegas oleh hasil penelitian dari Martiana dan Lestari (2006) mengenai gangguan kesehatan pada nelayan Lombok yang menyatakan bahwa 80% dari responden mengalami gangguan kulit berupa hyperpigmentasi, 51% mengalami gangguan mata berupa iritasi dan pterigium, 28% mengalami gangguan pendengaran berupa telinga berdenging, 59% mengalami gangguan persendian berupa low back pain, 38% mengalami gangguan pernapasan berupa ISPA, dan 50% mengalami gangguan abdomen berupa gastritis. 10 Ringkasan dan analisis hasil survei Keselamatan dan masalah kesehatan di industri perikanan (Safety and health issues in the fishing industry) oleh konsultan ILO Tomaszunas, menyebutkan bahwa banyak nelayan yang menderita penyakit kulit dan pernafasan, serta dari efek kebisingan dan getaran. Hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker perut dan kanker paru-paru juga ditunjukkan sebagai masalah penting.15 Kepala Pusat Data dan Statistik, Poernomo (2009) dalam siaran pers nya di Jakarta, menyatakan bahwa gangguan kesehatan akibat pekerjaan sebagai nelayan yang ditemukan adalah pterygium (penyakit pada mata) dengan frekuensi sebesar 88% dan kelainan fungsi pendengaran sebesar 27%. Gangguan kesehatan lainnya adalah gangguan pernapasan bagian atas dan prevalensi terbesar didapatkan pada para penyelam.11 Kesehatan adalah hak semua orang, akan tetapi prinsip-prinsip untuk hidup sehat sering bertentangan dengan aktivitas yang dilakukan, misalnya pekerjaan. Sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting.
Bagi
masyarakat moderen bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam
Universitas Sumatera Utara
rangka memperoleh imbalan berupa uang atau jasa, maupun dalam rangka mengembangkan dirinya. Pada kenyataannya, sebagian besar pekerjaan cenderung memiliki konotasi paksaan, baik yang ditimbulkan dari dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. Pekerjaan juga seringkali meliputi penggunaan waktu dan usaha di luar keinginan individu pekerja, contohnya bekerja pada malam hari. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat 1 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Agar seorang tenaga kerja ada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas setinggi-tingginya, maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja.16 Laut merupakan salah satu lingkungan kerja yang berbahaya bagi kesehatan paru, walaupun masih banyak penyakit akibat kerja yang dapat ditimbulkan, seperti dermatitis dan menurunnya daya dengar akibat kebisingan dari suara motor kapal. Hal ini dapat disebabkan karena air laut mengandung sejumlah besar gas-gas udara yang terlarut. Semua gas-gas yang ada di atmosfir dapat dijumpai di dalam air laut walaupun terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang ada di atmosfir.2 Lingkungan pemukiman dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap terjadinya gangguan pernapasan. Udara kering yang ditemukan disekitar pemukiman nelayan
Universitas Sumatera Utara
yang berada di sekitar tepi laut dapat memudahkan terjadinya penularan penyakit terutama yang ditularkan melalui udara. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada tanggal 10, 14 Juli dan 30 September 2010 di Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan ditemukan bahwa daerah tersebut
merupakan pangkalan tempat berlabuhnya kapal nelayan
sekaligus tempat pemukiman keluarga nelayan. Hasil tangkapan yang menjadi prioritas nelayan Young Panah Hijau adalah udang. Berdasarkan keterangan Kepala Lingkungan diketahui bahwa kebanyakan nelayan merupakan kepala rumah tangga yang berusia diatas 40 tahun dan telah menekuni profesi sebagai nelayan selama puluhan tahun, kebiasaan merokok juga ditemukan pada kebanyakan nelayan, udara dingin pada malam hari yang dirasakan pada saat berlayar menjadi alasan bagi para nelayan untuk merokok karena dianggap dapat menghangatkan tubuh. Berdasarkan keterangan dari 12 orang nelayan yang baru pulang berlayar, keluhan nelayan tentang gejala gangguan pernapasan yang paling banyak ditemukan adalah batuk dan sesak napas. Para nelayan tersebut pergi berlayar dengan menggunakan baju lengan pendek dan membawa jaket, akan tetapi jaket tersebut tidak dipakai saat bekerja dan baru dipakai saat pekerjaan telah selesai dilaksanakan. Nelayan Young Panah Hijau berlayar di laut selama dua hari, kemudian kembali ke darat selama sehari dan begitulah seterusnya. Secara alamiah manusia bekerja pada siang hari dan tidur pada malam hari, dengan perubahan pola kerja tentu nelayan akan menghadapi berbagai masalah kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian, apakah ada gejala gangguan pernapasan pada nelayan Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran gejala gangguan pernapasan pada nelayan Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gejala gangguan pernapasan pada nelayan Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui gambaran gejala gangguan pernapasan pada nelayan
Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 berdasarkan karakteristik umur. 2. Young
Untuk mengetahui gambaran gejala gangguan pernapasan pada nelayan Panah Hijau lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
berdasarkan karakteristik masa kerja.
Universitas Sumatera Utara
3.
Untuk mengetahui gambaran gejala gangguan pernapasan pada nelayan
Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 berdasarkan karakteristik riwayat pekerjaan. 4.
Untuk mengetahui gambaran gejala gangguan pernapasan pada nelayan
Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 berdasarkan kebiasaan merokok. 1.4 Manfaat Penelitian 1.
Sebagai bahan masukan bagi nelayan untuk lebih memperhatikan faktor risiko
yang dapat mempengaruhi kesehatan alat pernapasan. 2.
Sebagai bahan masukan bagi Serikat Nelayan Indonesia (SNI) mengenai
gejala gangguan pernapasan yang terjadi pada nelayan Young Panah Hijau Lingkungan 8 Kecamatan Medan Marelan. 3.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis serta referensi bagi
yang ingin melakukan penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara