BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Word Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa langkah terbaik menjaga kesehatan bayi dan ibunya adalah pemberian ASI Eksklusif setidaknya sampai usia 6 bulan. ASI Eksklusif bukan hanya semata didasarkan pada pertimbangan bahwa ASI Eksklusif adalah makanan terbaik bagi bayi, akan tetapi juga menjadi bagian integral dari proses reporoduksi yang memiliki implikasi penting bagi kesehatan ibu yang menyusui. Dan pemberian ASI selama 6 bulan justru mendorong pertumbuhan bayi yang optimal (http://antara news.com/berita/707172/capaian-asieklusif-dipontianak-rendah) ASI Eksklusif merupakan sumber gizi yang ideal karena komposisinya seimbang secara alami dan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, sehingga ASI Eksklusif merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi kualitas dan kuantitasnya, disamping murah, mudah didapat dan juga pemberiannya bisa dilakukan setiap hari makanan pertama yang terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Kandungan gizinya yang tinggi dan adanya zat kebal didalamnya, membuat ASI Eksklusif tidak tergantikan oleh susu fomula yang paling hebat dan mahal sekalipun, selain itu ASI Eksklusif juga tidak pernah basi, selama masih dalam tempatnya. Terkait itu, ada satu hal yang disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI
1
2
Eksklusif bagi bayi. Akibatnya program pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara optimal.(yuliarti.2010). Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI Eksklusif bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI Eksklusif memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI Eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru (Wahyuni,2011). Angka kematian bayi dan balita di Indonesia sudah mencapai 50-60 persen. Hal tersebut dikarenakan masalah kekurangan gizi. Bahkan tingkat kematian bayi juga meningkat 10 kali lipat saat ibu meninggal dan melahirkan. Dengan hasil data seperti itu, maka pencapaian Target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) bagi Indonesia sulit terjangkau. Ketua Sentra Laktasi Indonesia Dr. Utami Roesli, Sp.A. MBA, IBCLC mengatakan hampir 9 juta anak setiap tahunnya, lebih dari 24.000 anak setiap hari di dunia terenggut nyawanya sebelum menginjak usia 5 tahun. Dua di antaranya meninggal di hari kelahiran. Menurutnya salah satu pencapaian MDGs 2015 adalah pemberian air susu ibu (ASI). Hal ini yang harus dicegah untuk pencapaian MDGs 2015. Menurutnya ada hubungan antara pencapaian MDGs dengan masa keemasan anak. Pada masa keemasan anak, makanan adalah hal utama. Menurutnya ada 4 hal untuk pencapaian MDGs. Pertama adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan melakukan rawat gabung selama 2 jam. Kedua, adalah pemberian ASI Eksklusif,
3
makanan pendamping ASI dari makanan lokal,"bubur buatan sendiri " Keempat adalah ASI hingga anak usia 2 tahun. Salah satu indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortility Rate (IMR). Dari hasil penelitian AKB ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain, terutama gizi. Kekurangan zat-zat gizi pada makanan bayi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhann dan perkembangan. Di samping itu bayi menjadi lebih rentan terhadap penyakit infeksi dan dapat mengakibatkan kematian bayi. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapatkan perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). (Notoatmojdo,2004) Hasil penelitian oleh para pakar menunjukkan bahwa gangguan pertumbuhan pada awal pertumbuhan balita, antara lain disebabkan kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan, pemberian makanan tambahan terlalu dini atau terlalu lambat, makanan tambahan tidak cukup mengandung energi dan zat gizi mikro terutama mineral, besi dan seng, perawatan bayi yang kurang memadai dan ibu tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya (Supriyono, 2008). Dampak bagi bayi jika tidak diberikan ASI Eksklusif , selama 13 minggu pertama dalam kehidupannya memiliki tingkat infeksi pernafasan dan infeksi saluran cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi lain yang diberikan ASI secara Eksklusif. Menurunnya tingkat infeksi saluran cerna ini tetap bertahan bahkan sesudah selesai masa pemberian ASI dan berlanjut hingga tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak Selain itu, bayi-bayi yang tidak
4
