BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan proses penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan basis akrual merupakan agenda penting dalam reformasi keuangan negara. Akuntansi akrual dalam penyajian laporan keuangan pemerintah telah diamanatkan dalam pasal 36 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pasal ini menyatakan bahwa basis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya lima tahun sejak tanggal penetapannya. Sesuai amanat ini, Implementasi akrual seharusnya sudah dilaksanakan pada tahun 2008 tetapi realisasinya mengalami penundaan. Penundaan implementasi akuntansi akrual sama artinya dengan penundaan kualitas pengambilan keputusan di sektor publik (Buameh, 2014). Lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 menegaskan penerapan basis akrual sudah tidak dapat ditunda lagi. Semua satuan kerja (satker) wajib melaksanakan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan berbasis akrual penuh pada Tahun 2015. Penerapan akuntansi akrual bukanlah suatu perkara yang mudah. Pelaksanaan basis akrual membutuhkan dana yang besar dan waktu yang panjang (Ritonga, 2012). Sifat dan kecepatan dari implementasi basis akrual tergantung
dari sejumlah faktor sehingga isu-isu yang muncul pada masa transisi harus diidentifikasi secara komprehensif dan mendalam karena perubahan yang terjadi tidak hanya dari segi teknis akuntansi saja tapi juga kepada faktor-faktor yang harus disiapkan untuk implementasi tersebut (Irawan, 2013). Penyusunan laporan keuangan semester I Tahun Anggaran 2015 merupakan sejarah dalam akuntansi sektor publik di Indonesia. Perioda ini merupakan pengalaman pertama satker menyusun laporan keuangan berbasis akrual. Kendala-kendala pasti akan ditemui dalam proses penyusunannya. Penyusunan
laporan
keuangan
berbasis
akrual
pada
Kementerian
Negara/Lembaga di tingkat satker menggunakan aplikasi akuntansi yang disebut dengan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Aplikasi ini dikeluarkan karena aplikasi yang dibangun untuk mengakomodir basis akrual yaitu aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) masih dalam tahap penyempurnaan sehingga tidak dimungkinkan untuk digunakan pada tahun 2015 (Arianty, 2014). Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali sebagai salah satu entitas akuntansi Pemerintah Pusat wajib menyusun laporan keuangan berbasis akrual dengan menggunakan aplikasi SAIBA. Laporan tersebut dapat diselesaikan dengan tepat waktu walaupun terdapat beberapa informasi yang disajikan di dalamnya tidak andal seperti adanya nilai minus pada akun persediaan yang belum diregister di neraca sebesar Rp12.401.488 dan akun tak bernama (NULL) pada laporan operasional (LO) sebesar Rp26.693.393. Adanya akun yang diragukan ini menyebabkan munculnya indikasi ketidaksesuaian aplikasi SAIBA dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
SAP merupakan acuan wajib dalam penyajian laporan keuangan dan dapat digunakan sebagai kriteria dalam menilai apakah informasi yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (Halim, 2010). Salah satu dasar pertimbangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam memberikan opini atas laporan keuangan adalah kesesuaian dengan SAP. Penerapan akuntansi akrual menyebabkan munculnya risiko penurunan kualitas laporan keuangan sehingga diperkirakan akan terjadi penurunan opini BPK (Tohirin, 2014). Adanya indikasi ketidaksesuaian aplikasi SAIBA dengan SAP semakin meningkatkan risiko penurunan kualitas laporan keuangan sekaligus risiko penurunan opini BPK. Laporan keuangan merupakan hasil akhir akuntansi dan akan dianggap bermanfaat jika informasi yang disediakan digunakan oleh para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan. Adanya indikasi ketidaksesuaian aplikasi SAIBA dengan SAP akan mempengaruhi pengambilan keputusan karena informasi dalam laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak andal dan relevan. Oleh karena itu, indikasi ketidaksesuaian aplikasi SAIBA dengan SAP ini perlu diuji kebenarannya. Pengujian dapat dilakukan melalui analisis kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan dan evaluasi implementasi SAP dalam aplikasi SAIBA. Hal ini penting untuk dilakukan agar pelaksanaan basis akrual tidak lepas dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
1.2 Rumusan Masalah Studi Kasus Laporan keuangan BPS Provinsi Bali sebagai output dari aplikasi SAIBA menghasilkan informasi yang tidak andal seperti munculnya nilai minus pada
akun persediaan yang belum diregister dan akun tak bernama (NULL) pada LO. Hal ini mengindikasikan aplikasi SAIBA belum mengimplementasikan SAP secara penuh. Indikasi ketidaksesuaian aplikasi SAIBA dengan SAP ini perlu diuji kebenarannya karena dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan dan pengambilan keputusan. Pengujian dapat dilakukan dengan menganalisis kendalakendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual kemudian melakukan evaluasi Implementasi SAP dalam aplikasi SAIBA sehingga penyebab ketidaksesuaian dapat diketahui.
1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka pertanyaan penelitian adalah. 1. Kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual? 2. Bagaimana implementasi SAP dalam aplikasi SAIBA pada BPS Provinsi Bali?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu. 1. Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. 2. Mengevaluasi implementasi SAP dalam aplikasi SAIBA pada BPS Provinsi Bali.
1.5 Motivasi Penelitian Kesuksesan implementasi akrual sangat bergantung pada aplikasi akuntansi sebagai
alat
utama
untuk
menghasilkan
laporan
keuangan.
Indikasi
ketidaksesuaian aplikasi SAIBA dengan SAP menyebabkan laporan keuangan menjauh dari prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga informasi yang disajikan tidak andal dan relevan lagi. Motivasi penelitian ini adalah untuk mengetahui kebenaran indikasi ketidaksesuaian tersebut dan mencari tahu penyebabnya sehingga dapat memberikan masukan agar aplikasi akuntansi berbasis akrual yang akan digunakan dapat mengakomodir SAP secara penuh.
1.6 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis yaitu dapat memperkaya ilmu pengetahuan di bidang implementasi akrual dan Kontribusi praktis yaitu memberikan masukan kepada aplikasi akuntansi untuk mendukung implementasi
akrual
agar
dilaksanakan
sesuai
dengan
SAP
sehingga
menghasilkan laporan keuangan yang andal dan relevan.
1.7 Proses Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang diawali dengan observasi penyusunan laporan keuangan BPS Provinsi Bali. Tahap selanjutnya yaitu pemilihan topik dan rancangan penelitian, pengumpulan data lanjutan (telaah dokumen dan wawancara), dan Analisis data.