BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi
kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan SKN ditekankan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, profesionalisme sumber daya manusia kesehatan, serta upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif (Kemenkes, 2012). Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Dalam laporan WHO tahun 2006, Indonesia termasuk salah satu dari 57 negara yang menghadapi krisis SDM kesehatan, baik jumlahnya yang kurang maupun distribusinya (Kemenkes, 2011). Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
1
Universitas Sumatera Utara
2
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Profil kesehatan RI, 2013). Puskesmas sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. pelayanan
kesehatan
Puskesmas tingkat
bertanggung jawab menyelenggarakan
pertama
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
berkesinambungan. Kinerja dari puskesmas sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan (Profil kesehatan RI, 2013). Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen dan menjadi kunci keberhasilan dalam kegiatan organisasional. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan
secara
efisien,
dibutuhkan
seorang
pemimpin
yang
mampu
membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pencapaian visi dan misi Puskesmas. Itulah sebabnya mengapa seseorang pimpinan perlu pula setiap waktu berusaha mengetahui apa yang menjadi kebutuhan pegawainya terutama dalam hubungan antara pegawai tersebut dengan pekerjaannya. Selain itu, pemimpin merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan jalannya roda organisasi, karena tanpa adanya faktor kepemimpinan yang berfungsi sebagai penggerak dalam pelaksanaan segala kegiatan, maka pencapaian tujuan organisasi tidak akan
berhasil. Dalam menjalankan
kepemimpinan tersebut, tentu ada seorang pemimpin yang mengatur/mengelola suatu organisasi agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan dengan baik dan dapat mencapai tujuannya. Seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas
Universitas Sumatera Utara
3
pelaksanaan kegiatan organisasi akan melakukan pengawasan, komunikasi, memotivasi serta melakukan koordinasi kepada bawahannya untuk menjaga kualitas hubungan dengan para pegawainya yang salah satunya dapat meningkatkan disiplin kerja pegawainya. Jika pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan nya secara efektif kepada bawahannya akan tercipta disiplin kerja pegawai yang tinggi. Sebaliknya jika pemimpin tidak menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif kepada bawahannya maka tingkat disiplin pegawai akan rendah. Puskesmas Andam Dewi berdiri pada tahun 2007. Puskesmas Andam Dewi terletak di kelurahan Rina Bolak Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah, berada sekitar 200 meter dari kantor Kecamatan Andam Dewi. Adapun cakupan wilayah kerja Puskesmas Andam Dewi terdiri dari 14 desa yaitu: Desa Rinabolak, Bondar Sihudon 1 dan 2, Lobutua, Sitiris-tiris, Ladang Tengah, Sawah Lamo, Uratan, Sosorgonting, Sirami-ramian, Pangaribuan, Sogar, Sijungkang, dan Sigolang. Berikut ini akan di jelaskan Jumlah pegawai di Puskesmas Andam Dewi.
Universitas Sumatera Utara
4
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Ketenagaan di Puskesmas Andam Dewi Tahun 2015 Jumlah No Jenis Pegawai Persentase(%) Karyawan Medis (Dokter Umum, Dokter 1. 2 4.34 Gigi) Penyuluh Kesehatan Masyarakat, 1 2.17 2. Apoteker 1 2.17 3. Bagian Gizi 2 4.34 4. Lab TB 1 2.17 5. Staf Puskesmas 11 23.91 6. Bidan 14 30.43 7. Non Medis (Tata Usaha) 4 6.52 8. Pegawai Tidak Tetap (Staf) 10 21.73 9. Jumlah 46 100 Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Andam Dewi Tahun 2015 Dari survei awal yang dilakukan pada bulan Agustus 2015, terhadap Puskesmas Andam Dewi yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, ditemukan permasalahan yaitu tingkat disiplin pegawai masih kurang baik. Hal ini terlihat dari kehadiran pegawai yang tidak sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan. Adapun jam kerja pegawai yaitu Senin – Sabtu (pukul 07.30 – 14.15 WIB). Namun pada kenyataannya, masih ada pegawai yang tidak mematuhi ketentuan jam kerja tersebut, datang ke puskesmas lewat dari jam masuk yang telah ditetapkan dan pulang dari puskesmas sebelum waktunya. Ini bisa mengakibatkan terjadinya penumpukan pasien karena tidak cepat di layani serta pasien yang datang ke puskesmas tersebut akan berkurang jumlah pengunjungnya. Selain itu, tingkat absensi (ketidakhadiran) pegawai pada jam kerja masih cukup tinggi per bulannya setiap pegawai puskesmas. Permasalahan lainnya yaitu petugas puskesmas banyak berada di salah satu kantin puskesmas pada jam kerja. Dan kondisi puskesmas yang tidak nyaman, karena pernah kejadian pada suatu