diberikan ASI Eksklusif mudah terkena penyakit - penyakit lain yang berhubungan dengan kekebalan tubuh. (Melani,2010) Word Health Organization (WHO) dan The united nation childrens’ fund (UNICEF) pada tahun 2009 menargetkan pemberian ASI Eksklusif di Asia sebesar 55% tetapi data WHO pada Eropa pencapain hanya 19,8 %. Di indonesia bayi yang menyusui ASI Eksklusif sampai 6 bulan hanya 35 % dan target dari kementrian kesehatan republik indonesia pada tahun 2015 minimal ibu menyusui bayi secara Eksklusif sebesar 80 % (http://antaranews.com/ berita707172/capaianasieklusif-dipontianak-rendah) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012 didapatkan Cakupan ASI Eksklusif 49,6 % dan masalah gizi masih tingginya angka gizi buruk, kurus juga masih menjadi masalah. Prevalensi balita kekurangan gizi 23,7%, dan anak kurus 14,2%, jika kita bandingkan dengan kategori masalah gizi menurut WHO maka kondisi masalah gizi di Aceh tergolong kategori sangat tinggi dan serius. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2012 didapatkan jumlah ibu menyusui < 6 bulan sebanyak 2.517 orang sedangkan yang memberikan ASI secara Eksklusif 0-6 bulan hanya 415 orang (15,48 %). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kopelma Banda Aceh Tahun 2012, didapatkan jumlah ibu menyusui <6 bulan
dari 6 desa
berjumlah 220 orang sedangkan yang memberikan ASI secara Eksklusif 0-6 bulan hanya 28 orang (12,72 % ). Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013 dari 10 orang ibu
5
menyusui, 3 orang ibu mengatakan mengerti tentang ASI Eksklusif , 3 orang Ibu berpendidikan dengan tamatan SMA, dan 7 lainya Tidak mengerti tentang ASI Eksklusif dan berpendidikan dengan tamatan SLTP. Ibu mengatakan sering mendengar tentang ASI Eksklusif dari TV dan bidan kan tetapi ibu belum sepenuhnya memahami tentang manfaat, dan keuntungan pemberian ASI secara Eksklusif serta efek bagi bayi jika tidak diberikan ASI secara Eksklusif, sehingga Ibu tidak mau memberikan ASI secara Eksklusif kepada bayinya dikarenakan ASI kurang banyak dan ibu merasa bayinya tidak akan kenyang jika hanya diberikan ASI saja, tanpa adanya makanan pendamping dan Ibu sering menggantikan ASI dengan makanan pendamping seperti pisang dan susu formula. Ibu beranggapan pemberian susu formula lebih mudah serta dikarenakan ibu sibuk dengan pekerjaan rutinitas sehari- hari/IRT. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti judul tentang “Bagaimanakah Gambaran faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah gambaran faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif Bagi bayi. Di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013?
6
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi di Puskemas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus 1.1 Untuk mengetahui gambaran faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi di tinjau dari Pendidikan 1.2 Untuk mengetahui gambaran faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi di tinjau dari Informasi
D. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan
melatih peneliti dalam
mengembangkan pengetahuan berfikir secara objektif dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut 2. Bagi Responden/Ibu Dapat menjadi salah satu sarana informasi sehingga ibu menyusui lebih mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif bagi bayi serta manfaat yang terkandung dalam ASI Eksklusif
7
3. Bagi institusi Pendidikan Dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi di perpustakaan dan penelitian ini dapat di jadikan acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah makanan pertama yang terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Kandungan gizinya yang tinggi dan adanya zat kebal didalamnya, membuat ASI Eksklusif tidak tergantikan oleh susu fomula yang paling hebat dan mahal sekalipun. selain itu ASI Eksklusif juga tidak pernah basi, selama masih dalam tempatnya. Terkait itu, ada satu hal yang disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi. Akibatnya program pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara optimal,(yuliarti.2010). Menurut UNICEF dan WHO, ASI Eksklusif adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan makanan alamiah yang sempurna. ASI Eksklusif merupakan makanan yang aman dan terjamin kebersihannya karena langsung diberikan kepada bayi dalam keadaan segar . Dengan demikian bayi tidak mudah terserang gangguan pencernaan makanan seperti diare, muntah dan sebagainya. (UNICEF,2009) Manfaat Gizi bagi bayi, pada umumnya bayi lahir setelah dikandung selama kurang lebih 40 minggu, dengan berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada minggu pertama berat badan akan menurun, kemudian naik terus menerus sesuai bertambahnya umur, kecepatan kenaikan berat badan pada
9
