BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu unsur penting bagi ketersediaan pangan. Jika ketersediaan air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang menyangkut sumberdaya air dan irigasi dibagi dalam dua, yaitu (1) masalah kebanyakan air seperti yang terjadi pada lahan-lahan pertanian yang mengalami terlalu banyak genangan air pada wilayah rawa dan pasang surut dan (2) persoalan kekurangan air yang akan mempengaruhi sektor pertanian kurangnya curah hujan. Kebutuhan air untuk budidaya pertanian dengan teknologi yang maju harus dilaksanakan dengan sebuah sistem yang dinamakan sistem irigasi Secara teknik dan ekonomi permasalahan yang sedang dihadapi dalam sistem irigasi dewasa ini adalah buruknya sistem saluran irigasi serta penggunaan air yang tidak efisien, sehingga menyebabkan sering terjadi kekurangan air terutama di daerah lahan kering. Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) melakukan Proyek Pengembangan Bendungan untuk menanggulangi masalah kekurangan air yang melanda Indonesia pada musim kemarau. Pada penelitian ini, yang akan dibahas adalah pengembangan bendungan di Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Rencana pengembangan Bendungan Poh Santen telah dimulai pada tahun 2010 dan akan dilaksanakan pada tahun 2013. Tujuan dari dikembangkannya bendungan ini adalah untuk memenuhi pasokan air di Desa Poh Santen, baik air bersih untuk konsumsi maupun irigasi. Desa-desa yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen adalah : Desa Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dangin Tukad, sebagian Desa Poh Santen, sebagian Desa Pergung, Desa Penyaringan, Delod Berawah dan Yeh Kuning (Dinas Pekerjaan Umum, 2011) dapat dilihat pada lampiran 1. Kondisi curah hujan dan debit air yang rendah pada musim kemarau menyebabkan kurangnya jumlah air pada musim kemarau. Pemerintah melakukan rencana pengem-
bangan Bendungan Poh Santen di Kabupaten Jembrana ini, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih di Kabupaten Jembrana, khususnya di desa-desa yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen dan Kabupaten Jembrana umumnya. Kabupaten Jembrana memiliki tingkat pelayanan air bersih yang belum merata. PDAM Kabupaten Jembrana melakukan pengadaan air bersih dengan memanfaatkan air sumur dalam dengan kapasitas 139 lt/dt, sedangkan kebutuhan sebesar 159 lt/dt. Instalasi pelayanan air bersih yang dikelola PDAM dengan tingkat pelayanan ± 24,4 persen dari seluruh penduduk di Kabupaten Jembrana (Dinas PU Kabupaten Jembrana, 2010). Dengan demikian masih sebagian besar penduduk yang belum tertangani oleh pelayanan air bersih dari PDAM terutama untuk masyarakat pedesaan. Permasalahan pemenuhan kebutuhan air baku untuk air irigasi dan air bersih saat ini dialami masyarakat Desa Poh Santen, Desa Tegal cangkring, Desa Pergung dan Desa Petanahan. Kondisi eksisting pemenuhan kebutuhan air (air irigasi dan air bersih) di daerah tersebut adalah dengan memanfaatkan aliran air dari Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur. Namun,
penurunan debit air Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur mengakibatkan
masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air irigasi dan air bersih terutama pada musim kemarau. Pembangunan sarana penyediaan air baku bagi Kabupaten Jembrana merupakan salah satu kebutuhan yang utama bagi kelangsungan hidup masyarakat di daerah tersebut. Tersedianya sarana penyediaan air baku yang memadai, baik dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitas akan mengurangi permasalahan pemenuhan kebutuhan air di daerah tersebut. Sarana penyediaan air baku berupa bendungan sebagai tempat tampungan air merupakan suatu alternatif dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air di daerah tersebut. Selain itu, sumber air permukaan memiliki fluktuasi debit antara musim hujan dan musim kemarau yang cukup besar, dengan debit normal 142 lt/dt dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Pembangunan bendungan merupakan suatu usaha konservasi sumber daya air, sehingga diharapkan dapat mengurangi degradasi sumber air. Penyediaan air melalui pengembangan bendungan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih serta untuk ir-
igasi pertanian. Bila air yang tersedia cukup memadai maka akan memberi dampak positif bagi sektor pertanian, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat di sekitarnya. Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 2005 No
2006
2007
2008
2009
Lapangan Usaha Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
857,113.42 1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
572,531.74
28.04
611,602.64
27.45
669,535.64
27.05
758,355.40
26.23
2
Pertambangan dan Penggalian
3
968.81
0.05
11,237.36
0.50
12,297.37
0.50
14,236.99
0.49
15,894.51
0.48
Industri Pengolahan
139,384.98
6.83
153,654.02
6.90
173,226.42
7.00
211,185.16
7.30
244,703.82
7.47
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
29,874.98
1.46
34,132.16
1.53
38,626.42
1.56
46,479.57
1.61
54,449.25
1.66
5
Bangunan
108,979.86
5.34
130,442.09
5.85
144,732.49
5.85
178,073.18
6.16
211,532.26
6.45
6
Perdangan, Hotel dan Restaurant
500,078.35
24.49
540,892.40
24.28
616,909.85
24.92
704,045.71
24.35
802,114.90
24.47
7
Pengangkutan dan Komunikasi
316,730.37
15.51
345,564.50
15.51
383,709.19
15.50
473,999.84
16.39
528,851.81
16.14
8
Keuangan Persewaan dan Jasa perusahaan
94,905.40
4.65
107,621.00
4.83
116,993.11
4.73
136,040.37
4.70
158,883.19
4.85
9
Jasa-jasa
269,662.86
13.21
292,868.60
13.14
319,310.72
12.90
369,242.58
12.77
403,766.27
12.32
2,041,834.35
100.00
100.00
2,475,341.21
100.00
2,891,658.80
100.00
2,228,014.77 PDRB
26.15
3,277,309.44 100.00
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pertanian masih memberikan kontribusi yang paling besar bagi Kabupaten Jembrana. Sehubungan dengan hal di atas, maka pengembangan bendungan di lahan kering perlu diteliti sampai dimana pembangunan bendungan tersebut memberikan dampak bagi lingkungannya. Dampak yang mungkin timbul adalah mampu menciptakan kegiatan ekonomi, pelayanan sosial bagi masyarakat ataupun sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu apakah Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana layak untuk dilaksanakan?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan pokok permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui layak tidaknya Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut. 1) Manfaat teoritis Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan yang lebih luas mengenai dampak sosial ekonomi dari pengembangan bendungan di wilayah lahan kering serta menambah daftar pustaka yang sudah ada di lingkungan akademis, sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan yang tepat bagi daerah-daerah lahan kering yang membutuhkan air untuk irigasi dan kebutuhan sehari-hari.