1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat desa baik sebagai kesatuan kelompok maupun individu, merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pembangunan karena secara prinsip penyelenggaraan pembangunan ditujukan guna memajukan desa tersebut. Disamping itu, adanya partisipasi masyarakat didasarkan pada pertimbangan :Bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat yang melaksanakanya melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang yang akan memegang tumpuk pimpinan untuk masa depan berikutnya.
Dalam kehidupan suatu bangsa peranan generasi pemuda sangat penting. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menghayati, memahami, serta mengamalkan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa. Generasi pemuda Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab nasional untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran kaum muda sebagai suatu bangsa yang berdasarkan pada pancasila dan UUD1945, serta berpedoman pada haluan negara dengan ikut mengisi kemerdekaan, mencerdaskan kehidupan
2
bangsa
dan
mempercepat
pembangunan
nasional
demi
kemajuan
dan
kesejahteraan masyarakat.
Partisipasi pemuda dalam pembangunan berarti memberikan kesempatan pada pemuda
untuk
memenuhi
berbagai
keinginan
dan
harapan-harapanya.
Pembangunan merupaka masalah bersama dimana diperlukan peran aktif masyarakat terutama pemuda.
Partisipasi pemuda dalam pembangunan berarti telah ikut serta dalam mengembangkan keterampilan dalam kehidupan kelompok dimana terpupuk rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama.
Di dalam masyarakat, pemuda
merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa. Pemuda yang dimaksudkan disini adalah pemuda yang berusia 18-30 tahun, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Kaum muda yang dianggap insani dan ahli waris serta penerus cita-cita bangsa, perlu mempersiapkan diri menjadi kader bangsa agar tetap menjadi generasi muda yang rasial, berbudi pekerti luhur memiliki keterampilan serta beranggung jawab demi masa depan.
Membentuk suatu pembangunan bukan hanya peningkatan sumber daya manusia yang dapat diperoleh melalui latihan dan pendidikan serta penguasaan iptek melalui bangku pendidikan. Sebaiknya jangan sampai lupa memperhitungkan bahwa sebelum memasuki pendidikan perlu disiapkan pembinaan sikap mental
3
yang bersifat mendasar yang harus dimulai pada masa kanak-kanak didalam lingkungan keluarga. Sikap mental yang benar itu nantinya yang menjadi alat untuk menggali sumber daya yang ada dalam tubuh anak-anak serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesungguhnya yang ditingkatkan itu bukanya sumbernya melainkan daya yang ada dalam diri. Dengan demikian, berarti sumber daya itu telah tersedia dan tersimpan pada setiap orang. Beberapa besarnya yang tersimpan itu, baik secara individu maupun kolektif tidak dapat diketahui, tidak dapat diragukan lagi bahwa kekuatan daya itu amat besar sekali dan terus berkembang. Setiap manusia memiliki potensi yang besar dan tidak terlihat, sehingga sehingga masih banyak dari manusia itu sendiri kurang menyadari potensi potensi yang dimilikinya dan masih perlu digali.
Potensi mempunyai rangkaian yang erat dengan pembangunan karena dengan penggalian pemanfaatan dari potensi ini oleh pemuda dengan bimbingan aparat desa maka tahap demi tahap pembangunan menunjukan hasil-hasil positif bagi pemuda dan dengan adanya potensi manusia dapat menghasilkan suatu karya dan ketrampilan yang dapat memajukan pembangunan.
Bangsa Indonesia selalu menekankan pentingnya asas pemerintahan dalam langkah-langkah pembangunan, namun dalam realisasinya masih tersendat-sendat. Keadaan seperti ini menuntut adanya keterampilan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di desa, dengan demikian akan terbentuk lapangan kerja. Pengembangan sumber daya alam setempat dapat juga dilakukan dengan memberi nilai tambah pada sesuatu yang tadinya tidak berharga. Hal ini hanya
4
bisa dilakukan jika
pengetahuan, keterampilan dan kepekaan memadai atau
dengan kata lain pengembangan sumber daya alam membutuhkan perlunya pengembangan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya sangat ditentukan oleh sikap mental manusia jadi jelasnya bahwa kualitas sumber daya tidak hanya ditentukan oleh keahlian seseorang saja.
Program-program pembangunan desa hendaknya program yang mencerminkan kebutuhan dan kepentingan bersama, jangan sampai program pembangunan hanya mendukung kepentingan minoritas tertentu
saja program-program
yang
dikehendaki oleh masyarakat akan memicu semangat ikut serta dalam kegiatan pembangunan tersebut, tetapi sebaliknya program pembangunan yang tidak dikehendaki oleh rakyat dapat menimbulkan perilaku memusuhi, menumbuhkan sikap acuh tak acuh, sikap membiarkan kerusakan-kerusakan pada bangunan yang dibangun. Perilaku sikap mental yang dilahirkan dapat dilihat seketika. Tetapi, keadaan atau kualitas dari mental itu sendiri tersimpan dalam diri manusia. Kualitas mental hanya dapat ditentukan dengan bukti-bukti nyata kadang-kadang memakan waktu yang cukup panjang untuk sampai pada suatu pemberian nilai yang disebut nilai mentalitas atau nilai manusianya. Sikap dalam bentuk fisik adalah tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik sedangkan, sikap dalam bentuk non fisik yang sering juga disebut mentalitas merupakan gambaran keadaan kepribadian seseorang yang tersimpan yang mengendalikan setiap tindakan. Secara sederhana bahwa mentalitas atau sikap mental itu searah atau tidak searahnya perbuatan seseorang dengan hati nuraninya. Pembangunan non fisik merupakan suatu bentuk realisasi yang dilakukan pemuda dalam waktu yang akan datang. Pembangunan non fisik dapat direalisasikan
5
dalam partisipasi dalam setiap kegiatan di desa misalnya partisipasi dalam penyuluhan, pertanian, perikanan, kesehatan, dan partisipasi dalam musyawarah dalam pembangunan yang ada di desa. Manfaat dalam partisipasi dalam pembangunan non fisik sebenarnya dirasakan oleh pemuda itu sendiri tetapi para pemuda kurang menyadarinya.
Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, keterbatasan lapangan kerja dan adanya sikap mental yang statis, pasif, suka bermalas-malasan, kurang disiplin, kurangnya inisiatif serta ide-ide untuk meningkatkan hasil karya dengan cara kerja atau sarana kerja yang efektif dan efisien.
Seperti yang terjadi di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah. Pemuda yang ada di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah sikap mental dalam pembangunan dapat digolongkan
statis dan pasif berdasarkan
penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 20 oktober 20011. Partisipasi pemuda dalam kegiatan-kegiatan non fisik yang ada di desa masih dirasakan kurang, misalnya kurangnya partisipasi dalam musyawarah dalam pembangunan fisik dan kurangnya partisipasi dalam organsasi karang taruna dan risma.
6
Dalam pembangunan yang diadakan oleh pihak pemerintah pusat yang bekerjasama dengan aparat desa, dimana dalam kegiatan tersebut melibatkan pemuda seperti penyuluhan pertanian dan perikanan karena sebagian penduduk di desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah adalah petani dan dalam kegiatan tersebut
diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian
masyarakat tersebut.
Pemuda mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk ikut serta dalam berpartisipasi dalam pembangunan di desa. Sebagai generasi bangsa yang mampu memberikan ide-ide kreatif dan inovatif untuk dapat memajukan pembangunan di desa dalam bentuk fisik maupun non fisik. Tetapi faktanya masih kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik
banyak kegiatan yang
diselenggarakan demi meajukan pembangunan desa. Untuk lebih jelasnya kurangnya partisipasi pemuda dapat dilihat pada tabel di bawah ini
7
Tabel 1. Presentase kurangnya partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan non fisik di Desa Kelirejo Lampung Tengah Tahun 2011 NO Pembangunan non fisik
I Pemuda yang aktif
II Pemuda yang non aktif
III Pemuda yang ada di desa kalirejo
1.
Musyawarah - Kerja bakti
15
337
352
2 3
Karang taruna Risma
26 20
326 332
352 352
Sunber : Dokumentasi Kantor Kepala Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di desa tersebut. Di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah jumlah pemuda adalah 352 orang, pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan musyawarah dalam pembagunan desa berjumlah 15 orang, yang berpartisipasi
dalam karang taruna berjumlah 26 orang, yang
berpartisipasi dalam risma berjumlah 20 orang. Dapat disimpulkan bahwa faktor intern dan faktor ekstern menjadi penyebab rendahnya partisipasi pemuda di desa tersebut. Faktor intern yang berasal dari dalam diri pemuda tersebut yaitu tingkat kemampuan dan kemauan pemuda dalam pembangunan non fisik masih rendah, sedangkan faktor ektern yaitu tingkat inisiatif kepemimpinan di desa masih rendah sehingga kurang mampu mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik. Disamping itu partisipasi rakyat yang disebabkan oleh jauhnya desa dari pusat adminitrasi pembangunan yang juga rendah.
8
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik. 2. Rendahnya tingkat inisiatif pemimpin desa dalam mendorong pemuda dalam pembangunan non fisik. 3. Kurangnya pembinaan dan dorongan
aparat desa untuk mengikutsertakan
pemuda berpartisipasi. 4. Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pemuda. 5. Kurangnya kesadaran pemuda dalam kegiatan pembangunan non fisik. 6. Kuranganya sosialisi pemerintah desa tentang pentingnya pembangunan non fisik.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas maka peneliti membatasi permasalahan pada faktor-faktor kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Lampung Tengah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
9
kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Lampung Tengah E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.
2.
Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoretis
1. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan yang berada pada lingkup kajian pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji masalah hak dan kewajiban generasi muda sebagai warga negara.
b. Secara Praktis 1. Secara praktis kegunaan penelitian ini yaitu memberikan dorongan kepada pemuda untuk meningkatkan partisipasi dalam kegiatan pembangunan non fisik di desa dan Menumbuhkan sikap positif bagi pemuda terhadap partisipasi pembangunan nasional serta memiliki pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan. 2. Sebagai salah satu referensi atau sumber pustaka bagi semua pihak yang akan melakukan penelitian lanjut, baik dari praktisi pendidikan tentang
10
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda dalam kegiatan non fisik di Desa Kalirejo Lampung Tengah
F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya Pendidikan dan Kewarganegaran yang berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Generasi Muda sebagai Warga Negara.
2. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.
3. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitan ini adalah pemuda yang ada di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.
5. Ruang Lingkup Waktu Ruang Lingkup waktu penelitian adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan
oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung sampai selesai penelitian ini.
11