BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dewasa ini, konstruksi bangunan modern banyak didominasi oleh beton dan
baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi konvensional penggunaanya pada bangunan – bangunan modern tidak bisa ditinggalkan. Kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable) walaupun ketersediaannya di alam dapat terjamin selama pelestariannya di lakukan dengan baik. Walaupun demikian kayu tetap saja jadi pilihan dalam bahan konstruksi. Karena kayu memiliki nilai estetika yang baik jika di bandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, ditambah lagi kayu termasuk bahan konstruksi yang ramah lingkungan. Awal perkembangannya, kayu digunakan masih dalam bentuk asli.. Seiring perkembangan teknologi yang pesat akhir – akhir ini maka penggunaan kayu dapat disesuaikan dan dikreasikan. Sehingga dengan memanfaatkan berbagai kelebihan dan keistimewaanya kayu telah berhasil digunakan sesuai dengan keperluannya mengikuti perkembangan teknologi. Sama halnya seperti konstruksi baja, sambungan dan alat – alat penyambung merupakan hal yang penting dalam teknik konstruksi kayu. Penggunaan sambungan baut pada konstruksi kayu harus diperhatikan sedemikian rupa sesuai dengan hasil perhitungan yang diperoleh, begitu juga dengan pengaplikasiannya di lapangan, harus mengikuti data data yang didapat dalam perhitungan, sehingga pekerjaan yang kita lakukan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Dalam perencanaan struktur rangka atap kayu, sering terjadi kegagalan struktur (failure of structure) baik berupa kegagalan ringan maupun kegagalan berat
yang dapat menyebabkan runtuhnya struktur rangka atap. Kerusakan yang terjadi pada struktur
disebabkan oleh beberapa penyebab, yaitu kesalahan dalam
perencanaan berupa pendimensi batang tarik, batang tekan, dimensi sambungan yang dibutuhkan, maupun dalam pengaplikasian data yang didapat pada perencanaan di lapangan, yang berdampak pada kerugian material dan korban jiwa.
1.2
Perumusan Masalah Penelitian dilakukan dengan pengambilan data penampang struktur rangka
atap kayu bentang 12 meter pada kondisi existing yang akan kemudian akan dibandingkan dengan data properties yang didapatkan berdasarkan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5 2002).
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis dalam penelitian untuk tugas akhir ini adalah : Mengetahui penyebab kegagalan struktur yang terjadi pada struktur rangka
atap kayu bentang 12 meter serta memberikan solusi metode perbaikan strukturnya.
1.4
Batasan Masalah Dengan banyaknya permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan
terhadap struktur rangka atap kayu bentang 12 meter tersebut
dan
terbatasnya
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis sendiri mengenai permasalahan yang akan diteliti, maka diperlukan pembatasan masalah dalam penulisan skripsi ini : 1. Kayu bersifat homogen dan ortrotropis. 2. Sifat mekanis kayu diambil berdasarkan jenis kayu yang digunakan pada struktur rangka atap.
3. Jenis sambungan yang digunakan dalam penyelesaian masalah adalah : a. Sambungan kayu dengan kayu yaitu dengan alat sambung baut dan sambungan gigi (takikan). b. Sambungan kayu dengan pelat besi yaitu dengan alat sambung baut. 4. Perhitungan secara teoritis berdasarkan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5 2002).
1.5
Metodologi Penelitian 1. Meneliti properties existing rangka atap kayu bentang 12 meter yaitu: a. Jenis kayu yang digunakan pada struktur b. Dimensi penampang yang digunakan. c. Jenis sambungan dan jumlah alat sambung yang digunakan. e. Jenis kerusakan yang terjadi dan lokasi kerusakan yang terjadi. 2. Perhitungan secara analitis berdasarkan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5 2002) berupa : a. Perencanaan dimensi batang tarik kayu. b. Perencanaan dimensi batang tekan kayu. c. Perencanaan sambungan baut. 3. Membandingkan data properties yang digunakan pada kondisi existing dengan data properties yang yang didapatkan pada perhitungan.
Dalam perencanaan struktur rangka atap, struktur rangka atap memikul beberapa jenis beban yaitu : 1. Beban tetap berupa : a. Berat sendiri atap, gording, usuk, reng dan sambungan
b. Berat sendiri plafond dan penggantung. 2. Beban bergerak a. Beban bergerak akibat hujan b. Beban bergerak akibat pekerja dan peralatan sewaktu perbaikan atap. 3. Beban angin a. Angin kanan yaitu berupa angin tekan dan angin hisap b. Angin kiri yaitu berupa angin tekan dan angin hisap.
1.6
Dokumentasi Kerusakan Pada Struktur Rangka Atap Kayu Bentang 12 meter.
Gambar 1.01 Tampak samping struktur rangka atap
Gambar 1.02 Lendutan yang terjadi pada struktur rangka atap
Gambar 1.03 Kegagalan sambungan yang menyebabkan koyak pada kayu
Gambar 1.04 Koyak pada batang tarik bawah