BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Perusahaan pada umumnya didirikan dengan berbagai tujuan, misalnya untuk
mempeoleh laba, memaksimalkan nilai saham, meningkatkan penjualan, meningkatkan pelayanan dan lain sebagainya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan dihadapkan dengan dengan persaingan di era globalisasi yang semakin ketat sehingga, mendorong perusahaan untuk memiliki produk dan jasa yang berkualitas. Perusahaan juga harus mampu beroperasi secra efektis dan efisien. Terwujudnya efisiensi bagi perusahaan sangat bergantung pada kepada kemampuan manajemen
dalam
melaksanakan
fungsi-fungsinya
yaitu:
perencanaan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengendalian berbagai aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan (Syam, 2005). Dalam perkembangan bisnis saat ini mengharuskan perusahaan melakukan perencanaan dan kerja keras untuk merealisasikan tujuannya. Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memproyeksikan kondisi dan prestasi keuangan pada masa yang akan datang. Dengan melakukan perencanaan keuangan maka dapat diketahui perkembangan perusahaan pada masa lalu dan masa mendatang. Oleh karena itu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil yang dianggap cukup baik. Bentuk Perencanaan keuangan salah satunya adalah perencanaan laporan keuangan proforma. Laporan keuangan proforma merupakan proyeksi laporan
1
2
keuangan yang terjadi dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan yang bertujuan untuk memproyeksikan kondisi keuangan yang akan datang. Laporan keuangan merupakan bahan dasar yang digunakan untuk membuat sebuah perencanaan keungan suatu entitas. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 9 (Revisi 2009). “laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: a) aset; b) liabilitas; c) ekuitas; d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan f) arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
3
Perusahaan Listrik Negara sebagai Badan Usaha Milik Negara harus menjaga kelangsungan hidupnya agar tetap mampu memberikan kontribusi untuk pendapatan Negara. Kemampuan kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan perusahaan, yang salah satunya dapat dinilai dengan analisis laporan keuangan perusahaan. Berkaitan dengan berubah-berubahnya status atau kedudukan Perusahaan Listrik Negara seperti halnya perubahan dari Perum menjadi Persero. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972, maka dengan keputusan PUTL No. 01/PRT/1973 Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara yang memiliki
wewenang
satu-satunya
untuk
merencanakan,
membangun,
membangkitkan dan mendistribusikan tenaga listrik diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha penyediaan tenaga listrik, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Perubahan status tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 1994 serta Akte Notaris Soetjipto, SH Nomor 169 Tahun 1994 yang dimuat dalam berita Negara RI Nomor 6731, yang menyatakan bahwa bentuk perusahaan PLN berubah dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Terbatas Negara (Persero). Dari berubahnya status perusahaan terdapat perubahan pula pada kebijakannya semula perusahaan dikendalikan penuh oleh Negara. Pada tanggal 29 Maret 1978 PLN ditetapkan berada di lingkungan Departemen Pertambangan dan Energi, di bawah Direktorat Jenderal Listrik dan PP Pembangunan Energi. Namun kebijakan baru setelah
diresmikan
menjadi
Perseroan
Terbatas
pemerintah
tidak
lagi
4
mengendalikan penuh dan subsidi lebih diberikan kepada sasaran yang tepat atau tidak untuk semua masyarakat. Perusahaan yang menjadi perseroan terbatas wajib memberikan kontribusi kepada Negara. Sehingga, beberapa kali penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) dilakukan oleh perusahaan tersebut. PT PLN (Persero) APJ Malang pada periode ini mengalami penurunan laba dari tahun 2012 sebesar Rp 838.688.114.602 menjadi Rp 166.495.319.768 pada tahun 2013. Sedangkan pada PT PLN (Persero) induk juga terjadi penurunan laba dari tahun 2012 sebesar Rp 3.205.524.000.000 dan pada tahun 2013 mengalami penurunan hingga terjadi kerugian sebesar Rp (29.567.461.000.000). Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian pada perusahaan, agar mengetahui bagaimana proyeksi kinerja keuangan di tahun-tahun berikutnya. Jika di asumsikan berdasarkan laporan keuangan pada periode sebelumnya. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebuah referensi bagi manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan dan perencanaan keuangan untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Perencanaan Keuangan Pada Pt.Pln (Persero) Apj Malang” mulai dari tahun 2009 – 2013 dan memproyeksikan untuk tahun 2014-2015. 1.2
RUMUSAN MASALAH Bagaimana perencanaan keuangan pada PT PLN (Persero) APJ Malang
ditinjau dari analisis laporan keuangan ?
5
1.3
TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui perencanaan keuangan pada PT PLN (Persero) APJ
Malang ditinjau dari analisis laporan keuangan. 1.4
MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk membantu memberikan gambaran tentang
perencanaan keuangan dalam bentuk laporan keuangan proforma PT PLN (Persero) APJ Malang pada masa yang akan datang kepada pihak yang berkepentingan, khususnya pihak perusahaan dan pemerintah, karena perusahaan tersebut adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pada umumnya memberikan informasi bidang akademik untuk digunakan sebagai referensi ataupun sebagai penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini dapat mejadi tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada masa yang akan datang. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja keuangan PT PLN (Persero) APJ Malang.