perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank Bank menurut UU No. 10 tahun 1998 yaitu suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Secara etimologi berasal dari bahasa Italy yaitu kata
yang berarti
bangku atau tempat duduk. Bank disebut demikian karena pada abad pertengahan orang-orang yang memberikan pinjaman melakukan usaha diatas bangku-bangku (Kasmir, 2004). Rudy Tri Santoso dalam Kasmir (2004), mendefinisikan Bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang kepercayaan yang menghubungkan debitur dan kreditur dana. Sedangkan Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006), Bank adalah lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam. Jadi menurut kesimpulan penulis, pengertian Bank adalah salah satu lembaga keuangan (badan usaha) yang berfungsi untuk menyimpan dan menyalurkan dana
8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan dari bunga yang dipinjamkan kepada para nasabah. B. Fungsi Bank Fungsi Bank menurut Kasmir (2004) adalah sebagai berikut : 1. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank sendiri akan menempatkan dananya kepada debitor apabila dilandasi dengan unsur kepercayaan. 2. Agent of Development Kegiatan masyarakat disektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan.
Kedua
sektor
tersebut
selalu
berinteraksi
dan
saling
mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. 3. Agent of Services Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lainnya kepada masyarakat.
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat secara umum. C. Peranan Bank Peranan Bank bagi masyarakat menurut Kasmir (2004) adalah sebagai berikut : 1. Pengalihan Aset Bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana penjiaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya diatur sesuai dengan dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank telah berperan sebagai pengalihan aset yang likuid dari unit surplus kepada unit defisit. 2. Transaksi Bank akan memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Dalam hal modern transaksi tidak akan lepas dari transaksi keuangan. Transaksi keuangan selalu diperlukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. 3. Likuiditas Bank secara bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan likuiditas, dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan likuiditas.
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Efisiensi Bank dapat menurunkan baya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. D. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah Menurut Totok dan Sigit (2006), Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menjadi mediasi masyarakat untuk menyimpan dan menyalurkan dana. Jika ditinjau dari segi imbalan atas jasa penggunaan dana baik simpanan maupun pinjaman, bank dapat dibedakan menjadi 2, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan per tahun. Sedangkan Bank Syariah merupakan bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan atau mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Dari 2 jenis bank tersebut mempunyai perbedaan tersendiri, yaitu : 1.
Perbedaan Falsafah Perbedaan pokok antara bank konvensional dan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank Syariah tidak melaksanakan sistem
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank konvensional justru sebaliknya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk
produk yang dikembangkan oleh syariah, dimana untuk
menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Pada dasarnya, semua jenis transaksi perniagaan melalui bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur riba. Riba secara sederhana berarti sistem bunga berbunga atau compound interest yang dalam semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu pihak. 2.
Konsep Pengelolaan Dana Nasabah Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi berbeda dengan deposito pada bank konvensional di mana deposito merupakan upaya membungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan dana. Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan kedalam transaksi perniagaan yang 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diperbolehkan pada sistem syariah. Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Jika hasil usaha semakin tinggi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepda nasabahnya. 3.
Perbedaan Sistem Bagi Hasil dan Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil
Sistem Bunga
Penentuan besarnya risiko bagi hasil Penentuan suku bunga dibuat pada dibuat pada waktu akad dengan saat akad dengan pedoman harus berpedoman
pada
kemungkinan selalu untung untuk pihak bank.
untung dan rugi. Besarnya
rasio
berdasarkan
bagi
pada
hasil Besarnya persentase berdasarkan jumlah pada
keuntungan yang diperoleh. Tergantung pada kinerja Jumlahpembagian meningkat
sesuai
jumlah
uang
yang
pada
kinerja
dipinjamkan. usaha. Tidak
bagi
bergantung
hasil usaha. dengan
peningkatan jumlah pendapatan. Tidak ada agama yang meragukan Eksistensi keabsahan bagi hasil.
bunga
diragukan
kehalalannya oleh semua
13
commit to user
agama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
termasuk agama Islam. Bagihasil
tergantungkepada Pembayara
keuntungan proyek yang dijalankan. dijanjikan Jika proyek itu tidak mendapat keuntungan
bunga tetap seperti yang tanpa
pertimbangan
proyek yang dijalankan oleh pihak
maka kerugian akan nasabah untung atau rugi.
ditanggung bersama kedua pihak. Sumber : Totok dan Sigit,2006. E. Pengertian dan Peranan Bank Syariah 1.