setiap triwulan tidak sama, demikian juga pertambahan panjang badan. Faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi normal adalah masukan makanan yang kualitas maupun kuantitasnya baik selain untuk tumbuh kembang bayi dan untuk menjaga kesehatan bayi dan mencegah timbulnya berbagai penyakit.(Arif,2009) 1.1.Pengertian a. ASI adalah satu satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi dari usia 0-2 tahun. ASI merupakan makanan bayi yang tidak dapat digantikan oleh apa pun bahkan oleh susu formula yang paling hebat dan mahal sekalipun. b. ASI Eksklusif atau lebih tepat dengan pemberian ASI secara Eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI saja tanpa adanya makanan tambahan lain yang dianjurkan sampai enam bulan dan di susui sedini mungkin yang diberikan pada bayi 0-6 bulan tanpa makanan atau cairan yang lain (Yuliarti,2010) 1.2.Manfaat ASI Eksklusif ASI Eksklusif bermanfaat bukan hanya untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga dan negara. a. Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi 1. ASI Eksklusif sebagai nutrisi ASI Eksklusif merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI Eksklusif adalah cairan hidup yang
10
mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, virus, parasit dan jamur. Dengan tata laksana menyusui yang benar , ASI Eksklusif sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. 2. ASI Eksklusif meningkatkan kecerdasan Dengan memberikan ASI secara Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. 3. ASI Eksklusif meningkatkan Jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. 4. ASI Eksklusif mengurangi kejadian karies dentis Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi di bandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi
11
b. Manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi ibu 1.
Mengurangi perdarahan setelah melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang
2. Mengurangi Terjadinya Anemia Mengurangi kemungkinan terjadinya anemia karena kekurangan zat besi menyusui mengurangi perdarahan 3. Menjarangkan kehamilan Menyususi merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup berhasil. 4. Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyususi yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali keukuran sebelum hamil 5. Lebih cepat langsing Kembali Karena
menyusui
memerlukan
energi
maka
tubuh
akan
mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. 6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai berumur 2 tahun atu lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekiktar 25 %
12
c. Manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi keluarga 1.
Aspek ekonomis ASI Eksklusif tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Asfek Psikologis Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga 3. Asfek Kemudahan ASI Eksklusif dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu d. Manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi negara 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam pemberian ASI Eksklusif menjamin status gizi bayi serta kesakitan dan kematian anak menurun 2. Mengurangi subsidi Untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang , karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dari infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk biaya anak sakit
13
3. Mengurangi devisa negara untuk membeli susu formula ASI Eksklusif dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8.6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membelikan susu formula 4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa Anak yang mendapat ASI Eksklusif dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. (Suradi,2004) 1.3. Komposisi yang terkandungan dalam ASI Eksklusif a. Protein Protein dalam ASI Eksklusif mencapai kadar yang lebih tinggi dari cakup untuk pertumbuhan optiaml, sementara ASI Eksklusif juga mengandung muatan yang mudah larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang. b. Lemak Seperti halnya substansi protein dalam ASI Eksklusif dapat membantu absorsi lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI Eksklusif sepenuhnya dipahami tetapi diperkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi tubuh dalam menangani suatu substansi di kemudian hari
14
c. Karbohidrat-Laktosa Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa dalam ASI Eksklusif , laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi, asupan laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai terjadi pada bayi yang bersifat mudah marah, gelisah dan konsistensi feces encer. d. Vitamin ASI Eksklusif memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya bervariasi sesuai dengan alat maternal penting bagi bayi untuk mendapatkan kolostrum dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut diperoleh dari pemancaran sinar matahari selama 30 menit setiap minggu ke kepala dan tangan mengasilkan vitamin D yang cukup e.
Mineral Zat besi di dalam ASI Eksklusif berikatan dengan protein yang tidak terkait jika terdapat kadar seng dan tembaga.
