BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Kontribusi terhadap perekonomian tersebut tidak hanya dapat dirasakan di negara-negara berkembang tetapi juga di negara maju. Bentuk kontribusi yang diberikan dengan keberadaaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bisa dilihat dari: jumlah perusahaan yang ada, jumlah produksi dan nilai tambah yang diberikan, kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto. Keberadaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan kontribusi dalam sebuah perekonomian negara berupa: (a) mendirikan unit usaha 80-90% dari semua unit usaha yang ada, (b) menyediakan lebih dari 60% dari pekerjaan sektor swasta, (c) menghasilkan 50-80% dari
total
lapangan
kerja,
(d)
memberikan kontribusi sekitar 50% dari penjualan atau nilai tambah, (e) memberikan keuntungan 30% dari total ekspor langsung (Narain, 2003). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) menunjukkan data jumlah unit usaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia sebesar 56.534.592 unit atau 99,99 persen dari total unit usaha yang ada. Jika dilihat berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi lapangan pekerjaan bagi 107.657.509 jiwa atau 97,16 persen dari total tenaga 1
kerja. Selain itu, kontribusi yang diberikan terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 4.869.568,1 triliyun atau 59,08 persen dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dengan data yang ada tersebut menunjukkan bahwa peranan keberadaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sangat besar. Tabel 1.1: Jumlah unit UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007-2013 (30 Juni 2013) Tahun Jumlah Unit 2007 149.320 2008 152.340 2009 164.847 2010 182.232 2011 201.975 2012 203.995 2013 204.979 Sumber: Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak sedikit jumlahnya. Selain itu juga menyerap cukup banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi bagi perekonomian yang tidak sedikit. Produk yang dihasilkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki ciri khas sendiri dengan kuatnya budaya yang melekat dalam berbagai macam produk tersebut. Keunggulan dan keunikan nilai budaya tersebut yang kemudian yang menjadi keunggulan tersendiri dalam bersaing dan merebut hati konsumen di pasar. Dengan keunggulan tersebut juga membawa produk yang dihasilkan hingga ke luar negeri dan dikenal di berbagai negara di mancanegara. Hal itu tentu saja
2
membawa dampak yang positif bagi nama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan membawa keuntungan secara ekonomi dalam perdagangan internasional. Ketika istilah dan era globalisasi belum dikenal, menjadi
internasional,
domestik
dan
regional.
pasar tersegmentasi Perusahaan-perusahaan
multinasional (MNC) mendominasi di pasar internasional, sedangkan keberadaan usaha kecil hanya pada tataran pasar domestik. Usaha kecil memulai bisnis mereka secara lokal untuk mendapatkan pengalaman dan membuat pijakan yang kuat di pasar domestik. Bagi usaha kecil, proses internasionalisasi biasanya memakan waktu bertahun-tahun untuk dapat menjual produk atau mendapatkan dukungan layanan global. Hal ini bisa terjadi karena mereka memiliki keterbatasan dalam berbagai sumber daya dan kompetensi dalam hal pembiayaan, sumber daya manusia, pengetahuan, keterampilan, dan lain lain bila dibandingkan dengan perusahaan multinasional di pasar global (Freeman dalam Tahir 2010). Dengan perkembangan zaman yang ada, dunia kini semakin menyempit apalagi dengan munculnya teknologi canggih, perkembangan transportasi dan alat komunikasi yang begitu pesat. Disisi lain juga terjadi pergeseran pola dan selera konsumen yang lebih bersifat internasional. Faktor-faktor ini juga telah membawa perubahan dalam sektor industri dalam lingkungan yang kompetitif global proses inilah yang kemudian berkembang menjadi globalisasi. Globalisasi telah membantu perusahaan-perusahaan besar maupun kecil untuk menghapus hambatan pasar dan juga hambatan masuk dalam pasar luar negeri). Sejak munculnya proses globalisasi dan perkembangan
teknologi yang semakin
3
canggih, makin banyak usaha kecil yang terlibat dalam kegiatan bisnis internasional (McDougall dan Oviatt, 2005). Dalam dua dekade terakhir, terdapat bukti bahwa terjadi perkembangan menuju proses internasionalisasi dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai belahan dunia. (Lu dan Beamish, 2001). Kemampuan untuk bersaing di perdagangan internasional ini menjadi kebutuhan dalam persaingan global, tujuannya agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tersebut dapat bertahan dan berkembang dalam proses internasionalisasi yang diikuti. Kondisi inilah yang kemudian menarik perhatian berbagai pihak untuk mempelajari proses internasionalisasi dan perilakunya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tingkat perusahaan, internasionalisasi membantu dan mendorong perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan seperti pertumbuhan dan peningkatan
keuntungan,
mengintensifkan
dan
mempertahankan
posisi
perusahaan dalam kompetisi melalui inovasi dan kinerja, meningkatkan keterampilan manajerial dan mengakselerasikan sumber daya manusia, serta membuat diversifikasi risiko bisnis. Proses internasionalisasi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan keputusan yang mendasar untuk diputuskan sejak awal. Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan internasionalisasi mereka harus menentukan kemana mereka akan pergi (menentukan faktor geografis dan segmentasi konsumen), bagaimana cara yang digunakan (sifat dan proses internasionalisasi), apa yang harus dilakukan (memahami dampak dan
4
penyesuaian perubahan yang diperlukan bagi manajemen serta bagaimana penerapan perubahan yang tepat). Pasar internasional merupakan sebuah peluang pasar yang sangat terbuka untuk dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di berbagai level. Hal ini dikarenakan ukuran pasar yang sangat besar dan memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan
oleh
banyak
pelaku. Keberadaan peluang dipasar
internasional juga sejalan dengan keberagaman produk yang ada di masingmasing wilayah. Tentu saja dengan keadaan ini harus dimanfaatkan oleh produsen untuk menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen. Berbagai unit usaha kemudian melakukan proses produksi yang tujuannya untuk melakukan proses perdagangan internasional. Salah
