BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pemahaman merupakan suatu kemampuan seseorang yang telah mampu mengartikan, menerjemahkan, dan menyampaikan sesuatu yang telah seseorang pelajari dengan benar dan mampu dipahami dengan baik. Menurut Susanto (2015, hlm.208) mengemukakan bahwa “Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham, yang menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak, pendapat, aliran, mengerti benar.” Seseorang mengartikan atau memahami pengetahuan yang banyak dengan benar yaitu dengan berbagai bentuk pemahaman dan dengan cara yang berbeda. Jika dilihat dari faktor umur pemahaman seseorang dapat di ukur dengan batas umurnya, seperti pada orang dewasa memahami sesuatu tanpa bantuan orang lain pun mampu, sedangkan anak-anak tanpa bantuan orang lain akan sulit untuk memahami sesuatu dengan baik. Dengan bantuan orang lain anak-anak akan memiliki kemampuan memahami sesuatu dengan baik, pada umumnya umur anak-anak dari 0 sampai 12 tahun, 0-6 anak masih diberi bantuan oleh orang tuanya sedangkan dari umur 6-12 tahun anak akan dibantu oleh gurunya di sekolah untuk belajar, berlatih, dan untuk memiliki kemampuan memahami sesuatu dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Susanto
(2015,
hlm.208)
bahwa
“Dalam
pembelajaran
pemahaman
dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain, pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan.” Jadi, kemampuan pemahaman itu sangat diperlukan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran pun bermanfaat bagi siswa. Seperti pembelajaran matematika di sekolah dasar, Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK
pada umumnya siswa menganggap pembelajaran matematika itu sulit dibandingkan mata pelajaran yang lain, karena mata pelajaran matematika selalu berhubungan dengan rumus dan rumus tersebut melainkan dihapal bukan untuk dipahami oleh siswa. Hal tersebut membuat siswa bosan bahkan takut untuk mengikuti proses pembelajaran dikelas. Untuk menciptakan terjadinya belajar mengajar yang aktif, produktif dan efesien untuk meningkatkan pemahaman siswa agar siswa senang dan mudah memahami konsep materi yang diberikan oleh guru, disinilah peran guru untuk lebih kreatif merancang pembelajaran agar proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa bermakna dan dapat dipahami. Proses pembelajaran disini merupakan proses berkembangnya potensi siswa yang berlangsung pada satuan pendidikan formal untuk pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar (SD) merupakan tempatnya transfer ilmu dari guru ke siswa dan ilmu yang siswa dapatkan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran matematika di SD, pada umumnya menggunakan macam-macam media dan
model pembelajaran, agar siswa memahami
konsep materi yang diberikan. Salah satu materi yang menggunakan media dan model pembelajaran yaitu materi mengenal sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana yaitu balok dan kubus pada kelas IV semester 2. Materi mengenal sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang memerlukan benda konkrit untuk membantu dan mempermudah siswa menunjukkan mana yang termasuk sifat dan jaring-jaring balok dan kubus mana yang bukan. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap siswa di kelas IVB dan wawancara peneliti dengan wali kelas IVB yaitu dengan ibu Siti Nur’ariyani, S.Pd di SDN Serang 11, peneliti mendapatkan hasil bahwa dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana, guru dalam memberikan konsep materinya masih menggunakan metode konvensional siswa pun secara keseluruhan dalam proses belajarnya masih belajar secara individual tidak berkelompok. Dan untuk penggunaan media guru menggunakan media, akan tetapi media untuk Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK
proses pembelajaran tidak disediakan oleh pihak guru maupun pihak sekolah, melainkan siswa sendiri yang membawa media dari rumah yang sebelumnya di tugaskan oleh guru untuk proses belajar mengajar. Dan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas IVB bahwa siswa siswi kelas IVB siswa siswinya kurang aktif untuk mengikuti pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika. Jadi hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan wali kelas IVB diatas dalam proses pembelajarannya peneliti menyimpulkan, bahwa proses belajar mengajarnya kurang mengembangkan potensi siswa, dimana siswa ditugaskan membuat media untuk belajaarnya di rumah, sedangkan guru tidak tahu bagaimana cara siswa membuat media tersebut. Hal diatas, apakah guru tahu bahwa siswa membuat sendiri media pembelajarnnya? Nah, Alangkah baiknya guru yang menyediakan atau memfasilitasi media tersebut. Dan untuk metode pembelajarannya pun masih menggunakan pembelajaran konvensional guru masih menyampaikan konsep materi dengan metode ceramah dan demonstrasi, siswa pun secara keseluruhan belajar secara individual tidak berkelompok. Proses pembelajaran secara individual membuat siswa sulit memahami materi khususnya dalam materi mengenal sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana karena pembelajaran secara individual lebih mandiri yang pada umumnya siswa sulit memahami materi dibandingkan pembelajaran berkelompok siswa lebih aktif karena adanya komunikasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya untuk berdiskusi mengenai materi yang diberikan oleh guru. Dan hasil data yang dapat peneliti peroleh di SDN Serang 11 dikelas IVB pada hari Jum’at tanggal 29 Januari 2016 bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat dan jaring-jaring pada bangun ruang sederhana pada tahun 2015 tahun lalu yaitu 50% dari 41 siswa. Dan untuk setiap tahunnya tingkat pemahaman siswa pada materi tersebut dari tahun ketahun menurun. Pada tahun 2015 tahun lalu 50% dari 41 siswa, pada tahun 2014 tingkat pemahamannya sedang yaitu 74% dari 35 siswa dan pada tahun 2013 tingkat pemahamannya baik yaitu 85% dari 48 siswa. Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK
Pembelajaran matematika khususnya materi sifat-sifat dan jaringjaring
bangun
ruang
sederhana
sebaiknya
proses
pembelajarannya
menggunakan media yang disediakan oleh guru, sebagai benda nyata yang mampu untuk mempermudah siswa memahami materi. Selain media, disini teramat penting pula metode yang di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional pun cukup baik alangkah baiknya pergunakan metode atau model pembelajaran yang menarik perhatian siswa untuk lebih merespon dan membantu siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran dikelas dalam penggunaan model pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa SD karakteristik tersebut salah satunya yaitu bermain. Model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa SD mengarahkan peneliti untuk menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Trhowing. Model pembelajaran tipe Snowball Throwing ini membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Miftahul (2014, hlm.226) mengemukakan bahwa “Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.” Dengan penerapan model Snowball Trhowing diharapkan dapat meningkatakan keaktifan dan pemahaman materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana dalam pembelajaran matematika. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing juga telah diteliti oleh Sunny Sufiyah, Januwardana,dkk dan Suardika, p. dkk. Dan hasil penelitian pun terbukti efektif
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengadakan penelitian eksperimen yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Matematika SD (Penelitian Eksperimen di kelas IV SDN Serang 11).” Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK
B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan yang diuraikan pada latar belakang masalah, maka fokus permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Snowball
Throwing
Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Matematika SD (Penelitian Eksperimen di kelas IV SDN Serang 11 Kecamatan Serang Kota Serang)”. Pertanyaan utama tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model snowball throwing dengan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran menggunakan model snowball throwing?
