BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak dengan berfokus pada pelayanan keuangan, seperti giro, tabungan, dan deposito serta yang lainnya (Kasmir, 2010). Bank telah melakukan peranan yang cukup dominan dalam menyerap dan mendistribusikan sumber-sumber uang yang dimiliki dari masyarakat dalam berbagai faktor, meskipun tidak bisa dikatakan bahwa bank telah mewakili kepentingan masyarakat secara totalitas. Dengan adanya produk yang dihasilkan dari pihak bank, masyarakat yang bergerak di bidang usaha berani mengambil resiko dalam melakukan investasi meskipun bunga yang dibebankan kepada mereka sangat berat dan jauh melebihi modal yang telah diberikan. Usaha yang dibangun dengan kerja keras disertai manajemen dan skill yang relatif memadai dengan hanya memperoleh keuntungan sedikit atau bahkan tidak sama sekali, sementara pada sisi lain pemberi modal telah menetapkan bunga yang harus dibayar. Hal ini merupakan gambaran ketidak adilan sistem yang telah diterapakan oleh pihak perbankan. Namun, bank tetaplah dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan pelayanan khusus dan bermanfaat bagi masyarakat serta tidak ada masyarakat modern yang dapat mencapai kemajuan dengan pesat atau mampu mempertahankan
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
angka pertumbuhan ekonominya tanpa bantuan bank secara operasional, bank dalam menjalankan fungsinya bergerak pada tiga bidang penting, yaitu investasi (investation), pembiayaan (financing), dan pelayanan (servicing) bagi potensi keuangan umat. Dalam hal ini bank konvensional yang secara umum dikenal oleh masyarakat, maupun bank syariah yang selama beberapa dekade terakhir ini menyeruak ke permukaan dengan menawarkan sejumlah alternatif keuangan yang lebih menjanjikan, akan tetapi kedua jenis perbankan tersebut tentu memiliki beberapa perbedaan mendasar. Bank konvensional merupakan bank yang menerapkan sistem bunga dalam aktivitas perbankannya. Kenyataan ini tentu tidak selaras dengan ajaran Islam yang melarang adanya praktek bunga dalam perbankan karena dianggap sebagai riba. Praktek perbankan konvensional kontemporer yang berkedok kapitalis ini cenderung eksploitatif, sehingga banyak merugikan dan mencekik para nasabah atau krediturnya. Belum lagi dilihat dari sisi nilai, seperti kasus alokasi dana perbankan untuk zakat, bank konvensional tersebut tidak menyisihkan sebagian hasil pendapatannya untuk zakat. Hal tersebut masih perlu dipertanyakan mengingat kebijakan perbankan konvensional tidak mengalokasikan anggaran untuk mengeluarkan zakat. Sehingga mengenai kepengurusan zakat tersebut tanggung jawab masing-masing nasabah dan atau karyawan bank konvensional, bukan merupakan kewajiban institusional pihak bank. Dengan ketidak selarasan pelayanan bank konvesional pada ajaran islam maka sejak tahun 1992 bank syariah mulai berkembang di Indonesia dan membentuk lembaga keuangan kontemporer berupa bank syariah secara formal yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam sebagai manifestasi dari pengamalan ajaranajaran Islam, khususnya bidang muamalah. Gagasan tentang bank syariah atau bank Islam kontemporer ini terus diwacanakan ke publik hingga menjalar ke mana-mana. Seperti pengungkapan peneliti terlebih dahulu yaitu Anwar Qureshi (1946), Naem Siddiqi (1948), dan Mahmud Ahmad (1952) yang banyak melontarkan gagasan tentang perlunya pendirian bank syariah, utamanya bagi negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Penelitian ini juga didukung oleh Jurnal Penelitian Sukardi, Budi dan Wijaya, Taufiq, 2013 ”Corporate Ethical Identity Perbankan Syariah di Indonesia”. Selama beberapa dekade terakhir, perbankan Islam di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkambangan yang cepat. Perkembangan ini menghadapi beragam tantangan pada aspek teoritis, operasional dan implementasi. Perbankan Islam masih belum maksimal melakukan perubahan pada aspek tatanan sosial komunitas kecil pelaku pasar untuk saling mengenal, keberadaan peran kekeluargaan, suku serta ikatan sufistik religius yang dapat memberikan kepercayaan dan menjaga hubungan stakeholders. Dengan berpegang pada prinsipprinsip balas jasanya masing-masing, kedua sistem perbankan ini bersaing bebas dalam pasar uang dimana jutaan nasabah diperebtkan dengan berbagai strategi (Hutabarat, 2010). Dalam perkembangannya, bank syariah memiliki peran yang cukup berarti dalam perekonomian Indonesia, terutama peran strategis dalam mewujudkan sistem perekonomian yang semakin berimbang. Jaringan unit usaha dan dana pihak ketiga (DPK) yang terus bertambah membuktikan bahwa peran bank syariah di Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