satu
indikator
perusahaan mengalami pertumbuhan adalah melakukan ekspansi ke luar negeri atau pasar internasional (Dunning dan Lundan, 2008). Tantangan untuk melakukan ekspansi dan perdagangan di pasar internasional inialah yang harus di jawab oleh pelaku usaha dalam perdagangan internasional. Secara
rasional,
proses
internasionalisasi
akan
dilakukan
dengan
mempertimbangkan ekspansi pada negara yang lokasinya berdekatan secara geografis atau negara yang memiliki hambatan yang lebih rendah. Beberapa hal inilah yang kemudian menjadi pendorong sebuah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk melakukan proses internasionalisasi. Faktor pendorong internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bisa bersumber dari internal dan eksternal, serta modusnya bisa reaktif dan proaktif
5
yang sangat bergantung dari kondisi masing-masing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada. Pada banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pemahaman mengenai proses internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Secara khusus ada dua pandangan teori yang digunakan dalam menganalisis proses internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada awalnya proses internasionalisasi menggunakan pendekatan dengan teori perkembangan secara bertahap seperti yang disampaikan oleh Cavusgil pada tahun 1980; Johanson dan Vahlne pada tahun 1977. Penelitian yang dilakukan oleh Johanson dan Vahlne, kemudian dikenal sebagai Uppsala Internationalization Model yang merupakan kajian ilmiah pertama mengenai proses internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada era tahun 1990-an, proses internasionalisasi berkembang dan muncul istilah perusahaan yang lahir menjadi perusahaan global seperti yang dikemukakan Bell, McNaughton, Young, dan Crick pada tahun 2003; Oviatt dan McDougall pada tahun 1994. Jika dilihat dari penelitian yang ada perusahaan dengan basis pengetahuan global dapat melakukan proses internasionalisasi dengan cepat. Disisi lain perusahaan tradisional akan melakukan proses internasionalisasi perlahan dan sifatnya bertahap kecuali mereka memiliki jaringan internasional yang kuat. Selain membahas mengenai pola internasionalisasi, yang tidak kalah penting adalah mengenai metode masuk pasar luar negeri. Hal ini merupakan implementasi dari strategi sebuah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk melakukan ekspansi bisnisnya ke dunia internasional. Selanjutnya, yang tidak kalah penting yaitu mengenai faktor pendorong dan penghambat dalam proses internasionalisasi. Kedua faktor ini
6
memberikan pengaruh bagaimana internasionalisasi akan dilaksanakan oleh sebuah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dengan proses globalisasi yang berjalan ini tentu saja juga menguji eksistesi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar. Dengan ciri khas dan keunggulan produk yang dimiliki oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bisa menjadi nilai tambah untuk dapat bersaing dalam pasar global. Sejauh ini sudah banyak produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang beredar di pasar internasional dan cukup dikenal di konsumen mancanegara. Tantangan seperti inilah yang kemudian harus juga diambil oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Melihat fenomena ini, menarik penulis untuk mengangkat judul “Analisis Perilaku Internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis di dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Apakah faktor pendorong dalam perilaku internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
7
2.
Apakah metode yang dipilihdalam perilaku internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
3.
Apakah hambatan yang dihadapi dalam perilaku internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan, sebagai bahan pemecahan permasalahan penelitian di atas, dengan tujuan : 1.
Mengetahui
faktor pendorong dalam perilaku internasionalisasi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2.
Mengetahui
metode yang dipilihdalam perilaku internasionalisasi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.
Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam perilaku internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
1.4. Manfaat Penelitian Penulis menyadari bahwa hasil dari penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih akan ditemukan kekurangan dari beberapa hal. Walaupun demikian
8
penulis tetap berharap agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi pihak-pihak terkait antara lain : 1.
Bagi objek penelitian, sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam operasional usaha kedepan
2.
Bagi akademisi, sebagai tambahan kepustakaan dalam memperoleh informasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan umumnya dibidang manajemen sumber daya manusia dan manajemen stratejik. Secara khusus dalam bidang perilaku internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maupun tempat lain.
1.5. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini akan disajikan dalam lima bab dengan rincian sebagai berikut:
9
BAB I Pendahuluan Pada bab ini, dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan dari penelitian skripsi yang mengangkat bahasan mengenai “Analisis Perilaku Internasionalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”
BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini, dijelaskan telaah teoritis terkait bahasan yang dibuat dalam penelitian skripsi ini. Dalam bab ini, memuat beberapa hal antara lain, definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), faktor pendorong internasionalisasi, model internasionalisasi, dan faktor hambatan dalam proses internasionalisasi dari Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). BAB III Metode Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini. Dimana dalam bab ini mencakup jenis penelitian, obyek penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV Analisis Data Pada bab ini, dijelaskan mengenai analisis yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu, dalam bab ini juga mencakup profil singkat mengenai objek penelitian
10
BAB V Simpulan dan Saran Pada bab ini, dijelaskan mengenai simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya maupun pihak yang berkepentingan.
11