BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan unsur penting dari berdirinya suatu negara. Dimana dalam suatu negara ada yang dinamakan dengan pemerintahan yang berkuasa, adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain, sehingga tarbentuklah suatu negara kesatuan, itulah yang dimaksud dengan unsur berdirinya suatu negara,(Budiyanto,2004). Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terpadat didunia yang berada pada posisi ke empat. Dimana negara Cina berada pada urutan pertama, India berada pada urutan kedua, Amerika berada urutan ketiga, dan Indonesia di urutan keempat, (BPS.2000). Dimana Islam adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia, dengan jumlah penduduk islamnya di Indonesia mencapai 177,53 juta jiwa pada tahun 2000. Dengan jumlah umat Islam yang sedemikian banyak, maka negara Indonesia merupakan negara yang berpenduduk Islam terbesar di dunia, namun Indonesia bukanlah negara yang berazaskan Islam dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Walaupun di Indonesia sendiri memiliki beberepa agama yang di akui oleh pemerintah Indonesia secara resmi yaitu berdasarkan penjelasan atas penetapan oleh Presiden yaitu Undang-Undang No.1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, yaitu "Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu-Cu”. Maka selain dari pada agama yang ada di sebutkan adalah agama yang dilarang oleh pemerintah Indonesia atau ajaran sesat, (Wikipedia).
Universitas Sumatera Utara
Dengan berbagai macam agama yang ada di Indonesia ini dapat menyebabkan adanya kecemburuan sosial antar agama lain yang lebih minoritas terhadap agama yang lebih mayoritas di daerah tersebut, bahkan dapat menimbulkan konflik antar agama seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada beberapa waktu lalu, maka sebenarnya hal semacam itu tidak perlu terjadi apabila ada kerjasama antar tokoh agama dan pemuka masyarakat yang lebih mementingkan kepantingan kebersamaan dari pada mementingkan kepentingan pribadi atau golonga tertentu, demi terciptanya perdamaian dengan saling menghargai serta saling menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dimana daerah yang memiliki penduduk Islam terbesar di Indonesia sendiri pada tahun 2000 berada di propinsi Jawa Barat yaitu sebanyak 34.884.417 jiwa dari total jumlah penduduk provinsi Jawa Barat secara keseluruhan sebanyak 38.965.440, provinsi Jawa Timur berada pada urutan kedua terbesar dengan penduduk Islamnya yaitu sebanyak 33.747.695 jiwa dari jumlah total penduduk provinsi Jawa Timur sebanyak 36.294.280, dan yang ketiga yaitu provinsi Jawa Tengah dengan penduduk Islam sebanyak 29.942.066 jiwa dari jumlah penduduk provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 31.977.968. Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki penduduk terpadat diluar pulau jawa dengan total penduduk secara keseluruhan sebanyak 12.450.911, sedangkan jumlah umat Islamnya mencapai 7.530.839 jiwa, dan sebanyak 4.920.072 adalah agama lainnya yang ada di sumatera utara.(BPS,Sensus 2000). Medan merupakan ibukota provinsi sumatera utara yang berpenduduk Islam pada tahun 2000 sebanyak 1.235.556 jiwa atau 72,65 %, Kristen sebanyak 351.858 jiwa atau 20,69%, Budha sebanyak 88.772 jiwa atau 5,22%, dan Hindhu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 24.148 jiwa atau 1,42%, serta lain-lain sebanyak 340 jiwa atau 0,02%,(repository.usu). Umat Islam didalam keagamaan memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan sebagai orang mukmin, karena itu merupakan suatu kewajiban dan keharusan agar dilaksanakan dalam beragama. Didalam agama Islam ada yang dinamakan rukun Islam, dimana rukun tersebut wajib kita laksanakan didalam kehidupan kita selama di dunia, dan akan di mintai pertanggung jawabanya di akhirat nanti. Dimana rukun Islam tersebut yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, yang artinya bahwa kita mengakui tiada tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Rukun Islam yang kedua yaitu mengerjakan sholat sehari semalam sebanyak lima waktu, dan ditambah dengan sholat-sholat sunat lainya bila perlu. Rukun Islam yang ketiga adalah mengeluarkan zakat, dimana zakat terbagi atas dua, yaitu zakat fitrah yang wajib dikeluarkan pada saat bulan Ramadhan, dan dikeluarkan oleh umat Islam yang didasari atas perorangan yang dikeluarkan setiap kepala keluarga untuk mengeluarkan zakatnya bagi tanggungan keluarganya (jika keluarga tersebut mampu), dan zakat yang kedua yaitu zakat harta (zakat mall), ini dikeluarkan jika seseorang memiliki harta simpanan atau harta kekayaan yang lebih, maupun hasil yang dimilikinya telah mencapai nisabnya (ukurannya), dan apabila telah berlebih dari nisabnya dalam setahun maka wajiblah keluar zakatnya. Sedangkan rukun Islam yang keempat adalah berpuasa selama dibulan Ramadhan, hal ini merupakan seruan Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 185 yang artinya :
Universitas Sumatera Utara