1.4. Kareteristik ASI Eksklusif Terdapat tiga bentuk ASI Eksklusif dengan karakteristik dan komposisi yang berbeda yaitu : a.
Kolostrum Adalah ASI yang keluar pada hari hari pertama setelah kelahiran bayi, berwarna kekuning kuningan, cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
15
payudara setelah melhirkan (4-7 hari) yang berbeda karektristik fisik dan komposisnya dengan ASI matang volume 150-300 ml/hari b. ASI Transisi/ Peralihan Adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-2 hari ) dimana keadaan lemak dan laktosa lebih tinggi dari kadar protein, mineral lebih rendah c. ASI Matang ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. (Wati, 2012) 1.5.Hormon Dan refleks yang menghasilkan ASI Eksklusif a. Prolaktin (Hormon perangsang produksi ASI ) Kelenjar hipofesa bagian depan yang berada didasar otak menghasilkan hormon prolaktin. Prolaktin akan merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi ASI dari gudang ASI. Ransangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan memacu hipofesa anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam aliran darah. Prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI, makin sering bayi mengisap makin banyak prolaktin dilepas oleh hipofesa, makin banyak pula ASI yang diproduksi oleh sel kelenjar b. Oksitosin (Hormon yang mengeluarkan ASI) Hormon oksitosin berasal dari bagian belakang kelenjar hipofisis, seperti halnya prolaktin (Depkes RI,2005)
16
B. Konsep Dasar Menyusui 1.1. Pengertian Menyusui adalah cara optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imonologi dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun- tahun berikutnya. (Varney,2007) 1.2. Posisi dan Perlekatan Menyusui Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring (Yuliarti, 2010)
Gambar 2 :1 Posisi menyusui sambil berdiri yang benar
17
Gambar 2:2 Posisi menyusui sambil duduk yang benar.
Gambar 2:3 Posisi menyusui sambil rebahan yang benar.
18
1.3.Langkah- Langkah Menyusui yang benar Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai.
Gambar 2:4. Cara meletakkan bayi
Gambar 2:5 Cara memegang payudara.
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
19
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 2:6 Cara merangsang mulut bayi.
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar
20
Gambar 2:7 Perlekatan yang benar
Gambar 2:8 Perlekatan yang salah
1.4. Ciri- Ciri Bayi Menyusui Dengan Benar a. Bayi tampak tenanga b. Badan bayi menempel pada perut ibu c. Dagu bayi menempel pada payudara d. Mulut bayi terbuka cukup lebar
21
e. Areola yang kelihatan lebih luas dibagian atas dari pada bagian bawah f. Bayi ketika mengisap ASI cukup dalam penghisapannya, lembut dan tidak ada bunyi g. Puting susu tidak terasa nyeri h. Kepala dan bayi berada dalam satu garis lurus i.
Kepala bayi tidak pada posisi tengadah. (Depkes RI, 2005)
1.5.Faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif a. Perubahan sosial budaya 1. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya 2. Meniru teman, tetangga yang memberikan susu botol 3. Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya b. Faktor psikologis 1. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita 2. Tekanan batin c. Faktor fisik ibu d. Faktor kurangnya informasi dari petugas kesehatan di masyarakat kurang mendapatkan penerangan tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif (IDAI,2009) 1.6.Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif menurut Baskoro (2008) : a. Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan b. Mempelajari tentang tata laksana menyusui yang benar c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya d. Memilih tempat melahirkan
22
e. Memiliki tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara Eksklusif f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti Klinik laktasi atau konsultasi untuk persiapan apabila kita menemukan kesukaran g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI Eksklusif
dan
menyusui
C. Konsep Pengetahuan 1.1.Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba,. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan
seseorang.
Meningkatnya
pengetahuan
dapat
menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang, pengetahuan juga membentuk kepercayaan seseorang serta sikap terhadap suatu hal. Perilaku yang didasari pengetahuan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari pengetahuan ( Notoatmodjo,2005) Pengetahuan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku dan keyakinan seseorang, selain itu kemampuan kognitif membentuk cara berfikir seseorang, meliputi kemampuan untuk mengerti faktor-faktor yang berpengaruh dalam kondisi sakit dan praktek kesehatan personal.
