i
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan berisi terkait dengan topik permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan metode penelitian yang digunakan peneliti.
A. Latar Belakang Persediaan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan dalam menangani persediaan menerapkan manajemen persediaan yang tepat. Penerapan manajemen persediaan setiap perusahaan pasti berbeda-beda disesuaikan dengan kebijakan perusahaan itu sendiri. Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik barang mentah, barang setengah jadi dan barang jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuatif (Fahmi,2012:109). Menurut Baroto (2002:52) ada empat jenis persediaan yaitu persediaan bahan mentah (raw materials), komponen, barang setengah jadi (work in process), barang jadi (finished good), dan bahan pembantu (supplies material). Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Oleh sebab itu manajemen persediaan yang tepat sangatlah penting guna pengendalian persediaan pada perusahaan (Render dan Heizer, 2001:314). Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan phisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah
terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya yang berlebihan dan mungkin mempunyai opportunity cost atau dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan. Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan ( Handoko, 1984: 333). Meminimisasi biaya total (keseluruhan) adalah hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan yang sehubungan dengan persediaan misal saja biaya pemesanan bahan baku dan biaya penyimpanannya. Kapan waktu yang tepat dan pada kuantitas berapa pemesanan harus dilakukan perusahaan guna meminimisasi biaya total yang dapat mengurangi profit perusahaan. Kebijakan perusahaan yang sesuai diperlukan dalam penanganan persediaan pada bahan baku, sehingga dapat menekan biaya yang ditimbulkan. Hal itu diperlukan agar tidak terjadi kerugian besar bagi perusahaan. Biaya-biaya yang timbul akibat persediaan dapat diminimalkan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Menurut Render dan Heizer (2010:92) Economic Order Quantity (EOQ) adalah sebuah teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan. Metode EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik. Metode EOQ dapat menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan akibat persediaan yang tujuannya adalah untuk meminimisasi biaya total atau keseluruhan.
Metode EOQ ini juga dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu bahan dibeli dan dalam kuantitas berapa kali pembelian bahan baku dilakukan (Render dan Heizer, 2005:59). Selama ini PT. Putro
Kinasih
belum
menerapkan
perhitungan
bahan
baku
dengan
menggunakan metode EOQ, sehingga di gudang persediaan bahan baku mengalami adanya kelebihan persediaan atau over stock pada bahan baku khususnya bahan baku jambe. Dibawah ini tabel data pembelian dan pemakaian bahan baku jambe pada persediaan perusahaan di tahun 2015. Tabel 1.1 Persediaan Bahan Baku Jambe Tahun 2015 PT. Putro Kinasih No Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembelian (Kg)
Pemakaian (Kg)
Januari 365 200 Februari 300 100 Maret 387 387,5 April 30 30 Mei 0 0 Juni 412 412,5 Juli 0 0 Agustus 702 702,5 September 0 0 Oktober 0 0 November 75 75 Desember 0 0 Jumlah 2271 1907,5 Sumber: Data PT. Putro Kinasih,2016
Persediaan (Kg)
165 365 364,5 364,5 364,5 364 364 363,5 363,5 363,5 363,5 363,5 363,5
Berdasarkan tabel 1.1 pembelian untuk bahan baku jambe selama kurun waktu satu tahun di tahun 2015 sebesar 2271 kg. Pembelian bahan baku tersebut dilakukan sebanyak 18 kali. Pada bulan Januari, Maret dan Juni pembelian dilakukan sebanyak tiga kali dalam sebulan. Bulan
Februari
dilakukan pembelian dua kali sedang dibulan Agustus tercatat paling tinggi tingkat frekuensi pembelian bahan baku yaitu sebanyak lima kali dalam sebulan.