semakin berkembang dari waktu ke waktu. Berikut adalah perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2012-2014 Kelompok Bank
2012
2013
2014
Bank Umum Syariah
11
11
12
Unit Usaha Syariah
24
24
22
2.262
2.588
2.471
147.512
183.534
217.858
BPRS
158
163
163
Jumlah Kantor
401
402
439
2.937.802
3.666.174
4.028.415
Jumlah Kantor Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga
Sumber : Statistik Bank Indonesia (2014)
Tebel 1.1 di atas menunjukkan bahwa industri perbankan syariah mengalami perkembangan dari segi jumlah unit usaha, dan penghimpunan dana pihak ketiga, banik bank umum syariah maupun bank pengkreditan rakyat syariah. Adapun jumlah akun nasabah yang dikelola oleh bank syariah pada 2012 tercatat sebanyak 10,8 juta nasabah, tahun 2013 sebanyak 12,3 juta nasabah. Penelitian mengenai analisis kualitas pengungkapan nilai-nilai etika syariah menunjukkan bahwa etika syariah mempengaruhi penilaian nasabah terhadap karyawan dalam kinerja operasional. Hal ini terjadi karena nasabah merespon perlakuan yang diberikan karyawan terdapan dirinya secara langsung dilapangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Sementara pengaruhnya dapat dilihat untuk jangka waktu yang panjang karena terkait kepercayaan nasabah terhadap pihak bank (Haniffa dan Hudaib, 2007). Visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan harus ditempuh memalui manajemen strategi. Dalam hal ini tidak hanya perencanaan dan implementasi strategi tetapi tahap evaluasi strategi pun sangat menentukan untuk mengetahui efektifitas implementasi dari strategi yang dirumuskan. Dalam konteks manajemen strategi, kegiatan kunci yang memberikan umpan balik dari seluruh rangaian tindakan manajemen adalah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan penilaian atau membandingkan antara realisasi target dengan target yang ditetapkan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan umpan balik dan tindakan korektif apabila kinerja atau capaian perusahaan tidak memuaskan. Selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan perbankan pada umumnya hanya bertumpu pada aspek keuangan saja. Sistem pengukuran kinerja tersebut tidak cukup untuk mencerminkan kondisi kinerja dari suatu perusahaan atau organisasi secara keseluruhan. Selain itu, pengukuran kinerja yang hanya bertumpu pada aspek keuangan saja kurang relevan dengan kebutuhan kinerja saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh dinamika lingkungan persangingan yang bergerak cepat, sehingga tidak menginformasikan upaya-upaya apa yang perlu diambil saat ini dan masa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perbankan Islam sebagai lembaga keuangan yang menjunjung nilai etika dalam bisnis, sejatinya memberikan kepentingan yang terbaik dengan memberikan tingkat kepuasan kepada para pengaku kepentingan (stakeholders). Nilai-nilai etika dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
korporasi dan bisnis merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Dimana norma-norma agama merevisi sistem dan hukum ekonomi sebagai kode etik serta disiplin yang menerapkan untuk memecahkan permasalahan moral dunia bisnis. Dengan demikian, manajemen efektif dari identitas etis (perbankan Islam) dapat berperan untuk mencapai kinerja perseroan yang diharapakan. Di Indonesia, keberlangsungan dan eksistensi perbankan Islam seharusnya memberikan pencintraan dan identifikasi terhadap prinsip-prinsip organisasi untuk membangun kesan jangka panjang tentang bisnis Islam. Pada aspeklainnya, aktivitas bisnis yang dikelola oleh