Pengertian Menurut Totok dan Sigit (2006), Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun menyalurkan dananya dengan menggunakan prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Prinsip utama operasional bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah hukum Islam yang dist. Larangan terutama yang berkaitan dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikan sebagai riba. Perbedaan utama antara kegiatan bank syariah dan konvensional terletak pada sistem pemberian imbalan atau jasa dari dana. Dalam operasionalnya, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang digunakan atau dititipkan oleh suatu pihak. Penentuan imbalan di bank syariah didasarkan pada prinsip bagi hasil sesuai dengan hukum Islam.
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam hukum Islam, bunga adalah riba dan diharamkan. Ditinjau dari sisi pelayanan terhadap masyarakat dan pemasaran, adanya bank atas dasar prinsip syariah merupakan usaha untuk melayani dan mendayagunakan segmen pasar perbankan yang tidak setuju atau tidak menyukai sistem bunga. 2.
Peranan Berhubugan dengan riba, keberadaan lembaga keuangan syariah berperan menghilangkan efek tersebut. Efek
efek negatif yang dimunculkan oleh riba
efek negatif itu antara lain (Totok dan Sigit, 2006) :
a) Riba merampas kekayaan orang lain. b) Menciptakan kemalasan. c) Mendorong untuk cari bunga daripada riil. d) Memperlebar jurang kaya miskin. Berhubungan dengan operasional kerjanya, Bank Syariah mempunyai empat peranan produktif, yaitu (Totok dan Sigit, 2006) : a) Manajer
Investasi
(Sebagai
penghimpun
dana
dengan
menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah). b) Intermediasi Keuangan (Sebagai perantara transaksi jual beli dengan menggunakan prinsip jual beli dan bagi hasil). c) Jasa Layanan (Sebagai penjual jasa wakalah, kafalah, sharf, hawalah, rahn, dan sebagainya).
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Sosial (Sebagai penerima dana infak untuk kebajikan, seperti qardh hasan). Sistem lembaga keuangan, atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai aturan yang menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan suatu negara, telah menjadi instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentu saja menuntut adanya sistem baku yang mengatur kegiatan kehidupannya. Termasuk diantaranya kegiatan keuangan yang dijalankan oleh setiap umat. F. Sejarah Perbankan Syariah di Dunia Perbankan Syariah telah mulai berkembang antara abad ke 8 dan ke 12. Perekonomian moneter pada periode tersebut berdasarkan mata uang dinar yang beredar luas saat itu, yang menyatukan wilayah
wilayah yang sebelumnya
independen secara ekonomi. Pada abad ke 20, kelahiran perbankan syariah tidak terlepas dari hadirnya dua gerakan renasisans Islam modern, yaitu gerakan
gerakan neorevivalis dan
modernis. Sekitar tahung 1940-an, di Pakistan dan Malaysia telah terdapat upaya upaya pengelolaan dana jamaah haji secara non konvensional. Tahun 1963, Islamic Rural Bank berdiri di desa Mit Ghamr di Kairo, Mesir.
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perbankan syariah secara global tumbuh dengan kecepatan 10-15% per tahun, dan menunjukkan tanda
tanda pertumbuhan yang konsisten di masa depan.
Laporan dari International Association of Islamic Banks dan analisis Prof. Khursid Ahmad menyebutkan bahwa hingga tahun 1999 telah terdapat lebih dari 200 lembaga keungan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, yaitu di negara dengan mayoritas penduduk muslim serta negara
negara
negara lainnya di Eropa,
Australia, maupun Amerika (Totok dan Sigit, 2006). G. Kegiatan Usaha Bank Syariah Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/34/KEP/DIR 12 Mei 1999 tentang Bank berdasarkan Prinsip Syariah, prinsip kegiatan usaha bank syariah adalah : 1. Hiwalah
membayarkan terlebih dahulu piutangyang timbul dari jual beli. Pada saat piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepada muhal mendapat imbalan sebagai jasa pemindahan piutang.
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Ijarah Akad sewa menyewa barang antara bank (Muaajir) dengan penyewa (Mustajir). Setelah masa sewa berakhir barang sewaan dikembalikan kepada muaajir. 3. Ijarah Wa Iqtina Akad sewa menyewa barang antara bank (Muaajir) dengan penyewa (Musajir) yang diikuti janji bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan barag sewaan akan berpindah kepada mustajir. 4. Istishna
Spesfikasi dan harga barang pesanan disepakati diawal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. 5. Kafalah Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain dimaa pemberi jaminan bertanggungjawab atas pembayaran kembali suatu utang yang menjadi hak penerima jaminan. 6. Mudharabah Akad antara pihak pemilik modal dengan pengelola untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan dibagi berdasarkan rasio yang telah disepakati di awal akad. Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada pengelola, mudharabah dibagi menjadi dua, yaitu :
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Mudharabah Mutlaqah Pengelola diberi kekuasaan penuh untuk mengelola modal. Pengelola tidak dibatasi baik mengenai tempat, tujuan, maupun jenis usahanya. b. Mudharabah Muqayyadah Pemilik modal menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi pengelola. Pembiayaan ini biasanya digunakan untuk investasi khusus atau reksadana. 7. Murabahah Akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank memberi barang yang diperlukan nasabah yang bersangkutan sebagai harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati. 8. Musyarakah Akad kerja sama usaha patungan atara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif. Pendapatan atau keuntungan dibagi sesuai dengan rasio yang telah disepakati. 9. Qardh Akad pinjaman dari bank kepada pihak tertentu yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman. Pihak bank dapat meminta jaminan kepada pihak peminjam. Pengembalian pinjaman dapat dibayarka secara angsuran atau sekaligus.
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan serta keutuhan barang/uang. 11. Wakalah Akad pemberian kuasa dan pemberi kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa. H. Produk
Produk Bank Syariah
Jenis produk bank syariah terbagi dalam 2 kelompok. Produk
produk dari
usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana oleh bank syariah,yaitu (Joko Nugroho, 2008) : 1. Produk Pengumpulan Dana Pelayanan
jasa
simpanan/tabungan
berupa
simpanan/tabungan
yang
diselenggarakan adalah bentuk simpanan/tabungan yang terikat dan tidak terikat
atas jangka waktu dan syarat
syarat tertentu dalam penyertaan dan
penarikannya. Berkaitan dengan itu, jenis simpanan/tabungan yang dapat dikumpulkan oleh bank syariah adalah sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut. Adapun akad yang mendasari berlakunya simpanan, tabungan, dan deposito di bank syariah adalah : Akad Wadiah dan Mudharabah.
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Simpanan/tabungan Wadiah, adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindah bukuan/transfer dan perintah membayar lainnya. Simpanan/tabungan wadiah dikenakan biaya administrasi namun oleh karena dana di titipkan diperkenankan untuk diputar maka oleh bank syariah kepada penyimpan dana dapat diberikan bonus sesuai dengan jumlah dana yang ikut berperan didalam pembentukan laba bagi bank syariah. Simpanan/tabungan yang berakad wadiah ada 2, yaitu : -
nah, titipan dana zakat,infak, shadaqah.
dari bank syariah jika bank syariah mengalami keuntungan. b) Simpanan/tabungan
Mudharabah,
adalah
simpanan/tabungan
pemilik dana yang penyetoranya dan penarikannya dapat dilakukan seesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Pada simpanan mudharabah tidak diberikan bunga sebagai pembentukan laba bagi bank syariah tetapi diberikan bagi hasil. Variasi jenis simpanan yang berakad mudharabah dapat dikembangkan kedalam berbagai variasi simpanan, seperti: - Simpanan/tabungan Idul Fitri - Simpanan/tabungan Idul Qurban - Simpanan/tabungan Haji 21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Simpanan/tabungan Pendidikan - Simpanan/tabungan Kesehatan c) Deposito Mudharabah adalah simpanan masyarakat di bank syariah yang pengambilannya sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh bank syariah. Variasi deposito mudharabah ini diklasifikasikan ke dalam deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. 2. Produk Penyaluran Dana Bank syariah bukan sekedar lembaga keuangan yang bersifat sosial, namun bank syariah juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat. Sejalan dengan itu, maka dana yang dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang mumbutuhkan. Pinjaman dana kepada masyarakat disebut juga pembiayaan. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana. Orientasi pembiayaan
yang diberikan bank syariah
adalah untuk
mengembangkan dan atau meningkatkan pendapatan nasabah dan bank syariah. Sasaran pembiayaan ini adalah semua sektor ekonomi untuk usaha seperti pertanian, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa.
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada berbagai jenis pembiayaan yang dikembangkan oleh bank syariah, di antara berbagai pembiayaan tersebut ada 6 pembiayaan yang sudah umum dikembangkan, yaitu (Joko Nugroho, 2008) : a)
mbiayaan berakad jual beli yang merupakan suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah, dimana bank syariah menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudia diproses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal dan markup yang disepakati.
b) Pembiayaan Murabahah (MBA). Pembiayaan berakad jual beli yang merupakan kesepakatan antara bank syariah sebagai pemberi modal dan nasabah sebagai peminjam. Prinsip yang digunakan
proses pengembaliannya dibayarkan pada saat jatuh tempo. c) Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan dengan akad syirkah, yang merupakan suatu perjanjian antara bank syariah dan nasabah dimana bank syariah menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan usahanya. Jenis usaha yang dimungkinkan untuk
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diberikan pembiayaan adalah usaha
usaha kecil seperti pertanian,
industri rumah tangga, dan perdagangan. d) Pembiayaan Musyarakah (MSA). Pembiayaan dengan akad syirkah, adalah merupakan penyertaan bank syariah sebagai pemilik modal dalam suatu usaha yang mana antara risiko dan keuntungan ditanggung bersama secara berimbang dengan porsi penyertaan. e) Pembiayaan Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT). Pembiayaan dengan akad sewa, adalah pembiayaan yang diberikan kepada na sabah untuk menyewa suatu aset yang pada masa akhir sewa bank memberikan ijin kepada penyewa untuk memiliki aset tersebut. f) Pembiayaan Al Qordhul Hasan (QH). Pembiayaan dengan akad ibadah, adalah pembiayaan antara bank syariah dengan nasabah karena nasabah tersebut sangat membutuhkan. Pinjaman ini merupakan wujud peran sosial bank syariah untuk membantu masyarakat yang kekurangan finansial. I. Kepemilikan Bank Syariah Kepemilikan bank berdasarkan prinsip syariah oleh badan hukum Indonesia
setinggi tingginya sebesar modal sendiri dan bersih badan hukum yang bersangkutan. Modal sendiri dan bersih merupakan (Totok dan Sigit, 2006) :
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Penjumlahan dari modal sendiri dan laba, dikurangi pernyetaan dan kerugian bagi badan hukum Perseroan Terbatas Perusahaan Daerah. 2. Penjumlahan dari simpanan pokok, simpana wajib, hibah, modal penyertaan, dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi penyertaan dan kerugian bagi badan hukum koperasi. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank berdasarkan prinsip syariah dilarang (Totok dan Sigit, 2006) : 1. Berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/ atau pihak lain di Indonesia. 2. Berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk dari dan untuk tujuan pencucian uang. Yang dapat menjadi pemilik bank berdasarkan prinsip pihak
prinsip syariah adalah
pihak sebagai berikut (Totok dan Sigit, 2006) : 1. Tidak termasuk dalam daftar orang tercela dibidang perbankan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2. Menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas yang baik. Pemilik bank yang memiliki integritas yang baik antara lain adalah pihak yang yang memiliki akhlak dan moral yang baik, mematuhi peraturan perundang
undangan yang berlaku,
memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bank yang sehat, serta dinilai layak dan wajar untuk menjadi pemegan saham bank. J. Pengertian KPR Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR (Innayah, 2006) : 1. KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa: Subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah.Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakatyang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan olehPemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredityang diberikan. 2. KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan. Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank syariah adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah KPR syariah. Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) dengan mengunakan prinsip jual beli (Murabahah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan pembeli. Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dipusingkan dengan masalah naik/turunnya angsuran ketika suku bunga bergejolak. Nasabah juga diuntungkan ketika ingin melunasi angsuran sebelum masa kontrak berakhir, karena bank syariah tidak akan mengenakan pinalti. Bank syariah tidak memberlakukan sistem pinalti karena harga KPR sudah ditetapkan sejak awal.
