BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ISK merupakan infeksi yang serius dan penting pada anak. Angka kejadiannya sekitar 3-5% pada perempuan dan 1% pada laki-laki sampai usia 5 tahun dan mencapai puncaknya selama masa bayi dan periode toilet training. Penelitian oleh Naseri et al. (2007) menyebutkan kejadian ISK tertinggi pada usia 2 bulan sampai 24 bulan. Gejala ISK pada anak tidak khas. Demam (≥38 C) tanpa disertai gejala lain merupakan gejala ISK yang sering muncul pada anak usia 2 bulan hingga 2 tahun. Gejala lain yang bisa menyertai antara lain muntah, nyeri perut, buang air kecil sering, nyeri saat buang air kecil, failure to thrive, prolonged jaundice dan hematuria (AAP, 1999). Daerah periuretra merupakan area yang penuh dengan kolonisasi kuman anaerob maupun aerob dari traktus gastrointestinalis yang berfungsi sebagai pertahanan normal melawan mikroorganisme patogen. Faktor risiko utama terjadinya ISK adalah stasis urin yang dapat merusak keseimbangan tersebut (Fahimzad et al., 2010). Penggunaan popok sekali pakai (diaper) saat ini menjadi trend pada anak usia di bawah 3 tahun, hal ini karena diaper dinilai praktis dan mudah menggunakannya namun harganya relatif mahal dibandingkan dengan popok kain. Indonesia merupakan negara pengguna diaper terbesar ke empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat (Richer, 2005).
1
Ada beberapa tipe diaper yaitu tipe standar dan daya serap tinggi. Diaper tipe standar menggunakan fiber cellulose saja sebagai penyerap air sedangkan diaper daya serap tinggi menggunakan SAP sebagai bahan penyerap air. Polimer daya serap tinggi berasal dari asam akrilik dan ikatan silang yang dipolimerisasi. Polimer ini mampu menyerap dan mempertahankan cairan dalam jumlah yang banyak dalam satu tempat (Buchholz and Peppas, 1994). Penelitian
yang dilakukan oleh Fahimzad et al. (2010) menyebutkan
bahwa penggunaan diaper daya serap tinggi merupakan faktor risiko ISK pada anak perempuan. Penelitian ini membandingkan tipe diaper yang berbeda dengan angka kejadian ISK pada anak perempuan. Hasilnya menyebutkan bahwa anak yang menggunakan diaper daya serap tinggi lebih berisiko menderita ISK secara signifikan dibandingkan dengan tipe standar. Hal ini diduga karena pada penggunaan diaper daya serap tinggi ventilasi di daerah genital kurang dibanding tipe diaper lain dan ISK muncul melalui mekanisme ascenden akibat kolonisasi kuman virulen di daerah periuretra. Penelitian serupa oleh Nuutinen et al. (1996) menyebutkan hal sebaliknya yaitu perbedaan tipe diaper (daya serap tinggi, standar dan popok kain) serta perbedaan nursing habits bukanlah faktor risiko yang signifikan untuk menimbulkan ISK pada anak. Penelitian ini menggunakan design kasus kontrol; anak yang dirawat dengan ISK pertama kali dianggap sebagai kasus dan anak yang dirawat karena alasan lain, terutama infeksi saluran nafas akut dan pembedahan elektif dianggap sebagai kontrol. Nilai ORnya adalah 0,95 (95%CI
2
0,62-1,46) untuk diaper daya serap tinggi, 1,04 (95%CI 0,69-1,57) untuk diaper tipe standar dan 1,00 (95%CI 0,46-2,16) untuk popok kain. Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin meneliti lebih lanjut hubungan antara penggunaan diaper daya serap tinggi dengan angka kejadian ISK pada anak karena penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Peneliti lebih khusus meneliti mengenai lama atau durasi penggunaan diaper tipe ini dengan kejadian ISK karena diaper daya serap tinggi merupakan tipe popok sekali pakai yang saat ini banyak digunakan di Indonesia, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat diaplikasikan secara luas pada masyarakat Indonesia. B. Rumusan Masalah Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat kontroversi hasil penelitianpenelitian sebelumnya. Penelitian oleh Fahimzad et al. (2010) menyebutkan bahwa penggunaan diaper daya serap tinggi meningkatkan risiko ISK pada anak perempuan, namun penelitian lain oleh Nuutinen et al. (1996) menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan diaper daya serap tinggi, standar dan popok kain dengan angka kejadian ISK. Pada kesempatan ini, penulis ingin meneliti lebih lanjut hubungan antara lama penggunaan diaper daya serap tinggi dengan angka kejadian ISK pada anak, sehingga dapat disimpulkan luaran yang diteliti dalam penelitian ini adalah: apakah anak yang menggunakan diaper daya serap tinggi > 4 jam sehari akan lebih berisiko terkena ISK dibanding anak yang menggunakan diaper ≤ 4 jam sehari?
3
C. Pertanyaan Penelitian Apakah anak yang menggunakan diaper daya serap tinggi > 4 jam memiliki risiko menderita ISK yang lebih tinggi dibanding anak yang menggunakan diaper ≤ 4 jam? D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara lama penggunaan diaper daya serap tinggi dengan angka kejadian ISK pada anak. E. Manfaat Penelitian Bagi kepentingan akademik dan ilmiah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko ISK pada anak yang menggunakan diaper daya serap tinggi. Penelitian ini bermanfaat bagi tenaga medis untuk memberikan edukasi kepada orang tua mengenai penggunaan diaper daya serap tinggi kepada orang tua pasien. Bagi pemerintah dan produsen diaper, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk melihat tingkat keamanan penggunaan diaper daya serap tinggi dalam menimbulkan ISK sehingga bermanfaat dalam pembuatan kebijakan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Bagi kepentingan penelitian, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. F. Keaslian Penelitian Adapun beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai infeksi saluran kemih dan diaper adalah sebagai berikut:
4
Tabel 1. Penelitian-penelitian mengenai ISK dan diaper No 1
Nama pengarang dan penerbit Fahimzad et al. (2010)
2
Sugimura et al. (2009)
3
Nuutinen et al. (1996)
Judul jurnal Diaper type as a risk factor in urinary tract infection in children Association between the frequency of disposable diaper changing and urinary tract infection in infants Type of nappy and nursing habits in acquiring acute urinary tract infection
Hasil Anak perempuan di bawah 2 tahun yang menggunakan diaper daya serap tinggi lebih sering menderita ISK dibandingkan yang memakai popok biasa (OR 3,29) Anak yang penggantian popok sekali pakai 4x sehari lebih sering terkena ISK dibanding anak yang penggantian popok sekali pakai 7x dalam sehari (P<0,0001)
Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara penggunaan tipe diaper (daya serap tinggi, standar dan popok kain) dan nursing habits yang berbeda terhadap angka kejadian ISK pada anak (OR 0,95;95%CI 0,62-1,46 untuk diaper daya serap tinggi, OR 1,04;95%CI 0,62-1,46 untuk diaper standar dan OR 1,00; 95%CI 0,46-2,16 untuk popok kain)
Perbedaan penelitian ini dibanding ketiga penelitian sebelumnya adalah peneliti menggunakan design penelitian yang berbeda dan meneliti lebih lanjut mengenai lama penggunaan diaper daya serap tinggi terhadap angka kejadian ISK. Peneliti memilih penggunaan diaper tipe daya serap tinggi karena saat ini diaper tipe ini yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Indonesia dan hasil penelitian sebelumnya masih tidak konsisten dalam menimbulkan ISK.
5