perbankan Islam setidaknya memberi citra positif dan konstruktif dalam menawarkan produk pada layanan jasa keuangan. Dimana aktivitas tersebut nantinya dapat mensejahterakan masyarakat, membangun peradaban, serta menjaga nilai-nilai Islam. Dengannya, etika identitas perbankan Islam dapat memberikan jaminan pendapatan yang lebih besar dan menawarkan inovasi baru dalam membangun bisnis syariah dengan pencapaian kinerja keuangan yang sehat. Tulisan ini akan membahas dan mengeksplorasi dimensi-dimensi identitas etis perusahaan (corporate ethical identity) perbankan Islam (Haniffa dan Hudaib, 2007), khususnya di Indonesia, yang akan memberikan pengaruh dan dampak baik langsung ataupun tidak langsung terhadap sistem globalisasi pasar dan sistem ekonomi. Diharapkan dengan pengungkapan corporate ethical identity perbankan Islam, terjadi perbaikan terhadap tatanan lembaga perbanakan syariah di Indonesia dalam aspek budaya dan etika, serta pengaturan, pengawasan dalam mengendalikan perusahaan pada aspek financial, contractual, dan work governance, peningkatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
kineja ekonomi dan keuangan serta perbaikan citra serta reputasi di tengah ketatnya persaiangan industri keuangan global. Berdasarkan fenomena mengenai bank syariah dengan memiliki nilai-nilai etika pada perbanan syariah yang berawal dari bank konvensional lalu terbentuk anakan bank konvensional yang berupa bank syariah. Penulis tertarik untuk mengkaji seberapa berpengaruh pengungkapan nilai-nilai etika syariah yang tertuang pada instansi perbankan syariah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian: ANALISIS KUALITAS PENGUNGKAPAN NILAI-NILAI ETIKA SYARIAH “ STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH NASIONAL DI INDONESIA”. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana visi dan misi komitmen beroperasi dengan prinsip syariah? 2. Bagaimana pengungkapan dari dewan komisaris dan manajemen puncak? 3. Bagaimana pengungkapan produk dan layanan yang diberikan? 4. Apakah pengungkapan zakat, sedekah, dan pinjaman kebijakan sudah tepat sasaran? 5. Apakah pengungkapan komitmen terhadap karyawan sudah sesuai dengan prinsip syariah?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
6. Apakah pengungkapan komitmen terhadap debitur sudah sesuai dengan prinsip syariah? 7. Apakah pengungkapan komitmen terhadap masyarakat sudah sesuai dengan prinsip syariah? 8. Apakah pengungkapan terhadap DPS sudah sesuai dengan prinsip syariah?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengkaji visi dan misi komitmen beroperasi dengan prinsip syariah 2. Untuk mengkaji pengungkapan dari dewan komisaris dan manajemen puncak 3. Untuk mengkaji pengungkapan produk dan layanan yang diberikan 4. Untuk mengkaji kontribusi zakat, sedekah, dan pinjaman kebijakan sudah tepat sasaran 5. Untuk mengkaji pengungkapan komitmen terhadap karyawan 6. Untuk mengkaji pengungkapan komitmen terhadap debitur pada bank syariah 7. Untuk mengkaji pengungkapan komitmen terhadap masyarakat pada prinsip syariah 8. Untuk mengkaji pengungkapan terhadap DPS (Dewan Pengawas Syariah) dengan prinsip syariah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
2. Kontribusi Penelitian Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang menggunakannya antara lain : a. Perusahaan Sebagai bahan kajian, referensi dan informasi dalam penerapan konsep nilai-nilai etika syariah yang harus dilakukan dalam keseharian saat melakukan pelayanan terhadap nasabah. b. Perkembangan Dunia Akademik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi tambahan literature bagi pihak lain yang melakukan penelitian mengenai pengungkapan nilai-nilai etika syariah pada perbankan syariah di Indonesia. Selanjutnya, penelitian ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan mengenai peranan etika syariah dan pengaruhnya terhadap kinerja emiten yang telah banyak dilakukan sebelumnya. c. Masyarakat Umum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai peranan dan praktik pengungkapan nilai-nilai etika syariah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/