Tahun 2015 untuk pemakaian bahan baku totalnya ada 1907,5 kg yang digunakan sebanyak tujuh kali dalam satu tahun. Pada tabel 1.1, terdapat pula penimbunan persediaan atau kelebihan persediaan sebanyak 364,5 kg dalam tiga bulan berturut yaitu bulan Maret, April dan Mei, serta sebanyak 363,5 kg dari bulan Agustus sampai bulan Desember. Penimbunan persediaan tersebut berdampak pada pembengkakan biaya penyimpanan bahan baku digudang persediaan perusahaan. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan perencanaan dan pengendalian bahan baku yang lebih efisien, maka dilakukan analisis dengan Metode EOQ sebagai salah satu pilihan untuk membandingan antara kebijakan yang telah dilaksanakan. Sehingga perusahaan dapat memilih kebijakan mana yang lebih efisien dan efektif dalam hal pengeluaran biaya persediaan atau total biaya persediaan. Maka dari itu, penulis akan memaparkan lebih lanjut yang akan dituangkan kedalam
tugas
akhir
dengan
judul“
ANALISIS
MANAJEMEN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU JAMBE DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTIY) PERSPEKTIF ASUMSI DEMAND YANG STATIONER PADA PT. PUTRO KINASIH ”. B. Rumusan Masalah Permasalahan pada penelitian ini adalah adanya kelebihan persediaan atau over stock pada bahan baku jambe di tahun 2015. Berdasar latar belakang dan permasalahan diatas maka pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana aplikasi metode Economic Order Quantity (EOQ) di PT. Putro Kinasih ?
C. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis aplikasi Economic Order Quantity (EOQ), sehingga dapat diketahui frekuensi pembelian bahan baku jambe yang dilakukan dalam satu periode, total biaya persediaan bahan baku jambe, jumlah persediaan pengaman yang dibutuhkan perusahaan dan kapan dilakukan pemesanan ulang bahan baku jambe pada PT. Putro Kinasih. D. Manfaat Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Praktisi Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan yang lebih baik dimasa yang akan datang dalam kaitannya dengan pengendalian persediaan bahan baku untuk meminimalkan biaya total dan menjadi bahan koreksi dalam rangka perbaikan apabila terdapat kelemahan-kelemahan dalam menerapkan kebijakan perusahaan dalam mengelola persediaan perusahaan. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, informasi dan wawasan bagi para pembaca serta dapat menjadi bahan pembanding bagi pembaca yang akan melakukan penelitian mengenai manajemen persediaan dengan metode EOQ di masa yang akan datang. E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian tugas akhir ini menggunakan penelitian deskriptif pada PT. Putro Kinasih.Menurut Sumarni dan Wahyuni (2006:52)
Penelitian
Deskriptif
merupakan
penelitian
yang
bertujuan
menggambarkan suatu peristiwa, siapa yang terlibat, kapan dilakukan, dimana dan bagaimana melakukannya. 2. Objek Penelitian Objek dan lokasi Penelitian dilakukan di PT. Putro Kinasih yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan distribusi produk-produk herbal dan merupakan salah satu industri obat tradisional yang berlokasi di Jl. Sidoluhur No.89, Dukuh Waringinrejo, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. 3. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data Sekunder. Menurut Sugiyono (2010 : 193) data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Sumber data ini berupa data-data perusahaan yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu data struktur orgainasasi, pembelian bahan baku, pemakaian bahan baku dan data mengenai biayabiaya yang timbul akibat persediaan serta dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.. 4. Metode Pengumpulan Data Metode atau cara yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data adalah dengan Metode Dokumentasi. Menurut Sanusi (2012:105) dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan.
Pengumpulan data yang digunakan dengan cara mencatat atau mengcopy data dari perusahaan. Data yang dibutuhkan berupa struktur organisasi perusahaan, pembelian bahan baku, pemakaian bahan baku dan data mengenai biaya-biaya yang timbul akibat persediaan serta dokumendokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. 5. Metode Analisis Data Metode analisis data untuk penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan optimasi keputusan. Menurut Nawawi dan Martini (1994:73) analisis deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang. Berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan memusatkannya. Untuk memberikan bobot yang lebih tinggi data tersebut harus diiringi dengan pengolahan agar dapat diberi penafsiran yang kuat dan objektif. Beberapa alat pendukung untuk pembahasan deskriptif adalah penggunaan gambar/bagan/diagram untuk memperjelas deskriptif, serta penggunaan teknik matematika dan statistik deskriptif. Optimasi keputusan digunakan untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal dalam bidang manajemen bisnis. Alat pendukung untuk sintesis keputusan adalah penggunaan teknik kuantitatif untuk membuat keputusan optimal dalam manajemen bisnis.