BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite 1970, Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval dalam kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami
istri,
menentukan
jumlah
anak
dalam
keluarga.
(Hartanto,2004) Macam-macam metode kontrasepsi ada dua macam yaitu metode sederhana tanpa alat dan dengan alat, sedangkan metode modern yaitu metode kontrasepsi hormonal. Metode kontrasepsi suntik termasuk metode kontrasepsi hormonal, metode kontrasepsi suntik ini ada dua macam yaitu metode suntik setiap tiga bulan dan metode suntik setiap satu bulan sekali. Kedua
metode
tersebut
masing-masing
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan. Dalam karya tulis ini akan lebih difokuskan pada metode kontrasepsi suntik tiga bulanan. Menurut Hartanto (2004), kenaikan berat badan pada akseptor suntik tiga bulan disebabkan karena pengaruh hormon progesteron akan mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak subcutan bertambah. Selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan meningkat. Umumnya pertambahan berat
badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5 kg dalam tahun pertama. Jenis kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang paling banyak dipakai wanita, dan salah satu efek sampingnya adalah peningkatan berat badan. Menurut hasil penelitian Depo Provera dari Depkes RI, terjadi kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3 sampai 2,9 kg. Kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik tiga bulanan (jenis Depoprovera). Namun tidak semua akseptor akan mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masingmasing individu. (Hartanto, 2004) Kenaikan berat badan berlebih (Obesitas) merupakan salah satu bentuk dari gizi lebih yang secara umum diartikan sebagai peningkatan rasio lemak, baik yang terlokalisir ataupun yang merata diseluruh tubuh. (Purwanti, 2002). Kenaikan berat badan merupakan permasalahan gizi kompleks yang tidak hanya disebabkan oleh satu atau dua faktor saja tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor utama yaitu faktor genetik, psikologis, lingkungan dan aktivitas fisik. (Moehyi, 1997) Prosentase pemakai kontrasepsi menurut SDKI 2003-2004 yang menjadi akseptor KB Suntik 27,8 %, Pil 13,2 %, IUD 6,2 %, Implan 4,3 %, MOW 3,7 %, MOP 0,4 %, Kondom 0,9%. Berdasarkan data ini, kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah kontrasepsi suntik yaitu
2
sebesar 27,8 % dan paling sedikit adalah kondom yaitu sebesar 0,9 %. (BKKBN, 2003) Menurut hasil penelitian Sandy Isna (2005), dikelurahan Ngemplak terdapat Pasangan Usia Subur (PUS) 92 pasangan. Yang menjadi akseptor KB suntik 39 orang. Keadaan badan akseptor setelah mengikuti KB suntik 3 bulan yang mengalami peningkatan berat badan lebih dari 5 kg sebanyak 13 akseptor (33,33 %), yang mengalami peningkatan berat badan kurang dari 5 kg sebanyak 19 akseptor (48,72 %), sedangkan yang tidak mengalami peningkatan dan penurunan sebanyak 7 akseptor (17,95 %). (BKKBN, 2003) Sedangkan di BPS Yati Agustianingsih Kebonagung Demak pada tahun 2008 terdapat Pasangan Usia Subur
(PUS) 80 pasangan, dan
semuanya menjadi akseptor KB. Akseptor KB suntik sebanyak 50%, pil 11,25%, IUD 12,5%, Implant 15%, MOW 10%, Kondom 1,25%. Dari data tersebut yang mengalami peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat sebanyak 70 %, yang mengalami penurunan berat badan 7%, sedangkan yang tidak mengalami penurunan dan peningkatan berat badan sebanyak 23 %. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu diteliti Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Berat Badan Ibu Sebelum dan Sesudah Menggunakan KB Suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat Di BPS Yati Agustianingsih Kebonagung”
3
B. PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah “Berapakah Peningkatan Berat Badan Ibu Sesudah Menggunakan KB Suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat Di BPS Yati Agustianingsih Kebonagung Demak?”
C. TUJUAN PENELITIAN 1.
Tujuan Umum Mengetahui
rata-rata
peningkatan
berat
badan
ibu
sesudah
menggunakan KB suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat di BPS Yati Agustianingsih Kebonagung Demak. 2.
Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan responden yang menggunakan KB suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat di BPS Yati Agustianingsih Kebonagung Demak. b. Mengetahui peningkatan berat badan ibu yang menggunakan KB suntik
Depo
Medroxy
Progesteron
Asetat
di
BPS
Yati
Agustianingsih Kebonagung Demak. c. Mengetahui rata-rata peningkatan berat badan ibu sesudah menggunakan KB suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat selama satu tahun di BPS Yati Agustianingsih Kebonagung Demak.
4
D. MANFAAT PENELITIAN 1.
Bagi Pendidikan a. Dapat digunakan sebagai bahan acuan pada penelitian selanjutnya b. Sebagai bukti pembelajaran dalam menerapkan teori yang diperoleh.
2.
Bagi Pelayanan Kesehatan Dapat memeberikan informasi untuk membantu penelitian berikutnya dan pelayanan kebidanan pada Ibu yang menggunakan KB suntik pelayanan kebidanan Depo Medroxy Progesteron Asetat untuk masa yang akan datang.
3.
Bagi Peneliti a. Dapat digunakan sebagai studi pustaka. b. Dapat mengembangkan pola pikir dan menerapkan hasil penelitian.
4.
Bagi Masyarakat Memberikan gambaran tantang peningkatan berat badan yang terjadi pada ibu yang menggunakan KB suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat.
5