Universitas Sumatera Utara
5
waktu saat jam kerja berlangsung terjadi proses jual beli alat-alat dapur di dalam Puskesmas tersebut. Akibat kejadian tersebut pasien akan merasa tidak nyaman dengan kondisi di dalam puskesmas. Sementara permasalahan lainnya terlihat dari Kepala Puskesmas jarang berada di puskesmas karena memiliki praktik lain di salah satu Rumah Sakit daerah yang ada di Tapanuli Tengah. Kedisiplinan tidak lahir dengan sendirinya. Disiplin lahir, tumbuh dan berkembang melalui akumulasi pengalaman dan proses sosialisasi. Disiplin dibangun dari kepribadian yang matang dan identifikasi terhadap norma-norma kelompok masyarakat. Norma kelompok berfungsi menegakkan disiplin melalui fungsi pengawasan dan kontrol sosial disebut dengan pengawasan ekternal yaitu berupa pengawasan pimpinan, orang tua atau teman sekerja. Pengawasan internal datangdari dalam individu dan menghasilkan kontrol diri. Oleh karena itu kontrol diri mempunyai peran penting dalam membangun disiplin secara internal (Davis & Newstrom, 1985). Pimpinan juga bertanggungjawab untuk menciptakan iklim organisasi dalam rangka pendisiplinan preventif (self discipline). Dalam upaya ini pimpinan berusaha agar karyawan mengetahui dan memahami standar yang berlaku, karena apabila karyawan tidak mengetahui standar yangdiharapkan untuk mereka lakukan, perilaku mereka cenderung tidak menentu dan salah arah. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sogirin (2013), ada hubungan peranan kepemimpinan dengan motivasi kerja staf Puskesmas pada Puskesmas Kabupaten DATI II Rokan Hulu. Sedangkan hasil
Universitas Sumatera Utara
6
penelitian yang dilakukan oleh Dwinata (2015) “Ada pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap disiplin pegawai di Puskesmas Rambung”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal (2014), ada pengaruh pengawasan terhadap variabel disiplin kerja dikalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Fakultas Pertanian. Seorang
karyawan
yang
tidak
mendapatkan
kepuasaan
dalam
pekerjaannya yang bosan dengan tugas-tugasnya, cepat atau lambat akan tidak dapat diandalkan, menjadi tukang mangkir, atau buruk pretasi kerjanya. Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk penegtahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara koperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwinata (2015), mengatakan bahwaa disiplin kerja tidak lepas kaitannya dengan bagaimana pimpinan menjalankan perannya sebagai kepala organisasi. Pimpinan dinilai memegang peranan yang penting dan strategis terhadap disiplin kerja pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan latar belakang dari permasalahan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat disiplin kerja petugas di Puskesmas Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan maslah yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
7
1) Bagaimana gaya kepemimpinan kepala Puskesmas Andam Dewi kabupaten Tapanuli Tengah. 2) Bagaimanakah tingkat disiplin pegawai di Puskesmas Andam dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. 3) Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat displin pegawai di Puskesmas Andam dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas Andam dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. 2) Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja pegawai di Puskesmas Andam dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. 3) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai di Puskesmas Andam dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah : 1) Memberikan masukan kepada kepala Puskesmas Andam dewi dalam rangka peningkatan peranan kepemimpinan yang menjadi SDM untuk meningkatkan disiplin kerja dan produktivitas kinerja para pegawainya. 2) Memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak Puskesmas Andam Dewi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan pendekatan peranan kepemimpinan yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
8
3) Memberikan kontribusi pemikiran bagi upaya pemecahan masalah-masalah mengenai gaya kepemimpinan dan tingkat disiplin pegawai di Puskesmas Andam dewi Kabupaten Tapanuli Tengah.
Universitas Sumatera Utara