BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan bisnis dan adanya pasar bebas memaksa perusahaan untuk membuat terobosan. Hal tersebut harus dilakukan agar mampu bersaing secara sehat. Prinsip kunci persaingan adalah kualitas total yang mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat waktu, estetika dan bentuk kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan yang terus menerus kepada pelanggan. Setiap unit usaha dituntut untuk meningkatkan mutu dan bekerja lebih efektif dan efisien agar mendapatkan hasil yang optimal sehingga tetap eksis di dunia usaha. Perubahan orientasi dari product oriented menjadi customer oriented menuntut manajemen untuk
memandang
organisasi
secara
komprehensif
sehingga
mampu
menghasilkan kinerja perusahaan yang baik, mempertahankan konsumen yang sudah ada dan menarik konsumen baru (Fatmanelly, 2010). Di masa yang lalu, Rumah Sakit dipandang semata- mata sebagai usaha sosial, namun seiring dengan meningkatnya pembiayaan dan tingkat kompetisi antar rumah sakit, serta semakin tingginnya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang bermutu dan terjangkau telah mengubah pandangan Rumah Sakit (Ilyas, 2002). Rumah Sakit merupakan suatu unit usaha pelayanan publik dengan ciri khas memberikan pelayanan medis serta merupakan institusi yang padat modal,
1
padat teknologi dan padat tenaga sehingga pengelolaan Rumah Sakit tidak bisa sebagai unit sosial semata, tetapi menjadi unit sosio ekonomi, tetap mempunyai tanggung jawab sosial tetapi dalam pengelolaan keuangannya menerapkan prinsip-prisip ekonomi. Perubahan paradigma tersebut membuat Rumah Sakit harus mempertanggungjawabkan kinerjannya secara total, baik kinerja layanan maupun kinerja keuangan dengan memperhatikan standar-standar kerja dan peningkatan mutu yang terus menerus (Evamairoza, 2006). Pembangunan sektor kesehatan menjadi penting peranannya dalam konteks pembangunan wilayah sejak UU No 22 tahun 1999 dan UU No 25 tahun 1999 direvisi menjadi UU No 33 tahun 2004 dan UU tentang otonomi daerah dan pembangunan keuangan pusat dengan daerah) karena tanggung jawab pemeliharaan kesehatan masyarakat ditumpukan kepada pemerintahan daerah otonom, dalam hal ini institusi yang paling bertanggung jawab adalah Rumah Sakit daerah (public hospital) (Evamairoza, 2006). Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen Rumah Sakit yang sangat penting dalam menyediaan pelayanan
kesehatan
secara
keseluruhan,
karena
ketidakefisienan
dan
ketidaklancaran pengelolaan obat akan memberi dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun secara ekonomi (Santoso, 1999). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sunan Kalijaga Kabupaten Demak adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Demak yang berlokasi di Jl. Sultan Fatah 669/50 Kecamatan Demak Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah. RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak merupakan Rumah Sakit tipe C, dengan kapasitas 184 tempat tidur, telah lulus akreditasi dengan 16 standar
2
pelayanan tahun 2010, telah menerapkan BPK BLUD tahun 2011 yang terdiri dari Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Intensif Care Unit, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Pemulasaraan Jenazah, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi Pendidikan dan Pelatihan (RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak, 2011). RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak merupakan pusat rujukan Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Demak. Adapun visi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak adalah menjadi Rumah Sakit kebanggaan masyarakat Demak dan sekitarnya, sedangkan Misinya mengutamakan kepuasan pelanggan sesuai standar pelayanan Rumah Sakit, mengembangkan pelayanan trauma center dan Rumah Sakit jemput pasien, mengembangkan sumber daya manusia secara berkelanjutan, menciptakan suasana dan lingkungan Rumah Sakit yang aman dan nyaman, menjalin kerja sama antar mitra kerja (RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak, 2011). Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRSUD) Sunan Kalijaga Kabupaten Demak sebanyak 30 orang terdiri dari 3 Apoteker dan 27 tenaga penunjang seperti Asisten Apoteker, dan tenaga Administrasi. Kemampuan (skill), pengalaman (Experience) dan kompetensi (Competence) sumber daya manusia Instalasi Farmasi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak perlu adanya peningkatan secara terus menerus dan analisis kinerja yang belum pernah dilakukan menyebabkan pencapaian kinerja yang telah dilakukan tidak dapat diketahui sehingga layak dilakukan penelitian.