23
Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang arti kesehatan dan manfaat dari fasilitas kesehatan maka akan semakin besar pula keinginan untuk fasilitas kesehatan (Potter dan Perry,2005). Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil pengguna pancainderanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek teretentu.(Mubarak.2011) Menurut Chomaria (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif adalah Pengetahuan yang mengatakan prilaku modern adalah suatu perilaku yang efektif, serta efisien. Jadi seorang ibu yang cenderung memberikan asupan bayinya dengan susu formula tanpa alasan yang tepat (karena sakit menular, karena beban kerja diluar yang tidak bisa ditinggalkan, karena sakit keras), maka termasuk tindakan yang tidak modern, namun kenyataan yang terjadi banyak ibu yang merasa dirinya berfikiran modern dan maju memandang susu formula lebih hebat dari pada ASI Eksklusif untuk anaknya. Hal ini merupakan pandangan yang tanpa dasar, serta terlihat jika sang ibu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ASI Eksklusif.
24
Menurut Ambarwati (2004) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : pengetahuan ibu. 1.2.Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang termasuk kedalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata d.
Analisis (Analysis) Analis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponem - komponem yang masih saling terkait dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.
25
e. Sintesis (synthesis) Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. f. Evaluasi (evaluation) Evalausi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau objek. 1.3.Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang
lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang , semakin mudah pula mereka menerima informasi , dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya , jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan mengahambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai nilai yang baru diperkenalkan. (Mubarak, 2011) Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan
mempengaruhi
proses
belajar,
makin
tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. (Notoadmojdo,2007)
26
b. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru, informasi baru yang di dapat
merupakan
pengganti
pengetahuan
yang
telah
diperoleh
sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya (Mubarak.2011) Pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki makna, Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang (Hidayat,2007) Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah,
27
tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Hidayat, 2007).
28
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Menurut mubarak (2011) terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu diantarnya ialah : pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Karena keterbatasan waktu dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas tentang pendidikan dan informasi dalam hubungannya terhadap tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif Bagi bayi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pendidikan Ibu
Pengetahuan Ibu Menyususui Tentang ASI Eksklusif
Informasi
Gambar 3:1 Kerangka Konsep
29
B. Definisi Operasional N o
1.
Variabel
Dependent Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
Defenisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
Pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif
Membagikan kuesioner dengan kriteria Tinggi bila : 76-100 % Sedang bila: 51-75 % Rendah bila : < 25 % dengan Nilai skor benar : 1 salah : 0
Kuesioner
Ordinal
Membagikan kuesioner dengan kriteria Tinggi bila : DIII-S1 Menengah bila: SMA sederajat Dasar bila : SD-SMP Membagikan Kuesioner dengan kriteria Sering jika jawaban ≥4 Tidak Sering jika jawaban <4
Kuesioner
Tinggi Sedang Rendah
Independen 1.
2.
Pendidikan
Informasi
Tingkat pendidikan yg diselesaikan oleh ibu dan mendapatkan ijazah.
Informasi yg didapatkan ibu dari petugas kesehatan dan media informasi
Tinggi
Ordinal
Menengah Dasar
Kuesioner
Sering Tidak sering
Ordinal
30
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat Deskriptif
dengan menggunakan desain cross
sectional, yaitu suatu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui Bagaimanakah “Bagaimanakah gambaran faktor - faktor yang berhubungan dengan tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013
B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu menyusui di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini dikategorikan dalam kategori populasi infinit yaitu dimana populasi tidak mempunyai jumlah tidak terhingga (Nazir, 2005)
2.