“..Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu untuk berpuasa..” Dalam menjalankan ibadah puasa ini Allah SWT hanya menyerukan kepada orang yang beriman, jika seseorang beragama Islam, namun belum tentu seseorang tersebut memiliki iman yang kuat untuk menjalankan puasa tersebut. Karena dalam menjalankan ibadah puasa ini tidak seorang pun yang mengetahuinya apakah seseorang tersebut puasa atau tidak, tetapi hanya orang yang bersangkutan dengan Allah dan malaikatnya saja, apakah seseorang tersebut berpuasa atau tidak. Sedangkan untuk ibadah-ibadah yang lainya dapat terlihat secara kasat mata oleh orang lain. Namun dalam menjalankan ibadah tersebut harus didasari dari dalam hati kita dan dilandasi keimanan. Dan rukun Islam yang kelima adalah mengerjakan haji bagi yang mampu. Mampu dalam hal ini adalah, mampu dalam jasmani (lahiriah), maupun mampu secara rohani (batin/jiwa), serta mampu dalam hal finansial atau keadaan ekonomi. Dimana untuk melaksanakan haji merupakan keinginan setiap umat Islam, karena dengan berniat pergi haji saja kita sudah mendapatkan pahala, akan tetapi untuk pergi haji ini sangat dibutuhkan biaya yang sangat besar dan mahal, sehingga tidak semua umat Islam mampu untuk melaksanakan ibadah haji tersebut, dikarenakan ketidak mampuan tersebut, maka Allah SWT memberikan keringanan ibadah haji hanya diwajibkan hanya buat orang-orang yang mampu, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 97 yang artinya: “..Dan karena Allah, wajiblah atas manusia melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi yang mampu melaksanakan perjalanan kesana..”.
Universitas Sumatera Utara
Bagi orang yang beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk dapat menunaikan ibadah haji ke Baitullah Makkah tersebut, maka haruslah dimanfaatkan peluang yang ada dan jangan disia-siakan, karena tidak semua orang Islam dapat kesempatan yang sama pula. Akan tetapi bila dilihat dari sisi perekonomian, ternyata umat Islam di Indonesia banyak memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah haji ke tanah suci, walau menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Pada kenyataanya setiap tahunya jumlah jamaah haji asal Indonesia mengalami peningkatan permintaan khususnya di Kota Medan sendiri, bahkan untuk keberangkatan tahun yang akan datang saja sudah dipenuhinoleh daftar antrian para jamaah yang sangat antusias untuk berangkat ketanah suci guna melaksanakan ibadah haji tersebut. Maka dari pada itu sangat dibutuhkan peran dari pemerintah untuk dapat mengatur dan membuat jatah-jatah kursi yang ada bagi jamaah haji, sehingga jumlahnya secara menyeluruh dapat terpenuhi secara merata bagi masyarkat muslim yang ada di Indonesia untuk menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut sebagai kesempurnaan amal ibadahnya. Namun dalam pelaksanaanya keterbatasan jumlah jamaah ini bukanlah atas kehendak pemeritah indonesia, melainkan jatah tersebut sudah instruksi dari pemerintah kerajan Arab Saudi yang memiliki wewenang dalam memberikan batasan untuk jumlah jamaah haji dari negara-negara yang jumlah jamaah hajinya selalu mengalami peningkatan permintaan disetiap musim haji. Disini pemerintah Indonesia memiliki peranan yang cukup besar dalam membagikan jatah-jatah penambahan kursi untuk daerah-daerah disetiap provinsi untuk dapat terpenuhinya minat masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji tersebut. Dengan banyaknya umat Islam di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia yang penyebaranya hampir merata diseluruh tanah air di setiap provinsi, maka campur tangan pihak pemerintah dalam mengatur keberangkatan jamaah haji dan pemulangannya dari Makkah ke Indonesia juga sangat di butuhkan, terutama dalam masalah transportasi, jaminan kesehatan bagi para jamaahnya, serta pemondokan di tanah suci nantinya. Wajib bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah haji apabila sudah memiliki kemampuan seperti dana yang cukup untuk berangkat haji, kesiapan jasmani, serta kesiapan rohani untuk melaksanakannya, dimana dalam mengerjakan rukun Islam yang kelima ini hanya wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang mampu, dan selebihnya tidaklah wajib. Begitu ada tanda-tanda akan mendapatkan panggilan untuk menunaikan rukun Islam tersebut maka bersegeralah untuk melakukanya, dan tingalkanlah semua urusan duniawi untuk sementara. Dimana sabda Rasulullah SAW, telah mengingatkan di dalam suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Baihaqi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas: “Bagi siapa yang ingin berhaji, hendaklah disegerakannya, karena kemungkinan tertunda karena jatuh sakit, hilang kendaraan atau kebentur hajat lainnya”. Selain itu hendaknya sebelum berangkat menunaikan ibadah haji maka seseorang haruslah mampu untuk melakukan ibadah wajib dan ibadah sunat lainnya. Dalam pelaksanaan ibadah haji sebaiknya kita menggunakan uang yang bersih (halal), karena dalam melaksanakan ibadah suci tersebut kita akan