1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan sumber daya manusia demi kemajuan bangsa dan negara untuk mewujudkan citacita pembangunan nasional. Mengingat arah dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dalam SPN Tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki ketrampilan dan pengetahuan, berkepribadian mantap, mandiri, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolahsekolah menuntut siswa bersikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu setiap pembelajaran selalu dikaitkan dengan manfaatnya dalam lingkungan sosial masyarakat. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar adalah matematika. Tetapi hasil belajar matematika materi pengukuran masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu metode mengajar dan bagaimana aktifitas siswa tersebut dalam belajar.
1
2
Metode mengajar yang digunakan di sekolah masih bersifat tradisional artinya pendidik hanya menerangkan suatu konsep, memberikan contoh, peserta didik secara individual mengerjakan soal latihan tanpa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berfikir kritis atau memecahkan masalah. Sehingga aktifitas belajar siswa menjadi bosan dan tidak menyenangkan. Berdasarkan dokumentasi penilaian peserta didik kelas IV SDN 02 Sukosari Kec. Jumantono Kab. Karanganyar dari sejumlah 24 siswa diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40, siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 siswa, tidak tuntas belajar sebanyak 17 siswa, dan nilai rata-rata 57,92. Matematika termasuk dalam kelompok mata pelajaran ini merupakan obyek studi yang membutuhkan pemikiran. Artinya dalam mempelajari matematika diperlukan kemampuan berfikir matematik yaitu kemampuan untuk melaksanakan kegiatan dan proses atau tugas matematik. Karena matematika bersifat abstrak sehingga sulit dicerna oleh anak-anak usia sekolah dasar (SD) yang masih berfikir pada tahap operasi konkrit atau masih berfikir formal, sehinggga dalam memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah atau mengajukan masalah riil atau nyata, yaitu pembelajaran yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, kemudian siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika dengan melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Namun, pelajaran matematika bagi pendidikan dasar, pada umumnya tidak disukai karena dianggap sukar dan ditakuti oleh siswa. Sehingga, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan hasil belajar.
3
Dalam pembelajaran metode pengajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika. Akan tetapi, apabila guru tidak mampu atau kurang memiliki keterampilan dalam berorientasi kepada tujuan pembelajaran, guru kurang menguasai materi, materi yang diberikan sangat luas, guru kurang terampil dalam mengorganisasi materi pembelajaran serta metode yang digunakanpun adalah metode yang konvensional. Maka hasil belajar peserta didik akan cenderung rendah (Rustiyah, 1994: 83-84). Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan penguasaan konsep agar hasil belajar memuaskan diperlukan suatu model pembelajaran PBL (problem based learning) atau model pembelajaran berbasis masalah. Mengingat pentingnya matematika untuk pendidikan sejak siswa SD, maka perlu suatu cara untuk mengelola proses belajar mengajar di SD sehingga matematika mudah dicerna oleh siswa SD dengan baik dan lebih berarti serta bermanfaat bagi kehidupan mereka. Dalam pembelajaran berbasis masalah ini, diharapkan siswa akan mampu menjadi pemikir handal dan mandiri. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan pada permasalahan yang membangkitkan rasa ingin tahunya untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dengan mengkomunikasikan hal itu dengan orang lain. Berdasarkan uraian di atas penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Panjang melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Sukosari Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 perlu diadakan.
4
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan suatu masalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar sampai saat ini belum sesuai harapan. 2. Guru dalam memberikan metode mengajar masih monoton dan kurang bervariasi. 3. Banyak siswa yang mengeluh dalam belajar matematika karena mereka merasa bosan, sulit, tidak menyenagkan, dan bingung dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. 4. Model
pembelajaran
berbasis
masalah
(PBL)
diharapkan
dapat
mengikutsertakan siswa secara aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu hasil belajar khususnya matematika. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini bias terfokuskan lebih efektif dan efisien, maka objekobjek penelitian tidak dibatasi, permasalahan yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL) 2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada keaktifan siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat/ide, dan mengerjakan soalsoal dalam kelompoknya tersebut. 3. Penelitian dilakukan pada siswa SD kelas IV. 4. Indikator keberhasilan belajar siswa berupa hasil belajar yang merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada akhir penelitian.
5
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan permasalahanya sebagai berikut : Apakah
melalui
model
pembelajaran
berbasis
masalah
dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi pengukuran panjang pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Sukosari Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pengukuran panjang melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Sukosari Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pembanding dalam penelitian-penelitian sebelumnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan kemampuan hasil balajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di Sekolah Dasar.
6
2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengembangan inovasi khususnya perbaikan kualitas pembelajaran matematika. Secara rinci hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : a. Siswa 1) Membantu mengatasi kesulitan pembelajaran matematika materi pengukuran panjang dengan model pembelajaran berbasis masalah. 2) Memberi kesempatan untuk ikut serta dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran berbasis masalah. 3) Meningkatkan motivasi dalam belajar matematika sehingga dapat menumbuhkan minat belajar dan tercapainya peningkatan hasil belajar yang baik. b. Guru 1) Mendorong para guru untuk melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah. 2) Mengatasi permasalahan pembelajaran matematika yang dialami oleh guru. 3) Sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. c. Sekolah 1) Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. 2) Memberi kontribusi yang positif bagi sekolah dalam pengembangan kurikulum.
7
d. Peneliti 1) Mengembangkan wawasan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah yang beroriantasi pada hasil belajar siswa. 2) Memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru siap melaksanakan tugas di lapangan. 3) Mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan dalam melakukan
penelitian tindakan kelas dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya tentang konsep matematika yang telah dapat diterapkan saat terjun di lapangan. Dengan kata lain, mahasiswa siap mengembangkan profesinya sekaligus meneliti.