Sampel
31
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang menyusui 0-6 bulan di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Adapun teknik dalam pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling Pengambilan sampel dengan kriteria : 1. Ibu yang bersedia menjadi responden 2. Ibu yang bisa membaca 3. Ibu yang menyusui 0-6 bulan
C. Tempat Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 10 juni sampai dengan 24 juni Tahun 2013 di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh
D. Pengumpulan Data 1. Tehnik Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer diperoleh langsung dari lokasi penelitian mengenai gambaran faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi, dengan cara membagikan kuesioner yang mengharuskan responden untuk menjawab beberapa pertanyaan dengan cara melakukan pengisian kuesioner. b. Data sekunder
32
Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh dan berbagai reverensi dari buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini
2. instrument Penelitian Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berjumlah 12 soal yang terdiri dari 10 pertanyaan pengetahuan, 1 informasi dan 1 pendidikan a. Variabel pengetahuan yang disusun dengan menggunakan skala Guttman yaitu benar dan salah, dengan interprestasi penilaian apabila jawaban benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 b. variabel pendidikan menggunakan skala likert tinggi jika DIII-dan S1,Menengah SMA/MAN/sederajat, Dasar SD/SLTP. c. Variabel Informasi jika jawaban Sering ≥ 4 dan Tidak Sering < 4
E. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan data Menurut Hidayat, (2009), pengolahan data melalui langkah – langkah sebagai berikut : a. Editing Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan semua kuesioner secara teliti apakah semua pertanyaan telah terisi/ dijawab oleh responden seperti memeriksa kesesuaian jawaban apakah data sudah cukup konsisten
33
atau logis. Dari semua lembaran kuesioner yang dikumpulkan tidak ditemukan ketidak lengkapan pengisian, karena ketika melakukan pengumpulan data peneliti langsung memeriksa kuesioner ketika telah siap diisi
b. Coding Pada tahap ini peneliti memberi kode secara berurutan dalam kategori yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada responden sehingga memudahkan pengolahan data. Kode yang digunakan pada penelitian ini adalah kode responden yang diawali dengan no 1 untuk responden pertama sampai 50 untuk responden terakhir c. Transfering Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan sub variabel yang diteliti. d. Tabulating Pada
tahap
ini
kegiatan
yang
peneliti
lakukan
adalah
mengelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi sesuai dengan variabel yang diteliti. 2. Analisa data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa yang di gunakan untuk menjabarkan secara deskriptif untuk
34
melihat distribusi variabel yang di teliti baik vairaibel dependen maupun independen. Data yang didapat dari pengisian kuesioner dianalisa secara deskriptif, kemudian menghitung persentase dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi menurut Budiarto (2002), yaitu sebagai berikut : P
fi x100% n
Keterangan : P
= Persentase
fi
= Frekwensi teramati
n
= Jumlah responden menjadi sampel
100% = Bilangan tetap
35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Kopelma Darussalam terletak di dusun sederhana, Desa Kopelma Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh yang mempunyai jarak 8 km dari pusat kota dan berbatasan dengan : a.
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Jeulingke Kec. Syiah Kuala Kota Banda Aceh
b.
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar
c.
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Kec. Ulee Kareng
d.
Sebelah Utara
: Dengan Selat Malaka
Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Darussalam seluas 7,376 Ha, yang meliputi 6 (enam) desa dan 23 (dua puluh tiga) dusun, dengan jumlah jiwa 19.726 jiwa, terdiri dari penduduk laki- laki 9.707 jiwa dan penduduk wanita 10.019 jiwa, jumlah kepala keluarga 5221.
Data Demografis Tentang Umur dan Pekerjaan Ibu Menyusui 0-6 bulan Di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh
36
1. Pekerjaan
No Pekerjaan 1 2
%
Ibu Rumah Tangga PNS Total
f 40 10 50
80,0 20,0 100
F 12 38 50
% 24,0 76,0 100
2. Umur
No Umur 1 22>25 Tahun 2 26>39 Tahun Total
B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil Penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Kopelma Darussalam Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang berisikan pertanyaan Pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif, sebelum membagikan kuesioner, peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, maka dapat diperoleh sebagai berikut : a.
