perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Target dari Millenium Development Goals (MDGs) 2015, salah satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi atau Balita (AKB), serta meningkatkan kesehatan ibu. Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi, dan untuk menciptakan keluarga yang sehat. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan Rakornas penguat sistem kesehatan, kependudukan, dan keluarga berencana dalam pencapaian target MDGs 2015 (Depdiknas, 2009). Program Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang dasar dan utama bagi wanita. Pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu di dalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena dengan Mutu Pelayanan Keluarga Berencana berkualitas akan meningkatkan tingkat kesejahteraan, kesehatan bayi dan anak serta kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah kontrasepsi (Prawiryoharjo, 2006). commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Di Indonesia terdapat berbagai macam metode Keluarga Berencana (KB) seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi suntikan, kontrasepsi pil, kondom, dan kontrasepsi mantap, metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan pilihan akseptor (Sarwono, 2008). Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan masyarakat adalah KB hormonal suntikan (injectables) Depo Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) atau suntik 3 bulanan, setelah mendapatkan penyuntikan ada sebagian akseptor KB suntik mengeluh terjadi penambahan berat badan dan sering merasa takut apabila suntikan menyebabkan ketidaksuburan permanen bahkan kelainan janin, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang amenorea sekunder dan peningkatan berat badan yang merupakan sebagian efek samping dari KB suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat. Sebuah penelitian melaporkan peningkatan berat badan lebih dari 2,3 kilogram pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap hingga mencapai 7,5 kilogram selama enam tahun (Varney, 2007). Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu diinformasikan bahwa klien dianjurkan untuk diet bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan kemudian anjurkan metode kontrasepsi lain dan untuk masalah amenorrea sekunder apabila klien tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu, dijelaskan bahwa darah haid tidak terkumpulkan dalam rahim, commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menghentikan penyuntikan apabila terjadi kehamilan ektopik kemudian segera rujuk klien (Dyah, Sujiyatini, 2009). Pemakaian
kotrasepsi suntik memperlihatkan
kecenderungan
peningkatan pada beberapa kurun waktu ini, berdasarkan data yang diperoleh dari BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret 2012 jumlah peserta KB aktif sebanyak 429.736 orang. Spesifikasi dari seluruh kabupaten DIY yaitu Kabupaten Sleman 116.780 orang (27,18 %), Kabupaten Kulonprogo 52.236 orang (12,15 %), Kabupaten Gunung Kidul 106.578 orang (24,80 %), Kabupaten Bantul 120.397 orang (28,02 %) dan di kota Yogyakarta 33.745 orang (7,85 %). Menurut laporan BKKBN DIY (2012) bahwa jumlah PUS sebanyak 550.753 orang dan peserta KB aktif diwilayah DIY sebesar 429.736 orang, sedangkan jumlah PUS di Sleman 152.036 orang dan peserta KB aktif diwilayah Sleman 116.780 orang, yang menggunakan KB suntik 56.539 orang (48,81 %), IUD 30.498 orang (26,12 %), Pil 11.462 orang (9,82 %), Kondom 7.867 orang (6,74%), MOW 5.443 orang (4,66 %), implant 4.260 orang (3,65%), MOP 711 orang (0,61%). Partisipasi PUS di kota Sleman Yogyakarta dalam mengikuti program KB hampir mencapai target yang diharapkan. Angka target yang ingin dicapai 99,91% dan telah tercapai 77,32%, dengan rincian 20,24% IUD, 3,60% MOW, 0,47% MOP, 11,86% Kondom, 5,20%, implant, 37,43 % KB suntik, dan 7,5% KB Pil (BKKBN, 2012). commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RB Amanda, Gamping, Sleman, Yogyakarta seluruh kunjungan KB pada tahun 2011-2012 sebanyak 1.528 orang, sehingga kunjungan akseptor KB perbulannya sekitar 127 orang dengan akseptor KB suntik 3 bulan sebanyak 49,3%, KB suntik 1 bulan sebanyak 46,5%, KB Pil 1%, IUD 3%, Implant 0,1, dan Kondom 0,1%. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Lama Penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetat Dengan Peningkatan Berat Badan dan Terjadinya Amenorea Sekunder pada Akseptor KB Suntik Di RB Amanda, Gamping, Sleman Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana
Pengaruh Lama
Penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetat terhadap peningkatan Berat Badan dan Terjadinya Amenorea Sekunder pada akseptor KB suntik di RB Amanda, Gamping, Sleman, Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk menganalisis pengaruh lama penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetat terhadap peningkatan berat badan dan terjadinya amenorea sekunder pada akseptor KB suntik di RB Amanda, Gamping Sleman, Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya pengaruh lama penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetat terhadap peningkatan berat badan. b. Diketahuinya pengaruh lama penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetat terhadap terjadinya amenorea sekunder. c. Diketahuinya pengaruh lama penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetat terhadap peningkatan berat badan dan terjadinya amenorea sekunder.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan hasil yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritik Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang KB suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat terkait dengan lama penggunaan Depo Medroxy Progesterone Acetat, peningkatan berat badan dan terjadinya amenorea sekunder serta diterapkan bagi profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada wanita sesuai kebutuhannya. commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian terutama pada KB suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat. b. Bagi Bidan Menambah informasi bagi bidan mengenai efek samping KB suntik Depo
Medroxy
Progesterone
Acetat
khususnya
yang
berhubungan dengan peningkatan berat badan dan terjadinya amenorea sekunder sehingga dapat meningkatkan perannya dalam memberikan konseling kepada akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat.
E. Keaslian Penelitian Penulis mencatat terdapat penelitian yang terkait dengan penelitian yang sedang penulis lakukan. Penelitian tersebut yaitu : 1. Diana Purnamasari (2009) meneliti tentang “Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) dengan Perubahan Berat Badan Di BPS Yossi Trihana Jogonalan Klaten”. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling sebanyak 30 orang. Dari uji statistik dengan analisa korelasi spearman rank diperoleh nilai ρ hitung = 0,587. Harga ρ commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hitung lebih besar dari ρ tabel yaitu 0,364. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan perubahan berat badan. 2. Heni Maesaroh (2010) meneliti tentang “Perbedaan Siklus Menstruasi Berdasarkan Pemakaian Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Akseptor KB di BPS
Sri
Marwanti
Pandak
Bantul
Yogyakarta”.
Penelitian
ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian ini seluruh akseptor kunjungan ulang kontrasepsi hormonal selama 2 bulan yaitu 207 orang, dengan sampel 100 orang. Pengumpulan data dengan wawancara teknik analisa data dengan chi square (χ2). Analisis data perubahan siklus menstruasi setelah penggunaan alat kontrasepsi hormonal, diketahui adanya perbedaan yang signifikan (χ2=42,72; p=0,000). 3. Evi Diah Nurvitasarai (2009) meneliti tentang “Hubungan Tingkat pengetahuan tentang KB suntik Depo Medroxy Progesterone Acetat dengan Tingkat Kecemasan Akseptor Menghadapi Gangguan Haid di BPS Iswantini Moyudan Sleman 2009”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif populasi. Dalam penelitian ini 43 akseptor dengan jumlah sampel 30. Pengumpulan data dengan kuisioner teknik analisa data chi square (χ2). Pengambilan sampel dengan purposive sampling. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang terletak pada kriteria responden yang digunakan yaitu akseptor KB suntik atau hormonal, rancangan penelitian cross sectional dan analisa data commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan chi square (χ2). Sedangkan yang membedakan adalah metode penelitian yang digunakan, pengambilan sampel, tahun penelitian, dan tempat penelitian.
commit to user 8