3
adanya permintaan dari manajemen RSUD Sunan Kalijaga untuk dilakukan penelitian Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja telah diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1996) dalam organisasi masa depan yang dikenal dengan konsep Balanced Scorecard, merupakan alat manajemen kontemporer (contemporary management tool) yang dapat digunakan oleh organisasi sebagai indikator perubahan lingkungan yang semakin kompleks, lingkungan yang seperti itu menuntut untuk: 1. Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability. 2. Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan peta perjalanan untuk mewujudkan masa depan organisasi. 3. Menempuh langkah-langkah strategis dalam membangun masa depan organisasi. 4. Mengarahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh personel dalam membangun masa depan organisasi. Konsep Balanced Scorecard sangat relevan untuk mengukur kinerja Instalasi Farmasi saat ini, karena konsep tersebut dapat digunakan sebagai analisis yang dapat dimanfaatkan untuk memetakan masalah manajemen yang terjadi sehingga Instalasi Farmasi RSUD tersebut dapat menentukan posisinya saat ini, terutama dalam komparasi atau perbandingan dengan para pesaingnya. Di samping itu konsep Balanced Scorcard juga dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai keberhasilan Rumah Sakit (Trisnantoro, 2004). Balanced Scorcard merupakan sistem manajemen bagi perusahaan
untuk berinvestasi jangka panjang. Berbeda dengan
4
konsep lainya, Balanced Scorcard menentukan strategi organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi secara berimbang yang mencakup empat perspektif yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, proses bisnis internal, customer, serta keuangan (Yuwono dkk., 2002). Menurut Wahyuni dkk (2004), pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorcard bertujuan untuk mengetahui pencapaian sasaran yang diorganisir dalam empat perspektif yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, customer, proses bisnis internal, serta keuangan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang menganalisis kinerja dengan pendekatan Balanced Scorcard, melalui empat perspektif tersebut. Dalam rangka memberikan pelayanan bermutu melalui peningkatan kinerja secara berkesinambungan dan peningkatan kualitas SDM, diperlukan analisis kinerja yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas, peningkatan kinerja dapat tercapai jika diketahui pencapaian kinerja yang telah dilakukan, dan data yang didapat dijadikan dasar bagi perbaikan kinerja selanjutnya.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah kinerja Instalasi Farmasi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak sudah sesuai dengan Visi dan Misi Rumah Sakit, jika ditinjau dengan pendekatan Balance Scorecard melalui empat perspektif yaitu perspektif
5
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Instalasi Farmasi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak yang ditinjau dengan pendekatan Balanced Scorecard dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Menjadi sarana pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk mengetahui lebih lanjut tentang kinerja Instalasi Farmasi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak. Ditinjau dengan pendekatan Balanced Scorecard melalui empat perspektif yaitu perspektif pelanggan, perspektif finansial, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Bagi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah a. Sebagai masukan untuk penyusunan rencana strategis RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak.
6
b. Sebagai masukan untuk meningkatkan kinerja RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak. 3. Bagi Pihak Lain Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk para mahasiswa, dosen dan praktisi yang berkecimpung di dunia Rumah Sakit khususnya Rumah Sakit Pemerintah, serta pihak lain yang berkepentingan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pendukung bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian tentang penerapan Balanced Scorecard pada Rumah Sakit khususnya Rumah Sakit pemerintah.
7
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang juga membahas tentang Balanced Scorecard ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Penelitian Terdahulu No
Nama
1.
Liza 2001
2.
Listyawati 2008
3.
Frans (2007)
Judul Pengukuran Kinerja Apotik Koperasi Pegawai RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung dengan Pendekatan Balanced Scorcard. Analisis Kinerja Instalasi Farmasi RSU Negara Kabupaten Jembrana Bali dengan pendekatan Balanced scorecard
Evaluasi Kinerja Instalasi Farmasi RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja dengan pendekatan Balanced Scorcard ”.
Indikator a. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, b. Proses Bisnis Internal c. Customer d. Keuangan
a. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Produktivitas, Semangat Kerja, SIM) b. Proses Bisnis Internal (Dispensing Time, ketersediaan Obat, Pelabelan Obat, Informasi) c. Customer (Keterjaringan Pasien, Kepuasan Pasien, Identifikasi Kesenjangan Kualitas Pelayanan) d. Keuangan ( Nilai Penjualan, Nilai Pembelian, Growth Rasio on Sales) a. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ( tingkat Produktivitas Petugas IFRS, Semangat Kerja Personel IFRS dan Pengembangan SIM) b. Perspektif Proses Bisnis Internal (tingkat antrian, Tingkat Ketersediaan Obat, Dispensing Time, Proporsi obat diserahkan dengan label yang benar, Rata-rata waktu pemberian obat) c. Perspektif Customer (survey kepuasan pasien, tingkat keterjaringan pasien) d. Perspektik keuangan (Growth Rasio on Sales)
Perbedaan dengan penelitian ini Unit analisis yaitu di Rumah Sakit Swasta.
a. Unit analisis yaitu di Instalasi Farmasi RSU Negara Kabupaten Jembrana Bali b. Perspektif keuangan pada penelitian ini menggunakan ITOR c. Pertumbuhan pendapatan, kontribusi IFRS ke RS
a. Unit analisis pada penelitian adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah (IFRSUD) Sunan Kalijaga Kabupaten Demak, b. Pada perspektif keuangan dengan menggunakan ITOR, pertumbuhan pendapatan
8