Pengetahuan
Tabel 5.1 Ibu Menyusui 0-6 bulan Berdasarkan Aspek Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013
No
Tingkat Pengetahuan
f
%
1
Tinggi
27
54,0
2
Sedang
18
36,0
3
Rendah
5
10,0
50
100
Total
37
Berdasarkan Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa dari 50 Responden ibu menyusui 0-6 bulan di Puskesmas Kopelma Darussalam Mayoritas dengan kategori Pengetahuan Tinggi sebanyak 27 orang (54,0 %)
b. Pendidikan Tabel 5.2 Ibu Menyusui 0-6 bulan Berdasarkan Aspek Pendidikan Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013
No
Tingkat Pendidikan
f
%
1
Tinggi
14
28,0
2
Menengah
27
54,0
3
Dasar
9
18,0
50
100
Total
Berdasarkan Tabel 5.2 Menunjukkan bahwa dari 50 Responden
ibu
menyusui 0-6 bulan di Puskesmas Kopelma Darussalam Mayoritas dengan kategori Pendidikan Menengah sebanyak 27 orang ( 54,0 %) c. Informasi Tabel 5.3 Ibu Menyusui 0-6 bulan Berdasarkan Aspek Informasi Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013
No
Tingkat Informasi
f
% 38,0
100
1
Sering
2
Tidak Sering
18 32
Total
50
62,0
38
Berdasarkan tabel 5.3 Menunjukkan bahwa dari 50 responden ibu menyusui 0-6 bulan di Puskesmas Kopelma Darussalam Mayoritas dengan kategori Informasi Tidak sering sebanyak 32 orang ( 62,0 %)
a. Pendidikan dengan pengetahuan Tabel 5.4 Tabulasi Silang Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu menyusui 0-6 bulan Tentang ASI Eksklusif Bagi Bayi Di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013
No
Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif Tinggi Sedang Rendah Total
Pendidikan
1
Tinggi
f 7
% 53,8
f 5
% 38,5
f 2
% 7,7
f 14
% 100
2
Menengah
16
59,2
10
37,0
1
3,8
27
100
3
Dasar
4
44,4
3
33,4
2
22,2
9
100
Total
27
54,0
18
36,0
5
10,0
50
100
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 27 Ibu menyusui 0-6 bulan dengan Pendidikan Menengah mayoritas pengetahuan Tinggi sebanyak 16 orang (59,2 %), Pendidikan Menengah mayoritas pengetahuan Sedang sebanyak 10 orang (537,0 %) dan pendidikan Menengah mayoritas pengetahuan Rendah sebanyak 1 (3,8 %) orang
b.
Informasi dengan pengetahuan
Tabel 5.5 Tabulasi Silang Informasi dengan Pengetahuan Ibu menyusui 0-6 bulan Tentang Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi Di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh Tahun 2013
39
No
Informasi
Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif Tinggi Sedang Rendah Total
1
Sering
f 14
% 77,7
F 1
% 5,6
f 3
% 16,0
f 18
% 100
2
Tidak Sering
13
40,6
17
53,2
2
6,2
32
100
27
54,0
18
36,0
5
10,0
50
100
Total
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 32 Ibu menyusui 0-6 bulan dengan Informasi Tidak sering Mayoritas Pengetahuan Tinggi sebanyak 13 orang (51,8 %), Informasi Tidak sering Mayoritas pengetahuan Sedang sebanyak 17 orang (53,2 %) dan Informasi tidak sering Mayoritas Pengetahuan Rendah sebanyak 2 orang (6,2 %)
C. Pembahasan
1. Gambaran Faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif Bagi bayi ditinjau dari Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan dari 50 Responden dapat dilihat bahwa sebanyak 27 Ibu menyusui 0-6 bulan dengan Pendidikan Menengah mayoritas pengetahuan Tinggi sebanyak 16 orang (59,2 %) dan Pendidikan Menengah mayoritas pengetahuan Sedang sebanyak 10 orang (537,0 %) dan pendidikan Menengah mayoritas pengetahuan Rendah sebanyak 1 (3,8 %) orang. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi
40
pendidikan seseorang , semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya , jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan mengahambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai nilai yang baru diperkenalkan. Mubarak (2011) Menurut Undang – undang RI No.20 (2003) pendidikan berarti jenjang pendidikan formal yang pernah diikiuti seseorang, dimana bila ibu mempunyai pendidikan yang tinggi kemungkinan memeberikan ASI Eksklusif kepada bayinya lebih besar bila dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Menurut Hasil penelitian Nurul Faiza (2010) Tentang