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembiyaan rumah ini dapat digunakan untuk membeli rumah (rumah, ruko, rukan, apartemen) baru maupun bekas, membangun atau merenovasi rumah, dan untuk pengalihan pembiayaan KPR dari bank lain. Perbedaan pokok antara KPR konvensional dengan syariah terletak pada akadnya. Pada bank konvensional, kontrak KPR didasarkan pada suku bunga tertentu yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR Syariah bisa dilakukan dengan beberapa pilihan akad alternatif sesuai dengan kebutuhan nasabah, di antaranya KPR iB Jual Beli (skema murabahah), KPR iB sewa (skema ijarah), KPR iB Sewa Beli (skema Ijarah Muntahia Bittamlik-IMBT), dan KPR iB Kepemilikan Bertahap (musyarakah mutanaqisah). Namun
yang banyak
ditawarkan oleh bank syariah adalah skema jual beli (skema murabahah). K. Pengertian KPR Perorangan Bersubsidi KPR Perorangan Bersubsidi adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah secara perorangan yang mengacu pada Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat, tentang pengadaan perumahan dan pemukiman dengan dukungan fasilitas Perumahan KPR/KPRS Bersubsidi dengan ketentuan sebagai berikut (Innayah, 2006) : a) Subsidi perumahan diberikan kepada keluarga atau rumah tangga yang baru pertama kali memiliki rumah dan belum pernah menerima subsidi perumahan.
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Pelaksanaan pembiayaan KPR Pemerintah Bersubsidi kepada nasabah adalah dengan menggunakan akad hiwalah yaitu dengan pengalihan sebagai keawajiban nasabah kepada Pemerintah melalui subsidi. c) Subsidi perumahan diberikan kepada nasabah dalam bentuk subsidi uang muka dan pembangunan atau perbaikan rumah. d) Subsidi perumahan diberikan kepada kelompok yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap dengan memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan subsidi dengan ketentuan dari Bank. e) Penghasilan pemohon adalah penghasilan yang didasarkan atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon setiap bulan. L. Prinsip Pemberian Kredit atau Pembiayaan Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian yang harus dilakukan
oleh
bank
untuk
mendapatkan
nasabah
yang
benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P (Kasmir, 2004). Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah sebagai berikut: 1. Character
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dalam latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan ataupun bersifat pribadi. 2. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya. Kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Bagitu pula kemampuannya dalam menjalankan usahanya. 3. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi liquiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan ang diberikan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut: 1.
Personality Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya seharihari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2.
Party Mengklasifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3.
Perpose Untuk mengetahu tujuan nasabah dalam mengambil kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacammacam.
4.
Prospect Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah. 31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk mengembalikan kredit.
6.
Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama atau semakin meningkat.
7.
Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi (Kasmir, 2004).
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
PEMBAHASAN
A. Laporan Objek 1. Sejarah Bank BTN Bank Tabungan Negara (BTN) pada awal berdirinya bernama Postpaarbank In Indonesia berdasarkan staastbalat tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan dibawah Menteri Urusan Bank Sentral. Sejak tanggal 09 Februari 1950 nama Bank Tabungan Pos dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun 1953 dan diubah menjadi Bank Tabungan Negara berdasarkan Perpu No. 4 tahun 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU. No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Pada awal berdirinya (tahun 1964-tahun 1968), tugas pokok Bank BTN adalah melakukan perbaikan ekonomi nasional dengan jalan menghimpun dana dari masyarakat terutama dalam bentuk tabungan untuk menunjang keberhasilan kebijakan pemerintah mengenai rencana pembangunan perumahan, maka sejak tahun 1974 Bank BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan Pelayanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah. Pada tanggal 10 Desember 1976 untuk pertama kalinya pen yaluran KPR
33
commit to user