mendapatkan predikat Mabrur dari pelaksanakan ibadah haji tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah jamaah haji setiap tahunya terus bertambah, bahkan sampai melebihi batas antrian dari jumlah kursi yang tersedia, bahkan sampai 5 (lima) tahun berikutnya khususnya di kota Medan. Dimana jumlah penduduk muslim di kota Medan yang merupakan kota terpadat penduduknya sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara, dengan jumlah penduduk muslimnya pada tahun 2000 sebanyak 1.235.556 jiwa, mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun sebanyak 32.180 jiwa, sehingga penduduk muslim di kota medan pada tahun 2005 menjadi sebanyak 1.267.736 jiwa. Ini membuktikan dengan semakin banyaknya umat Islam di kota Medan, maka permintaan akan adanya penambahan jatah haji di kota Medan akan mengalami peningkatan. Dalam hal ini yang dimaksud penduduk muslim dikota medan adalah seluruh jumlah penduduk muslim yang terdaftar menurut catatan dinas sipil dikota Medan, yang dimana dalam setiap penduduk memiliki kartu tanda panduduk atau identitas yang secara resmi dan di akui oleh pemerintah kota Medan.(BPS, Medan) Jumlah jamaah haji secara umum untuk wilayah Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunya, dalam hal ini pemerintah Arab Saudi telah memberikan jatah kursi (kuota) untuk setiap negara di dunia, tergantung dari jumlah jamaah haji setiap tahunnya yang berangkat ketanah suci. Kuota haji yang di berikan kepada Indonesia kemudian dibagikan keseluruh propinsi yang ada di Indonesia, dimana dalam menentukan propinsi mana yang lebih banyak jatah kuotanya, maka pemerintah menghitung berdasarkan jumlah penduduk muslimnya didaerah tersebut, dan berapa banyak jamaah hajinya tiap tahunnya yang akan berangkat haji, maka propinsi itulah yang banyak atau sedikit mendapatkan kuota dari pemerintah. Untuk wilayah tingkat II, kabupaten/kota
Universitas Sumatera Utara
hanya didasarkan kepada nomor antrian saat mendaftarkan diri di asrama haji setempat. Maka untuk daerah tingkat II kabupaten/kota tidak ada batasan dari jumlah jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.(BPIH). Untuk wilayah Sumatera Utara khususnya kota Medan yang memiliki pendapatan perkapita yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Utara, sebagai contoh pada tahun 2000 pendapatan perkapita kota Medan yaitu 7.242.601, dan pada tahun 2005 sebesar 12.350.761, hal ini dapat dilihat secara nyata dimana jumlah jamaah haji yang berangkat setiap tahunnya juga mengalami peningkatan permintaah. Seperti pada tahun 1990 jumlah jamaah haji di kota Medan yang berangkat ketanah suci sebanyak 1.366 orang, sedangkan ditahun 2000 jumlah jamaah haji yang berangkat dari kota Medan sebanyak 2.640 jamaah, namun faktor lain juga dapat mempengaruhi jumlah jamaah haji, tergantung dari jumlah kursi yang kosong untuk kabupaten/kota lainya yang ada di Sumatera Utara yang sewaktu-waktu dapat dialihkan untuk daerah yang mengalami lebih banyak permintaan terhadap jumlah jamaah hajinya, contoh di dalam kasus ini dalah Kota Medan. Ini berarti pendapatan perkapita sangat berpengaruh terhadap permintaan untuk berangkat menjalankan ibadah haji bagi masyarakat muslim di Kota Medan, sehingga jumlah jamaah haji akan terus mengalami peningkatan permintaan untuk melaksanakan ibadah haji tersebut. Hal ini bisa saja dikarenakan adanya faktor peningkatan atau perbaikan dari keadaan perekonomian bagi masyarakat Sumatera Utara khususnya di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian yang ada diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah jamaah haji di kota Medan”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk Muslim dikota Medan, terhadap jumlah jamaah haji dikota Medan? 2. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita dikota Medan, terhadap jumlah jamaah haji di kota Medan? 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah di uraukan di atas maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk Muslim dikota Medan berpengaruh positif terhadap jumlah jamaah haji di kota Medan, ceteris paribus. 2. Pendapatan perkapita dikota Medan berpengaruh positif terhadap jumlah jamaah haji di kota Medan, ceteris paribus. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari jumlah penduduk muslim di kota Medan terhadap jumlah jamaah haji di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah jamaah haji di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi badan penyelenggara ibadah haji (BPIH) untuk menambah kuota haji di Sumatera Utara. 2. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya dalam Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi USU. 3. Sebagai bahan studi dan tambahan bagi mahasiswa dan mahasiswi yang akan melakukan penelitian yang serupa. 4. Sebagai bahan masukan bagi instansi-instansi yang terkait dalam masalah penelitian ini. 5. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis, dalam mengembangkan tulisan ilmiah lainnya.
Universitas Sumatera Utara