pendidikan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pengetahuannya, Pendidkan dengan kategori Tinggi sebanyak 20 orang (37,7 %) sedang 15 orang (28,3 %) dan rendah 18 orang (6,25%) Menurut hasil penelitian Maharani (2013) dari 36 responden Ibu Menyusui 0-6 bulan Di Puskesmas Lhong, mayoritas berpendidikan Menengah sebanyak 18 orang (50,0) Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuannya. Namun, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Tidak sesuai dengan Teori mubarak (2011). Ibu yang berpendidikan menengah juga memiliki pengetahuan tinggi . Karna dari hasil pembagian kuesioner dan wawancara meskipun ibu tersebut berpendidikan
Menengah,
tetapi tingkat pengetahuannya Tinggi, ibu tersebut tidak hanya tau tentang ASI Eksklusif akan tetapi juga mengetahui mamfaat pemberian ASI Eksklusif, tinggi rendahnya pengetahuan ibu bukan hanya dilihat dari tingkat pendidikan terakhir,
41
tetapi juga dapat dilihat dari proses penerimaan ibu terhadap suatu objek atau objek tertentu. Teori Notoadmojdo (2007) dengan temuan peneliti pada saat melakukan penelitian Rata- rata tingkat pengetahuan Ibu sudah sampai mau mengaplikasikan terlihat ibu- ibu mau memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Dari hasil observasi ketika penelitian, peneliti melihat Rata- rata ibu yang berpengetahuan menengah ini tidak bekerja, sehingga lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk membawa bayinya ke puskesmas dengan teratur.
2. Gambaran Faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui 0-6 bulan tentang ASI Eksklusif Bagi bayi ditinjau dari Informasi Berdasarkan Hasil penelitian yang telah dilakukan Menunjukkan dari 50 Responden dapat dilihat bahwa dari 32 Ibu menyusui 0-6 bulan dengan Informasi Tidak sering Mayoritas Pengetahuan Tinggi 13 orang (51,8 %), Informasi Tidak sering Mayoritas pengetahuan Sedang 17 orang (53,2 %) dan Informasi tidak sering Mayoritas Pengetahuan Rendah sebanyak 2 orang (6,2 %) Pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki makna, Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang (Hidayat,2007)
42
Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Novarian,200) yang mengatakan bahwa pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang didapat oleh ibu tentang ASI Eksklusif. Menurut hasil penelitian Sri mauliza yani (2010) dari 88 Responden Ibu menyusui 0-6 bulan Di Puskesmas Pekan Baro, mayoritas Informasi tidak sering sebanyak 54 orang (61,4 %) Peneliti berasumsi semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin mudah untuk ia mendapatkan informasi, Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Teori Notoadmojdo (2007) dengan temuan peneliti pada saat melakukan penelitian Rata- rata tingkat pengetahuan Ibu sudah sampai mau mengaplikasikan terlihat ibu- ibu mau memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
43
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan Hasil penelitian ditinjau dari segi pengetahuan ibu yang menyusui 0-6 bulan dengan kategori Tinggi sebanyak 27 orang( 54,0 %,) kategori sedang berjumlah 18 0rang (36,0 %), dan kategori rendah berjumblah 15 orang (10,0 %).
2. Berdasarkan hasil penelitian ditinjaun dari segi pendidikan ibu yang menyusui 0-6 bulan dengan kategori Tinggi berjumlah 14 orang (28,0 %), kategori menengah sebanyak 27 orang (54,0 %) dan kategori dasar berjumblah 9 orang ( 18,0 %).
3. Berdasarkan hasil penelitian ditinjau dari segi Informasi Ibu yang menyusui 0-6 bulan dengan kategori sering berjumlah 19 orang (28,0 %) dan
tidak sering
berjumlah 31 orang (62,0 %).
B. Saran 1. Diharapkan kepada ibu - ibu yang menyusui untuk lebih meningkatkan pengetahuannya dari berbagai media informasi dan meyakini bahwa dengan memberikan ASI saja dari usia 0-6 bulan, karana hanya ASI Eksklusif makanan yang terbaik bagi bayi 2. Bagi institusi kesehatan (khususnya bidan) agar sering memberikan penyuluhan pada ibu- ibu yang menyusui tentang pentingnya ASI Eklusif. 3. Untuk peneliti lain agar melakukan penelitian yang berkelanjuatan yang lebih baik.
44