BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bising merupakan faktor fisik lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory seperti stress psikologi dan kelelahan (Nugraha, 2005). Adanya gangguan pendengaran akibat bising berlangsung secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan pendengaran bersifat permanen atau irefersibel yang dikenal dengan noise induced hearing loss atau NIHL (Agustian, 1993). Sumber bising dapat berasal dari mesin-mesin seperti pabrik tekstil, penggergajian kayu, industri mebel, produk-produk yang menggunakan bahan baku logam dan industry otomotif yang dapat menghasilkan pajanan bising 90 dBA atau lebih (Harrianto, 2010). Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan hidup No. 46 tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan pada industri yaitu
70
dbA, adapun baku tingkat kebisingan yang dimaksud adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996). Dampak adanya paparan bising yang terus menerus dapat sebagai salah satu faktor stressor psikis dan fisik yang dapat diketahui dengan suatu pengukuran yang objektif seperti pengukuran tekanan darah atau tensi yang merupakan salah satu tanda vital atau vital sign yaitu tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan darah keseluruh tubuh yang sangat penting yang
1
2
dipengerahui oleh beberapa faktor dari tubuh sendiri maupun faktor luar tubuh atau lingkungan. Adanya suara bising keras yang ditimbulkan dari mesin pabrik yang terusmenerus dapat mengganggu proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh manusia dan akan memicu emosi yang tidak stabil hal ini akan mengakibatkan ketidakstabilan emosi yang selanjutnya akan menyebabkan seseorang mudah mengalami stres, apalagi jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah keseluruh tubuh. Dalam beberapa periode atau waktu yang lama tekanan darah akan naik, dan hal inilah yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi (Van Kempenet et al., 2002). B. Rumusan Masalah Bising dalam waktu yang lama dan kontinyu dapat mengakibatkan penurunan pendengaran dan merupakan faktor stressor psikis dan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi pendengaran, fisiologi tubuh, dan tekanan darah. Adanya stimulasi bising melalui mekanisme saraf simpatik dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah melalui peningkatan tahanan perifer total dan curah jantung, dengan adanya paparan yang berulang dan terus menerus dapat mempercepat perkembangan
perubahan
struktur
vascular
pembuluh
perifer
sehingga
menghasilkan kenaikan tekanan darah yang menetap sampai menuju tingkat hipertensi. Di samping karena suara bising, peningkatan tekanan darah dapat terjadi karena bertambahnya umur dan faktor keturunan. Merokok secara langsung
3
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, karena pengaruh nikotin dalam peredaran darah. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: Adakah korelasi tekanan darah dengan nilai ambang pendengaran di lingkungan bising mesin jahit pada pekerja pabrik konveksi? D. Keaslian Penelitian Van Kempen et al. (2002) melakukan meta analisis dari 43 penelitian epidemiologis yang dipublikasikan antara tahun 1970 sampai 1999 yang menyoroti hubungan antara paparan bising (lingkungan maupun industri) dengan tekanan darah. Dari meta-analisis didapat adanya perbedaan tekanan darah antara subyek yang terpapar bising dan tanpa paparan bising. Selain itu ditemukan juga hubungan yang signifikan pada paparan bising industri dengan tekanan darah tinggi dengan risiko relative terjadinya hipertensi 1,14 kali (95% CI = 1,01 ā 1,29) tiap kenaikan bising 5 dBA. Kenaikan signifikan tersebut ditemukan pada tekanan darah sistolik yaitu terdapat perbedaan peningkatan sebesar 0,51 mmHg/5 dBA. Sedangkan untuk diastolik kenaikannya tidak signifikan. Nugraha et al. (2005) melakukan penelitian pada 100 orang pekerja lakilaki di Plant 3-4 PT āIā. Penelitian menggunakan studi komparatif cross sectional dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok pajanan bising (ā„ 85 dB) dan kelompok nonbising (< 85 dB). Hasil penelitian menunjukkan 13% pekerja nonbising dan 30% pekerja terpajan bising menderita hipertensi. Dari penelitian
4
ini terdapat hubungan bermakna antara hipertensi dengan kebisingan (OR 2,2 CI 1,4-5,9). Kesimpulan: pekerja yang bekerja di lingkungan bising mempunyai risiko 2,2 kali menderita hipertensi daripada pekerja yang bekerja di lingkungan nonbising. Ni Chun-hui et al. (2007) melakukan penelitian dengan menghubungkan antara tekanan darah dan daya kembang (compliance) arteri dengan paparan suara bising okupasional pada pekerja wanita di pabrik tekstil. Jumlah sampel penelitian adalah 618 pekerja. Pengukuran tingkat bising menggunakan pengukur tingkat suara HS6288. Nilai kumulasi paparan bising (Cumulated Noise Exposure/CNE) dihitung berdasarkan intensitas bising dan lama periode terjadinya paparan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insidensi kehilangan pendengaran frekuensi tinggi (high frequency hearing loss/HFHL) sebesar 24,43%, sedangkan gangguan pendengaran frekuensi bicara (language frequency hearing impairment/LFHI) sebesar 0,81%. Kejadian hipertensi sebesar 7,93%. Kesimpulan: polusi suara dari pabrik tekstil adalah hal yang sangat serius dan memiliki suatu pengaruh yang besar terhadap fungsi pendengaran para pekerjanya. Para pekerja wanita dengan compliance arteri yang rendah atau yang dengan tekanan darah tinggi dapat mengalami kehilangan pendengaran, para pekerja dengan kehilangan pendengaran yang diinduksi suara bising dapat mengalami hipertensi jika terus menerus terpapar dengan suara bising industrial yang keras. E. TujuanPenelitian Penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara tekanan darah dengan nilai ambang pendengaran di lingkungan bising mesin jahit pada pekerja pabrik konveksi.
5
F. Manfaat Penelitian 1.
Bagi peneliti, medis dan ilmu pengetahuan Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu tentang
korelasi tekanan darah dengan nilai ambang pendengaran di lingkungan bising mesin jahit pada pekerja pabrik konveksi serta sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut. 2.
Bagi perusahaan dan tenaga kerja Setelah perusahaan dan tenaga kerja mengetahui bahaya akibat pemaparan
kebisingan akan mendorong untuk menanggulangi efek dari kebisingan tersebut, bagi tenaga kerja diharapkan dapat memahami tentang efek kebisingan terhadap kesehatan dan keselamatan sehingga dapat diantisipasi untuk mematuhi peraturan menggunakan alat pelindung diri seperti alat pelindung telinga.