BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Cephalo pelvic disproportion (CPD) yang berhubungan dengan ukuran janin yang berlebihan (4000 gram atau lebih) terjadi pada 5% kelahiran aterm. Ukuran janin yang besar atau makrosomia berhubungan dengan diabetes mellitus maternal, obesitas, multiparitas, atau ukuran besar pada salah satu atau kedua orang tua. Distosia bahu, kondisi dimana kepala janin dapat dilahirkan, tetapi bau anterior tidak dapat melewati bagian bawah arkus pubis, dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). Pertolongan persalinan CPD melalui jalan vaginal memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kemantian bayi. Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan CPD melalui jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan persalinan cephalo pelvic disproportion dilakukan dengan sectio caesaria. Bedah caesar merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding abdomen dan dinding uterus dan merupakan prosedur untuk menyelamatkan kehidupan. Operasi ini memberikan jalan keluar bagi kebanyakan kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginam tidak mungkin atau berbahaya (Winkjosastro, 1999). Menurut Gerhard Martius, 1997 Sectio caesaria menempati urutan kedua setelah ekstraksi vakum dengan frekuensi yang dilaporkan 6% sampai
1
15%. Sedangkan menurut statistik tentang 3509 kasus sectio caesaria yang disusun oleh Peel dan Chamberlein, indikasi untuk sectio caesaria dalah disproporsi janin-panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, pernah sectio caesaria 11%, kelainan letak janin 10%, pre eklampsi dan hipertensi 7%, dengan angka kematian ibu sebelum dikoreksi 17%, dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian janin 14,5 (Wiknjosastro, 1999). Angka kematian ibu dan perinatal di Indonesia masih tinggi. Kejadian persalinan terbesar adalah persalinan normal, persalinan tertinggi terjadi pada usia 19-24 tahun, dan paritas tertinggi adalah primiparitas. Insidensi pengakhiran paling tinggi adalah ”Sectio Caesaria”, dengan indikasi paling tinggi ”Cephalo pelvicdisproportion”. Pertolongan persalinan Cephalo pelvicdisproportion
melalui jalan
vaginal memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.
Memperhatikan komplikasi
pertolongan persalinan Cephalo pelvicdisproportionmelalui jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan persalinan Cephalo pelvicdisproportiondilakukan dengan sectio caesaria. Berdasarkan berbagai masalah yang dihadapi klien, maka penulis tertarik untuk mengambil karya tulis ”Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Sectio Caesaria atas indikasi cephalo pelvicdisproportion di Ruang Melati RSUD Sunan Kalijaga Demak”.
2
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mampu
mendapatkan
gambaran
hasil
pengelolaan
atau
asuhan
keperawatan pada pasien sectio caesaria dengan indikasi cephalo pelvic disproportion dengan pendekatan prose keperawatan di Ruang Fatimah Rumah Sakit Roemani Semarang. 2. Tujuan khusus : a. Penulis ingin memberikan gambaran tentang pengkajian secara langsung dan lengkap yang mencakup kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural pada klien Post Operasi Sectio Caesaria atas indikasi Cephalo Pelvic Disproportion. b. Penulis ingin memberikan gambaran perumusan masalah yang muncul pada perawatan pasien Sectio Caesaria dengan indikasi cephalo pelvic disproportion. c. Penulis ingin memberikan gambaran tentang perencanaan tindakan yang dilakukan pada klien Post Operasi Sectio Caesaria. d. Penulis ingin memberikan gambaran tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul atau berisiko muncul pada klien dengan Operasi Sectio Caesaria. e. Penulis ingin mendeskripsikan hasil evaluasi asuhan keperawatan pada pasien Post Operasi Sectio Caesaria ataas indikasi cephalo pelvic disproportion.
3
f. Menggambarkan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menyelesaikan permasalahan pada klien tersebut. g. Menggambarkan hasil pembahasan terhadap pengelolaan kasus pada pasien Post Operasi Sectio Caesaria. C. Metode dan Teknik Penulisan Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian yang dilaksanakan dengan cara: 1. Wawancara Yaitu mengadakan tanya jawab dengan klien, keluarga, perawat, dokter serta tim kesehatan lain tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. 2. Observasi Partisipasi Aktif Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung dengan ikut berperan secara aktif dalam pengelolaan klien. Observasi dilakukan pada saat pengkajian sampai evaluasi. 3. Studi Dokumentasi Yaitu metode untuk mengungkapkan kebenaran mengenai suatu kejadian atau proses yang terjadi pada masa lampau, dengan cara mempelajari catatan keperawatan maupun catatan medis yang berkenaan dengan klien kelolaan. 4. Studi Kepustakaan
4
Yaitu menggunakan buku-buku literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan klien sehingga didapat data yang teoritis. E. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penyusunan karya tulis disusun Sistematika Penulisan yang terdiri dari 5 bab yaitu: BAB
I : Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.
BAB
II : Berisi konsep dasar tentang post operasi sectio caesaria atas indikasi cephalo pelvic disproportion yaitu meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi / predisposisi, penatalaksanaan CPD, jenis-jenis sectio caesaria, indikasi sectio caesaria, komplikasi, anestesi, komplikasi dan efek samping anestesi, jenisjenis sayatan, adaptasi fisiologi ibu post partum, pengkajian fokus, pathwatys keperawatan, serta kasus intervensi.
BAB
III : Berisi tentang tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, pathways keperawatan sesuai kasus pada pasien, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan pada klien.
BAB
IV : Merupakan pembahasan yang membahas hasil pengelolaan kasus di bandingkan dengan tinjauan teoritis.
BAB
V : Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.
5