2.
Apakah
model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat
meningkatkan pemahaman siswa? 3.
Bagaimana keaktifan siswa
yang mendapat proses pembelajaran
menggunakan model snowball throwing dengan yang tidak?
C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat pemahaman siswa pada konsep mengenal sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana
dengan
menggunakan
model
Snowball
Throwing
pada
pembelajaran matematika SD di kelas IV B SDN SERANG 11 di Kota Serang. Secara khusus tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model snowball throwing dengan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran menggunakan model snowball throwing. 2. Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan pemahaman siswa atau tidak. 3.
Untuk mengetahui keaktifan siswa yang mendapat proses pembelajaran menggunakan model snowball throwing dengan yang tidak.
Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Guru Sekolah Dasar Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan sosialisasi kepada teman satu profesi sebagai bahan acuan dalam merancang pembelajaran yang baik, dan penelitian ini juga mampu diterapkan dalam pembelajaran pada mata pelajaran matematika menggunakan konsep snowball throwing. 2. Bagi Siswa Dari penelitian ini, siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru pada konsep mengenal sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana dengan menggunakan model snowball throwing sebagai dasar untuk mempelajari matematika. Dan dapat mengembangkan kemampuan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran melalui model snowball throwing. 3. Bagi Peneliti Dari penelitian ini, peneliti sebagai calon guru mendapatkan penglaman baru dalam melakukan pembelajaran matematika dengan menggunkan model snowball throwing untuk meningkatkan pemahaman siswa SD.
E. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengadakan penelitian tentang penerapan sebuah model pembelajaran yaitu model kooperatif tipe snowball throwing untuk proses belajar mengajar di SD. Dan siapa yang akan menjadi objek dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas IVB sejumlah 28 siswa, karena dari hasil wawancara peneliti terhadap wali kelas IVB menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas IVB cenderung dalam proses belajarnnya kurang aktif dan kurang antusias untuk merespon pembelajaran. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April tahun 2016. Rencana untuk Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK
penelitian ini, akan dilakukan pada kelas IVB di SDN Serang 11 di jalan. Adikara Perumnas Ciracas Serang. Mengapa dilakukan penelitian ini? Karena dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti terhadap siswa-siswi kelas IVAB di SDN Serang 11, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, guru tidak menggunakan model-model pembelajaran yang meningkatkan minat siswa untuk belajar dan pada akhirnya siswa kurang antusias, siswa sulit untuk mengikuti proses pembelajaran, dan siswa sulit untuk memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru. Jadi, peneliti akan melakukan penelitian sebuah model pembelajaran yaitu model kooperatif tipe snowball throwing untuk di terapkan pada siswa-siswi kelas IVB agar siswa dapat meningkatkan pemahamannya dalam memahami konsep pembelajaran yang diberikan oleh guru, penelitian ini dilakukan empat kali pertemuan. Pertemuan pertama peneliti memberikan pretest untuk mengetahui hasil pembelajaran yang diberikan oleh guru sebelum siswa diberikan treatment. Pertemuan kedua dan ketiga, siswa diberikan treatment yang sama dengan materi yang berbeda adapun materi yang diberikan adalah sifat-sifat dan jaring-jaring kubus dan balok Dan pertemuan keempat yaitu siswa diberikan posttest, untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep materi yang diberikan oleh peneliti dengan menggunkan model snowball throwing.
F. Definisi Operasional 1. Pembelajaran dengan model snowball throwing pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe snowball throwing ini salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa, dan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran khususnya materi mengenal sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana. Dengan model pembelajaran snowball throwing, siswa mampu bertukar pikiran dan ide dengan teman sekelompoknya untuk memahami konsep materi yang diberikan oleh guru sehingga pembelajarannya pun bermakna bagi siswa. Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK
2. Kemampuan pemahaman matematika Kemampuan pemahaman matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman matematika siswa yang diperoleh dari hasil tes yaitu pretest dan posttest setelah diberikannya treatment pada kelas eksperimen yaitu model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Dan kelas kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional.
Titin Novita, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNTUK