BAB 1 PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, cara pemecahan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Secara lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut. 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (Depdiknas, 2006) menyebutkan bahwa “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa”. Ini adalah tujuan pendidikan
untuk memberikan pembekalan yang
mendasar bagi siswa. Bekal mata pelajaran matematika ini yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya siswa mampu berfikir yang logis, berfikir sistematis dalam menganalisa suatu permasalahan,
kritis dan
kreatif mengemukakan pendapat atau menciptakan produk. Ini artinya bahwa pendidikan matematika menjadi hal yang terpenting untuk dasar pengetahuan siswa. Kemampuan yang mendasar akan lebih bermakna jika seimbang dengan kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan memiliki perbedaan dari sebelumnya. Susanto (2013: 99) Kreatif berarti mengembangkan segala sesuatu menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, bahkan menciptakan kreasi baru. Ide dan gagasan baru pada siswa itu juga sangat bermanfaat untuk pengembangan kreativitas siswa, jadi guru harus memberikan kesempatan untuk mencoba. Guru harus selalu mendorong dalam kemajuan menuangkan ide untuk perkembangan kreativitas siswa. Jika guru tidak memiliki kepercayaan yang penuh pada siswa maka kemampuan kreatif yang dimiliki siswa tidak dapat tumbuh dengan baik. Ketika anak diberikan kepercayaan untuk mengemukakan gagasan-gagasan
baru, atau
bekerja dengan bakat dan minat sesuai dengan kebutuhannya maka kreativitas bisa tertanam dengan baik pada siswa. Perkembangan kreativitas juga dapat dilihat dengan bagaimana siswa dalam memecahkan masalah. Menurut Susanto (2013:117) Pemecahan masalah dapat diselesaikan secara kreatif, pada proses pembelajaran digunakan sebagai tahapan untuk melihat proses berfikir koplek yaitu kreatif dan kritis. Berfikir kreatif untuk 1
2
memecahkan masalah juga mendorong untuk berfikir kritis. Dimana anak yang memiliki pemikiran yang kritis dapat berfikir logis dalam menyelesaikan masalah. Kreativitas dalam menyelesaikan masalah ini sangat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika di SD. Menyelesaikan masalah merupakan suatu kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dalam pembelajari matematika. Kesempatan untuk mencoba saat memberikan gagasan ataupun keterlibatan langsung akan memberikan dampak yang baik untuk perkembangan berfikir siswa. Jika kesempatan berpendapat siswa dibatasi pasti ide yang dimiliki tidak dapat berkembang. Mencoba berekspresi tidak hanya belajar berkarya, namun sebenarnya juga sedang belajar bagaimana mengembangkan kreativitas yang ada pada siswa. Memberikan peluang siswa untuk berfikir, bertanya hal-hal yang belum tahu, dan mencari tahu sendiri pengetahuan yang dibutuhkan itu merupakan peluang emas yang luar biasa. Peluang untuk berkarya pada siswa saat ini masih kurang. Sesungguhnya dengan berkarya dapat mendorong minat siswa memperluas jaringan informasi. Keaktifan dalam kegiatan pembelajaran yang mulai menurun ini, mengakibatkan anak menjadi pasif. berdasarkan hal tersebut perlunya seorang
guru
memberikan
kesempatan
siswa
untuk
mengembangkan
kreativitasnya. Bentuk kreativitasnya bisa dilihat dari segi berpendapat. Pemberian kesempatan ini bisa mendukung peningkatan
hasil belajar pada
siswa. Peningkatan hasil belajar siswa tentunya bukan hanya peningkatan pada ranah kognitif atau pengetahuan saja, namun perlu juga memperhatikan 2 ranah yang lain seperti ranah sikap dan ketrampilan. 3 ranah hasil belajar ini yang merupakan hasil keseluruhan. Tidak hanya pandai saja, namun mempunyai sikap dan ketrampilan yang baik juga dibutuhkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri 03 Kalimanggis kelas V pada mata pelajaran matematika, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Dapat dilihat bahwa
dari hasil ulangan harian yang belum
maksimal /memuaskan, masih banyak nilai siswa yang dibawah KKM yang telah ditentukan 68, dari jumlah siswa 20 siswa yang belum mencapai KKM
3
(Kriteria ketuntasan Minimal) 14 siswa (70%) , yang mencapai KKM hanya 6 siswa (30 %) hal ini bisa terjadi karena kegiatan pembelajaran siswa kurang diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya atau gagasan-gagasan baru. Siswa tidak ada peluang atau kesempatan untuk mengekspresikan dan berpendapat sesuai dengan kreativitas masing-masing. Untuk itu guru perlu menciptakan inovasi terbaru yang menyenangkan. Inovasi terbaru dari guru dituangkan dengan membuat kegiatan yang kreatif dalam merancang suatu kegiatan maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Untuk menerapkan itu tidak mudah, dibutuhkan guru yang benarbenar mempunyai kemampuan dan kompetensi yang sesuai.Salah satu inovasi guru untuk menciptakan pembelajaraan yang kreatif bagi siswa diperlukan pembelajaran yang dikemas dengan menarik. Tentang pembelajaran Ali hamzah dan muhlisrarini (2014:42) mengatakan bahwa kata pembelajaran diambil dari kata instruktion yang berarti serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa pembelajaran yang cocok untuk berekspresi dan berkreassi adalah pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Menurut Buck Institute For Education (BIE) dalam Trianto (2014:41) Project Based Learning adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa secara otomatis mengkontruksi belajar mereka sendiri, dan pucaknya menghasilkan produk. Dengan pelaksanaan Project Based Learning (PjBL) ini, diharapkan anak mampu berkerja secara mandiri dalam kelompok. PjBL juga dapat melatih siswa untuk bisa menyelesaikan permasalahan, memberikan keputusan, sampai mampu menginvestigasi. Dengan hal itu siswa berperan dan berpartisipasi langsung dalam kegiatan, guru hanya bertugas mengembangkan kegiatan agar siswanya tidak hanya mendengarkan saja. Namun dalam kenyataannyaa pelajaran matematika masih menjadi monster bagi anak, hal ini terjadi karena dalam kegiatan pembelajaran anak masih kurang diberikan kesempatan dalam berfikir maupun berekspresi dan berkreasi. Dalam hal ini penulis perlu memperbaiki pembelajaran agar siswa lebih kreatif dan berani mengemukakan pendapatnya sehingga 1
4
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk berkreasi dalam meningkatkan kreativitas sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penulis berpendapat bahwa dengan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan siswa mampu mengemukakan gagasannya dalam menciptakan produk sesuai kreativitasnya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar
belakang diatas penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan pembelajaran project based learning (PjBL) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016.” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Pembelajaran atau pengajaran yang masih berpusat kepada guru b. Kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat atau gagasan-gagasan baru masih kurang c. Siswa kurang terlibat aktif d. Tidak ada kesempatan siswa untuk berfikir e. Kreativitas siswa yang rendah f. Siswa kurang berkreasi untuk menciptakan produk 1.3 Cara pemecahan Masalah Pembelajaran yang digunakan selama ini masih berpusat pada guru, sehingga anak didik kurang diberikan kesempatan yang leluasa untuk berekspresi. Kalau hal ini tidak diubah maka anak akan masih mengganggap bahwa matematika itu monster karena tidak ada hal yang menarik bagi siswa dalam mengekspresikan atau menuangkan idenya dalam bentuk karya. Maka dari itu harus segera diatasi agar siswa menjadi kreatif dan mampu menciptakan sebuah produk ,serta dapat mencapai tujuan sebagaimana seperti yang diharapkan. Sebagai bentuk perbaikan maka penulis akan menggunakan pembelajaran project based learning (PjBL)
unuk menciptakan suasana pembelajaran yang
5
menyenangkan dan lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan karya maupun produk sesuai dengan kreativitas siswa. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini dibatasi yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan pembelajaran project based leaarning (PjBL) untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis? b. Apakah dengan penerapan pembelajaran projet based learning (PjBL)dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah: a. Mendiskripsikan penerapan pembelajaran project based learning (PjBL) untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran MATEMATIKA kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis. b. Meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran MATEMATIKA kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis dengan pembelajaran project based learning (PjBL). 1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian PTK ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian tentang definisi dan penerapan implementasi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) di SD Negeri 03 Kalimanggis untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar. b. Manfaat praktis a) Manfaat bagi siswa Dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa pada matematika dengan mengungkapkan gagasan-gagasan baru untuk menciptakan produk yang kreatif sesuai dengan kreativitas siswa.
6
b) Manfat bagi guru Memberikan wawasan kepada guru untuk mengembangkan cara belajar sehingga siswa diberikan ruang untuk mengungkapkan gagasannya untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. c) Manfaat bagi kepala sekolah Memotivasi kepada guru di sekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.